Wu Yuntian tidak dapat mengingat siapa yang menyegel meridian dan Akar Spiritualnya. Tetapi dia yakin bahwa kultivasi orang itu hanya berada di Alam Fana.
Entah itu ayahnya atau siapapun itu, dia tidak peduli.
Segel itu tidak kuat secara keseluruhan. Itu mungkin mampu menyegel kekuatan di dalam, namun tidak untuk kekuatan yang merusak dari luar.
Setelah sepuluh hari berlatih menggunakan metode Kitab Suci Ketenangan Jiwa, Wu Yuntian akhirnya memiliki akumulasi Energi Jiwa yang cukup melimpah.
Untuk menyegel Meridian dan Akar Spiritual dibutuhkan setidaknya kultivasi di Tahap Golden Core, karena Energi Spiritual di tubuh mereka telah diolah sedemikian rupa.
Di dunia yang peradaban bela dirinya rendah, masih menjadi misteri bagi Wu Yuntian siapa yang bisa melakukan ini. Namun, itu bukanlah suatu masalah.
Kultivasi Jiwa sangatlah misterius. Hanya beberapa orang terpilih dengan bakat terhadap Hukum Jiwa yang mampu mengolahnya.
Meskipun Wu Yuntian belum pernah mengeksplorasi terlalu dalam mengenai Jiwa dan segala sesuatu tentangnya, meski pernah menjadi salah satu keberadaan tertinggi, dia memiliki pemahaman sampai batas tertentu. Sayangnya, pentingnya jiwa dan sensitifnya masalah perihal jiwa, yang mampu membuatnya kehilangan rasa diri dan menyatu dengan Dao Surgawi membuatnya tidak bisa melangkah lebih jauh di jalur Hukum Jiwa.
Sejak awal, keberadaan Jiwa itu sendiri sangatlah misterius. Jika kau mampu mencapai titik tertentu dalam kekuatan, kamu bisa merasakan bahwa benda mati memiliki jiwa juga.
Itu unik, itu menarik. Dunia ini masih penuh dengan misteri, tidak peduli seberapa banyak seseorang menjelajahinya.
Hanya saja, yang membedakan adalah spiritualitasnya, lebih tepatnya mengenai apa yang disebut Kesadaran. Nah, menariknya, Kesadaran ini adalah sesuatu yang nantinya menjadi bagian dari Hukum, atau lebih tepatnya yang disebut Kehendak Hukum.
Yang dimaksud Kehendak Hukum sebenarnya adalah tentang bagaimana benda mati, atau Hukum itu bekerja. Dalam artian rumitnya, Kehendak Hukum adalah semacam emosi dan keinginan yang termanifestasi dari berbagai macam reaksi terhadap Kehendak Hukum yang lain.
Lain halnya dengan Spiritualitas makhluk hidup yang sekilas memiliki pola rumit, karena mereka memiliki kebebasan dan lebih berperasaan, Kehendak Hukum lebih seperti sebagian dari sesuatu yang lebih besar dari Kehendak Hukum, yang menyebabkan pola atau reaksi Kehendak Hukum dapat dibaca.
Intinya, ini semua tentang reaksi satu makhluk dengan makhluk lainnya. Jika makhluk hidup cenderung berubah-ubah, maka Kehendak Hukum yang berasal dari benda mati cenderung statis dan memiliki reaksi yang tetap.
Misal, jika seseorang menghadapi suatu ujian dengan kebebasan dalam memberikan jawaban, meskipun sekian dari sekian orang memiliki jawaban yang kurang lebih sama, sekian dari sekian orang akan memiliki jawaban yang berbeda.
Di sisi lain reaksi benda mati, seperti air yang menguap karena panas adalah sesuatu yang tetap. Air membeku di suhu tertentu, dll..
Tapi jika kau memahami lebih dalam, pola pikir makhluk hidup, lebih tepatnya manusia, bisa dibaca. Tapi kau harus mempertimbangkan berbagai macam hal, seperti lingkungannya, budaya, pengalaman dan lain-lain.
Tapi secara garis besar, pola pikir seseorang bisa dibaca. Bisa melalui ilmu psikologi, atau kemampuan super bagi mereka yang memilikinya.
Terimakasih untuk Qiu Sheng yang membuat dirinya merasa muak dan jijik, Wu Yuntian Kultivasi Jiwanya sekarang berada di Tahap Pondasi Dasar Lapisan Ketujuh.
Menurut catatan di dalam Kitab Suci Ketenangan Jiwa, penciptanya menciptakan klasifikasi dan tahapan Kultivasi Jiwa.
Yang pertama adalah Pondasi Dasar. Pada tahap ini, kultivator harus mengakumulasi sejumlah Energi Jiwa saja. Setidaknya, cukup untuk tidak mengonsumsi Energi Jiwa yang dibutuhkan untuk memelihara Jiwa.
Pada awalnya, untuk memulai Kultivasi Jiwa, seseorang harus memiliki mental yang kuat dan memiliki bakat yang cukup terhadap jiwa. Bakat ini adalah kemampuan untuk merasakan Jiwa yang ada di dalam tubuh. Karena bagaimanapun, calon kultivator harus memiliki bayangan yang jelas mengenai jiwa terlebih dahulu.
Jika dia tidak bisa merasakannya, bagaimana dia bisa berkultivasi?
Dua syarat itu bisa dilewati Wu Yuntian yang memiliki pengalaman mengenai keberadaan jiwa.
Dan langkah seterusnya, dia hanya perlu mengakumulasi Energi Jiwa untuk meningkatkan kultivasinya.
Meskipun tahap kultivasinya saat ini tidak cukup untuk memanipulasi Energi Jiwa sesuka hatinya, itu masih cukup untuk memungkinkan manipulasi di dalam tubuhnya.
"Baiklah, sekarang waktunya membebaskan meridian kecil kita." Wu Yuntian menarik napas dalam-dalam, kemudian memejamkan matanya.
Tubuhnya rileks dan pikirannya tenang.
Saat itu juga, kesadaran Wu Yuntian memeriksa seluruh tubuhnya. Dengan Indera Kesadaran yang memindai setiap inci di tubuhnya, dia menemukan untaian energi, yang merupakan sejenis qi.
Untaian energi ini melilit melalui sekujur meridiannya dan juga lima benda di dalam tubuhnya.
"Hoo? Inikah Akar Spiritualku?" Wu Yuntian mengangkat alis secara imajinatif saat melihat lima benda yang berdenyut-denyut dengan energi yang menyegelnya.
Memanfaatkan Energi Jiwa yang tidak memerlukan meridian untuk diedarkan, Wu Yuntian diam-diam menginvasi untaian energi di meridiannya.
Tanpa ada pemilik yang mengendalikan, untaian-untaian energi yang tampaknya cukup kuat itu dengan mudah disingkirkan. Namun, Wu Yuntian tidak membuangnya.
Dia tidak bisa dan tidak mau. Dia tidak bisa karena dia tidak memiliki cara untuk mengeluarkannya, apalagi menghilangkannya.
Kedua, dia tidak mau karena energi ini bisa dimanfaatkan saat dia mulai melangkah di jalan Kultivasi Qi.
Setelah menyingkirkan untaian energi dan mengumpulkannya, dia mengurung mereka dengan sejumlah Energi Jiwa.
Namun, sebelum dia sempat menghela napas lega, sesuatu yang membuat wajahnya pucat terjadi.
"Urgh!"
Tiba-tiba, wajahnya terpelintir oleh rasa sakit yang menyengat. Ini bukan sekedar rasa sakit fisik, tapi juga jiwa. Keduanya memberikan rasa sakit yang begitu dalam.
Saat itu, lima benda yang diselimuti gumpalan energi berdenyut kuat.
Aliran energi tak kasat mata bergerak melalui meridian yang belum terbuka. Melewati dengan paksa, energi dari lima benda menyebar ke seluruh jalan meridian yang sempit.
Rasa sakit ini adalah akibat dari meridian yang dibuka paksa! Rasa sakitnya bukanlah rasa sakit yang bisa ditahan manusia biasa.
Namun, Wu Yuntian bukanlah orang biasa. Alih-alih menahan rasa sakit saja, dia memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dan menjalankan lapisan pertama Kitab Suci Ketenangan Jiwa, Ketenangan Emosi dan Keinginan.
Hatinya yang berfluktuasi karena rasa sakit yang mendalam terselimuti gelombang ketenangan.
Pada saat yang sama, distorsi yang aneh terjadi di dalam kamar Wu Yuntian.
Udara menjadi kacau; tanah berguncang keras seolah-olah akan meruntuhkan bangunan.
Percikan api terkadang muncul di udara, sebelum menghilang.
Air di dalam gelas melonjak naik dengan liar.
Tanaman kecil perlahan tumbuh dengan kecepatan yang terlihat oleh mata di sudut-sudut dinding, menyebabkan keretakan samar tumbuh di dinding.
Cawan perak berdengung aneh dan melayang di udara.
Semuanya terjadi hanya selama dua-tiga detik. Namun dalam kurun waktu itu, kamar Wu Yuntian menjadi berantakan.
Dengan kelelahan mental, dia pun tenggelam dalam kesadarannya dan pingsan.
Kejadian itu akhirnya menyebabkan kehebohan di istana. Namun setelah penyelidikan, pihak berwenang tidak mampu menemukan penyebabnya.
Seolah-olah, kejadian itu muncul begitu saja.
Ini membawa kebingungan. Alhasil, demi melanjutkan investigasi, Wu Yuntian yang pingsan untuk sementara dipindahkan ke kamar lain.
...
Saat membuka matanya, apa yang dilihat Wu Yuntian adalah langit-langit kanopi tempat tidurnya yang asing.
Saat matanya perlahan terbuka dengan tenang, pikirannya mencari ingatan terakhir yang dimilikinya.
'Ah, sekarang aku ingat.' Wu Yuntian tersadar, tetapi tidak ada perubahan ekspresi di wajahnya.
'Sepertinya meridianku masih mengalami cedera.'
Saat ini, dia bisa merasakan rasa sakit yang menyengat setiap beberapa saat di dalam meridiannya. Beruntung saja itu adalah luka kecil seperti goresan di kulit.
Jika tidak, dia mungkin akan lumpuh selamanya.
Tapi tetap saja, tidak peduli seberapa kecil cedera di dalam meridian, itu memiliki efek yang fatal dan menyebabkan rasa sakit yang tak terkira.
Alasan dibalik ini sederhana. Meridian merupakan suatu keberadaan yang bisa disebut sebagai penghubung antara tubuh dan jiwa seseorang.
Jika terjadi cedera, dampaknya tidak hanya pada tubuh, tetapi juga jiwa!
Bahkan saat ini, Wu Yuntian sedang menahan rasa sakit yang tak tertahankan. Meskipun luka-luka ini kecil, jumlahnya cukup banyak hingga menyebar ke setiap jalur meridian!
Namun, inilah tujuannya. Rasa sakit ini, membawa gejolak emosi dan keinginan yang kuat! Dengan itu, dia bisa mengultivasikan Kitab Suci Ketenangan Jiwa dengan lebih efisien!
Di bawah selimut ketenangan, Wu Yuntian menampilkan ketenangan di wajahnya yang terus berkeringat dingin.
Ini terus berlanjut hingga suara ketukan pintu terdengar, sebelum terbuka atas izin penjaga pintu.
"Saya mohon maaf atas kekasarannya, Pangeran."
Seorang pria paruh baya dengan ekspresi profesiona di wajahnyal masuk dan membungkuk hormat.
"Nama yang rendah hati ini Lin Moyun, menjabat sebagai Kapten Penjaga Kekaisaran. Saya di sini untuk bertanya mengenai peristiwa sebelumnya."
Tanpa banyak basa-basi, pria paruh baya bernama Lin Moyun langsung berbicara ke intinya.
Wu Yuntian mengernyit sedikit. Dia berpikir sejenak, sebelum menyadari sesuatu. 'Benar juga. Pantas saja ada yang aneh. Ternyata ini bukan kamarku. Sejak awal, mengapa aku ada di sini?'
Semakin Wu Yuntian merenung, semakin banyak pertanyaan yang berdatangan.
Bagaimanapun, dia tidak mengingat fenomena misterius yang terjadi saat dirinya membuka segel pada meridiannya. Seluruh prosesnya memakan banyak konsentrasi supaya tidak terjadi kesalahan fatal yang mengakibatkan kerusakan fatal pada meridiannya.
Terlepas dari semua pertanyaan di benaknya, hatinya tenang. Walaupun rasa sakit menusuk jiwa terus berlangsung di meridiannya, dia terus mengultivasikan lapisan Pertama Kitab Suci Ketenangan Jiwa.