Menit demi menit, detik demi detik terlalui begitu cepat hingga ia sampai disebuah sekolah elit berbentuk seperti castil di daerah semarang, SMA Lima Sila.
"Sudah sampai non itu sekolahnya," ucap pa Handri tersenyum kecil sambil menunjuk nunjuk sekolahnya.
"Iya pa," jawab Zia sambil mengangguk kecil. Ia pun bergegas turun dari mobil
"Wah sekolahnya bagus tapi gak sebesar sekolah yang dulu," ucap Zia pelan agak sedih karna mengingat sekolah yang dulu.
"Arghh... Sudah lah aku harus bisa beradaptasi disini," ucapnya lagi menatap lurus sambil berjalan menuju kelasnya.
=============
"AWASSSSS.....," teriak seseorang dari arah belakang sambil berlari menuju ke arah Zia.
Zia yang sedari tadi melamun pun terkejut mendengarnya lalu memutarkan badannya hingga ia tidak bisa menghindar dan seketika....
BRUKKK...
Terjadilah tabrakan antara Zia dan seseorang itu.
"Aduhh...," Zia dan cowo itu meringis kesakitan karna tabrakan tadi.
"ANJ*NG, lu bukannya minggir," ucap cowo itu kesal sambil menatap tajam Zia.
"Ya lu tiba-tiba jadi gua ga bisa menghindar, lu juga ngapain lari-larian kaya anak kecil aja," ucap Zia kesal sambil membersihkan bajunya yang kotor.
"Dih lu tuh melamun aja," ucapnya sambil membersihkan bajunya yang kotor.
"Ngeselin banget ni cowo huhh...," batin Zia berbicara.
"Lu udah salah ga mau ngaku," ucap Zia tidak mau kalah.
"Lu yang salah nyadar dong," jawab cowo itu sambil menyunggingkan senyumnya.
"Dih cewe itu selalu...," ucap Zia terpotong
"Sudahlah males gua berdebat ma lu," ucap cowo itu lagi.
Cowo itu pun bangun dan menjulurkan tangannya untuk membantu Zia.
"Tks," ucap Zia sambil melepaskan eratan tangannya.
"Sorry," ucap pelan cowo itu meminta maaf.
"Hm," jawab Zia singkat.
"Muka lu ga pernah gua liat, lu anak baru?" tanya cowo itu sambil menatap Zia dari ujung rambut sambil ujung kaki.
"Gila cantik juga ni cewe," ucapnya samar-samar.
"Iya gua anak baru," jawab Zia malas.
"Ouhh, kenalin gua Air Arkasha biasa dipanggil Air," tutur Air sambil menjulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Airr???," tanya Zia samar.
Seketika badan Zia berputar seperti orang sedang mabuk. "Haloo lu kenapa?" tanya Air khawatir.
"Ah engga ko. O iya gua Zia Naavaila Anderson panggil aja Zia, salam kenal," ucap Zia sambil menjulurkan tangannya juga. Seketika kepalanya pening dan Zia pun....
BRUK...
Ia pun pingsan..
"HEYY ZIA BANGUN," teriak Air khawatir Membuat beberapa mata terfokus ke mereka berdua.
Air pun mengangkat Zia dibantu oleh dua orang temannya yang kebetulan ada disekitar situ dan mereka pun membawa Zia ke Uks.
- di Uks
Salah satu dari mereka membuka pintu agar lebih mudah masuknya..
"Kenapa dia?" tanya ibu penjaga uks khawatir sambil berjalan menuju mereka (panggil aja ibu uks).
"Dia pingsan bu," jawab Air.
"Taruh dia di kasur ini," ucap ibu uks memberi intruksi sambil menunjuk ke arah kasur itu.
Mereka pun langsung menaruh Zia di kasur sesuai yang sudah di intruksi kan oleh ibu uks itu..
"Kenapa dia bisa pingsan?" tanya ibu uks itu pada mereka bertiga.
"Tidak tau bu, tadi tiba-tiba langsung pingsan," jawab Air terperinci.
"Ouh baiklah, kalau begitu kalian ke kelas saja sebentar lagi bel biar dia ibu yang urus," ucap ibu uks sambil mengecek tubuh Zia.
"Baik bu," ucap serempak mereka bertiga sambil berjalan meninggalkan uks untuk menuju kelas.
=============
Menit demi menit terlalui sampai jam pelajaran pertama telah usai dan "Tringgg....!!!" suara bel sekolah menandakan istirahat. Zia belum lama tersadar dari pingsannya itu membuat ia tidak mengikuti jam pelajaran pertama di sekolah barunya.
"Kamu kenapa bisa sampai pingsan nak?" ucap lembut dari seorang ibu uks.
"Hmm... Tadi pala aku agak pening bu," ucap Zia lemah sambil meranjak untuk duduk.
"Ya sudah kamu di sini dulu, nanti kalau sudah bel baru ke kelas," gumam ibu uks sambil ikut duduk bersama di atas kasur dan mengusap punggung Zia dengan lembut.
"Oh ya tadi ibu sudah izin kan kamu jadi tidak perlu khawatir," sambung ibu uks.
"Iya bu terima kasih," tutur Zia sangat berterima kasih dengan senyum tulusnya. Ia khawatir akan di cap buruk jika tidak ada yang mengizinkannya karna bagaimana pun ia adalah murid baru.
Tok tok...
"Masuk," tutur bu uks mempersilahkan masuk kepada seseorang yang ada di depan pintu yang ternyata itu Air yang ingin menjenguk Zia.
Air pun masuk dengan asal dan langsung berjalan menghampiri Zia...
"Maaf ya," beo Air merasa bersalah.
"Maaf untuk apa?" tanya Zia bingung.
"Ini semua salah gua, lu kaya gini pasti karna tadi kita tabrakan," ucap Air bersalah.
"Engga ko, ini bukan salah lu," gumam Zia menjelaskan sambil tersenyum kecil.
"Lu udah baikkan?"
"Udah," jawab Zia singkat.
"Lu kelas berapa?" tanya Air.
"12 J," jawab Zia singkat.
"Wah kesempatan ni," ucap Air samar.
"APA?" tanya Zia penuh penekanan.
"E-eh engga, ternyata kita sekelas," ucap Air gugup.
"Anterin gua ke kelas, boleh?" tanya Zia.
"Kebetulan gua gak tau," sambung Zia sambil beranjak berdiri.
"Boleh, tapi lu dah yakin diri lu udah baikkan," jawab Air khawatir.
"Ga usah banyak tanya,"
Tanpa berfikir panjang Zia pun menarik Air yang hanya bisa pasrah untuk pergi dari uks setelah berterima kasih ke ibu uks.
"Krukkk.... Krukkk....," perut Zia berbunyi kencang membuat Air mendengar itu, pipi Zia mulai memerah merona karna malu akan hal tadi.
"Ughh... Kantin di...." belum selesai berbicara Zia pun sudah di tarik Air entah kemana.
===============
Mereka berdua sudah sampai kantin yang sekarang ramai dipenuhi zombie kelaparan 'siswa/i'.
"Pesen apa aja sana biar nanti gua yang bayar...," belum selesai berbicara, Zia sudah memotong.
"Ga usah," jawab Zia singkat sambil berlari kecil. Air hanya bisa menghela nafas panjang dan membuntuti Zia.
"Lu mau ini? Gua traktir," tanya Zia yang sedang di depan stan nasi kapau.
"Ga," ucap Air singkat sambil berjalan meninggalkan Zia untuk mencari meja kosong untuk mereka berdua duduki.
Setelah selesai Zia pun berjalan menuju Air yang sudah duduk menunggu dirinya sambil membawa dua makanan dan minuman.
"Nih," ucap Zia sambil memberi makanan dan minuman itu ke Air.
"Loh...?" ucap Air bingung.
"Udah lo makan aja udah gua beliin," ucap Zia sambil memakan makanannya.
Air hanya bisa menghela nafas panjang sambil memakan makanan dari Zia dengan 'sangat' terpaksa.
Mereka berbincang-bincang dan makan bersama di kantin hingga tak sadar waktu sudah saatnya masuk dan mereka pun bergegas ke kelasnya.
Sesampainya dikelas...
"Gua duduk dimana ya?" tanya Zia kebingungan.
"Di samping gua aja, cuma itu yang kosong," ucap Air tersenyum penuh 'arti'.
"Oke," ucap Zia singkat tidak mempermasalahkan.