Chereads / Fate: Reibekien / Chapter 9 - Chapter 08

Chapter 9 - Chapter 08

Chapter 08 : Zero Day – Gencatan Senjata Sementara & Bentrokan Di Sisi Yang Lain.

(A/N : Mohon maaf kalau saja bab ini terlihat aneh, soalnya authornya author menulis ini, di saat author sendiri sedang dalam mood yang buruk. Semoga kalian bisa menikmatinya ya~ Selamat membaca~)

=-----=-----=-----=-----=

"Jadi, itu memang kamu, Ruler."

Semua orang yang mendengar hal tersebut segera mengalihkan pandangan mereka ke arah di mana sosok baru muncul di tempat itu, di mana sosok ini memiliki penampilan yang sangat indah sekali, terutama pada bagian wajahnya.

Pakaian yang digunakan olehnya dapat membuat orang lain menyimpulkan dari mana dirinya berasal dengan cepat, karena dia menggunakan sebuah kimono, yang adalah pakaian tradisional dari negeri yang berjuluk matahari terbit.

Orang itu, yang meskipun memiliki penampilan dan wajah cantik layaknya seorang perempuan, tapi entah kenapa Dafa selalu saja merasakan getaran trap darinya, alias remaja tersebut merasa kalau orang yang ada di depannya ini adalah seorang laki-laki.

Di sisi Morgan, karena dia merasa kalau yang lebih penting adalah keadaan Masternya, jadi dia memutuskan untuk segera pergi menuju Masternya untuk memeriksanya.

Sementara Dafa mulai harus menghadapi rentetan pertanyaan dari Morgan, di sisi Assassin of Red tampak tidak begitu damai, dikarenakan Assassin of Red yang secara tiba-tiba berlari menuju ke arah Ruler untuk menyerangnya.

Namun, mengingat seluruh kekuatannya sedang tersegel, hal itu bisa di hentikan oleh Ruler dengan mudah, di mana dia terlihat memutuskan untuk berjalan dan mendekati Masternya saja, setelah dirinya menyegel pergerakan dari Assassin of Red.

"Nona, aku sarankan bagimu untuk membawa Servant mu ini pulang terlebih dahulu, dan kamu bisa menyelesaikan permasalahan mu dengan remaja itu besok. Tapi ingat, jangan bawa dia bersama mu, kecuali pada malam hari. Mengerti?"

Meskipun Ruler mengatakan seluruh hal itu dengan senyum lembut yang tumbuh di wajahnya, tapi Kobo bisa melihat, kalau matanya ini tidak tersenyum sama sekali.

"O-oke." Kobo tentunya secara refleks langsung menyetujui hal tersebut, selain karena dia ingin bertanya mengenai tindakan yang di ambil oleh Servant miliknya, tapi dia juga ingin sesegera mungkin beristirahat, karena seluruh hal yang baru saja terjadi benar-benar sangat membuat mentalnya kelelahan.

Lalu, kedua pasang Master dan Servant itu di antar keluar dari domain miliknya oleh Ruler, sebelum dia mulai fokus dengan pasangan yang satunya lagi.

"Jadi, siapa kamu?" Dafa memutuskan untuk langsung ke intinya, yang hanya di balas oleh Ruler dengan santai; "Servant Class Ruler yang di panggil oleh Grail untuk memastikan perang berjalan dengan lancar."

"Tidak, aku sedang berbicara mengenai identitas mu." Kali ini, nada suaranya menjadi semakin serius, yang meskipun pada awalnya Ruler ingin melanjutkan candaannya, tapi dia memutuskan untuk menyelesaikan hal ini dengan lebih cepat, karena dirinya merasa kalau sedang terjadi pertempuran di sisi lain dari kota tersebut.

'Sialan... Kenapa begitu banyak pertempuran terjadi pada waktu yang hampir bersamaan, di hari ke nol dari perang ini? Terlebih lagi, mereka juga malah bertarung di jam-jam segini.'

Setelah menghela nafasnya dengan penuh rasa letih, Ruler kemudian mulai memperkenalkan dirinya; "Oni-Hime – Oda Nobutsuki. Meskipun di dalam sejarah aku di kenal sebagai perempuan, tapi aku ini adalah seorang laki-laki."

"Dan, aku sangat senang bisa melihat seseorang sepertimu bisa membedakan genderku dengan mudah, Master dari Berserker of Black." Lanjutnya, dengan senyum kecil yang tumbuh di wajahnya.

"Kamu bisa memanggil ku Dafa. Dan, tolong jangan gunakan gelar apapun untuk memanggilku, karena aku benci formalitas." Dia kemudian melanjutkan kata-katanya dengan nada suara yang menjadi lebih serius lagi; "Meskipun aku masih ingin mengajukan berbagai macam hal kepadamu, tapi karena aku perlu menemui seseorang, jadi mari kita akhiri hal ini."

"Yup~ Aku setuju denganmu~ Lagi pula, aku juga memiliki beberapa urusan lain yang masih perlu aku urus."

Kemudian, karena Morgan pun sepertinya tidak begitu peduli dengan hal apapun yang berhubungan dengan Ruler, kecuali kemampuannya untuk memblokir seluruh kemampuan miliknya, tapi berkat harga dirinya yang tinggi, Berserker of Black memutuskan untuk tetap diam, sambil berjaga-jaga terhadap serangan dadakan, mereka bertiga akhirnya kembali ke tempat awal Dafa dan Morgan bertemu dengan Kobo dan Servant miliknya.

"Ngomong-ngomong, di mana aku bisa menemukanmu?" Dafa yang tadinya ingin pergi segera menanyakan hal tersebut, karena dia yang mungkin perlu mencarinya lagi nanti, hanya untuk menanyakan mengenai sesuatu hal tentang perang ini.

"Kamu bisa pergi ke museum yang ada di bagian kota ini. Karena, kemungkinan besar untuk tiga hari ini aku bakal di sana."

Setelah mengatakan hal itu, Ruler segera berubah menjadi ribuan kelopak bunga sakura yang terbang menuju ke langit, meninggalkan Dafa sendirian bersama dengan Morgan.

"Oda Nobutsuki? Aku tidak pernah mendengar nama itu. Apa kamu mengenalnya?" Morgan segera menanyakan hal itu dengan penuh kebingungan, yang hanya di balas oleh Dafa dengan nada malasnya yang biasa; "Aku akan menjelaskannya nanti di jalan, sekalian kita pergi ke tempat itu."

Morgan yang sama sekali tidak keberatan dengan hal itu segera menyetujuinya, yang segera membuat keduanya berjalan pergi dari sana.

.....

....

...

Sementara itu, pada waktu yang hampir bersamaan dengan awal mula konfrontasi di antara kelompok Dafa dengan Servant milik Kobo.

Di rumah terbengkalai tertentu yang ada di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

"Kupikir kita bisa sepakat, tapi sepertinya kamu perlu di paksa untuk menyetujui hal itu."

Malik segera mengatakan hal itu dengan penuh amarah, setelah Archer of Black mencaci maki dan menertawakan tawaran yang orang ini berikan kepadanya.

Archer sendiri hanya tersenyum lembut saja, dengan matanya itu yang benar-benar tampak merendahkan orang yang ada di depannya ini, yang tentunya semakin membuatnya kesal.

Kemudian, Archer yang berpikir kalau semuanya sudah berakhir di sini, dirinya memutuskan untuk mengakhiri hidup dari orang yang ada di depannya, hanya karena dia merasa, kalau hal itu adalah pilihan yang tepat untuk di ambil, kalau saja dia ingin memenangkan perang ini.

Itulah kenapa, dengan gerakan yang sangat cepat, Archer segera menarik pelatuk dari pistol flintlock yang ada di tangannya, yang terlihat sudah terarah menuju ke arah pria yang ada di depannya.

Hanya dalam satu tembakan, kepala dari pria itu langsung hancur, di mana Archer hanya menatapnya saja dengan tatapan dingin sebentar, sebelum dia berbalik untuk berjalan pergi dari sana.

Namun, baru beberapa langkah gadis itu berjalan pergi, alarm bahaya miliknya secara tiba-tiba berbunyi, yang menyebabkan dia dengan tergesa-gesa melompat keluar dari rumah itu.

*Duuaaarr!!*

"Cih! Berhasil lolos kah..."

Mendengar suara itu, Archer segera bangkit dan berlari untuk menjauh dari sana, di mana setelah sampai di tempat yang sekiranya aman, gadis itu kemudian mulai menatap rumah terbengkalai yang kini telah ditutupi oleh kobaran api.

Di sana, Archer bisa melihat sesuatu hal yang menyebabkan matanya melebar, di mana hal tersebut adalah pemandangan dari Master Assassin of Black yang sedang berdiri di depan pintu, dengan bagian kepala miliknya yang hancur berkeping-keping.

'Apa dia seorang Death Apostle!?' Itu adalah satu-satunya kesimpulan yang bisa di ambil olehnya, setelah melihat pemandangan aneh yang ada di depannya.

Akan tetapi, seluruh pemikirannya itu segera terhenti, tepat setelah pria tersebut yang entah bagaimana, dia segera mengetahui di mana posisinya berada, yang menyebabkan Archer memutuskan untuk pindah.

Hanya saja, tidak peduli di mana dirinya berdiri, Archer selalu saja ditemukan, seakan-akan seluruh tempat ini memang sudah berada di bawah pengawasannya.

'Ini menyebalkan sekali.'

Di saat Archer mulai frustasi, secara tiba-tiba ada sebuah tembakan yang terarah tepat di kepalanya, di mana untungnya sih Archer berhasil menghindar tepat waktu.

'Akhirnya Servantnya juga muncul.'

Archer kemudian mulai menatap ke arah suatu tempat, di mana di sana terlihat ada seseorang yang penampilannya tidak jelas, tapi yang pasti dia terlihat sedang mengenakan sebuah jubah dari militer yang tampak lusuh.

"Mau sampai kapan kamu melarikan diri, Archer? Dari pada kalah terlalu cepat di dalam perang ini, bukannya lebih baik bagimu untuk menerima tawaran dariku?"

Mendengar hal itu, Archer bisa merasakan dengan begitu jelas, kalau pria tersebut sepertinya benar-benar meremehkan dirinya, alias dia benar-benar sangat percaya diri akan kekuatannya sendiri.

'Meskipun aku ingin membalasnya, tapi akan sangat merepotkan kalau Ruler muncul di tengah-tengah pertarungan.'

Lagi pula, dia sebenarnya itu sangat benci, ketika ada seseorang yang mengganggunya di tengah-tengah pertarungannya.

Selain hal itu, ada juga fakta lain mengenai dia yang hanya klon saja, yang kalau pertarungan benar-benar terjadi di antara mereka, maka salah satu kartu as yang dimiliki olehnya akan terbongkar.

'Apa yang sekarang harus aku lakukan...'

Setelah memikirkan langkah terbaik yang dirinya harus ambil selanjutnya, Archer kemudian memutuskan untuk membuat orang ini bentrok dengan seorang Servant yang berada di dekat mereka, di mana rencananya itu di dapat olehnya dari dirinya yang asli.

Archer kemudian mulai memanggil satu bayangannya yang lain untuk memanggil Servant tersebut ke sana, sementara dirinya akan mencoba untuk mengulur waktu selama mungkin.

.....

....

...

Di suatu pesawahan yang ada di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sudiman yang sedang menikmati sawah hijau yang ada di depannya bersama dengan Lancer, dia segera mengerutkan keningnya, setelah seorang gadis muda muncul secara tiba-tiba di depan mereka.

Jika itu gadis muda normal dan muncul secara normal, maka Sudiman tidak akan peduli sama sekali, tapi gadis ini muncul secara tiba-tiba di depannya, di mana untuk memperburuknya, pria itu kemudian segera menyadari, kalau orang yang ada di depannya ini adalah seorang Servant juga.

"Apa yang kamu inginkan, gadis cantik? Kalau ingin bertarung, maka lebih baik kamu tunggu nanti malam saja, karena aku sekarang sedang tidak mood untuk melakukan hal itu." Lancer segera mengatakan hal tersebut dengan penuh ketidaktertarikan, pada saat dirinya mulai kembali menutup matanya.

Namun, gadis itu hanya memberinya sebuah senyum kecil saja, sebelum dia berjalan pergi dari sana, sambil tidak lupa untuk meninggalkan beberapa tembakan ke arah Lancer.

Pada awalnya Lancer hanya menghindarinya dengan penuh rasa malas saja, tapi setelah salah satu tembakan hampir mengenai kepala milik Masternya, mata milik Lancer segera berkedut.

"Oi!! Archer!! Kamu tahu? Kesabaran ku itu memiliki batas!! Ka–"

"Kalau begitu, mari kita bertarung. Aku akan menunggumu di rumah terbengkalai yang ada di Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Jika kamu tidak datang, maka jangan salahkan aku, kalau kepala dari Master mu ini menghilang secara tiba-tiba."

Setelah mengatakan hal itu dengan nada yang terdengar mengancam, Archer kemudian segera lenyap ke dalam bayangan miliknya, meninggalkan Lancer dan Masternya sendirian.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan, Lancer?" Sudiman memutuskan untuk langsung menanyakan hal itu kepada Lancer, tepat setelah Archer telah pergi dari sana.

Lancer sendiri hanya diam saja dan tidak menjawabnya, tapi Sudiman bisa tahu jawaban apa yang akan diberikan oleh Lancer kepadanya, hanya dari melihat raut wajahnya.

Kemudian, dalam keheningan yang cukup mencekam, pasangan Master dan Servant itu mulai berjalan pergi dari sana, menuju ke suatu tempat.

=-----=-----=-----=-----=

Author Note:

Yayy! Update lagi!

Di dalam bab kali ini, mohon maaf kalau banyak hal yang aneh dan tidak nyambung, soalnya author menulisnya di saat mood milik author buruk, di mana dari pada gak update, mendingan kualitasnya turun dikit, bukan?

Kemudian, untuk hal yang terjadi di dalam bab ini, semuanya bakal di jelaskan secara perlahan.

Dimulai dari sejarah Oda Nobutsuki ini, serta alasan dari kenapa Master dari Assassin of Black tidak mati, meskipun kepalanya sudah pecah.

Terus, untuk bab yang selanjutnya, bakal ada pertarungan singkat di antara Lancer of Red melawan Assassin of Black, di mana POV dari Zeta bersama dengan Servantnya yang bakal memusnahkan suatu organisasi pun akan muncul, yang tentunya bakal di iringi degan ke pon an dari Zeta:V

Intinya sih, hal-hal semacam itu bakal dijelaskan secara perlahan, jadi silakan bersabar ye~

Itu aja sih yang author ingin sampaikan, dan bagi kalian yang ingin mendukung author, kalian bisa traktir author di akun trakteer milik author yang bisa kalian akses melalui BIO IG author @Panagakos_Void.

Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!