Chapter 13 : First Day – Saber of Red VS Saber of Black.
(A/N : Mohon maaf kalau saja bab ini terlihat aneh, soalnya authornya menulis ini, di saat author sendiri sedang dalam mood yang buruk. Semoga kalian bisa menikmatinya ya~ Selamat membaca~)
=-----=-----=-----=-----=
Pada waktu yang hampir bersamaan dengan pecahnya pertarungan di antara Archer of Red melawan Lancer of Black, di sisi lain dari kota tersebut bisa di bilang terjadi hal yang sama.
Di suatu jalan yang sepi yang berada di suatu tempat yang terletak di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Zeta bisa terlihat sedang menunggu seseorang di sana, bersama dengan Saber yang tampak sedang membersihkan pedang miliknya.
Pada saat ini, wajah dari Saber benar-benar sudah di tutupi oleh topeng miliknya, sementara Zeta bisa terlihat sudah bersiap dengan pakaian tempurnya, yang baru kali ini dirinya kenakan selengkap itu.
Lagi pula, biasanya gadis Vestia ini akan selalu hanya mengenakan pakaiannya saja, tanpa membawa senjata apapun, kecuali sepasang revolver favoritnya.
"Neh, neh, Saber~ Kenapa kamu malah ingin melawan Saber fraksi lawan? Bukannya lebih mudah kalau membunuh Assassin atau Caster lebih dulu?" Zeta memecah keheningan di antara mereka berdua, dengan menanyakan sebuah pertanyaan yang sudah mengganggunya sejak awal.
Lagi pula, dari apa yang gadis agen itu ingat, kalau Servantnya ini malah ingin langsung melawan Saber fraksi lawan, sementara saran miliknya untuk melawan Servant yang lebih lemah dulu di tolak.
Alasannya sih, katanya, hal itu dikarenakan Saber of Black yang sudah mencari tahu keberadaan dari kedua Servant tersebut, dan dia malah merasa, kalau Saber fraksi lawan jauh lebih lemah, ketimbang dua Servant dengan Class yang sebelumnya di sebutkan oleh Zeta.
Tentu saja, ucapannya itu pasti tidak hanya omong kosong belaka, ini karena Saber yang menggunakan Rune miliknya untuk mencari tahu hal tersebut, di mana Runenya itu bisa di bilang menyaingi, bahkan mungkin melampaui, Primordial Rune milik Great Father dari Nordik.
"Dari pada menanyakan hal itu, lebih baik kamu mulai bersiap, karena aku bisa merasakan Saber mulai mendekati tempat ini."
Mendengar hal itu, Zeta segera menjadi sangat serius, karena ini adalah pertama kalinya dia akan berduel secara serius dengan seseorang.
Tidak, bukan pertama kalinya juga sih, mengingat dulu dia sering berduel dengan orang lain, tapi sudah lama sejak terakhir kali dia berduel dengan seseorang.
Dari apa yang dia bisa ingat, terakhir kali dirinya berduel itu sudah dari sekitar dua hingga tiga tahun yang lalu.
"Master, pergilah ke arah sana dan nanti kamu akan bertemu dengan Master musuh. Aku akan tetap di sini dan menunggu orang itu datang"
Saber yang bisa merasakan kehadiran dari Saber of Red dan Masternya itu berpisah, dia mengambil kesimpulan kalau mereka berniat untuk bertarung secara terpisah, yang tentunya tidak begitu dipermasalahkan oleh dirinya.
Lagi pula, kalau saja ada yang salah dengan hal itu, maka Rune yang terpasang di tubuh Masternya ini akan aktif, sebelum Masternya itu akan langsung di teleportasikan di dekatnya.
Tidak lama setelah Zeta pergi, sesosok pria bisa terlihat mulai berjalan menuju ke arahnya.
"Mari kita cepat selesaikan ini, Saber of Black. Karena, aku masih memiliki beberapa urusan penting setelah ini."
Saber of Black tidak menjawabnya, di mana dia hanya bersiap saja, sebelum secara tiba-tiba muncul tepat di depannya, dengan tangannya yang sudah siap untuk mengayunkan pedang miliknya.
Meskipun terkejut akan hal itu, tapi Saber of Red masih dapat bereaksi, di mana dia dengan cepat menggunakan pedang miliknya sendiri untuk menahan serangan dari tebasan pedang itu.
Dampak benturan dari kedua pedang mereka berhasil meratakan area yang ada di sekitar mereka, di mana Saber of Black segera melanjutkannya dengan tendangan ke arah kaki, yang di lanjutkan dengan tebasan lain dari pedangnya.
Meskipun sedikit terkejut dengan tendangan tersebut, tapi Saber of Red masih dapat dengan tepat waktu untuk menangkis tebasan dari Saber of Black.
'Dia... kuat!!'
Namun, entah kenapa Saber of Red malah tersenyum dengan sangat dalam, sebelum dia bergerak dengan kecepatan yang sangat mengerikan ke arah Saber of Black, yang entah kenapa malah membuat orang itu tersenyum kecil.
"Mati." Bertepatan dengan terdengarnya suara yang sangat dingin itu, ribuan Rune dapat terlihat muncul di sekitaran tempat itu, dengan Saber of Red yang berada di tengah-tengahnya.
Runa-rune tersebut segera aktif dengan sangat cepat, di mana tanpa bisa bereaksi sama sekali, Saber or Red hanya bisa menerimanya saja secara langsung, sambil tidak lupa untuk sekalian mencoba untuk memberikan serangan kepada Saber of Black, yang sepertinya tidak berhasil mencapainya.
*BOOOM!!!*
Ledakan besar segera terjadi di tempat itu, sampai berhasil menciptakan sebuah kawah besar, dengan Saber of Red yang tampak sedang berdiri di dalam sana.
Bisa terlihat, kalau meskipun sudah menerima serangan tersebut, tapi Saber of Red hanya terluka dengan ringan saja, di mana hal itu sepertinya berhasil membuat Saber of Black mendecak lidahnya.
'Orang ini... dia sepertinya memiliki daya tahan yang bagus.'
Meskipun memikirkan hal semacam itu di dalam benaknya, Saber of Black masih terus melanjutkan serangannya, tapi kali ini dia kembali menyerang pria itu secara langsung.
Keduanya kemudian kembali terlibat dalam pertarungan jarak dekat, yang berhasil meluluhlantahkan segala hal yang ada di sekitar sana, tanpa memandang bulu sama sekali.
...
Sementara hal itu terjadi, meskipun tidak sebesar masing-masing Servant yang mereka miliki, tapi kedua Master tersebut masih terus melanjutkan pertarungan mereka.
*Dor!! Dorr!! DOR!!!*
Zeta terus saja menembaki setiap burung merpati putih yang mencoba untuk menyerangnya dari segala sisi, sambil terus menghindari serangan lain yang di lancarkan oleh Cornelia.
Cornelia sendiri mulai menjadi semakin tidak sabaran, karena Zeta yang entah bagaimana selalu bisa menghindari luka fatal, meskipun dia sering kali terkena serangan dari homonculus wanita itu.
"Mau sampaikan kamu terus menghindar, Kucing!! Berdiri diam dan matilah!!" Cornelia pada akhirnya meledak dan mengatakan hal itu dengan penuh rasa kesal, yang sepertinya sih berhasil membuat mata milik Zeta berkedut-kedut.
Lagi pula, salah satu hal yang paling dia benci di Dunia ini adalah... "Siapa yang kamu panggil Kucing!? Aku bukan kucing!!"
Berkat raungan tersebut, Zeta berhasil membuka celah yang sangat buruk terhadap pertahanan miliknya, yang tentu saja berhasil di manfaatkan dengan baik oleh Cornelia.
Tanpa menunggu lama, homonculus wanita itu segera melancarkan serangan ke arah tersebut, di mana karena tidak sempat untuk menghindar, Zeta harus berakhir terkena serangan itu secara langsung.
"Arghh!!" Zeta hanya bisa menggertakkan giginya saja untuk menahan rasa sakit yang ada di lengan kirinya, di mana tanpa bisa beristirahat sama sekali, gadis Vestia itu harus segera kembali menghindari setiap serangan yang di lancarkan oleh Cornelia.
Akan tetapi, karena luka yang di dapatkan olehnya cukup parah, jadi hal tersebut menyebabkan Zeta hampir tidak bisa menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Cornelia, sampai membuat tubuhnya harus penuh dengan luka.
'Sial, apa yang harus aku lakukan?'
Di sisi Cornelia sendiri, dia yang melihat gerakan dari Zeta menjadi semakin melambat, sampai-sampai membuatnya tidak perlu menggunakan tenaga lebih hanya untuk menyerangnya, dia segera tersenyum kecil, karena...
"Matilah!!"
Tepat setelah homonculus wanita itu mengatakan hal tersebut, dia segera mencabut satu helai rambut miliknya, sebelum dia menggumamkan sesuatu hal dan...
Seluruh burung merpati yang ada di sekitarnya segera menyatu, di mana hal tersebut kemudian berubah menjadi seekor burung elang besar, di mana burung elang itu kemudian segera melesat menuju ke arah Zeta.
Tentu saja, akibat kecepatan dari burung itu yang bisa di bilang sangat cepat, meskipun tidak secepat seorang Servant, di tambah dengan kecepatan milik Zeta yang menurun, hal tersebut menyebabkan gadis Vestia itu harus terkena serangan dari burung tersebut secara langsung, hingga menyebabkan dia harus kehilangan hampir separuh dari badannya.
"Sudah ku bilang, bukan? Mustahil bagimu untuk mengalahkanku." Cornelia segera mengatakan hal itu dengan penuh kesombongan, sambil mulai berjalan untuk mendekati Zeta yang terlihat sudah terbaring dengan lemas di tanah.
'Apa aku akan mati di sini?'
Itu adalah satu-satunya hal yang gadis Vestia ini bisa pikirkan, mengingat kondisinya tubuh miliknya, tapi tetap saja...
'Aku tidak ingin mati. Aku masih belum membayar hutang ku kepada orang itu, dan aku pun masih belum bisa membantu Saber sama sekali.'
Zeta kemudian terus mencoba untuk bangun, tapi karena kondisi tubuhnya yang sudah sangat parah, hal tersebut membuat usahanya itu menjadi tidak berarti sama sekali.
Cornelia yang melihat hal tersebut hanya tersenyum dengan semakin dalam saja, tapi sebelum dia bisa mengatakan sesuatu, sudah ada seseorang yang lebih dulu memotong perkataan miliknya.
"Neh, neh, Berserker. Sepertinya aku memiliki keberuntungan yang sangat buruk sekali, bukan?"
"Hmm~ Itu cukup masuk akal. Lagi pula, sebelumnya kita bertemu dengan seorang Assassin yang tidak bisa di ajak bicara sama sekali, dan sekarang, kita malah berakhir melihat hal ini."
"Kamu benar~ Ini sebuah kebetulan yang sangat hebat~"
=-----=-----=-----=-----=
Author Note:
Yayy!!! Akhirnya balik update!!
Di dalam bab kali ini, kita diperlihatkan pertarungan di antara Saber dari kedua fraksi, dengan di akhiri dengan kemunculan dari pasangan Master dan Servant dari Berserker of Black.
Dan juga, untuk kekalahan Zeta di dalam bab kali ini, hal itu bisa di bilang cukup masuk akal, terutama mengingat dia adalah seorang agen yang jarang untuk melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan perkelahian secara langsung.
Terus juga, perihal soal Zeta yang segera lepas setelah di panggil dengan sebutan kucing pun, hal ini mungkin saja, mungkin ye, nanti bakal sedikit dijelaskan oleh author.
Oh ya, author juga ingin bilang, kalau ini bukan berarti author bakal up setiap hari seperti sebelumnya, karena bab ini saja author memerlukan waktu hampir satu minggu untuk membuatnya, plus mengingat author pun mulai sibuk dengan urusan RL, kemungkinan besar sih Updatenya bakal jadi jauh lebih lama ketimbang yang seharusnya.
Itu aja sih yang author ingin sampaikan, dan bagi kalian yang ingin mendukung author, kalian bisa traktir author di akun trakteer milik author yang bisa kalian akses melalui BIO IG author @Panagakos_Void.
Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!