Chapter 5 - Bab 5

Kaizen bermalam sementara di hutan sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke kota terdekat.

Aku tidak menemukan monster yang bagus disekitar sini. Jika ada lumayan mendapatkan 1 poin.

Toshi menggelengkan kepalanya. Dia baru saja tahu bahwa membunuh monster dapat mendapatkan poin.

Dia telah memasukkan semua poinnya ke skill sand. Skill sand-nya telah naik ke level dua.

Jumlah pasir yang bisa diciptakan juga lebih banyak dari sebelumnya.

Kaizen cukup bahagia dengan perubahan itu.

Kaizen membakar binatang buas, Kelinci Merah.

Kelinci memiliki kekuatan melompat yang cukup bagus.

Dagingnya juga memiliki khasiat khusus yang meningkatkan mana pengguna.

Ini cukup enak bukan. Kupikir ini akan sedikit pahit.

Meskipun ini sedikit tawar kerana tidak ada bumbu tapi tidak menafikan dagingnya enak.

Kaizen terus memakan daging panggang itu hingga tidak tersisa.

Dia kemudian tidur menunggu hari esoknya untuk tiba.

Pagi selanjutnya tiba lumayan cepat.

Kaizen bangun cukup pagi ketika matahari baru sahaja terbit.

Dia terus melakukan perjalanan setelah melakukan peregangan.

Dia menemui lumayan banyak pemburu di hutan ini. Dia menanyakan mereka jalan dimana kota terdekat.

"Desa Azure. Desa yang sumber ekonominya dari laut." ucap Kaizen.

Kaizen melakukan perjalanan menuju ke Desa Azure tanpa menunggu banyak waktu lagi.

Dia membutuhkan waktu lima hari untuk tiba di Desa Azure.

"Lumayan bagus. Ini tidak terlalu maju atau terlalu kuno."

"Pemandangan sini juga indah." ucap Kaizen.

Kaizen kemudian melihat asap api keluar dari pertengahan desa itu.

"Itu? Sepertinya hal yang tidak terlalu bagus terjadi disana." ucap Kaizen.

Kaizen tanpa membuang banyak waktu berlari menuju ke arah Desa Azure.

Dari beberapa puluh meter dari gerbang Deda Azure, Kaizen melihat beberapa orang yang tida berwajah baik menjaga disana.

"Sand!" ucap Kaizen.

Kaizen menciptakan ombak pasir yang tinggi 5 meter.

"Itu apa itu?"

"Sialan lari!!"

"Aku tidak ingi mati lagi!"

Orang-orang itu yang merupakan bandit lari terbirit-birit melihat ombak pasir yang lima kali lebih tinggi dari mereka.

Tetapi kecepatan ombak pasir tidak perlahan, tidak butuh waktu lama mereka mati dibawah ombak pasir.

Kaizen menuju ke arah mayat mereka. Kaizen menyentuhnya dan merasakan mayat mereka sejuk.

"Mati? Apakah mereka selemah itu?" tanya Kaizen.

Kaizen tidak pernah mengharapkan bahwa mereka akan mati hanya karena ombak pasir.

Kaizen menuju ke tengah kota. Di perjalanan menuju ke tengah kota dia melihat banyak mayat berlumuran darah.

"Lemah adalah dosa terbesar di dunia seperti ini."

"Jangan salahkan tuhan kerana tidak adil tetapi salahkan dirimu kerana tidak maju berusaha." ucap Kaizen.

Kaizen menuju ke pertengahan kota. Dia melihat seorang lelaki bertubuh besar dengan puluhan mayat disekitarnya.

"Sepertinya aku terlambat." ucap Kaizen.

Kaizen menunjukkan wajah yang tidak bagus.

Meskipun menurutnya dia tidak bisa menyelamatkan mereka semua yang berada di desa, setidaknya dia bisa menyelamatkan beberapa orang.

*Bersambung