Chapter 6 - Bab 6

Sesosok manusia berbadan besar muncul di hadapan Kaizen.

Dia dipenuhi oleh aura membunuh. Kaizen telah menemukan banyak pemburu, tetapi tidak ada aura pembunuh sekuat dirinya.

Pria itu menyadari keberadaan Kaizen.

Dia melihat Kaizen dengan niat membunuh yang kuat.

Kaizen menyadari niat membunuh dia. Kaizen siap-siap untuk bertarung melawannya.

Pria itu melompat ke arah Kaizen sambil mengayunkan tinjunya.

"Aku adalah Wystan." ucap pria itu.

Kaizen menciptakan perisai pasir mengelilingi dirinya.

Kaizen bisa merasakan bahwa tinju dari Wystan tidak bisa mengenai dirinya atau dirinya akan terluka cukup serius.

Wystan mendaratkan tinjunya ke perisai pasir.

Perisai itu hancur di buat oleh Wystan. Kaizen dengan cepat menghindari dari sana.

Meskipun Kaizen telah mengetahui bahwa perisai itu akan hancur, dia masih terkejut.

Kekuatan yang ditunjukkan oleh Wystan, bukan manusia biasa melakukannya.

Ketika Kaizen masih memikir, Wystan memulai serangan kembali.

Serangan yang kuat seperti pertama kali kembali dilancarkan oleh Wystan.

Kaizen bisa melihat arah serangannya kerana persepsinya yang cukup kuat.

Kecepatannya yang relatif lambat juga menjadi salah satu alasan dia bisa melihat serangan Wystan.

Kaizen menghindar ke arah kiri dan berhasil menghindari serangan dari Wystan.

Kaizen menciptakan pedang dari pasir yabg ketajaman sedikit lebih tajam dari pedang biasanya.

Kaizen menebas pinggang kirinya dengan cepat sebelum Wystan bisa bereaksi terhadap serangannya.

"Aku adalah Wystan!!" ucap Wystan dengan marah.

Dia melancarkan tinju ke arah Kaizen sekali lagi dengan kekuatan yang lebih kuat.

Tetapi hasilnya sama sahaja, dia bisa melihat serangan Wystan kerana kecepatannya yang kurang cepat.

Kaizen menghindari ke samping dan menebas pinggangnya.

Wystan meraung marah melihat kedua pinggangnya telah di tebas oleh Kaizen.

Dia ingin mencabik-cabik Kaizen kerana dirinya terlalu lincah sehingga sulit ditangkap.

Dia melancarkan serangan secara membabi buta.

Dia berpikir dengan serangan membabi-buta bisa mengenai Kaizen.

Dia terlalu meremehkan persepsi Kaizen, Kaizen bisa melihat semua serangannya meskipun dia menyerang secara membabi buta.

Wystan terlalu ceroboh. Kaizen tidak akan melakukan serangan membabi buta meskipun dia dalam posisi tidak menguntungkan.

Wystan berhenti sebentar kerana cukup lelah melancarkan serangan membabi buta tetapi tidak mengenai Kaizen.

Wystan juga sangat kesal kerana ini adalah pertama kalinya Wystan menemui musuh selincah Kaizen.

Wystan berencana untuk beristirahat beberapa detik sebelum melancarkan serangan kembali.

Kaizen tersenyum cerah melihat Wystan yang berhenti sebentar.

Ini adalah waktu yang tidak akan di dapatkan lagi jika disia siakan.

Kaizen dengan cepat menuju ke arah Wystan.

Wystan tidak bisa bereaksi terhadap serangan Kaizen.

Dia tidak memiliki reaksi dan persepsi ya g bagus sehingga tidak bisa bereaksi terhadap serangan dari Kaizen.

Tubuh Wystan terbelah menjadi dua.

Kaizen membelah Wystan menjadi dua menggunakan pedanh pasir yang dibuat olehnya.

*Bersambung