Dunia Tiandu, sebuah dunia yang sangat besar dan juga luas. Dunia yang dipenuhi dengan para kultivator-kultivator yang kuat, kultivator terlemah di dunia itu bahkan bisa menghancurkan sebuah batu besar.
Di Dunia itu juga, banyak sekali persaingan untuk memperebutkan sumber daya untuk bisa meningkatkan kekuatan, ada beberapa tempat yang bisa menghasilkan sumber daya, misalnya Sekte. Sekte adalah tempat dimana para kultivator kuat dan lemah berada, ada juga beberapa kultivator yang tidak menunjukkan dirinya di sekte. Bukan berarti orang itu lemah, biasanya orang yang tidak menunjukkan dirinya sama sekali sedang berada dalam pengasingan untuk menjadi lebih kuat.
Orang-orang yang mengasingkan diri disebut "Kultivator Petapa" atau bisa disebut juga disekte "Leluhur".
Dunia Tiandu terbagi menjadi beberapa wilayah besar, seperti wilayah timur, wilayah barat, wilayah selatan, dan wilayah utara. Ada beberapa kekaisaran yang menjaga wilayahnya masing-masing, seperti Kekaisaran Zhou yang menjaga wilayah barat, Kekaisaran Qin yang menjaga wilayah Timur, dan Kekaisaran Song yang menjaga wilayah selatan. Kekaisaran yang paling kuat adalah Kekaisaran Qin, sedangkan yang terkuat adalah Kekaisaran Yuan yang terletak di dataran tengah.
Ada beberapa tingkatan Alam di Dunia Tiandu, diantaranya:
1.Martial Refinement
2.Martial Foundation
3.Martial Core
4.Martial Soul
5.Martial Sovereign
6.Martial Ancestor
7.Martial Emperor
8.Martial God
9.Paska Kenaikan Keabadian
Setiap tingkat mempunyai tahapannya, yaitu rendah, menengah, dan akhir(puncak). Kecuali tingkatan ke-9, tingkatan ke-9 merupakan tingkatan untuk naik ke Dunia Atas. Dunia yang dikatakan dunianya para abadi hidup.
***
Keesokan harinya, terlihat Wang Cai yang sedang berpakaian rapi. Kali ini dia tidak memakai pakaian yang sering digunakan olehnya, Wang Cai kali ini seperti seorang pangeran muda yang tampan. Ia tidak mengira ia akan segera menikahi putri dari Raja Zhou.
"Bukankah keberuntunganku jelek...? Bagaimana aku bisa menjadi seorang menantu...? Sialan..." batin Wang Cai dengan keseriusan di wajahnya, ia lalu melanjutkannya dengan bergumam "Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi padaku sekarang...?" dengan kerutan di dahinya.
Waktu berlalu, Wang Cai yang bosan karena bermeditasi kemudian memutuskan untuk keluar dari ruangannya. Ia lalu mengambil pedangnya dan berganti pakaian menjadi pakaian yang biasanya ia gunakan, yaitu jubah berwarna putih. Tidak lupa ia memakai ikat kepalanya, ia lalu menghela nafas. Perlahan ia menutup matanya, dan membelalakkan matanya sekitar 5 detik setelah menutup matanya.
"Para pelayan sepertinya sedang sibuk... Karena mereka sibuk, ini hal yang bagus bagiku untuk keluar dari ruangan ini dan pergi..." batin Wang Cai sambil melihat sekitarnya, ia lalu mengerutkan keningnya dan bergumam "...Sepertinya aku harus mengunjungi makam keluargaku..." sambil menatap langit. Langit itu besar, sama seperti tujuan yang dimiliki oleh Wang Cai. Ia lalu pergi ke suatu tempat yang ingin dikunjunginya.
Raja Zhou yang merasakan keberadaan Wang Cai menghilang kemudian melacaknya. Ia melihat Wang Cai yang sedang terbang dengan pedangnya menuju suatu tempat, alhasil Raja Zhou memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mengikuti Wang Cai, tujuannya bukan untuk memata-matainya, tujuannya adalah untuk melindungi Wang Cai agar tetap aman. Itu karena Wang Cai pergi ke arah timur, arah dimana Kekaisaran Qin berada.
Waktu berlalu, terlihat Wang Cai yang sedang terbang di langit, di atas awan. Dia merasakan hawa kehadiran yang kuat dibelakangnya, Wang Cai lalu menengok kebelangkangnya. Ia melihat 2 orang berjubah hitam dengan wajah yang tertutupi oleh masker membuatnya tak bisa mengenalinya.
Ia sebenarnya mencurigai mereka karena mengikuti dirinya, namun ia memutuskan untuk lanjut terbang. Tidak lama setelah itu, ia sampai ke sebuah gunung yang besar, ia lalu berhenti dan turun. Begitu juga dengan 2 orang yang mengikutinya, Wang Cai lalu berbalik dan menatap mereka.
Wang Cai lalu bertanya. "Siapa kalian? Kenapa kalian mengikutiku? Apa Raja Zhou mengirim kalian untuk melindungiku?" sambil bersiap diri(berjaga-jaga ketika tiba-tiba diserang).
Mereka lalu menjawabnya. "Salam, Tuan muda, kami dikirim oleh Raja untuk melindungi anda secara diam-diam, namun kami malah ketahuan oleh anda..."
Wang Cai merasa bahwa 2 orang yang memberinya salam sedang menatapnya dengan dingin, seperti menunjukkan rasa permusuhan.
"Kalau begitu, kalian kembalilah, aku sudah sampai sampai ke tempat yang ingin ku tuju..." Ucap Wang Cai sambil menyuruhnya pergi.
"Eh? Tapi Tuan, bukankah ini adalah area pemakaman?" Tanya mereka dengan perasaan gugup.
Wang Cai lalu menghela nafas dan menjawab mereka. "Itu benar, ini adalah pemakaman, dan... Aku ingin mengunjungi makam orang tuaku, jika kalian mengikutiku... Bukankah itu tidak sopan?" dia(Wang Cai) menatap mereka dengan dingin.
"...Baiklah, kalau begitu kami akan pergi, sampai jumpa, Tuan!" mereka lalu berpamitan dengan Wang Cai dan pergi dengan menaiki pedang.
Wang Cai lalu memperhatikan mereka untuk waktu yang cukup lama, sekitar 15-30 menit. Setelah selesai memperhatikan, ia lalu berbalik dan mengunjungi makam keluarganya. Nampak sebuah pohon yang cukup besar berada di tengah-tengah makam, serta batu-batu kecil yang mengitarinya membuatnya cukup nyaman untuk di lihat.
"Ayah, Ibu... Aku membawakan sebuah kabar baik untuk kalian. Aku beruntung aku bisa menjadi seorang menantu dari Raja..." Ucapnya sambil bertekuk lutut.
"Dan aku sebentar lagi akan menerobos dan membuat Pilar kelima dari Alam Martial Building." Ucap Wang Cai sambil meneteskan air mata. Ia lalu berdiri secara perlahan dan berpamitan.
"Kalau begitu, aku akan pergi, selamat tinggal, Ayah, Ibu."
Ia lalu pergi meninggalkan makam keluarganya.
Tertulis, "Wang Ren(Ayah Wang Cai)","Cai Yin(Ibu Wang Cai)".
***
Dia(Wang Cai) menatap langit, lalu menghembuskan nafas. Ia melihat beberapa awan gelap mulai muncul, seperti ada hujan yang akan datang. Ia lalu menghembuskan nafas lagi dan berjalan pergi.
Tidak lama setelah itu, nampak 2 orang berjubah hitam membawa sebuah senjata. Seperti mencoba membunuh seseorang secara diam-diam, Wang Cai yang melihatnya kemudian menyuruh mereka untuk keluar.
"Keluarlah, aku tahu kalian berdua tidak akan membiarkanku pergi" Ucapnya sambil menatap mereka dengan dingin.
Mereka lalu keluar, Wang Cai yang melihat mereka membuatnya terkejut. Dia hanya menebak, namun tebakannya itu benar. Wang Cai benar-benar heran kenapa setiap kali ada sebuah masalah dia akan beruntung.
"Tuan muda, maafkan kami! Kami harus membunuh anda agar Kekaisaran damai!" Ucap mereka berdua sambil menodongkan pedangnya kearah dada Wang Cai.
Wang Cai lalu menggelengkan kepalanya dan tertawa. "Kalian masih memanggilku "Tuan muda" padahal kalian telah menodongkan pedang kalian kearahku...? Dasar... Aku paling benci seseorang yang memanggilku dengan sebutan yang terhormat lalu menodongkan pedangnya kearahku..."
Langit menjadi gelap, awan hitam mulai bermunculan, membuat langit bergemuruh. Hujan pun turun, membuat pakaian mereka bertiga basah kuyup, Wang Cai lalu mengeluarkan pedangnya dari sarungnya.
Mereka yany melihat Wang Cai mengeluarkan pedangnya kemudian memasang ancang-ancang, seperti bersiap untuk di serang. Wang Cai hanya menatap langit, dia menatap langit itu selama 10 menit. Tetesan air hujan membasahi dan membersihkan mukanya, ia lalu menebas pedangnya ke kiri. Pedangnya begetar, gemuruh di langit semakin kencang.
Ia lalu menggertak "Kalian berdua, majulah!" sambil memasang kuda-kuda. Mereka yang melihat Wang Cai sedang bersiap kemudian memutuskan untuk maju dan menghadapinya. Mereka menyerang dengan menggunakan suatu teknik berpedang dari Kekaisaran yang berbeda.
Wang Cai yang menyadari bahwa teknik itu bukan teknik yang biasanya digunakan oleh pelayan di kekaisaran kemudian membuat dirinya yakin bahwa 2 orang yang berada di depannya berasal dari Kekaisaran lain.
"Kalian, apa kalian berdua bukan dari kekaisaran Zhou?" Tanya Wang Cai sambil merasa terkejut.
"Ya, kami berdua berasal dari kekaisaran Qin, Lantas mengapa jika kami bukan berasal dari Kekaisaran Zhou?" Mereka menjawab dan bertanya kepada Wang Cai alasan kenapa Wang Cai menanyakan tempat dimana mereka berasal.
Wang Cai lalu menjawab mereka. "Tidak, hanya saja jika kalian berasal dari kekaisaran Zhou, maka aku hanya akan membuat kalian di penjara. Namun, karena kalian berasal dari Kekaisaran Qin, itu artinya aku bisa membunuh kalian dengan rasa sakit yang luar biasa!"
Mereka lalu tertawa. "Hahahaha! Membunuh kami dengan rasa sakit yang luar biasa? Jangan bercanda!!" salah satu dari mereka kemudian maju, Wang Cai menghela nafas.
"Dengan kuda-kuda yang kokoh! Tubuh yang kuat! Serta tebasan yang mengandung kematian! Teknik pedang pilar, pilar pertama, Tebasan Vertikal Kematian!!".
Slash!!...
Salah satu dari mereka kemudian terbelah menjadi dua, lalu yang satunya lagi, yang melihatnya kemudian gemetar ketakutan. Wang Cai berniat untuk mengampuni nya, namun karena ia tahu bahwa jika ia mengampuni musuhnya, yang kuat pasti akan datang dan membuat kekacauan. Maka dari itu Wang Cai membunuhnya dengan memenggal kepalanya.
Setelah berhasil membunuhnya, ia membawa mayat mereka. Yang terbelah di ikat dengan ranting pohon dan yang terpenggal kepalanya di masukkan kedalam tas yang mereka(musuhnya)bawa. Saat ia sedang berjalan untuk kembali, ia melihat seekor beruang besar dengan anak-anaknya seperti kelaparan. Ia lalu menaruh salah satu mayat yang ia bunuh, yang terbelah, dan memberikannya kepada beruang besar itu. Anak-anak kan beruang itu makan dengan lahap, Wang Cai melihat mereka memakannya sampai akhir.
Setelah selesai makan, beruang itu kemudian menjilati Wang Cai, Wang Cai lalu memegang bulu beruang itu, dan kemudian tersenyum lalu pergi kembali ke Kekaisaran Zhou.
***