Pesta tetap berlansung, walau terlihat baik Andrian atau pun Paramitha asyik sendiri. Paramitha melampiaskan kekesalannya dengan mabuk dan berdangsa dengan siapa pun. Sedangkan Andrian terlihat lebih tenang dan menikmati pesta bersama teman-teman. Moment itu di abadikan dan di share ke media sosial.
----------
Sebelumnya, Dewa setelah menyelesaikan pekerjaannya. Berangkat menuju pulau Bali untuk menghadiri pesta kedua mempelai yaitu Andrian dan Paramitha. Walau bagaimana pun ada hubungan pertemanan, tapi tidak secara langsung dengan keduanya.
Bisa jadi keluarga kedua mempelai adalah teman Dewa. Dan mau tidak mau harus datang ke sana. Setelah tiba di bandara Dewa di jemput dan di bawa ke resort tempat pesta berlangsung nanti malam. Sempat menyimpan koper di kanar, dia pun mendapat panggilan telpon temannya untuk bergabung di cafe resstoran, dan Dewa tidak keberatan.
"Hei Wa ...!" Seru temannya yang melambai ke arahnya. Pemuda itu pun mendekatinya.
"Terima kasih, bro lo mau datang !" Ujarnya. Dewa hanya mengangguk.
"Iya, kebetulan gue ada waktu kosong kok !" Jawab Dewa santai dan memesan minuman.
"Ngomong-ngomong, di mana mereka ?" Tanyanya, Dewa terlihat melihat kesekililing Cafe, yang memang cukup ramai.
"Tuh, ada di beranda luar !" Jawab temannya sambil menunjuk ke arah luar. Dewa tertegun, terlihat Paramitha asyik mengobrol dengan temannya, tapi tidak dengan Andrian yang asyik sendiri. Tidak seperti pengantin baru yang penuh kemesraan.
"Aneh banget !" Ujar Dewa sambil mengambil minuman yang sudah tersedia.
"Biasalah bro! Gosipnya, si Andrian sudah tahu video yang beredar! Jadi dia bete begitu !" Bisik temannya tersenyum. Dewa tertegun, apa tentang itu ya ?
"Oh, padahal keduanya sama-sama! Harusnya ya, cuek aja !" Ujar Dewa.
"Maksud lo sama-sama pemain ?" Jawab temannya tertawa, Dewa hanya mengangguk tersenyum. Tak lama kedua pasangan itu pergi, Paramitha kini raut wajahnya tidak suka atau marah.
"Kenapa, lagi tuh ?" Tanya temannya.
"Mungkin, yang cowok keinget mantan !" Jawab Dewa Santai.
"Emang, siapa mantan Andrian ?" Tanya temannya.
"Masa lo, engga tahu! Ada video pertengkaran yang beredar !" Jawab Dewa.
"Oh ... ya itu! Wuih, hebat tuh cewek bisa naklukin si playboy !" Seru temannya tertawa.
"Semuanya, pasti ada pawangnya lah!" Ujar Dewa tersenyum.
Setelah itu Dewa sempat mengobrol dengan lainnya sebelum kembali ke kamar untuk istirahat. Malamnya Dewa sudah rapi walau memakai pakaian kemeja biasa. Ini kan pesta bukan acara formal. Dan kemudian menuju tempat pesta. Di sana dia bergabung dengan yang lainnya.
Kembali Dewa melihat tingkah dua pasangan itu yang berbeda. Keduanya masing-masing berdangsa dengan pasangan yang berbeda. Dan seperti biasa, Paramitha menggaet seorang bule. Walau ini private, tapi semua pengunjung di biarkan bergabung. Hanya tempat duduknya saja khusus buat mereka dan juga pelayanan lainnya.
Semua terlihat tak perduli dengan apa yang terjadi. Tak lama Dewa melihat Andrian keluar menuju area pantai, setelah itu Paramitha mengikuti, dengan keadaan mabuk. Dewa pun penasaran dan menyusul juga.
Dewa mendengar semuanya, dia hanya terdiam. Dan kembali ke pesta, tapi tidak dengan kedua pasangan penyelenggara pesta. Tapi Dewa mendengar info, kalau Andrian keluar dari resort dan menuju klub ekslusif lainnya.
Dewa tahu dimana itu, dan termasuk milik temannya juga. Dia pun meninggalkan pesta, tak lama sebuah mobil terparkir di depan klub dan Dewa pun masuk dan membawa pergi.
--------------
Club mewah itu, terasa meriah dan dengan musik IDM yang keras tak memperdulikan apa itu membuat telinga tuli atau tidak yang jelas semua happy atau bahagia. Ada panggung besar di tengah dan berkerumun banyak orang untuk berdangsa. Para pelayan hilir mudik membawa makanan dan minuman yang di pesan. Walau ini Bali tak terlalu banyak orang bule di sini, kebanyakan orang lokal.
Mungkin orang asing lebih memilih klub yang sedang saja. Tidak menghabiskan uang di sini. Ada dua lantai di klub ini. Di bawah hanya ada bar dan tempat berdangsa serta panggung, sedang di lantai dua baru ada berbagai tempat duduk. Yang mengelilingi area bawah, sehingga mereka bisa melihat ke bawah.
Andrian membebaskan diri dengan minuman di tangannya. Dia kini hanya sendiri duduk di pojokan. Tak ada hasrat untuk berdangsa, walau musiknya menggoda untuk menggoyangkan badan. Tak lama dia melihat sesuatu dan itu membuatnya tersenyum sinis. Yap Paramitha juga datang ke sini. Ini bukan klub favoritnya, tapi dia mendapat info kalau gadis itu sering kemari. Tak lama Paramitha naik ke atas di antar oleh seorang pelayan dan ternyata menuju ke sebuah tempat duduk. Mata Andrian menatap tak berkedip ketika tahu siapa itu, tangannya mengepal.
"Sialan, ternyata dia ada di sini juga rupanya !" Ucapnya dan mengambil ponselnya.
"Hallo ...! Ini Andrian, papa ada ? Kemana? Sama mama ? Oh ... oke, engga cuman nanya doang kok mbok !" Ujarnya. Setelah itu dia memutus telponnya.
"Hai ..." tiba-tiba seseorang berdiri di depannya, matanya terkejut.
"Lo ngapain disini ?" Tanyanya, lelaki di depannya tersenyum. Tanpa di minta duduk di depan Andrian.
"Gue, di undang loh !" Jawabnya.
"Lo, juga ngapain di sini? Ini bukan klub favorit lo kan ?" Tanya lelaki itu tersenyum.
"Lo, jangan usah turut campur urusan gue !' Ujar Andrian sambil mengambil minuman.
"Kalau untuk Safira, gue harus dong! Karena gue, tahu apa yang lo bicarakan di pesta pernikahan lo lalu !" Jawab Dewa menatap Andrian tajam.
"Dan ... gue tahu, lo sedang mematai Paramitha kan ?" Lanjutnya tersenyum.
"Hebat, juga lo Dew! Tak heran lo cucu Ardhi Wijaya !" Ujar Andrian tersenyum santai.
"Lo, yakin ingin melakukan ini semua ?" Tanya Dewa, melirik ke arah lain di mana Paramitha bergabung dengan seseorang.
"Maksud lo ?" Tanya Andrian.
"Bisa di katakan, melawan ... bokap lo ..." jawab Dewa, Andrian kini menatap Dewa dengan tajam. Yang di tatap tetap santai.
"Lo, engga bisa semudah itu lepas dari dia !" Lanjut Dewa.
"Apa yang lo ketahui tentang bokap gue? Dan kenapa lo mau membantu gue, secara nyata gue udah mengakui menyakiti Safira !" Ucapnya, kemudian terdiam.
"Gue, membantu bukan sebatas untuk Safira! Tapi ada hal yang lainnya !" Ujar Dewa, Andrian menatap Dewa penasaran.
"Apa itu? Bisnis ?" Tanya Andrian tersenyum. Seperti sudah tahu arah pembicaraan Dewa.
"Bukan ... tapi, sepak terjang bokap lo! Yang semakin berbahaya !" Jawab Dewa. Andrian tertawa.
"Ya elah, Wa! Lo takut juga sama bokap gue ternyata !" Andrian menggeleng kepala. Dewa mengambil ponselnya dan kemudian memberikan kepada Andrian, pemuda itu menatap Dewa lalu beralih ke arah layar ponsel. Mendadak mukanya memerah padam seperti marah.
"Ini pasti berita bohong kan? Masa bokap gue ... mafia ..." ujarnya tak percaya. Dewa tersenyum.
"Belum, tapi mau ... karena sedang bekerja sama dengan mafia Asia lainnya! Memang tidak di percaya, ngapain juga bokap lo bermain di barang haram seperti Narkoba atau pun judi? Bokap lo sukses! Tapi dia mempunyai rencana lain ingin berkembang ke seluruh asia tapi dengan jalur yang lain !" Jelas Dewa. Andrian terdiam.
"Lalu, apa hubungannya dengan gue ?" Tanya Andrian, Dewa menggeser tubuhnya untuk mendekat ke arah Andrian dan membisikan sesuatu, karena suara bising dari musik yang keras. Mata Andrian tertegun.
"Apa yang akan gue peroleh ?" Tanyanya menatap Dewa, seperti tertarik.
"Tentu, 30 persen perusahaan bokap lo !" Jawab Dewa.
"Lo, melakukan ini atas nama keluarga lo atau ..."
"Kakek gue, adalah mafia yang asli !" Jawab Dewa. Andria tertegun dan kemudian tertawa.
"Wa, lo meminta gue bekerja sama tapi lo sendiri keluarga mafia, eh tunggu dulu ... itu beneran ?" Tanya Andrian.
"An, lo lihat deh ... bokap lo dengan siapa? Maksud gue, selain istri lo ?" Sambil melirik ke arah bangku di depan tapi agak berjarak dengan mereka. Ya, tadi Andrian memang melihst sekilas, bukan bokapnya saja tapi ada dua lelaki lainnya bertampang bule dan Asia. Yang bule terlihat tampan, sedang satunya sekitar 40 tahunan.
"Fernando, dari klan mafia Italia! Tapi tinggal di Las Vegas, dan lo tahu kan apa artinya? Yang satu dari Makau, dia seorang mafia juga !" Jelas Dewa, kemudian memberikan ponsel untuk memperlihatkan informasi sepak terjang mereka.
"Penjelasan keluarga gue, cukup panjang! Gue jelasin bila lo bersedia bekerja sama !" Ujar Dewa, sambil menatap Andrian.
"Kalau, lo berusaha sendiri tak akan bisa! Apa lagi istri lo dekat bokap lo, apa artinya semua tentang lo di ketahuinya! Kalau lo mau bekerja sama, lo tinggal berakting, dan memberikan info tentang semua bokap lo, gampang kan ?" Jelas Dewa. Andrian terdiam.
"Oke ... gue setuju !" Jawabnya dan mengulurkan tangan, Dewa membalasnya sambil tersenyum.
"Gue tahu, lo akan berubah An !" Ujarnya, pemuda itu tertegun.
"Lo, percaya gue ?" Tanya Andrian.
"Gue, percaya! Karena lo masih mencintai Safira! Tapi perkara, lo akan bersama dia ... kita lihat nanti! Asalkan lo mau bekerja sama !" Jawab Dewa. Andrian mengangguk.
Bersambung ...