Dua keluarga calon pengantin sedang sibuk luar biasa, mereka ditempatkan di wilayah kamar yang berbeda. Keluarga dari Paramitha sedang di mikeup dan semua menggunakan kebaya tradisional untuk perempuan, dan jas atau beskap untuk kaum lelaki. Begitu pun keluarga dari calon lelaki sama saja.
Sheilla sedang melihat dan mengawasi semua karyawannya dalam pekerjaan terakhir sebelum acara di mulai. Pembawa acara mencoba mike, sedang Agra juga dari tadi membuat foto untuk dokumentasi perusahaan.
Satu jam sebelum acara akad nikah, para tamu undangan pun tampak sudah berdatangan. Mereka melakukan registrasi dari undangan yang ada barcodenya. Ini untuk meminimalisasi tamu yang tak di undang.
Bukan apa-apa, selain untuk mengetahui jumlah tamu yang hadir dan sesuai dengan cideramata yang sudah dipersiapkan. Maklum bukan hadiah kaleng-kaleng yang biasa. Walau ini hanya tamu kecil karena untuk akad nikah saja tapi tetap banyak yang datang.
Sehari sebelumnya di adakan siraman di area kolam renang private di hotel ini atau di dalam gedung. Di luar pun ada kolam renang sebenarnya, bersebelahan dengan restoran tempat resepsi akan di langsungkan. Siraman ini dengan menggunakan adat Jawa. Dan hanya di hadiri oleh dua keluarga besat calon mempelai.
"Oke, semua! Acara akan segera di mulai !" Seru Sheilla dengan menggunakan alat komunikasi di telinganya.
"Beres bos !" Jawab semuanya.
Ketika para tamu datang, semua tertegun dengan dekorasi ruangan acara yang sangat indah, di hiasi dengan rangkaian bunga putih dari berbagai jenis, pepohonan dan lain-lain. Kesannya mewah tapi juga elegan.
"Waw ... luar biasa !"
"Tak heran, keduanya kan anak dari pemilik perusahaan besar jadi begini mewah !"
"Eh, tapi bagaimana gosip yang beredar ?"
"Ssttt ... kalau ini tetap di langsungkan! Artinya ya engga ada masalah kan ?"
Begitulah obrolan para tamu, yang tanpa di sengaja di dengar Sheilla, hal itu tak dapat di hindari. Bahkan klarifikasi dari calon mempelai perempuan juga tak ada, dengan video yang beredar. Seperti tidak perduli, toh nanti hilang sendiri.
Akhirnya acara akad nikah pun di gelar, suara gamelan pun terdengarmengiringi dari prosesi ini. Dimulai dari kedatangan keluarga calon mempelai pria, Andrian tampak gagah dan tampan, diiringi kedua orang tuanya serta adiknya, di belakangnya berjejer para kerabat yang lain. Semuanya duduk di kursi bersama para tamu, kecuali Daniel dan Andrian duduk di depan yang sudah disediakan untuk acara akad nikah. Tak lama petugas KUA datang, di lanjutkan dengan kemunculan dari keluarga calon mempelai wanita.
Paramitha terlihat cantik dan anggun, semua terpesona dan mendapat perhatian dari para tamu. Di antara para tamu undangan terdapat teman-teman Sheilla dan juga Safira yaitu Kanaya ! Ya, keluarganya cukup dekat dengan keluarga dari calon mempelai wanita. Awalnya dia tak mau datang, tapi kedua orang tuanya tetap meminta, karena alasan yang di ungkap tidak jelas. Mamanya masih bisa mengerti, karena kenal Safira tapi tidak dengan papanya.
Kanaya hanya bisa menghela nafas, melihat hal ini depannya. Matanya menatap tajam Andrian, yang dari tadi sesekali menunduk, hal itu membuat ayahnya melotot. Entah apa yang ada di pikirkannya.
-------------
Sehari setelah pesta bujang yang dilakukannya, dia mendengar kalau Paramitha pun melakukan hal yang sama di klub yang berbeda. Paginya dia melihat ponsel dan menemukan video yang di kirim oleh salah satu temannya. Andrian terkejut dengan itu. Bagaimana tidak, video berdurasi 1 menit, berhasil memperlihatkan sosok Paramitha yang sebenarnya. Ada dua video yang ada di ponselnya dengan durasi yang sama, tapi yang membuatnya tak percaya adalah ucapan yang keluar dari mulut gadis cantik itu ketika mabuk.
"Lo, cinta sama calon suami alias Andrian ?" Tanya seorang gadis di balik kamera.
"Cinta? Bullshit, semua hanya pura-pura! Lo tahu tidak semua orang suka perjodohan, kecuali ada sesuatunya !" Ucap Paramitha mendelikan mata dan sedikit mencemooh perkataan yang di duga memang sudah mabuk.
"Lalu, kenapa lo mau ?" Tanya temannya.
"Itu karena ... keluarga gue sedang ada masalah! Dan solusinya adalah pernikahan ini! Persetan, dengan semua tingkah cowok itu! Dia bukan tipe gue, play boy apaan? Dia sukanya cewek polos, yang sudah di permainkan lalu di tinggalkan !" Jawabnya mengejek. Muka Andrian memerah. Tiba-tiba notifikasi ponsel muncul, dan video masuk ke chatnya.
Andrian terlihat semakin marah dan kecewa, awalnya dia ingin membanting ponsel itu, tapi tidak jadi. Kini dia tahu siapa calon istri yang sudah di jodohkan kepadanya. Paramitha tak ubahnya sama dengan dirinya badgirl serta playgirl.
"Apa papa tahu? Dan sengaja ini tetap berlangsung ?" Tanya Andrian dalam hati, dia menghela nafas kasar.
"Sialan, gue sudah di jebak !" Teriaknya marah.
Begitulah, pikiran Andrian hari ini. Paramitha memang cantik, tapi tidak ada yang tahu ada apa di baliknya, wajah pemuda itu menatap tajam dan akan mengikuti permainan keduanya. Ya termasuk ayahnya sendiri, terlihat senyum seringai di wajahnya.
"Oke, papa dan kamu sayang! Gue, akan terima permainan ini! Kalian berdua belum tahu siapa Andrian yang sebenarnya !" Ucapnya dalam hati.
"Sah? Bapa dan ibu yang hadir disini ?" Tanya pak penghulu setelah ijab kabul dilaksanakan, dan Andrian melakukannya tanpa ada kesalahan pengucapan, yang kemudian membuat kagum. Paramitha tersenyum puas.
"SAH !! Seru semuanya. Dan para keluarga kedua mempelai pun sama dan lega, terutama Daniel yang terlihat sangat bahagia. Sedang besannya hanya tersenyum kecil. Tapi tidak dalam hatinya.
"Sialan kamu, Daniel! Lihat saja nanti !" Ucapnya dalam hati. Para ibu menitikan air mata tanda juga bahagia, benarkah? Hanya keduanya yang tahu, semua ini keinginan para suami mereka saja ..
Sheilla puas, sedang Agra dari tadi hilir mudik memotret momen sakral itu dengan mata kamera yang di pegangnya. Setelah itu memeriksanya. Sesekali tersenyum dan tertegun dan kemudian menatap semuanya.
"Gila, semua pandai sekali berakting !" Serunya dalam hati, yap ... mata kamera itu tak bisa bohong dan menangkap semua ekpresi yang terekam.
"Bagaimana ?" Tiba-tiba, earphonenya bersuara dan itu adalah Sheilla dari pojok ruangan, Agra memberi kode, beres.
"Oke, nanti pilih yang paling baik atau buang yang jelek !" Pintanya, Agra tertegun.
"Lo tahu ?" Bisik Agra, Sheilla hanya menatap pemuda itu dari jauh.
"Oke, beres !" Ucap Agra akhirnya, Sheilla mengangguk. Untung Agra memotret dengan berbagai sudut pengambilan yang bagus.
-----------
Acara dilanjutkan dengan prosesi adat, meminta restu dan lainnya. Yang sebenarnya itu mengharukan bagi semuanya. Kanaya tersenyum menggeleng. Dia tak merasa tak ada feel sedih-sedihnya biasa saja.
"Astaga, gue berasa nonton sinetron! Tapi secara live !" Ucapnya dalam hati tertawa.
Kemudian akhirnya para tamu bersalaman untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai. Para teman dan sahabat Paramitha paling heboh.
"Waduh, say! Selamat ya, semoga langgeng !" Ucap seorang perempuan sambil mengedipkan mata kepada temannya itu dengan gaya centilnya.
"Iya loh, dan selamat berbulan madu ya !" Ujar yang lain. Kini giliran Kanaya dan juga keluarganya. Ketika bersalaman dengan Andrian dengan berbisik, karena Paramitha sedang mengobrol dengan kedua orang tuanya.
"Lo, dapet salam dari Safira !" Ucapnya tersenyum, Andrian terkejut dan menatap tajam ke arah gadis cantik, pemuda itu baru menyadari waktu kejadian lalu Safira terlihat datang dengan perempuan di depannya itu, bisa di pastikan teman baiknya.
"Oh, ya? Terima kasih !" Jawab Andrian balik tersenyum, Kanaya tertegun, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi. Karena tamu lain mengantri panjang.
Setelah itu, para tamu mencicipi hidangan yang sudah tersaji. Semua memuji makanan yang enak.
"Ini, dari katering hotel atau WO nya ?" Tanya seorang tamu, kepada pelayan di depannya.
"Dua-duanya, kami bekerja sama !" Jawab wanita pelayan itu tersenyum.
"Eh, katanya WO nya dari Palm entertaiment loh! Kok bisa, mereka kan ... " ujar salah satu tamu, tapi yang ditanya malah tidak perduli.
"Gue suka! makanan katering dari Palm, enak-enak! beberapa kali gue pake, buat menjamu rekan bisnis! Soal harga, okelah !" Jawabnya. Teman-temannya mengangguk setuju.
Tentu saja Sheilla senang mendengarnya, yang berdiri tak jauh dari situ dan berlalu untuk mengawasi yang lainnya, agar jangan sampai kehabisan makanan, dan selalu fresh, tetap hangat di hidangkan kepada para tamu yang banyak itu. Menjelang sore, semua sudah selesai. Kedua pengantin sudah kembali ke kamar untuk istirahat. Dan nanti malam pukul 19.00 akan digelar acara resepsinya, yang di adakan di grand ballroom yang bisa menambung 1500 an lebih tamu.
--------------
Sementara itu, Safira baru kembali dari Palm Entertaiment untuk pembuatan iklan produk lokal. Tubuhnya sedikit lelah tapi tetap senang, karena kariernya di bidang modeling sudah di mulai. Tadi ketika istirahat Safira menerima gambar foto dari Kanaya tentang acara akad nikah. Dia hanya menatap tak berekpresi biasa melihat cuplikan kedua mempelai mengucapkan ikrar pernikahan. Awalnya Kanaya terkejut dengan permintaan Safira itu, tapi akhirnya mengirimkannya.
"Lo, engga apa-apa kan ?" Tanya Kanaya. Safira hanya tersenyum di video call setelah pulang dari acara.
"Gue, baik-baik saja! Tenang saja, gue malah pengen tertawa melihat semuanya itu !" Jawab Safira, mengulum senyum.
"Yap, gue juga merasakan banget settingannya !" Ujar Kanaya.
"Oh, iya ... gue udah memberitahu pesan lo !" Lanjutnya, Safira tertegun.
"Lalu ?" Tanyanya tanpa sadar, Kanaya menatap sahabatnya itu.
"Lo ... masih mencintainya ?" Safira terdiam, dan menghela nafas.
"Ada anak gue, Nay! Dari sikapnya gue tahu, dia ... terpaksa !" Ucap Safira.
"Tapi, dia sudah menjadi suami orang lain! Lo mau apa lagi ?" Tanya Kanaya penasaran.
"Iya, gue tahu kok !" Jawab Safira singkat.
"Oke, jadi lo mau datang malam ini ?" Tanya Kanaya.
"Ya, iyalah! Tapi atas nama keluarga Wijaya yang kenal dengan keluarga ceweknya !" Jawab Safira. Kanaya terdiam, waktu lalu dia dikejutkan dengan cerita dari Safira, tentang semua kebenaran bahwa dia memang putri kandung Ardhi Wijaya.
"Oke, nanti kita ketemuan di resepsi ya !" Ujar Kanaya. Safira mengangguk.
Kanaya masih ragu dengan sikap Safira, entah apa yang ada di pikiran sahabatnya itu. Dia pun hanya menghela nafas, melihat sikap Andrian yang terlihat senang mendapat pesan dari Safira, membuat dia berfikir ... apa jangan-jangan dia ...
---------
Malam resepsi pun di gelar, para tamu yang datang langsung terpukau dengan dekorasi yang indah, cantik dan mewah. Banyak rangkaian bunga disana ini. Kali ini temanya memang moderen gaya putri kerajaan. Tim Sheilla bekerja siang malam untuk membuat ini terwujud dan hasilnya ? Semua puas termasuk calon mempelai perempuan dan keluarganya. Yap, semua urusan pesta di serahkan sepenuhnya kepada keluarga besan perempuan, sementara lelaki hanya tinggal datang saja.
Tentu saja, keluarga mempelai pria pun mempunyai agenda sendiri, dari mempersiapkan seserahan, pakaian seragam dan lainnya. Sheilla dan timnya lega, setelah ada sedikit masalah karena keterlambatan pengiriman bunga untuk di rangkai. Padahal ini pun juga mendapat bantuan dari pihak hotel juga.
Sheilla mendapat kabar kalau keluarga besarnya akan hadir di acara ini. Dia tahu hubungan dekat keluarganya dengan keluarga perempuan dari kakeknya yang berteman baik, kakek atau ayah dari Paramitha sendiri. Bukan undangan dari keluarga Daniel Atmaja.
Kanaya pun sudah hadir terlebih dahulu, tapi dia menunggu Safira di depan pintu utama. Tak lama dia melihat sosok sahabatnya, sempat tertegun. Melihat penampilan gadis itu sekarang, padahal belum sebulan tidak bertemu.
"Astaga, say ... lo berubah loh !" Ucapnya sambil memeluk sahabatnya itu. Ya, Safira terlihat cantik dan anggun, menjelma menjadi seorang model profesional Internasional. Safira lebih banyak menghabiskan waktu di Singapura sekarang ini setelah bergabung dengan agensi model.
"Hai, ah ... lo bisa saja !" Jawab Safira tersenyum, mereka pun cipika cipiki dan tertawa kecil, seperti tak bertemu lama. Di belakangnya rombongan keluarga Ardhi Wijaya, lengkap anak, cucu dan menantunya hadir. Tentu saja ini menjadi pusat perhatian para tamu yang hadir. Siapa tak tahu keluarga Wijaya? Pemilik Palm.Co group, serta perseteruannya dengan keluarga Atmaja.
Daniel yang masih berada di belakang panggung, ruangan terpisah juga mendengar hal ini. Tapi dia tahu dan tak perduli, terserah besannya mau mengundang siapa, termasuk itu musuhnya sendiri.
Rupanya Andrian yang sedang dirias pun juga mendengar berita itu, pikirannya tiba-tiba teringat ...Safira ! Sedang Paramitha di ruangan yang sama hanya terdiam, santai dan sempat melirik ke arah suaminya, tapi sekejap saja, dan kembali fokus untuk di mike up. Sementara yang hadir pun saling pandang tanpa berkata apa pun, semua tahu apa yang terjadi.
Para tamu sudah hadir, sedang menunggu acara dimulai. Mereka semua menikmati hidangan pembuka. Ada minuman dan kue-kue kecil sambil mengobrol dan berkelompok. Termasuk Safira dan Kanaya.
"Jadi, sekarang lo tinggal di Singapura ?" Tanya Kanaya. Safira hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Iya, gue sekarang sudah bergabung dengan agensi model di sana yang sudah bekerja sama dengan Palm Entertaiment"
"Syukurlah, lo sekarang sudah fokus lagi ke kerjaan sebagai model, seperti dulu !" Ujar Kanaya terlihat senang dengan kemajuan sahabatnya itu. Safira memeluknya erat.
"Terima kasih, say! Lo selalu menyemangati gue dan selalu ada di sisi ketika susah maupun senang! Lo sahabat ter the best !" Ucapnya tersenyum bahagia.
"Lo, juga kali !" Jawab Kanaya tertawa, dan Safira pun ikut.
"Indah, bagus dan mewahnya ... dekorasi pelaminan dan acara petnikahan ini !" Ujar Safira sambil melihat sekeliling, dan tanpa sadar menerawang entah kemana. Kanaya tertegun dan merangkul pundaknya.
"Suatu saat, lo bisa juga kok! Tapi ... dengan orang yang tepat dan mengerti lo !" Bisiknya, Safira melirik dan kemudian tersenyum.
"Ya, tapi ... suatu hari nanti, entah kapan !" Jawabnya, Kanaya mengangguk dan mengerti.
"Para hadirin tamu undangan, sebentar lagi acara akan dimulai! Keluarga dan kedua mempelai akan hadir ... " MC atau master ceremony alias pembawa acara terdengar. Dan lampu tiba-tiba gelap dan tak lama cahaya lampu menyorot ke sebuah pintu yang tertutup. Alunan musik pun terdengar.
"Para hadirin ini lah, kedua mempelai kita ... " seru pembawa acara dan pintu pun terbuka.
Bersambung ...