Seoul, Korea Selatan, 14 Februari
Hari ini Shou berjalan ke kampus dan ia di hubungi oleh Nona Cha. "Nona cha?" Shou terdiam, ia lalu mengangkatnya.
"Shou, sudah lama tidak mendengar mu, bagaimana kabar mu Shou?" tanya Nona Cha dari ponsel.
"Ah aku baik baik saja, bagaimana dengan Nona Cha, Nona Cha sudah lama tidak terlihat."
"Aku sedang mengurus pekerjaan di Italia, aku kembali masih lama, bagaimana hubungan mu dengan Beom Geunwo? Dia membuat mu menangis?"
". . . Ahjussi sangat baik, dia tidak membuat ku menangis."
"Haha baguslah, aku dengar dia diminta oleh seseorang, untuk mengambil beberapa kediaman secara paksa." kata Nona Cha, tapi di sini ekspresi yang dia pasang seperti ingin membuat Shou kecewa.
". . . Apa maksud anda?"
"Aku belum tahu apakah yang aku katakan ini benar, bahwasan nya dia di minta oleh seseorang, mengambil kediaman secara paksa, mungkin dia akan sibuk untuk beberapa bulan ini apalagi tahun ini dan juga jangan sedih jika dia lupa mengabarimu," kata Nona Cha. Ia bermaksud bicara dengan topik 'Tuan Beom akan sibuk' tapi yang di dengar Shou adalah 'Tuan Beom mengambil kediaman secara paksa.
Itu karena Nona Cha Tidak tahu Shou memiliki kediaman yang di pegang kakek nya.
"Um... Nona Cha, aku akan memberitahu mu nanti, aku harus masuk," kata Shou.
"Ya, baiklah," Nona Cha membalas. Lalu menutup ponsel, Shou kemudian memegang kening nya.
"Apa yang terjadi? Apakah ini hanya sesuatu yang salah kudengar? Ahjussi tidak mungkin melakukan itu kan?" ia menjadi cemas. Lalu melihat supermarket dan berjalan ke sana.
Ia membeli minuman dan ketika akan ke kasir, ia menoleh ke samping nya adalah seorang lelaki yang juga membeli minuman diletakan di kasir bersamaan.
Mereka menoleh bersama dan terkejut bahwa yang Shou lihat adalah Soohyun.
". . ." Suasana diam hingga Shou menyapa.
"Ah, halo."
Soohyun hanya terdiam, ia lalu menutup mata menghela napas panjang. "Aku-
"Terima kasih," Shou menerima minuman yang telah di bayar dan yang dimaksudkan adalah, dia hanya menyapa Soohyun dengan singkat dan itu membuat Soohyun menahan lengan Shou.
"Shou tunggu, kenapa kau bersikap seperti ini?" tatap nya dengan serius. Tapi ia terkejut ketika melihat kalung di leher Shou, kalung itu berada di dalam baju Shou sehingga liontin cantik tidak terlihat.
". . . Shou, apa kau suka pada sugar daddy?" tatap Soohyun dengan serius membuat Shou terkejut dan kasir juga mendengar itu.
"Apa..... Apa yang kamu maksudkan?!"
Tak lama kemudian, mereka berdua duduk di kursi depan supermarket tadi. Soohyun mengeluarkan rokok dan melirik ke Shou yang hanya terdiam canggung.
"Maaf, aku merokok," kata Soohyun.
"I... Ini baik baik saja," balas Shou.
Lalu Soohyun kembali fokus ke rokoknya hingga Shou memanggilnya. "Soohyun...."
Soohyun langsung menoleh.
"Soohyun, maafkan aku.... Karena aku, aku membuat mu jadi seperti ini."
"Apa maksudmu seperti ini?"
". . . Aku membuat mu tidak seperti Soohyun lagi," kata Shou. Seketika Soohyun teringat sesuatu.
Ia bahkan menggigit rokoknya hingga putus.
"(Memang benar.... Dia membuat ku begini, lelaki yang dikenal baik dan sopan dulu menjadi begini hanya karena cinta ku di tolak oleh gadis yang hanya satu satunya di dunia ini, itu mungkin karena faktor kurang cepat. Ketika aku benar benar terpukul dengan sikap Shou, aku putus asa, meratapi nasib ku di sofa, menatap langit langit dan mulai menghela napas putus asa, ini bukan berarti aku memiliki rencana untuk mengambil Shou, tapi berbagai cara aman sudah aku lakukan dan ini begitu berat pastinya.... Dia lebih suka pada pria yang lebih dewasa dari nya dan sekarang aku sudah berpikir bahwa kalung itu di berikan oleh pria itu....)" pikir Soohyun sambil mengambil rokok baru lagi.
Ia menoleh ke Shou. "Shou, kemarilah sebentar," tatap nya.
"Eh apa yang mau kamu lakukan?"
"Ke sini saja sebentar," tatap Soohyun. Lalu Shou mengangkat tubuhnya, melewati meja mendekat ke Soohyun, dengan cepat Soohyun menarik kerah Shou membuat Shou terkejut. Soohyun mengendus aroma Shou di leher dan sekilas melihat liontin di kalung itu di dalam baju Shou.
"Aroma mu..... Berbeda dari kita berkenalan, aku yakin parfum mu tidak berganti, ini lebih seperti parfum pria. Katakan padaku Shou, apakah kau lebih suka pria seperti itu?"
"Apa yang kamu maksudkan... 'Pria seperti itu?"
"Dia sengaja memberikan kalung itu kan, mungkin dia punya maksud tersendiri, bisa jadi dia membohongimu, soal sesuatu tentang mu dan bisa membuat mu membencinya dan kalung itu menjadi jaminan nya," kata Soohyun. Seketika Shou terdiam mengingat perkataan Nona Cha tadi soal Tuan Beom mengambil kediaman secara paksa. Dan ia juga ingat ketika Tuan Beom mengatakan hal. 'Membuat Shou membencinya nanti'
"(Aku tidak membenci Ahjussi, aku tak tahu apa yang Ahjussi lakukan.... Tapi ini begitu sulit untuk percaya padanya dan sekarang perkataan Soohyun ada benarnya,)" pikir Shou.
"Baiklah, aku pergi dulu, nikmati kampus mu," kata Soohyun yang berdiri, ia di kampus yang berbeda dan sekarang berjalan pergi.
Shou kembali terdiam, ia juga berdiri menatap minuman yang di belinya lalu berjalan masuk ke kampus. "(Aku yakin Ahjussi tidak akan melakukan hal itu, aku sudah memperkenalkan kediaman ku padanya, harusnya dia tidak akan melakukan hal itu..... Ahjussi.... Jangan membuat ku kembali membencimu.)"
Di dalam kelas, ia kebetulan bertemu dosen. "Shou," panggilnya membuat Shou menoleh.
"Ya, ada apa Tuan Dosen?"
"Ah, begini, aku ingin meminta mu lagi... Membuat desain arsitek yang sangat besar, rumah yang begitu besar, apa kau bisa melakukan nya. Juga aku ingin meminta rekomendasi dari mu soal logo logo baru, typography dan materi yang kita pelajari, bisa kamu cari contoh simple nya?"
"(Apa?! Itu terlalu banyak, aku bisa menghabiskan waktu di perpus nantinya!!) Tuan Dosen, bukan nya aku menolak, tapi aku belum menyelesaikan desain arsitektur rumah itu," Shou terdiam terkejut dan menatap.
"Desain arsitektur itu bisa di undur, aku sudah bilang pada mereka, lagi pun mereka juga masih sibuk jadi mereka tidak akan menghabiskan waktu untuk menunggu mu, jika kau melakukan tugas yang baru ini, aku tidak akan segan segan memberimu penghargaan mahasiswa terbaik."
"Ah iya iya, aku mau... Aku mau," Shou langsung mengangguk cepat.
"Bagus, terima kasih ya, Shou," balas dosen nya.
Sorenya Shou langsung berjalan di perpustakaan dan ketika sudah masuk, ia di hubungi seseorang. Ia lalu keluar perpustakaan dan melihat bahwa itu Tuan Beom. Ia lalu mengangkatnya.
"Kapan kau akan pulang, aku akan menjemput," kata Tuan Beom.
"Ah tidak, tunggu dulu, sebenarnya aku masih lama untuk kembali, mungkin Ahjussi bisa menyelesaikan pekerjaan Anda dulu."
". . . Kabari aku jika sudah selesai."
"Ya," balas Shou, lalu ponselnya tertutup.
Shou terdiam, ia menghela napas panjang. "(Aku tak tahu, apa yang harus aku lakukan untuk memastikan bahwa semua yang dikatakan orang pada Ahjussi tidaklah benar, dia tidak mungkin melakukan hal itu,)" Shou menghela napas panjang dengan wajah yang khawatir.
Sementara itu Tuan Beom ada di mobilnya, ia menatap ponselnya setelah Shou mematikan panggilan. Ia lalu menatap kontak Cha, lalu memanggil Cha, di sana, Cha langsung mengangkat nya. "Ada apa? Kau yang menghubungiku? Ini aneh," kata Nona Cha.
". . . Kau mungkin benar," kata Tuan Beom. Hal itu membuat suasana terdiam.
"Kerja sama itu tidak dilakukan secara keseluruhan, jadi mungkin aku memintamu untuk menghentikan milik ku sendiri. Kediaman itu, aku tidak bisa menghentikan nya karena aku sudah memberi perintah, dan ketika aku tahu itu adalah kediaman penting, aku tak bisa menarik perintah ku kembali, hambat lah mereka dan aku tidak akan ikut," kata Tuan Beom.
"Apa maksud mu? Kediaman? Bukankah itu adalah tugas yang kau terima sendiri?"
". . . Itu akan menjadi milik ku sendiri, bukan milik orang lain," balas Tuan Beom. Lalu suasana kembali terdiam.
"Apa..... Gadis itu, punya kediaman? (Ini gawat, aku baru saja mengatakan nya pada Shou, tapi paling tidak... Beom telah memintaku melakukan sesuatu untuk itu!!!)" pikir Nona Cha dengan diam.
Di sisi lain, Shou terus mencari petunjuk soal tugas nya, refrensi demi refrensi dia cari hingga mata miliknya benar benar lelah. Mencari di buku, internet dan di gambar sketsa nya. "(Melakukan tugas beginian memanglah sangat melelahkan, tapi ini semua demi memuaskan dosen,)" pikirnya tanpa batas.
Hingga selesai pada sore hari yang hampir malam. Di sana Tuan Beom menghubunginya, Shou lalu mengangkatnya.
"Shou, kau sudah keluar?" tanya dari ponsel.
"Mm... Aku sudah keluar.... "
"Ada apa dengan suaramu."
"Aku hanya mengantuk."
"Baiklah, aku akan menjemput mu," kata Tuan Beom.
Tak lama kemudian, Tuan Beom melangkah di tempat malam dan gelap itu, di bangku depan perpustakaan kampus Shou, Shou duduk sambil tertidur mengangguk angguk.
Awalnya Tuan Beom merokok, ia lalu menjatuhkan rokoknya dan mematikan nya dengan menginjak nya, lalu menggendong Shou di dada, Shou tampak begitu pulas tidur ketika sudah di bawa Tuan Beom.
Dari sana, Tuan Beom menatap kalung Shou, kalung yang keluar, liontin itu keluar karena posisi nya. Lalu ia berjalan melangkah pergi.
Tapi di saat itu juga, ada yang lewat, yakni Tuan Dosen Shou yang tak sengaja melihat itu. "(Eh.... Itu bukan nya Shou?! Apa yang sedang orang itu lakukan?)" ia menatap bingung sekaligus panik.
Lalu Tuan Beom tampak memasukan Shou di bangku samping supir, ia berdiri dan melepas jas setelan nya, meletakan nya tubuh Shou menyelimuti nya.
Lalu menutup pintu mobil itu dan berjalan ke bangku supir dan masuk ke sana.
Tuan dosen bahkan masih melihat itu secara diam diam. "(Ah aku tahu, itu adalah pacar Shou, dia benar benar hebat memilih pria, pria itu baik sekali pada Shou, apakah dia mengerti perasaan Shou yang dari dulu tidak di rawat orang tuanya.... Semoga saja pria itu tetap pada Shou,)" pikirnya dengan ikut senang, tapi tiba tiba ada yang memanggilnya.
"Profesor?"
Membuat dosen itu menoleh terkejut takut ketahuan bahwa dia mengintip. Rupanya Soohyun.
"Oh, Soohyun, sudah lama tidak bertemu, apa yang kamu lakukan di sini?" tatap Dosen.
"Aku sedang... Melihat Shou di bawa orang itu," balas Soohyun dengan tatapan kosong membuat Dosen terdiam, lalu dosen nya mengerti perasaan Soohyun. "Biarkan dia bahagia."