Chereads / I'm About Your's / Chapter 51 - Chapter 51 I'm About Your's

Chapter 51 - Chapter 51 I'm About Your's

Sorenya, Shou memberikan barang yang di beli oleh pelanggan. Tepatnya ia bekerja di supermarket.

"Terima kasih, silahkan datang kembali dan semoga hari mu indah," kata Shou dengan senyum manis nya.

Orang yang membelinya menjadi ikut tersenyum dan tertarik bertanya. "Nona, apakah kamu punya pacar?" tatap nya.

Lalu Shou membalas dengan senyuman lagi. "Mohon maaf, aku sudah punya pacar," balas nya.

"Ah pasti bohong, aku dengar dari mereka yang dulu suka di sini, kamu selalu berbohong jika di tanyakan begitu."

"^^ Maaf Tuan, tapi aku memang sudah punya sekarang," kata Shou, dia membalas dengan senyuman tanpa adanya merubah ekspresi sedikit pun. 

Lalu Orang itu menghela napas kecewa. "Baiklah, maafkan aku sudah mengganggumu," dan mengangguk lalu berjalan pergi.

Setelah itu Shou menarik kursi di belakang nya dan duduk. "(Haiz.... Akhirnya aku tak perlu berbohong jika ada pertanyaan begitu,)" ia menghela napas panjang dan tersenyum merah merona sendiri mengingat Tuan Beom.

Tapi ia juga berpikir lain yang membuat senyum nya turun. "(Aku benar benar berpikir sesuatu bahwa aku telah jauh akan sesuatu juga,)" ia terdiam merenung. Dia tak memikirkan apapun selain tempat tinggal nya. 

Sebagai gadis asal dari desa dan tinggal di kota pastinya memiliki kemauan untuk pulang bertemu dengan orang yang membuat nya berpikir bahwa kasih sayang memang lah ada. "Aku tidak suka mengatakan ini tapi... Aku rindu dengan kampung halaman," gumam nya sambil menatap ke kaca pintu langsung mengarah ke luar membuat nya menatap langit yang berwarna kuning sore. 

Tapi tak lama kemudian, ponselnya berbunyi.

Ia mengambilnya dan terkejut karena dari nama kontak yang menghubunginya bertuliskan nama 'Kakek'

Shou terdiam dengan mata lebar. "(Kakek?! Apa aku sedang bermimpi, aku tadi sempat memikirkan nya dan sekarang dia menghubungi ku, sebaiknya aku segera mengangkat nya,)" ia lalu mengangkat panggilan itu.

"Shou, sudah lama aku tidak mendengar suaramu," kata suara kakek Shou yang berbicara duluan. 

"Kakek, akhirnya kakek menghubungiku, aku benar benar sudah sangat lama menunggu kakek karena dulu aku kehilangan nomor kakek, aku ingin pulang untuk meminta nomor, tapi ini terlalu sibuk."

"Begitu ya, kalau begitu, tak perlu pulang kemari, tempat kakek juga jauh dari pijakan mu saat ini, mungkin kamu sibuk di kota sana, tapi ingat, jangan menekan dirimu dalam hanya mencari uang, kau bisa minta kakek untuk mengirimkan uang bukan." 

"Kakek, aku bukan gadis kecil lagi, ini waktunya aku mencari sesuatu sendiri, dan... Tinggal di sini, tidak selalu berbahaya untuk ku, ada orang yang sangat baik di sini," kata Shou dengan suara yang agak malu dan ingat akan Tuan Beom. 

"Ah aku mengerti, kau punya pacar, jangan lupa bawa pacarmu ke tempat ku."

"Apa?! Kakek bercanda?! Dia bukan pacar biasa... (Maksud ku... Tubuh Ahjussi besar dan umur kami berbeda jauh.)"

"Tak apa, yang aku harapkan, kamu bisa kembali ke sini Shou, aku akan menunggumu."

"Kenapa buru buru sekali kakek memintaku begitu, apa kakek sakit?" tanya Shou dengan wajah khawatir. 

"Jangan khwatir, kakek sehat di sini, kakek hanya merasa sendirian, paling tidak mampirlah untuk sehari," kata kakek nya. 

Lama berselang, Shou meletakan ponsel nya, ia lalu menjadi menatap bawah dari duduknya dan meremas baju nya. "(Kakek... Memintaku untuk pulang.)"

Tak lama kemudian, ada pesan di ponsel nya dari Tuan Beom. Ia langsung tersenyum senang.

-Shou, kau sudah pulang?-

-Belum, ada apa Ahjussi bertanya?-

-. . . Aku hanya memastikan, kapan kau akan pulang?-

-Sebenarnya sebentar lagi aku akan pulang-

-Baiklah, aku mengerti-

"(Ahjussi benar benar sangat simple dengan pertanyaan chat nya, dia bahkan tidak menanyai ku apa apa, tapi biarlah, di chat dia aku juga suka,)" Shou berbunga bunga sendiri.

Tak lama kemudian, Shou melipat apron nya dan bersiap pulang, di sana Manajer datang. "Oh Shou... Apa kamu baik baik saja hari ini?" tatap nya dengan khawatir.

". . . Ya, aku benar benar baib baik saja manajer, apa ada masalah?" Shou menatap dengan wajah manis nya.

"(Wah, gadis ini sudah kembali normal.) Kalau begitu, syukurlah, kupikir kamu kenapa napa, apa kau akan pulang, hati hati di jalan ya," kata manajer melambai pelan padanya dengan senyum ramah. 

"Ya, terima kasih manajer, sampai jumpa besok," tambah Shou, ia lalu berjalan pergi.

Shou berjalan dengan menatap langit, ia lalu tersenyum kecil karena langit terhiasi oleh bintang bintang yang sangat terlihat.

"(Malam ini, malam pertama aku kembali bahagia,)" pikirnya sambil kembali tersenyum manis. 

Lalu ia menoleh ke depan dan terdiam, di depan nya ada Tuan Beom yang berdiri memandang ponsel nya, berdiri menyampingi Shou, lalu ia menoleh dan tersenyum kecil pada Shou. Ia mengangkat sedikit tangan nya yang membawa kotak mochi.

"Ahjussi!" Shou menatap senang dan mendekat.

"Dari kapan Ahjussi datang?" tatap nya.

"Aku baru saja datang, bagaimana hari mu?" tanya Tuan Beom memberikan kotak mochi itu.

"Terima kasih, hariku benar benar sangat baik, apa Ahjussi bisa pulang hari ini?" Shou menatap.

"Aku punya waktu sebentar, aku akan pulang dan mengantarkan mu," balas Tuan Beom.

Lalu Shou terdiam dan menjadi berwajah malu menatap lain. "Um... Ahjussi... Apakah Ahjussi bisa mampir ke tempat ku?"

Lalu Tuan Beom ikut terdiam sebentar dan mendadak membelai kepala Shou.

Shou menengadah menatap dan ia menjadi tambah tersenyum senang karena Tuan Beom ingin ke tempatnya.

Tampak mereka masuk ke apartemen Shou. Di sana, Tuan Beom terdiam menatap banyak nya kanvas berantakan yang masih belum terpajang di sana.

"(Bukankah dia dulu pernah membersihkan kanvas ini, mungkin dia membuatnya lagi,)" pikir Tuan Beom dengan diam. 

Ia melihat banyak di antara lukisan itu hanyalah seekor kucing yang cantik dan terlihat nyata.

Lalu di susul suara kucing. "Meongg," kucing itu Empa, dia muncul mendekat dan duduk di depan Tuan Beom, menatap nya.

Tuan Beom masih terdiam menatap itu. Lalu Shou menoleh padanya. "Ahjussi, duduk saja di sofa, maaf terlalu berantakan, apa Anda bisa menungguku mandi?" tatap Shou.

"Tak apa," balas Tuan Beom dengan singkat.

Lalu Shou mengangguk dan berjalan ke kamar mandi.

Tuan Beom menatap kucing itu yang juga menatap nya. "(Dia bisa menjaga kucing hingga sebesar itu,)" pikirnya, padahal dia juga berpikir bahwa dulu kucing itu kotor dan lusuh dan sekarang, dia terlihat menawan di tangan Shou.

Tak lama kemudian, Shou keluar dari kamar mandi dan tak di sangka sangka dia hanya memakai handuk jubah berwarna merah muda miliknya itu saja yang menutupi tubuh telanjang dan basah nya.

Ia dengan wajah merahnya tak menatap Tuan Beom. "Um.... Ahjussi, tunggulah sebentar, aku akan memakai bajuku," kata Shou, ia langsung berjalan ke kamar dan kucing nya mengikutinya.

Tuan Beom awalnya terdiam, ia lalu berdiri dari sofa nya dan menatap banyak kanvas di sana. Ia melihat tanggal di kanvas itu. Tanggal yang urut tapi model tetap sama seakan akan Shou hanya bisa menganggap bahwa teman nya di rumah adalah kucing nya sendiri. 

Di saat itu juga Shou keluar dari kamar nya, ia terlihat memakai baju dan celana pendek nya.

"Ahjussi, apa yang harus aku buatkan untuk minum?" tatap Shou.

"Tidak perlu," balas Tuan Beom.

"Eh, tidak perlu? Jangan begitu Ahjussi, aku akan buatkan teh saja," kata Shou, ia berjalan ke dapur dan membuat teh hangat.

Tak lama kemudian, mereka duduk berhadapan di meja makan. "Ahjussi, apakah ini baik baik saja dengan waktumu?" tatap Shou.

"Ini baik baik saja, aku bisa hingga nanti pagi," balas Tuan Beom, ia bahkan sudah melepas mantel dan jas nya dan dia hanya terlihat memakai celana panjang dan kemeja hitam panjang nya.

Lalu Shou tersenyum kecil dan menatap ke Empa kucing nya yang ada di bawah.

"Kau merawat dia sendiri?" tanya Tuan Beom.

"Eh, em... Ya, aku membesarkan nya sendiri."

"Apakah itu berat untuk mu?" tatap Tuan Beom.

". . . Sebenarnya jika di bilang, seperti mengurus bayi yang selalu mengeong, kadang Empa tidak suka gelap, jadi dia harus tidur bersama ku, terkadang juga menghancurkan, mencakar dan melakukan hal yang dia lakukan ketika aku tidak ada di rumah, dia bahkan menyakiti dirinya karena kesepian ketika aku tidak ada, tapi untungnya dia bisa beradaptasi dengan mudah," balas Shou. 

"Kau juga begitu." 

"Eh maaf?" Shou menatap bingung tapi Tuan Beom terdiam meminum teh nya sambil menatap lain. 

Sepertinya ia salah mengatakan kalimat, ia lalu berganti bertanya. "Bagaimana dengan besok? Kau akan bekerja juga?" tatap Tuan Beom.

". . . Sebenarnya aku tidak akan ke kampus dan bekerja besok."

"Ada apa? Kau libur?"

"Ah tidak, aku hanya ingin ke tempat kakek, dia menginginkan ku untuk pulang, jadi mungkin aku akan ambil kereta dan pergi ke Jeju," kata Shou.

"Aku akan mengantar mu," Tuan Beom langsung menyela dengan nada datarnya membuat Shou terkejut.

"Ah tidak, tidak perlu, aku tidak ingin merepotkan Ahjussi."

". . . Kau akan repot jika naik kereta sendiri, aku akan mengantar mu dengan mobil ku."

"Tapi, bagaimana dengan pekerjaan Anda?"

"Itu sudah bisa terselesaikan."

"Lalu luka anda?" sela Shou membuat Tuan Beom terdiam.

". . . Itu sudah membaik."

"Haiz.... Aku tidak menginginkan Ahjussi repot hanya karena aku."

"Aku hanya ingin tahu tempat kediaman mu, kau pernah bilang padaku bahwa kakek mu memiliki kediaman dan jika dia ingin menerus kan nya padamu, maka kau harus menerimanya tak peduli kondisi apapun karena orang lain bisa saja mengambil nya," kata Tuan Beom.

Lalu Shou terdiam sebentar dan meremas bajunya di paha nya. "Kenapa Ahjussi bisa tahu soal hal itu, kenapa Ahjussi tahu bahwa kediaman ku bisa saja di ambil?" tatap Shou.

Di saat itu juga Tuan Beom terdiam tak menjawab.

". . .Baiklah, terima kasih..." Shou mengakhiri pembicaraan itu membuat suasana kembali diam.