Chereads / I'm About Your's / Chapter 55 - Chapter 55 I'm About Your's

Chapter 55 - Chapter 55 I'm About Your's

Di saat Shou kecil saat itu, ia duduk di bangku tengah mobil keluarga nya. Hanya duduk sendirian dan kedua orang tuanya ada di bangku depan, tak ada suasana mengobrol, hanya ada diam saja.

Shou terdiam di bangku tengah, pandangan nya hanya menatap ke bawah sambil berpikir akan sesuatu yang tidak membuatnya nyaman.

"(Apa yang terjadi? Kenapa berakhir begini? Ibu kembali mengatakan sesuatu dan mereka menatap ku, sekarang mereka akan membawa ku ke suatu tempat yang belum pernah aku kunjungi, apakah ini sesuatu yang mengerikan,)" Jantung Shou berdegup kencang, tapi suasana tetap sunyi tanpa adanya suara detakan jantung Shou.

Hingga ibu nya menoleh padanya. "Kasihan sekali, gadis semanis kamu harus lewat jalan ini, aku juga tidak tahu kau akan tumbuh menjadi gadis apa nanti, hahaha.... Ibu hanya bercanda, ingatlah jalan ini saja Shou, dimana kau akan bertemu seseorang yang siap menjagamu," kata ibunya dengan senyuman agak merendahkan.

Gadis semanis itu sangatlah manis dan cantik di umur nya dan hanya di pandang orang tua nya sebagai gadis yang tak akan bisa punya masa depan.

Hingga sampai di kediaman, pintu mobil tengah di buka oleh ayah nya. "Keluarlah sayang, ada seseorang yang siap bertemu dengan mu," tatap nya.

"Ayah... Kenapa kita ada di sini, dan siapa yang ingin bertemu dengan ku?" Shou menatap kosong.

"Seseorang yang akan menjaga mu," balas ayah nya. Lalu mereka berjalan dan di sana, tampak sebuah kediaman yang sangat besar dengan halaman luas penuh tanaman maupun pohon yang hijau. Rumput hijau sangat lembut memenuhi tanah di sana dan terlihat seorang pria paruh baya berdiri dengan pakaian tradisional dan menatap Shou dengan senyum tulis nya. "Shou, cucu ku," ia berlutut dan merentang lengan.

Shou masih terdiam dengan wajah polosnya, ia tak mengerti apa yang dikatakan pria paruh baya itu yang sekarang menatap nya dengan senyuman tulus.

"(Senyuman itu, apa.... Kenapa hati ku merasa sangat nyaman melihat senyuman itu... Aku ingin mendekat,)" Shou masih saja terdiam.

"Shou, dia adalah kakek mu," kata ayah nya.

"(Itu adalah saat ketika aku bertemu kakek ku,)" Shou berjalan mendekat dan kakek nya memeluk nya.

"Kau benar benar manis ya, mulai sekarang tinggalah di sini... Di sini lebih tenang dan bersih dari pada di kota, kau bisa berlari dan bermain dengan tenang, juga, kau bisa mengajak kakek bermain," kata kakek nya sambil membelai kepala Shou.

Lalu ia berdiri dan menggandeng tangan Shou dan menatap kedua pasangan itu.

"Ayah, tolong bantuan nya," Ayah Shou menatap. Lalu kakek mengangguk.

Tanpa mengucapkan perpisahan, mereka langsung berjalan pergi begitu saja, dan di saat itu juga. Shou meneteskan air mata dengan tatapan yang kosong.

Lalu kakek nya berlutut dan mengusap air mata Shou. "Shou, jangan khawatir. Aku akan melakukan apapun demi kau bisa senang dan tenang, jangan jadi mereka... Tidak menguntungkan banyak orang maupun diri mereka sendiri, kakek akan mendidik mu sendiri," tatap nya. Lalu Shou masih terdiam dengan air mata yang terus mengalir. Dia menangis tanpa ekrspresi selain ekspresi kekosongan itu.

"Shou, jangan khawatir, jangan menangis lagi, kakek akan menyayangi mu," tatap kakek nya.

"(Di saat itulah, aku di didik oleh kakek. Orang pertama yang paling baik untuk ku, dia mendidik ku dengan baik dan sabar hingga mengajarkan ku menjadi gadis yang baik dan juga soal kediaman.)"

--

"Aku hanya teringat sesuatu saja," Shou mengusap matanya sendiri dan Tuan Beom masih menatap nya.

". . . Kau ingat sesuatu, kau juga seharusnya bercerita padaku, aku ingin tahu soal apa yang kau pikirkan," kata Tuan Beom. Ia mengusap pelan pipi Shou dengan ibu jarinya.

"Yah, itu hanyalah masa lalu tidak berguna, aku hanya melihat sesuatu, merasakan Ahjussi bertemu dengan ku, dan aku sangat senang jika mengulang itu," Shou menatap dengan senyum nya memegang tangan Tuan Beom yang masih memegang pipinya.

". . . Shou, aku menemui mu bukanlah suatu alasan, aku tidak membutuhkan alasan dalam permasalahan mu, ini hanya karena... Aku memang lebih tertarik padamu," kata Tuan Beom.

".... Ahjussi tak perlu mengatakan itu beberapa kali, aku benar benar tidak bisa menerima kalimat itu, sebenarnya aku ini adalah gadis perawan yang Anda ambil keperawanan ku, aku percaya pada Anda dengan memberikan keperawanan ku padamu.... Bisakah anda tunjukan padaku bagaimana anda membalas ku?" Shou menatap.

Lalu Tuan Beom terdiam sebentar dan menghela napas panjang. "Aku akan lakukan apapun, kau hanya perlu meminta satu hal padaku," tatap Tuan Beom.

". . . Kalau begitu.... Aku ingin hal yang pertama ini... Berkenalan lah pada kakek ku dan anggap dia sebagai wali Anda," kata Shou.

"Kau ingin aku... Mengatakan pada kakek mu bahwa aku adalah pacar mu yang sesungguhnya?" tanya Tuan Beom.

Shou terdiam, ia meremas baju di paha nya sambil membalas. "Iya...."

"Aku akan melakukan nya."

"Hah, anda akan melakukan nya!? Tapi.... Tapi... Apakah Anda tidak berpikir bahwa kita ini pasangan yang tidak seharusnya, umur kita benar benar berbeda sangat jauh... Dan kita pasti tidak terlihat seperti pasangan."

"Siapa yang bilang bahwa pasangan harus menunjukan umur mereka, harus menunjukan status mereka, di antara mereka tak bisa menilai sesuatu yang mereka pandang. Apakah kau menganggap kita berdua sebagai pasangan hanya untuk memamerkan dan memberitahu pada semua orang bahwa kita pasangan?"

". . . Tidak..." Shou membalas.

"Bagus, jika kau memang sudah mengerti, aku juga sudah bilang padamu beberapa kali... Jika kau terganggu akan keberadaan ku, pergilah dari ku, tapi paling tidak, kau harus bilang padaku bahwa kau sudah tidak mau padaku maka aku juga akan pergi tak mengganggu mu lagi."

"Ahjussi sama sekali tidak mengganggu, dan aku suka Ahjussi apa adanya, itu karena Ahjussi menunjukan perasaan nya pada ku dulu, dan aku hargai itu. Anda adalah pria yang baik, lembut dan juga sangat nyaman. Tapi aku tidak tahu, apakah Anda menggunakan sifat ini hanya pada ku saja? Meskipun aku tidak berhak tahu, Anda mungkin juga tidak perlu memberitahu," kata Shou. Lalu Tuan Beom terdiam dan membelai rambut Shou yang terurai panjang.

"Aku melakukan semua itu, hanyalah untuk mu, jangan menganggap ku melakukan hal yang sama pada semua orang," kata Tuan Beom.

Lalu Shou memegang tangan Tuan Beom yang tadi di pipinya, lalu mencium tangan Tuan Beom membuat Tuan Beom terdiam.

"Ahjussi, aku masih sangat polos, aku tidak tahu apakah aku bisa menjadi gadis lain untuk seseorang, tapi aku harap, Anda bisa menjaga ku dengan baik," kata Shou. Lalu Tuan Beom mendekat dan mereka mencium bibir di dalam mobil.

"(Sekali lagi, Ahjussi telah memberiku pandangan yang baik, memberikan ku saran dan membuat ku lebih baik dengan semua ini...)"

--

Tampak sebuah mobil berhenti di sebuah gerbang penginapan yang besar, dari sana Tuan Beom terdiam bingung sambil mengingat ingat.

"(Kenapa ini seperti...)"

"Ahjussi," panggil Shou membuat Tuan Beom menoleh.

"Kita sudah sampai," tambah Shou dengan senyum nya.

Lalu mereka berdua keluar dengan Tuan Beom yang membawa kotak kue tadi di tangan kanan nya. Mereka sampai di gerbang kediaman.

"Shou, sebelumnya, bisa aku tanya sesuatu?" tatap Tuan Beom.

Shou menengadah menatap nya dengan senyum manis nya. "Ya?"

". . . Apakah ini kediaman keluarga mu, kau masuk dalam keturunan generasi?"

"Ya begitulah, kakek ku adalah ayah dari ayah ku, ayah ku tak mau menerus kan kediaman ini dan kakek akan memberikan kediaman ini padaku, tapi aku masih bimbang," balas Shou

Seketika Tuan Beom teringat akan perkataan seseorang soal penginapan. "Semakin berkembang nya zaman. Banyak kediaman yang tertinggal kan hanya karena faktor tak ada penerus." Yeah, itu perkataan dari Tuan Nakana yang memintanya mengambil kediaman termasuk kediaman milik Shou.

"Apakah Ahjussi ada masalah?" Shou menatap.

". . . Tidak ada," balas Tuan Beom.

"Apakah anda yakin? Anda terlihat memikirkan sesuatu? Apa anda khawatir?" tatap Shou.

Lalu Tuan Beom terdiam dan membalas sekali lagi. "Aku baik baik saja," ia lalu mengulur tangan ke depan dan membuka pintu gerbang kayu itu.

Seketika, terlihat di dalam ada halaman yang luas dan rumah kediaman tradisional Korea yang sangat masih berdiri kokoh terawat di sana. Tampak seorang pria paruh baya sedang menatap tanaman di sana dan menoleh ke mereka. Ia langsung berwajah terkejut melihat Shou. "Shou?"

"Kakek, lama tidak bertemu," Shou melambai dengan wajah manis.

"Kau sudah sebesar ini?" pria itu berjalan mendekat dan Shou langsung memeluk kakek nya itu.

"Kakek, aku benar benar merindukan mu."

"Ya, aku tidak menyangka, kau datang beneran," tatap kakek nya yang masih senang tak percaya.

"Ya, aku datang kemari hehe.... Bersama seseorang," Shou menoleh pada Tuan Beom dan kakek nya juga menatap Tuan Beom.

Tuan Beom menundukan tubuhnya menyapa dengan sopan.

"Siapa dia, Shou?" Kakek nya menatap bingung dengan pikiran aneh.

"Uhm... Kita bicara di dalam saja kakek," kata Shou. Lalu mereka berjalan dan Shou menoleh ke Tuan Beom yang masih terdiam.

Tuan Beom memberikan kotak kue itu membuat Shou terdiam bingung. "Maaf, aku akan menyusul nanti, biarkan aku merokok dulu," kata Tuan Beom.

"Ah, aku mengerti, baiklah... Aku akan menunggu Anda," Shou menerima kotak itu dan berjalan masuk ke rumah itu.

Tuan Beom kembali terdiam, ia berdiri di tempat nya dan mengambil rokok menyalakan nya dan mengebul nya di sana sambil melihat sekitar di sana.

"(Jika di lihat, ukuran luas nya sama yang di bicarakan, apakah ini memang benar?)" ia menghela napas rokok nya dan di saat itu juga, Tuan Beom menerima panggilan dari seseorang. Ia mengangkat nya di sana. Orang itu bicara duluan. "Ah, Direktur Beom, apakah kau sudah tahu penginapan selanjutnya yang harus di ambil alih paksa?"

Tuan Beom lalu tak menjawab dan perlahan lahan ia mengeluarkan suara singkat. "Aku sedang berada di tempat nya," balas nya.