Chereads / I'm About Your's / Chapter 45 - Chapter 45 I'm About Your's

Chapter 45 - Chapter 45 I'm About Your's

Setelah itu, Tuan Beom mengambil kondom dan memakainya di penisnya, ia memegang selangkangan Shou dan perlahan mendorong penisnya, tapi Shou tidak bisa menerimanya, dia malah merasa kesakitan.

"Hng.... Aku tidak bisa, jangan masukkan itu," Shou menatap dengan wajah sakitnya. Hal itu pastinya membuat Tuan Beom tidak berani. Ia tak jadi memasukan nya dan kembali melemaskan vagina Shou dengan jarinya.

"Ha... Ah.... Ahjussi.... Ahjussi."

"Kau benar benar sangat ketat di sini... Sebenarnya benda apa ini, milik ku begitu besar, harusnya itu bisa menjadi sebesar milik ku, tapi ini tetap yang ku sukai," kata Tuan Beom. Ia menggerakan terus jarinya dan memegang perut bawah Shou.

Dari atas, Shou benar benar terlihat sangat cantik dengan tubuh yang telanjang di ranjang.

"Ahjussi... Hati hati," Shou menatap dengan mata berkaca kaca.

"Kau menyukai ini? Katakan saja padaku," Tuan Beom mendekat, ia mencium lengan Shou dan di manapun.

"Ah.... Hng.... (Aku tak tahu, kenapa aku benar benar sangat tidak mengerti akan hal ini, rasanya benar benar sangat nyaman dan aku juga takut.)"

Lalu Tuan Beom kembali mendekat mencium leher samping Shou sambil berbisik. "Shou, kau benar benar sangat harum," ia juga menggigit leher Shou.

"Ah..... Ahjussi.... Sakit.... (Aku paham soal kondisimu... Sekian lama tidak melakukan nya, tapi hanya kamu yang tahu dirimu sendiri melakukan nya bersama seseorang atau tidak....) Ahjussi... Aku... Ingin... Bertanya... Sesuatu..."

Lalu Tuan Beom menatap Shou dan mencabut jarinya membuat Shou terkejut pelan.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" tatap Tuan Beom.

"Hng... Selama 20 hari berlalu, aku bertanya tanya dan selalu memikirkan, aku juga takut.... Apakah selama itu, Ahjussi berhubungan dengan seseorang yang lain..."

". . . Kenapa kau berpikir begitu?"

"I... Itu karena, Anda ... Aku tak tahu kenapa aku berpikir seperti ini, hanya saja ini sebuah pemikiran yang tidak aku ketahui datang dari mana," tatap Shou. Lalu Tuan Beom terdiam, ia menghela napas panjang dan memegang pelan mulut Shou dengan ibu jarinya lalu mengusap nya dan mencium bibir Shou dengan singkat.

Ia kembali menatap Shou. "Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu ketika aku tak ada, aku justru berpikir kau menungguku, tapi yang aku lihat--

"Maafkan aku," Shou langsung meminta maaf membuat suasana diam.

Tuan Beom yang terdiam menjadi melupakan itu dan meneruskan memasukan kedua jarinya ke vagina Shou membuat Shou kembali terkejut.

"(Aku tak tahu.... Kenapa aku harus bertanya hal itu... Harusnya aku tidak melakukan nya sama sekali.)"

Hingga benar benar sangat lama, sekitar 10 menit. Tuan Beom melepas jarinya.

"Kau sudah basah dari tadi tapi lubang mu tak mau terbuka selebar penis ku," kata Tuan Beom sambil menatap jarinya yang terkena cairan vagina Shou.

Shou bernapas panas, ia lalu menatap ke penis Tuan Beom yang masih tegang. "Ahjussi, tolong, masukkan.... Kau tidak akan bisa menahan itu, masukkan cepat," tatap Shou dengan mata yang lemas.

Lalu Tuan Beom memegang penisnya dan memasukan nya perlahan membuat Shou harus bernapas mencoba rileks.

Hingga benar benar masuk. "Ha..... Ahhh!!" Shou berteriak ketika penis Tuan Beom masuk setengah. Mereka sama sama bernapas panas.

"Aku akan mulai bergerak, Shou," kata Tuan Beom.

Ia lalu menarik penisnya dan mendorongnya dengan cepat.

"Ah... Ah..... Ah.... Ahjussi... Perlahan... !" Shou terdengar mendesah dari tadi dengan gerakan yang pelan oleh Tuan Beom.

Tuan Beom terus bergerak dengan pelan tapi temponya tetap masih sangat cepat.

Lalu ia memegang pinggang Shou dan menariknya membuat Shou bangun duduk di pangkuan nya dengan masih Penis yang masuk di vagina nya.

"Ah..... Ah... Ahjussi, lebih pelan," Shou meremas bahu Tuan Beom.

Hingga Tuan Beom cum di dalam, tapi ia memakai kondom, lalu mengeluarkan nya dan mencabut kondom itu mengambil dan memakai yang baru. Ia kembali memasukan nya meskipun Shou masih di pangkuan nya, lalu membatingkan Shou keranjang dan terus bergerak.

Shou hanya bisa mendesah dengan rasa menusuk sakit di campur nyaman.

"Ah... Ahjussi... Ah..." Shou terus memeluknya hingga Tuan Beom berhenti untuk bernapas. Tapi tiba tiba saja ia terdiam kaku ketika merasakan luka di perutnya berdenyut denyut.

Sepertinya luka nya memang separah itu dan sekarang dia merasakan sakit. "(Fuck... Jika aku melanjutkan nya, aku akan mati,)" pikirnya. Tapi di sini, Shou kembali memeluk erat Tuan Beom.

"Ahjussi, Ahjussi.... Ini sangat enak," tatapan nya sangat seksi pada Tuan Beom membuat Tuan Beom terpancing untuk bergerak.

"(Aku tak tahu kenapa aku mengatakan hal itu, aku benar benar kacau, tak tahu apa yang aku lakukan... Kenapa ini sangat menusuk.)"

Tuan Beom terus bergerak hingga ia cum lagi. Ia lalu mencium leher Shou dan jatuh di atas Shou. Memeluk Shou dengan dia yang menindihi Shou.

Shou bernapas semakin pelan lalu memeluk Tuan Beom.

"Ahjussi..." ia menatap lalu melihat wajah Tuan Beom yang menatap nya.

Tuan Beom kembali bangun, ia melepas kondom bekas tadi dan memakai kondom baru lagi, ia kembali memasukan nya di vagina Shou membuat Shou terkejut.

Tak hanya itu, Tuan Beom memilih membalik tubuh Shou sehingga posisi mereka sekarang sedang berposisi doggy style.

"Hng.... Ungg... Ahjussi," Shou meremas selimut dan memegang tangan Tuan Beom yang ada di sampingnya, tangan Tuan Beom menyangga dirinya sendiri ketika melakukan gaya seks itu.

Shou memegang tangan Tuan Beom dengan terus mendesah.

Terus bergerak dalam ranjang membuat ronde ketiga terasa tertusuk sangat cepat. Tuan Beom menggigit bibirnya sendiri lalu meletakan tubuhnya di punggung Shou. Dengan posisi Shou yang masih di bawah doggy style.

"Ah... Ahjussi... Tunggu...." Shou menoleh ke belakang. "Ahjussi, aku ingin melihat wajah Ahjussi, aku tak suka posisi ini," tambah Shou.

Tuan Beom terdiam menatap itu.

"Bisakah aku?" Shou masih menatap ke belakang padanya.

Lalu Tuan Beom mendekat. "Kalau begitu, aku ingin melihat mu menjadi top padaku," kata Tuan Beom sambil mengecup telinga Shou. "Aku ingin melihat tubuhmu bergerak padaku, Shou...."

Shou yang mendengar itu tadi menjadi terkejut. "(Aku menjadi... *Woman top?!)"

Tak lama kemudian.

"Hng.... Engh...." Shou mencoba menahan sesuatu padanya.

Sekarang posisi nya adalah posisi seks Woman top*.

Yakni Tuan Beom yang duduk berbaring bersandar di ranjang dan Shou ada di atasnya.

"(Ini sangat menakutkan,)" Shou menelan ludah, dia masih duduk di perut Tuan Beom. Sementara Tuan Beom menatap seluruh tubuh Shou dari bawah.

"Apa yang kau tunggu, kau bisa memasukan nya bukan?" tatap Tuan Beom, ia memegang pinggul Shou.

"A... Aku bisa... Aku bisa, jangan membantuku..." Shou menyingkirkan tangan Tuan Beom.

Ia mengangkat tubuhnya dan memegang penis Tuan Beom, perlahan melepaskan nya di vagina nya, seketika ia memasukan nya dengan menekan duduk.

"Hng..." wajahnya seperti memaksakan penis Tuan Beom masuk.

Tangan nya gemetar ke Tuan Beom. "To... Tolong, pegang tangan ku."

Lalu Tuan Beom memegang tangan nya.

"Hng.... Enggh... Ini tidak mau masuk... Nngghh..." Shou mencoba menahan tekanan tubuhnya. Semuanya belum masuk membuat nya harus berjuang keras rileks agar tidak menutupi jalan nya penis Tuan Beom masuk.

"Apa yang kau katakan ketika aku bisa masuk halus sebelumnya, kau berlebihan... Itu susah untuk beradaptasi dengan ukuranmu... Dan itulah mengapa kau menyukainya, bukan?" bisik Tuan Beom.

Ia perlahan memegang pinggul Shou. "Aku akan membantumu," ia mendorong pinggul Shou memakan penisnya.

"Ah-- ah....!! Hng.... Itu tidak bisa."

"Haa... Sudah ada di pikiran ku sejak terakhir kali, apakah pinggang mu ini lembut hm? Bagaimana bisa selemah ini," tambah Tuan Beom.

"Hng, aku.... Aku tidak tahu...." Shou mencoba menahan tubuhnya agar tidak memakan ukuran semua penis Tuan Beom.

"Hng... Aku... Ini benar benar sangat aneh, aku pikir... Itu menyentuh spot enak.... Apa yang harus kulakukan hnggg... Ahhh." tambah Shou.

"Seperti ini," Tuan Beom mendorong pinggul Shou sehingga menusuk lagi.

Tuan Beom terus menarik dan mendorong dengan tangan nya, kini Shou yang tidak bergerak, hanya tangan Tuan Beom yang menggerakkan nya.

"Ah.... Ah!... Ahjussi... Apa yang harus aku lakukan... Aku minta maaf, tapi... Ini sangatlah menusuk di spot nyaman ku," kata Shou dengan air mata mengalir memegang kedua pipi Tuan Beom dengan tubuh yang gemetar.

Tiba tiba saja. "Shou...." Tuan Beom memegang kaki Shou dan memutarnya, sehingga Shou jatuh terbaring di ranjang dengan selangkangan yang masih terangkat memakan penis Tuan Beom.

"Ahh... Angh!!!"

"Haa... Kapan kita akan melakukannya dengan benar.... Huff... Matahari akan segera terbit jika kau terus melakukannya..." kata Tuan Beom terus bergerak.

Sedikit pemberitahuan deskripsi saja bahwa dia masih memakai baju dan celananya, ia tak melepas bajunya karena tak ingin menunjukan lukanya yang masih basah pada Shou.

Tapi dia tetap bergerak dengan cepat. "Ah, ah!! hng... Ahjussi hentikan, aku tidak bisa melakukan nya lagi, aku sangat lelah... Hentikan!!" teriak Shou.

Tapi Tuan Beom menjadi tersenyum kecil memegang perut bawah Shou. "Apa yang kau katakan, sampai aku mencapai rahim mu, aku tidak akan berhenti, lihat... Ini terlihat setiap kali aku memasukkan nya setengah," kata Tuan Beom. Ia menekan pelan perut Shou yang agak menonjol karena sesuatu dan sesuatu itu disebabkan oleh penis Tuan Beom yang sangat kelihatan menonjol di perut bawah Shou.

"Hng... Jangan sentuh itu! Ahnngg."

Hingga Tuan Beom benar benar terlihat pucat, seketika ia jatuh kembali memeluk tubuh Shou.

"Hah.... Hah.... Ha..." Shou masih mencoba bernapas tenang. Lalu memeluk Tuan Beom, tapi ia terdiam karena Tuan Beom tak bergerak sama sekali.

"Ahjussi...?" Shou menatap. Ia mencoba melihat wajah Tuan Beom dengan perlahan dan lembut dan di saat itu juga, ketika melihat wajah Tuan Beom, ia terdiam kaku karena Tuan Beom terpucat dengan alis yang menahan kesakitan, tangan nya sendiri memegang perutnya yang terluka. "Ugh...."

"Ahjussi!!" Shou menatap takut.