Chapter 8 - 07 PERPISAHAN DAN PERTEMUAN

ku tatap baik-baik dua anak yang harus ku lepaskan hari ini. sekarang, waktunya kami berpisah.

semalam, setelah kami keluar dari halaman akademi, aku langsung menepati janjiku dengan mereka. traktir makan. aku juga membawa mereka menginap di penginapan dekat akademi. mereka tak perlu lagi harus pulang. karena mulai besok, aku tidak lagi menunggu mereka di rumah.tidak ada lagi rumah karena, aku harus pergi.

"kak, kau pasti akan kembali menjemput kami kan?" luna menatapku sedih. aku hanya tersenyum karena aku sendiri tidak tahu apakah aku bisa menepati ucapanku sendiri atau tidak.

"aku akan mengirimu surat nanti. balaslah!"

"akan ku usahakan. kalian, baik-baiklah di akademi. jangan lupakan ajaranku. jika kalian di hina jangan lupa lawan dengan cara paling elegan." kusap kedua pucuk kepala mereka. hari ini, entah kenapa kai menjadi lebih pendiam. apa dia sariawan?

"sampai jumpa, selamat tinggal!"

"kav," kai berdehem sejenak, "terima kasih. aku pasti akan membalasnya nanti."

"masih jauh jalanmu untuk melampaui dan membalasku. sekarang, pikirkan saja bagaimana kau harus bertahan hidup menjadi manusia sebaik mungkin versimu."

"sial-

"jaga adikmu dengan baik selama aku pergi."

"cih, aku tahu." kai memalingkan wajah dariku, dia kesal lagi.

"sekarang, aku harus pergi. jaga diri kalian baik-baik."

langkahku berbalik. aku tidak menoleh lagi. aku takut jika menoleh lagi, aku hanya akan menangis.

maafkan aku kairos, kaluna tapi, untuk bersama kalian lebih lama lagi ada banyak hal yang harus ku persiapkan.

tugas kaviar sang penjaga dua cahaya selesai sampai disini. saatnya berpisah dengan hari ini dan kenangannya di masa lalu.

"padahal belum dimulai tapi, aku sudah merasa lelah."

haaahhh, haha, hahaha, ha. bisakah aku melakukanya," kutatap langit di atas kepalaku. begitu cerah dan biru serupa langit yang ku tahu.

kali ini, lebih banyak orang yang sepertinya memandang aneh diriku.

#####

"dia belum menemukan kita kan, ash?"

seperti mengerti ucapanku, ash mengangguk-angguk kecil. " bagus! kita lakukan rencana kita sekarang."

menemui pangeran langsung dan membuat kesepakatan bersama dengannya adalah rencana awalku kali ini. waktu masih sangat pagi untuk seluruh kota menjadi sibuk. sebuah kesempatan yang bagus untuk menyelinap di berbagai tempat.

beberapa waktu setelah melewati banyak tempat, aku akhirnya tiba di hutan istana kekaisaran helios yang agung. melalui bantuan ash, keberadaanku tak dapat ditemukan oleh banyaknya prajurit kekaisaran yang sedang berpatroli.

butuh waktu lagi untuk tiba di istana utama, tapi tujuan kita hari ini adalah... sebuah istana ke-4, tempat dimana pangeran ke tujuh tinggal.

berkat pemahamanku dan seringnya aku melalui tempat ini. semua berjalan lancar. gedung istana yang terbuat dari batu mulai terlihat di kejauhan bersama matahari yang mulai beranjak tenggelam.

jika sekarang aku dalam kunjungan wisata, sudah pasti aku tidak akan pernah lupa memotret keindahan di depan mataku. lebih hebatnya, istana selir yang tampak mewah dan megah dengan berbagai patung dan desainnya masih belum seberapa dengan istana utama yang berkali-kali lebih besar dan megah.

satu hal yang takkan ku temukan jika aku tidak tiba di tempat ini.

langkahku bergegas. malam adalah saat pangeran menjadi lebih tak dapat dikendalikan karena kutukan mimpi buruk yang terus memakan kewarasannya.

diantara keseluruhan lantai kastil yang megah ini, aku tahu dengan pasti pangeran itu tinggal di lantai pertama. mirisnya, ia terus di rantai oleh ibunya di sebuah ruang yang sangat minim cahaya. menunggu waktu yang tepat untuk bunuh diri setelah mendengar kematian ibunya, atau mati karena terlupakan.

bahkan, menjadi pembantu pun lebih sejahtera hidupnya dari pada dia.

ketemu. mudah menemukan kamarnya yang berada di pavillium paling ujung. tempat yang paling jarang di lewati orang lain di kastil ini.

entah memang keahlianku atau karena sudah sering menjadi penjahat, menyusup dan membobol jendela sangat mudah bagiku.

kali ini, aku yang biasanya hanya mengawasinya lewat jendela ini tanpa membukanya, hari ini memutuskan membuka batas di antara kami.

kriettt. suara khas jendela yang tak pernah terbuka mengisi seluruh ruangan gelap itu. cahaya kemerahan menerobos masuk bersama sosokku yang berdiri di jendela.

hanya ada tempat tidur, sebuah lemari kecil, rantai besi, dan sosok pria yang kini menatapku hampa. kaki kirinya penuh luka oleh belenggu rantai yang selalu mengikatnya begitu juga dengan lehernya.

ku buka seluruh jubahku hingga terlihatlah seluruh sosokku. mata sayu itu seketika menatapku seolah melihat hantu."

aku tersenyum. "haali callix, apa kabar?