Chereads / the Family school vs zombie / Chapter 2 - persiapan pindah

Chapter 2 - persiapan pindah

Setelah beberapa saat mengobrol sebentar dengan mereka. Dan akhirnya kini aku sedang menuju perjalanan pulang ke rumah aku di gonceng oleh teman ku satu sekolah dan juga... dia teman ku satu SD, aku juga tidak terlalu akrab dengan dia dan tidak terlalu sering banyak bicara juga dengannya. Dia bernama Wayan Aldi dia adalah orang yang baik dia selalu memberiku tumpangan di saat temanku sakit ataupun malas untuk berangkat untuk berangkat sekolah, terkadang aku selalu memberinya uang bensin Rp 10.000 kepadanya karena tidak enak denganya.

Sayang sekali ya aku tidak bisa mengendarai, sepeda motor seandainya saja aku bisa mengendarai sepeda motor mungkin saja aku tidak akan pindah sekolah seperti ini dan akan tetap melanjutkan sekolah sampai akhir di sini. Ya... Karena temanku pada akhirnya keluar dari sekolah karena sebuah alasan yang belum jelas kenapa dia keluar, mau tidak mau aku terpaksa harus pindah sekolah.

Jarak antara rumah dan sekolah ku cukup jauh untuk menuju ke sekolah kami berdua harus melalui hutan yang lebat saat hujan turun jalan yang sering kami berdua lewati menjadi berlubang licin dan rusak akibat terkena hujan bahkan juga sering banjir karena air terus meluap dari sungai.

Wayan Aldi : " Bagas kamu mulai besok pindah ya...? "

Bagas : " iya karena karena teman ku Ares dia keluar dari sekolah sementara aku tidak bisa mengendarai motor "

Wayan Aldi : "kenapa kamu tidak minta di ajari teman mu? Dengan gitu kan kamu bisa berangkat menggunakan motor mu sendiri"

Bagas : " aku sudah pernah belajar dan berlatih untuk mengendarai nya hanya saja motor tersebut cuma ada 1 dan motor tersebut selalu di pakai untuk pergi ke ladang"

Wayan Aldi : yah.... " Baiklah apa boleh buat jadi itu alasan mu, oh ya sepertinya kita sudah sampai "

Bagas : " baiklah terima kasih ya untuk tumpanganya hati hati di jalan, selamat tinggal ya "

"Besok kamu di jemput pagi jadi persiapkanlah semua barang barang yang mau kamu bawa besok mulai dari sekarang supaya kamu gak terlalu terburu buru dan bisa santai, semua surat pindah dan berkas segala macam Sudah kami siapkan"

Dia adalah orang yang selama ini merawat ku, yang selalu mengajariku banyak hal dan dia yang menggantikan peran ibu ku di saat dia bekerja ke luar negeri, Aku memanggilnya bude encus. Aku sangat berterima kasih kepadanya karena telah mengajari ku banyak hal dan selalu memberi nasihat kepada ku mengenai kehidupan ini

Bagas : " iya akan segera aku bereskan semuanya "

Bude encus : " gak usah di bawa semua kamu pilih saja mana yang penting menurut mu dan mana yang tidak penting, jangan terlalu banyak membawa barang "

Ya... Terkadang aku juga merasa aneh membawa sedikit barang namun akan terasa membawa lebih banyak barang bawaan masih menjadi misteri, apakah ini hal normal atau abnormal?

Sebelum aku pergi sebaiknya aku harus menemui seseorang terlebih dahulu untuk terakhir kalinya dan ada beberapa hal yang perlu di bicarakan kepadanya kebetulan sekali jarak antara rumah ku dan rumah nya tidak terlalu jauh.

Setelah aku selesai mengemas semua barang barang yang akan aku bawa untuk besok.

Aku berjalan menuju kerumahnya dengan santai dan maksud yang baik.

"Hm..... Sepertinya tidak ada orang di rumah apa sebaiknya aku coba ketuk pintu"

Tok... Tok.... Tok..... !!

Bagas : " hey Ares apa kau ada di rumah? "

Dia adalah teman ku saat aku pergi ke sekolah aku selalu berangkat bersama dengan dia karena hanya dia saja teman ku yang satu arah menuju ke sekolah. Dia juga adalah teman bermain ku saat aku masih SD.

Ares : " masuklah "

Bagas : " aku kesini hanya ingin mengatakan sesuatu kepada mu " aku akan mengatakannya dengan secara santai.

Ares : " apa yang ingin kau katakan ? " Jawabnya sambil bingung mungkin dia sudah menduga duga bahwa aku besok akan pindah sekolah karena dia keluar, dan mungkin dia sudah menduga aku akan mengatakan kenapa kamu keluar.

Bagas : " mulai besok kita tidak akan pernah ketemu lagi, karena aku akan pindah sekolah. Alasan kenapa aku pindah adalah karena tidak ada teman yang bisa di ajak berangkat bareng lagi " mungkin dia akan mengerti apa maksud ku.

Ares : " lalu bagaimana dengan Wayan Aldi bukan kah kamu bisa berangkat bersama dengan nya ? "

Bagas : " aku tidak bisa berangkat bareng bersama dengan dia karena aku tidak terlalu akrab dengan nya dan ya... Kamu tahu sendiri lah seperti apa bude itu dia tidak enak jika harus membayar uang bensin nya terus dan juga sangat tidak enak dengan ayahnya "

Bagas : " ada satu hal lagi yang ingin ku tanyakan kepada mu, apa alasan mu keluar dari sekolah dan kenapa kamu keluar ? "

Ares : " aku mengerti maksud mu.... Aku keluar dari sekolah adalah karena aku tidak ingin membebani orang tua, ya..... Kamu tahu sendiri lah kita tinggal di mana dan seperti apa ekonomi orang tua ku " aku menjawab sambil menghela nafas dan menenangkan diri karena aku tidak ingin menangis di depan orang bahkan di hadapan teman ku sendiri.

Bagas... seandainya kamu tahu kondisi dan situasi apa yang sedang kita hadapi sekarang, kita telah banyak menghabiskan waktu bersama selama kita SD dan hingga kini. Tapi untuk saat ini situasinya sudah berubah kita hidup di tempat terpencil kita hidup di pedalaman di mana tepat yang sangat sulit untuk mencari pekerjaan, pekerjaan yang menjadi pokok utama di tempat ini adalah memeras dan mengambil getah karet ayah dan ibu ku adalah salah satu nya yang bekerja dalam bidang itu. Aku merasa kasihan dengan ayah dan ibu ku karena mereka telah berusaha keras untuk membiayai sekolah ku dan aku hanya akan menjadi beban bagi mereka karena, aku tidak bisa melakukan hal yang terbaik buat mereka jadi aku memutuskan untuk berhenti sekolah karena aku ingin membantu mereka aku merasa kasihan. Bergumam dalam hati

Bagas : " kamu harus semangat ya aku tidak memaksa mu untuk kembali ke sekolah, aku paham kok situasi apa yang sedang kamu hadapi kamu adalah teman terbaik ku " sambil tersenyum aku memberikan dia beberapa nasehat agar tetap semangat.

Ares : " te... Terima kasih ya dan aku minta maaf atas selama ini jika aku berbuat salah kepada mu baik itu perkataan, tingkat laku dan perbuatan ku yang mungkin menyakiti mu " air mata ini rasanya tidak bisa tertahan lagi, tapi.. ucapan yang dia katakan barusan membuat tubuhku merasakan getaran yang sungguh membuatku menangis.

Bagas : "aku punya sesuatu hadiah kecil untuk mu, ini terimalah" tak hanya sahabat ku saja yang aku berikan hadiah, aku memberikan hadiah juga kepadanya karena dia adalah teman terbaik ku.

Ares : " apa ini? " Ucapnya dengan raut wajah tidak mengerti dan sedikit bingung.

Bagas : " bukankah kamu suka bermain game battle royal jadi aku memberikan ini kepada mu siapa tau cocok untuk mu " aku memberinya Bros ber logo tengkorak dengan sebuah shoot gun yang menyilang dan terdapat sepasang sayap di sisi kanan dan kiri.

Ares : " terima kasih untuk hadiahnya ya..... Walaupun ini terlihat sedikit kecil namun tidak papa " aku menerimanya dengan senang hati dan ini akan menjadi kenangan terindah bagi ku

Bagas : " baiklah kalau begitu aku pulang dulu karena masih banyak yang perlu aku siapkan selamat tinggal " aku melambaikan tangan dengan wajah yang ceria namun di sisi lain hati ku merasa sedih karena aku harus kehilangan teman berharga seperti mu.

Ares : " oke kalau gitu sampai selamat tinggal juga jangan lupa sering sering telpon supaya aku tahu kondisi mu di sana seperti apa "

Bagas : " siap, kapan pun jika tidak ada kesibukan " dan akhir dari pertemuan ini di tutup dengan TOS yang keren.

Setibanya di rumah aku lanjut membereskan dan merapikan beberapa barang yang ingin aku bawa di malam ini juga adalah malam terakhir ku tinggal di sana banyak kenangan yang telah aku lalui di tempat ini dan menghabiskan waktu bersama teman teman berharga.