Chereads / SVERA / Chapter 2 - EPISODE 2

Chapter 2 - EPISODE 2

Pelajaran Mrs.Jessi membuat kami semakin ceria, karena terdapat banyak candaan lucu yang kerap kali Mrs.Jessi lanturkan ataupun melalui gestur tubuhnya, terkadanag ia menjahili siswa yang menurut dirinya tampan.

Usai pelajaran beliau selesai, kami akan disambut dengan matematika peminatan. Terkadang aku heran memangnya ada yang minat dengan mata pelajaran yang satu ini. Terlebih lagi guru yang mengajar dikelas kami sungguh galak dan tegas.

"Sayang banget, sebentar lagi pasti guru killer menyebalkan itu datang dengan amarahnya yang mirip gorila." Isaak menghela nafas berat. Ia langsung memasang wajah masam ketika seorang guru yang membawa penggaris sepanjang dua meter datang masuk.

Suasana kelas berbalik seratus delapan puluh derajat dibanding seebelumnya. Mood kami yang membaik di hancurkan oleh pelajaran gila ini-.

"Selamat kembali usai libur yang cukup lama, dikarenakan kondisi yang sangat meyakinkan utntuk melakukan pembelajaran di sekolah." Mrs.Hera adalah nama dari sosok yang memiliki paras cantik, namun dalam dirinya adalah gorila.

Aku jadi ingat bagaimana Mrs.Hera menghancurkan otak kami dan membuat mental kami rapuh seperti wafer kaleng. Tepat dimana satu kelas disuruh mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang berisikan lima puluh soal bulat dan utuh, dikerjakan menggunakan cara, dan lebih parahnya jika kami tidak mengerjakan Mrs.Hera bisa memastikan bahwa nilai tambahan untuk ujian semester lalu tidak akan kita dapatkan satu angkapun.

"Buka buku pelajaran kalian, bacalah halaman lima puluh tiga hingga bab akhir. Itu saja tugas hari ini." Usai memberikan perintah, Mrs.Hera meninggalkan kelas.

Kami memang terheran, bak seonggok ranting yang terapu angin. Itulah ekspresi kami saat ini, hanya Isaak yang super gembira tiada tara. Bahkan bisa-bisa dia bergelantungan di plafon kelasku.

"Kok kamu ga kelihatan senang, Nta." Ucapan Isaak beritingan dengan suasana kelas yang kembali ramai, hingar-bingar kebisingan kelasku bisa terdengar hingga seluruh kelas yang menjajar di koridoor ni.

Memang hal ini sudah dianggap tidak tabu, karena hampir seluruh kelas setiap mendapat tugas yang mudah dari Mrs.Hera seperti terbebas dari belenggu sel tahanan murid. Bukan berarti hal semacam sel tahanan murid itu ada disekolahku.

"Apakah kamu merasa ada yang aneh dengan Mrs.Hera kali ini?, dia berbeda dibanding biasanya." Seru diriku pada Isaak, menatap.

Slash-!, suara bersitan itu terdengar bersamaan dengan pandanganku yang kabur, aku berada di dalam kekosongan yang dimana ini adalah alam bawah sadarku. Tandanya, ini adalah aktifnya kemampuan pengliahatan masadepanku.

Aku diperlihatkan seseorang berjubah putih, ia seperti ilmuan didalam film-film aksi. Dan satu orang lagi adalah.... guruku sendiri yaitu Mrs.Hera, lagi-lagi misteri menyelimuti kehidupan sekolahku yang damai.

"Mrs.Hera dalam bahaya, Sak!" Seru diriku, Isaak mengangkat alisnya, tidak paham apa yang baru saja ku ucapkan itu.

"Hah, kamu sakit, Nta?" Ia memeriksa keningku, aku bergegas melepaskan telapak tangannya Isaak, "Apaan sih!" tanpa basa-basi diriku bergegas pergi keluar kelas mencari dimana Mrs.Hera dengan seseorang misterius itu. Aku merasakan ada hal buruk yang akan terjadi nantinya.

Tekadku mematang, berkeliaran di gedung sekolah tanpa takut akan bagian keamanan dari organisasi osis sekolahku, bukanlah hal yang mudah ku atasi, apa lagi mentalku yang rapuh seperti kerupuk.

"Hei, tunggu. Nta, kamu jangan gila karena mendapatkan jam kosong seperti ini. Tenanglah!" Isaak mengejarku. Aku terhenti sejenak.

Apa yang telah ku lakukan sebenarnya, jika tadi aku memberitahu Isaak, kemampuan ini bisa ia ketahui.

Padahal ini adalah hal yang kurahasiakan kepada siapapun termasuk, keluargaku sendiri.

Ibu dan ayahku. Mereka sendiri adalah orangtua yang merawat diriku sejak kecil,tentu saja. Jika bukan mereka siapa lagi.

Tidak, maksudku jika mereka saja tidak ku beritahu itu sangat rahasia, mana mungkin aku memberitahu orang lain tentang hal yang sangat privasi padahal orangtuaku sendiri tdiak pernah mengetahui anaknya ini dapat melihat masadepan.

"Ma-maaf, aku tadi c-cuma bahagia kelebihan, hahaha." Keringatku mengucur, hati ini berdebar kencang. Apa yang akan ku jelaskan pada Isaak nantinya, jika ia mengetahui diriku ini bukanlah manusia yang normal.

Tidak, seharusnya sekarang yang kufikirkan bukanlah hal ini, melainkan keselamatan Mrs.Hera yang paling utama, aku bisa menjelaskan pada Isaak tentang diriku kapan saja, karena dia adalah orang yang ku percaya selain ibu dan ayah.

Bukan bermaksud lain, jika aku memberitahu kedua orangtuaku itu. Entah bagaimana ekspresi mereka saat tahu lanturan anak ini bukanlah sebuah imajinasi liar.

"Apa yang kau fikirkan? ayo kembali kedalam kelas sebelum siswa bagian keamanan dan kedisiplinan datang memergok kita diluar kelas saat jam pelajaran berlangangsung.

AKu tidak memiliki jalan lain, jika sekarang ku mencari Mrs.Hera dan sialnya aku bertemu para anggota kesiswaan itu mimpi buruk bagiku. Aku takut bukan karena dicap buruk, tapi tatapan anak-anak organisasi sekolah sangatlah mengerikan seperti segerombolan singa jantan dan betina.

Aku memutuskan kembali kedalam kelas dengan tergesa-gesa, Isaak dan beberapa teman kelas melihat kami yang ngos-ngosan seperti dikejar maut bertanya-tanya.

"Kenapa, ada siapa?"

"Mrs.Hera kembali kesini lagi?"

"Kalian sudah mirip dengan anak kecil yang dikejar anjing."

Isaak menjelaskan, bahwa sbenarnya kami sempat melihat dua siswi kedisiplinan yang berpatrol disekitar gedung kelas sepuluh. Kami begitu terkejut hingga harus menunggu waktu yang pas untuk mengerahkan kekuatan berlari kami.

"Astaga, ku kira kenapa." Seru salsa, ia kembali ke bangkunya, begitu juga teman-teman kelasku yang memasang wajah panik seketika berubah kembali.

Kami berdiam dikelas, Isaak mengobrol dengan teman sepermainan dan ekskulnya disekolah, memang teman mengobrol dikelasku hanya Isaak, terkadang salsa juga sih. Namun, dia datang ketika ada maunya, seperti pagi tadi.

Bell istirahat pertama berbunyi, inilah saat yang ku tunggu sedari tadi, untuk mencari Mrs.Hera yang berada didalam sebuah ruangan bersama seorang pria berjubah putih itu. Lokasinya aku tidak tahu jelas, namun aku tahu dimana ruangan yang memiliki meja besi. Yaitu laboratorium sekolah.

"Kamu mau kemana, Nta?" Tanya Isaak yang baru saja menghentikan langkahku keluar kelas.

Aku berbalik. "Mencari Mrs.Hera, kenapa?" jawabku. Saat ini tingkat percaya diriku mencapai tujuh puluh persen.

Isaak membulatkan matanya, "Jangan bilang kamu mau menemui Mrs.Hera untuk meminta tugas? jangan lakuin itu. Bisa-bisa anak-anak kelas kita mati kayak tahun lalu." ISaak menjelaskan.

Aku mengeleng, "bukan itu yang kumaksud tuk menemuinya. Ada hal penting, mendadak baru saja ku ingat." Aku meninggalkan Isaak.

Diriku ini adalah manusia yang haus rasa ingin tahu terhadap sesuatu, terkadang rasa ini menimbulkan sesuatu negatif yang tdiak baik pada diriku sendiri. Bagaimanapun, jika aku sudah penasaran akan ku pecahkan rasa penasaran agar tidak menghantui perasaan ini.

"O-oke, tunggu, Nta. Aku ikut!" Isaak bergegas menghampiri, sambil menggeleng kepala tidak percaya, dia justru ikut mencari guru yang dia sendiri tidak suka.