Bagian 17
Topeng
Pada hari ini jam 09:00, Kelas Vanka dan kelas Merlin sama sama memasuki jam olahraga. Tepatnya bersamaan.
Mungkin ini adalah kesempatan emas bagi Vanka untuk bisa menjadi lebih dekat dengan Merlin dan bisa berbicara tentang banyak halĀ padanya. Vanka mendekati Merlin yang sedang memainkan skipping.
"Pinter juga lu main skipping Lin." Ucap Vanka sambil menatap Merlin.
Merlin pun berhenti memainkan skipping nya. Dan berbicara dengan Vanka.
"Hai Vanka. Olahraga apa kamu Van?" Ucap Merlin.
"Habis futsal Lin, Cape deh." Ucap Vanka.
"Lah itu temen temenmu masih pada main futsal, Kamu ga ikut?" Ucap Merlin menunjuk ke lapangan futsal.
"Engga, Mereka tuh baru main. Kan mainnya gantian gantian Lin." Ucap Vanka.
"Jadi? Tujuan kamu kesini? Kenapa?" Ucap Merlin.
Vanka menatap mata Merlin. Sampai Merlin tak dapat melihat Vanka.
"Van, Van? Vannn?" Ucap Merlin.
"Lin temenin aku ke kantin yok?" Ucap Vanka.
Merlin kebingungan.
"Iya Ayo." Ucap Vanka.
Kemudian Vanka berjalan dan Merlin mengikutinya, Tak lupa juga skipping nya pun ia bawa.
Di tengah perjalanan menuju kantin Merlin benar benar berfikir keras.
"Kenapa dengan Vanka? Cowo sedingin Vanka bisa bisanya ngajakin ke kantin. Aneh banget. Apa dia habis kesambet gawang futsal ya?" Ucap Merlin dalam hati.
Walau dalam hati Vanka benar benar menolak keadaan seperti ini, Tapi mungkin Sebuah pemikiran Vanka tentang Merlin dapat di jadikan acuan kalau Vanka bisa mendekati Merlin dengan basa basi yang biasa saja. Terlebih lagi Merlin adalah orang yang gampang menerima orang orang yang mungkin tak dekat dengannya.
Merlin duduk dan menunggu Vanka, Ntah apa yang akan Vanka beli kali ini. Selang beberapa menit. Vanka kembali menemui Merlin. Ia membawakan dua buah botol minuman air dingin dengan jajanan manisan yang di bungkus dengan plastik. Vanka memberikan minumnya pada Merlin.
"Nih. Kamu cape juga kan?" Ucap Vanka sambil memeberikan 1 botol minuman.
Wajah Merlin benar benar kebingungan.
"Lin?" Ucap Vanka.
"Eh iya makasih Van, Ntar uangnya aku ganti ya." Ucap Merlin.
"Engga, Gausah Lin." Ucap Vanka.
"Van? Kamu ga sakit kan?" Ucap Merlin yang benar benar kebingungan.
"Engga, Kenapa emang? Mending ya kamuu cobain manisan terbaru di kantin nih. Baru nyampe tadi Lin." Ucap Vanka.
"Eh iya Van." Ucap Merlin.
Baru kali ini Merlin benar benar merasa campur aduk dan bingung. Dia tak biasanya seperti ini ketika di ajak oleh orang yang tak terlalu dekat. Tapi kali ini benar benar berbeda. Menurut Merlin agak aneh bila manusia sedingin Vanka tiba tiba menjadi cair seperti ini.
"Ni orang bener bener kesurupan gawang futsal deh. Masa iya mesin kulkasnya tiba tiba rusak." Ucap Merlin dalam hati.
"Lin aku keliatan aneh ya?" Ucap Vanka.
"Engga, Engga kokk." Ucap Merlin.
"Dari tadi wajahmu Lin, Keliatan bingung. Kenapa Lin?" Ucap Vanka.
"Van? Keknya kamu sakit deh. Mau ke UKS ga? Nanti aku anterin." Ucap Merlin.
"Emang ada orang sakit malah maksa buat olahraga ya?" Ucap Vanka.
Merlin terdiam sekejap.
"Iya juga si Van, Tapi Van kamu bener bener beda hari ini." Ucap Merlin menatap Vanka.
"Engga Lin, Engga beda. Aku masih Vanka, Aku masih suka dengerin musik, Mainin alat musik walaupun cuma bisa gitar dan selalu pulang sekolah sendirian." Ucap Vanka.
"Engga gitu Van." Ucap Merlin yang benar benar menyerah.
"Van? Ga sekalian sarapan?" Ucap Merlin.
"Ntar disini kelamaan gimana?" Ucap Vanka.
Mendengar jawaban dari Vanka, Merlin berfikir lagi Vanka bener bener out of the box.
"Merlin harus tenang, Merlin harus bisa kendaliin pikiran Merlin. Merlin harus bisa kontrol semuanya." Ucap Merlin dalam hati.
"Lin? Mau pesen apa? Aku pesenin sekalian." Ucap Vanka.
"Kan yang mau sarapan Vanka, Jadi Vanka aja." Ucap Merlin.
"Ga, Sarapan bareng aja." Ucap Vanka.
Suasana kantin waktu itu masih sepi. Di karenakan jam istirahat pukul 10:00. Di karenakan Vanka memaksa Merlin hanya bisa turut ikut dan nurut.
"Yaudah pesenin ayam bakar satu nasinya dikit aja, Sambelnya banyakin ya?" Ucap Merlin.
"Lalapannya sekalian juga yaa." Ucap Vanka.
"Ehh engga, Gasuka lalapan." Ucap Merlin.
Namun Vanka tetap saja kekeh dan keras kepala. Kemudian Ia memesan 2 ayam bakar dan kembali duduk. Vanka menatap mata Merlin sampai Merlin kebingungan.
"Kenapa Van?!" Ucap Merlin.
Vanka mengatakan dengan lembut sambil menatap matanya.
"Lin? Kalau ada apa apa kamu boleh cerita ke aku. Aku tau kamu kehilangan banyak hal. Aku tau untuk sekarang kamu menipu semua orang. Aku bener bener tau kalau di rumah dan di sekolah kamu bukan 1 orang yang sama. Aku tau kamu kehilangan hal paling penting dalam kehidupan kamu sendiri. Aku tau kamu itu palsu Lin. Aku bisa nerima semua hal yang berada di balik topengmu Ini Lin." Ucap Vanka.