Chereads / Langit Samudra / Chapter 8 - Untuknya dan darinya

Chapter 8 - Untuknya dan darinya

CHAPTER 2: Untuknya dan Darinya

"Jalan ke kiri, nanti kamu lihat pak saipul bawa nama lo, jangan sampe salah," suara dibalik sesosok orang yang membuat Athalia geleng kepala.

"Iya... masa aku lupa juga pak saipul yang mana."

"Halah, kakak kasih kamu foto pak saipul sama orang lain pasti kamu juga enggak tau yang mana." Lelaki yang lagi menelpon sang adalah kakak kedua, anak kedua dari latief, Mikael. Turun-turun dari pesawat, Athalia mengabari kakaknya yang sudah meneror telponnya karena pesawat delay yang dialaminya.

Kakaknya yang pertama sedang bertadning di Itali dan kakak keduanya berada di Boston, karena ada urusan minyak bocor di salah satu cabang perusahaan mereka. Kedua orang tua Athalia sedang menghadiri event di Jakarta dan akan menemani Athalia. Seluruh anggota keluarganya sibuk sehingga ia pulang sendirian.

"Heh emang aku selupa apa coba? Delapan tahun itu engga lama kak, tapi kalau orang itu sudah kenal deket bahkan 20 tahun terasa singkat." Jawab adiknya membuat kakaknya itu tertawa diam.

"Yaudah, sudah besar juga, kakak mau tidur di Boston jam 3 pagi."

"Siapa suruh juga nelpon jam segitu."

"Ya kalau lo ilang dek, aku yang bakalan keteteran kebingungan."

"Udah kak, tidur, thanks btw."

"See you and welcome back home Lia."

Sambil mengumpulkan sebuah koper yang ia bawa, Athalia mulai berjalan keluar dari bandara dan melihat seorang bapak melambai tangannya dan berjalanlah Athalia kepada orang tersebut.

Tanpa basa-basi, perempuan itu memeluk bapak itu dan sebuah tawa pecah.

"Nonik, semakin cantik saja," Jawab supir yang telah melayani keluarga Ledger. Bapak Saipul seperti keluarga sendiri, beliau telah mengabdi kepada keluarganya mulai dari Athalia yang masih belum ada di dunia. Ia mulai kerja untuk orang tuanya mulai dari mudah hingga sekarang sehingga mengetahui beliau yang akan menjemput ia langsung Bahagia untuk bertemu seseok seorang yang sudah menemani dirinya dari kecil.

"Bisa-bisanya pak... gimana keadaan ibu?" Tanya Athalia kepada supir nya.

"Baik non, ibu juga kangen katanya sama nonik, nanti kapan-kapan saya bawakan kue lagi bikinan ibu," Tidak hanya beliau namun satu keluarga pak saipul sangat baik dengan keluarganya.

Akhirnya kedua bergegas untuk pulang rumah, Athalia disambut dengan kesunyian dari rumah.

"Non, bapak ijin balik dulu ya, katanya Tuan sama Nyonya nanti malam akan pulang, dirumah ada bu ending, nanti ada di dapur seperti biasanya," Athalia menganggukan kepalanya.

"Oh iya pak, makasih ya."

Berpamitan kepadanya supirnya dan masuk ke dalam kamarnya yang telah ia tinggal selama tahun. Tentunya tidak ada yang berubah, ranjangnya yang terlihat bersih dan sebuah koleksi buku yang ia suka koleksi juga tertata rapi. Meja rias yang dulunya penuh dengan make-up sekarang bersih.

Dirinya duduk di bagian ujung tempat tidurnya sambil menatap bagian kanan temboknya yang dipenuhi dengan pigura kecil yang berisikan foto-foto. Setiap setahun sekali, Athalia akan merubah foto yang ada di dalam pigura tersebut, untuk mengenag segala hal yang sudah terjadi selama setahun, supaya bisa mengenang kembali semua yang telah terjadi.

Namun, sejak dirinya meninggalkan Jakarta dan rumahnya, pigura tersebut tidak sempat diganti, sehingga foto-foto tersebut, foto kenangan delapan tahun lalu, dipajang membuat Athalia tersenyum.

Dirinya melihat banyak sekali foto dirinya pada saat waktu sekolah, bermain di hotel termahal di Jakarta, lalu pool party di Fairmont, lalu foto bersama keluarganya di Swiss pada saat mereka berliburan akhir tahun. Tentunya kenangan tersebut sangat indah tapi sebuah foto mengalihkan perhatian Athalia.

Sejenak dirinya menatap foto usang yang terlihat bahwa dirinya belum mengantinya. Diambilah pigura tersebut dan memutar balikan pigura tersebut dan mengambil foto tersebut.

Laskar Alwandra and Athalia Ledger, 15-07-2015

Past Tense

"Kalau semisal suatu hari kamu lupa buat ganti fotonya gimana?" tanya lelaki itu yang sedang duduk di bawah sambil menatap laptop yang ada di pangkuannya.

"Mana mungkin? Gue gaada kerjaan lagi selain lulus sama foto-foto," Jawab peremuan itu dengan ketawa, "Lagi pula, emang ada alasan buat lupa ganti foto? Kan cuman ganti aja."

Lelaki itu menatap perempuan itu dengan senyuman manis. Sebuah senyuman yang menawan membuat kedua manik lelaki itu tetutup, sial sejak kapan gue demen lihat eye smile orang, batin Athalia.

"Iya sih, kalau kerjaan lo cuman ganti foto sama lulus masa gaada waktu lain buat kegiatan lainnya?" Tanya lelaki itu dan perempuan itu melihatnya binggung dengan pernyataan lelaki tersebut.

"Emang kegiatan apa yang harus gue luangkan?"

"Pacaran sama gue?"

Sontak mendengarkan pernyataan tersebut membuat perempuan itu terhenti dan menatap serius kepada lelaki.

Laskar yang hanya diam sambil menyeringai menatap laptopnya lagi. Tapi tentunya senyuman nakal itu harus terhenti Ketika sebuah bantal mendarat di kepalanya membuat dirinya menatap perempuan yang terduduk di ranjang.

"Lo gila ya?" perempuan itu ngomel, "Emang gue mau pacaran sama lo?"

"Wkwkw, emang lo gasuka sama gue?"

"ENGGA KOK"

"Yakin? Kata temen lo, lo suka sama gue?" hanya satu oknum yang bakalan cepu ke Laskar tentang hal ini, kalau bukan teman dekat dari Athalia sendiri Irena Wilona.

Irena Wilona, manusia satu-satunya yang berani ngejambak rambut athalia waktu kelas dua karena athalia merebut pensil darinya. Keluarga besar Athalia 'The Ledger' bisa dikenal sebagai old money yang sangat dikenal dikalangan pengusaha besar di Indonesia. Gimana engga? Kakek dan Nenek dari keluarga ledger adalah old money dari USA, Connecticut. They are the Asian tycoon, jadi siapa yang berani main-main dengan anak dari keluarga berpengaruh tersebut?

Tentunya dari kecil Athalia yang sudah menyadarinya tidak tahu yang mana dan benar, sehingga pada suatu hari yang cerah terjadilah pertengakaran dari kedua anak-anak itu. Meskipun kaya keluarga Ledger memang tidak suka pamer, sehingga mengetahui bahwa anaknya menjambak orang anak orang lain, sebagai orang tua yang sehrausnya, Athalia pun harus meminta maaf.

Tapi karena kejadian itu kedua perempuan yang dulunya adalah musuh bebuyutan sekarang menjadi seperti kembar. Bahkan kedua kakak Athalia pun tidak dapat memisahkan keduanya. Kadang membuat kedua kakaknya itu iri melihat adik perempuannya lebih dekat daripada mereka.

Athalia yang tersenyum melihat pigura tersebut akhirnya meletakan kembali ke tempat asalnya.

"Gimana gamau?" Tanya Laskar sekali lagi. Namun, perempuan itu hanya terdiam tidak ingin berkata apapun. Ya gimana ya las... batin Athalia.

"Lo benaran nembak pacarana sama gue, di kamar gue sehabis kerja kelompok?" Tanya Athalia dan Laskar melihat perempuan yang masih duduk di tempat tidurnya. Dirinya tidak sanggup dan akhirnya tertawa dengan kencang membuat Athalia melihat lelaki di depan itu dengan tatapan kesal.

"Wkwkw, say yes Thal. I will make sure I will do it right, if you want me to do it 2 more time or even ten," Jawab Laskar, "But I know, you have everything, gue gabisa kasih apa-apa yang kamu tentunya pasti punya. Jadi gue cuman bisa kasih something simple, as my time, love and soul. I'm yours if you would accept me."

"I'm scared," Athalia melihat kearah Laskar, "Do I deserve this kind of happiness? Gue bukan orang yang baik Las. I'm not perfect."

"And that's why I love you. Gue gak minta lo yang perfect Thal, Gue maunya kamu, with all your imperfect and flaws. Biarin yang kurang aku yang lengkapin biar kamu perfect." Laskar berdiri dan menghampiri perempuan itu dan diberikan kecupan manis di kening perempuan itu, "Tapi dimata gue, lo sudah cukup Thal. Perfect and Beautiful. Give me a chance buat nunjukin ke kamu that perfect you, I see."