Istana Negara "Alfheim", Ibukota Ereberium, Republik Erebea, Benua Orthocladius.
31 Endember, 2059.
2355.
Presiden Zahur Khai, seorang pria yang menjadi pemimpin negara terkuat di Dralkira yang kini sudah memasuki umur 50 tahun nampak sedang cukup gusar, beberapa menit yang lalu dia baru saja mendapatkan laporan mengenai kumpulan awan berkekuatan magis di selatan Ibukota Ereberium, dia khawatir akan terjadi Hujan Magis dan secara tidak sengaja memperkuat monster yang jinak dan mengubahnya menjadi monster mengerikan.
Namun kegusaran nya saat ini menghilang saat Zahur melihat cucunya, Marie-Hélène memasuki ruang kerjanya dengan tatapan canggung, cucunya yang sekarang ini masih berkuliah nampak sudah seperti wanita dewasa. Rambut coklat sepanjang bahu, mata sehijau zamrud dan tubuh yang semua wanita di dunia inginkan.
"Kakek? Kamu masih disini? Sertu Dail mencari anda sedari tadi karena sudah mau tahun baru." Ujar Marie dengan rengutan kecil di wajahnya yang cantik.
"Ahhh, maafkan aku, sayang... Kakek tadi melamun, ayo kita ke sana." Zahur langsung berdiri dan menutup laptop merek ÆGIR yang digunakan untuk kebutuhan kerjanya, bukan untuk gaming... Mungkin.
Mereka berdua berjalan dengan keheningan, walau keheningan tersebut pecah akibat Marie yang bersenandung kecil, jika Zahur tidak salah dengar, itu adalah lagu keluaran terbaru dari Idol yang sedang naik daun, siapa namanya? Dia adalah seorang Atlantean yang menjadi warga negara Erebea, ah iya, Gawr Gura Selachimorpha.
"Kau suka dengan Idol, huh?" Komen Zahur.
"Aku bukan hanya suka, namun tergila-gila... Mereka adalah alasan kenapa aku masih riang seperti sekarang... Kakek tahu sendiri kan." Wajah riang dari Marie terganti dengan tatapan sedih.
"Maafkan aku jika aku mengingatkan ingatan buruk itu." Ucap Zahur dengan nada menyesal.
"Tidak apa-apa, grand père, aku mencoba untuk move on setelah kejadian itu, lebih baik melangkah ke depan daripada terus terdiam di garis awal dan merengek." Ujar Marie sambil terkekeh kecil, tapi Zahur tahu betul, Marie sedang menahan tangis.
Zahur adalah memang orang yang kurang pandai dalam kata-kata untuk menghibur orang seperti ini, memutuskan untuk mengelus kepala Marie dengan lembut dan melanjutkan perjalanan mereka ke Taman Istana Negara, di sana sudah ramai orang-orang dari kementrian atau sanak saudara yang diundang untuk acara makan-makan menyambut tahun baru, di sana juga ada Liselotte, Istri dari Zahur yang sedang bergosip dengan teman-temannya.
Zahur lalu ditawarkan minum oleh seseorang yang tidak lain adalah Menhan Luther, seorang Demi-Sapien Buaya, kulit hijau tua nya itu sangat lah khas di Kementerian. Luther juga adalah sahabat dekat Zahur.
"Luther, selamat tahun baru." Ujar Zahur sambil menerima gelas minuman yang diberikan kepadanya.
"Hahaha, dua menit lagi kawan lama, kita nikmati saja dulu tahun penuh ujian ini dua menit lagi." Ujar Luther dengan senyuman yang mana jika dilakukan oleh orang-orang dari ras Luther menjadi sangat aneh.
"Hmm... Kau benar, jadi... Bagaimana kondisi Armada kita?" Tanya Zahur yang membuat Luther memutar bola matanya dengan bosan.
"Kau seriusan membawa pekerjaan ke acara santai? Kau terlalu kaku kawan, aku saja sampai sekarang kebingungan bagaimana caranya kamu bisa menikah dengan Liselotte karena kekakuan mu itu, hahaha!" Tawa Luther.
"Tapi untuk menjawab pertanyaan mu Armada Pertama dan Kedua sedang berpatroli di sektor Amriszell, kabar terakhirnya di sana ada penampakan kapal selam siluman dari Federasi Anzeel, aku penasaran dengan isi perangkat lunak benda itu, pasti sesuatu yang sangat menakjubkan, sedangkan sisa angkatan laut kita berada di pangkalan mereka masing-masing sesuai perintah mu, semua kegiatan mereka di minggu ini dibatalkan dan Divisi Infanteri Kedua dan Keempat yang ada di Ereberium siap melaksanakan tugas dalam perintah anda, itu pesan dari Jenderal Pan." Ujar Luther dengan serius.
"Syukurlah, fenomena awan magis ini membuatku khawatir, apa menurut mu aku semakin paranoid?" Tanya Zahur.
"Dari melihat dirimu yang semakin hati-hati dalam mengambil keputusan dan selalu siap sedia, ya, mungkin. Tapi itu adalah hal yang bagus, berarti kau sudah menyiapkan cara menanggulangi skenario terburuk yang dapat terjadi, jadi, aku mohon, santai-santai saja malam ini seperti saat kita kuliah di Anzeel." Ujar Luther sambil memegang bahu sahabatnya itu.
"Begitu-"
"Kembang api nya sudah ditembakkan!"
Semua mata langsung tertuju ke langit dan melihat betapa indahnya pemandangan ratusan kembang api meledak di udara, ada juga yang merekam menggunakan Kamera dari HP mereka atau memotret ini semua.
Zahur melihat dari ekor matanya dan Marie nampak terpukau sembari bertepuk tangan saat melihat ledakan demi ledakan terjadi, hingga akhirnya sesuatu yang sangat terang muncul di langit dan seketika membuat seluruh orang di Negara Erebea buta dan semacam kabut keputihan menyelimuti seluruh negara, yang membuat penduduk Erebea tertidur dengan sangat pulas.
???/??? /???
Zahur membuka matanya dengan paksa dan matanya kembali menyesuaikan dengan kecerahan sekitar... Aneh, semuanya nampak normal, tidak ada terjadi apapun dan cahaya putih tadi sudah tentu bukan Nuklir Magis yang dimiliki Anzeel dan rivalnya, Ameriggo Serikat. Sebenarnya Erebea juga punya senjata sejenis itu, tapi tidak pernah digunakan semenjak pertama kali di uji coba 100 tahun lalu di tempat bernama Bikini Bottom.
Telinganya Zahur terasa berdering dengan sangat kuat, seperti terkena flashbang di muka sebelum akhirnya dia melihat Luther yang panik berteriak-teriak memanggil Zahur, tapi Zahur tidak dengar karena dengungan di telinganya belum berhenti, setelah semenit dan sihir dari salah satu Paspampres Erebea yang di sana, Zahur dapat mendengar kembali dengan benar.
"Ahhh... Lebih baik, jadi, apa yang sebenarnya terjadi, Luther?!" Tanya Zahur kebingungan.
"Kami tidak punya ide pak, saya mencoba menghubungi Jenderal Pan tapi tidak ada balasan apapun sama sekali, seolah-olah kita terkena EMP atau Jammer Magis." Ujar Luther dengan rengutan.
"Jadi... Kita buta sekarang? Bagus... Cara mengawali Tahun yang sangat baik, bawa aku sesegera mungkin ke Benteng Liliane." Ujar Zahur mengerang.
"Dapat dilaksanakan, bagaimana dengan keluarga anda?" Zahur melihat kearah Liselotte yang sedang menenangkan Marie.
"Bawa mereka bersamaku, akan lebih aman jika mereka bersama ku." Ujar Zahur.
"Baiklah, kawan lama."
Benteng Liliane, Ibukota Ereberium, Republik Erebea.
??? /???/???
Setelah lima belas menit perjalanan menggunakan Helikopter AH-24 Superhind milik Angkatan Darat karena jalan darat tidak memungkinkan akibat kemacetan dan Angkatan Darat Erebea mencoba meredam massa yang kebingungan. Marie melihat dari atas helikopter dengan tatapan runyam, dia nampak masih sedikit pucat. Atas inisiatif sendiri, Zahur memberikan sebotol air mineral kepada Marie.
"Terimakasih, kakek..." Marie secara perlahan meminum air mineral tersebut dengan di bantu Liselotte.
"Sama-sama... Luther, bagaimana dengan komunikasi? Kembali aktif atau tidak?" Tanya Zahur.
"Komunikasi dengan Jenderal Pan sudah dapat dilakukan, namun untuk wilayah diluar Ereberium belum dapat kami hubungi, peleton pengintai dari Divisi Infanteri Kedua sudah dikirim menggunakan motor dan mobil berkecepatan tinggi, mereka seharusnya sampai di Perbatasan menuju Hauts-de-Erebea dan mendatangi Gubernur kota Narfolk. Elemen dari Skuadron udara 338 juga mengirim dua F/AM-18E Super Hornet untuk mengecek wilayah Tripolitania." Ujar Luther mengecek pesan melalui ponselnya.
"Jika skuadron udara 338 dapat mengirim pesawat tempur, berarti kita sudah dapat berkomunikasi dengan Khemsanu? Bagaimana dengan Nemnoris? Atau Agrares?" Tanya Zahur bertubi-tubi.
"Satu persatu pak... Benar kita sudah berhasil menghubungi semua kota tersebut dan Militer di wilayah Ereberium sesegera mungkin memobilisasi pasukan mereka, Kolonel Mint dari Divisi Lapis Baja Kedua meminta izin menggunakan APC yang dipasangin selang pemadam kebakaran untuk membubarkan massa yang panik di Nemnoris." Ujar Luther, mereka perlahan mulai mendarat di landasan helikopter Benteng Liliane dengan sekitar dua puluh prajurit AD Republik Erebea sudah menunggu.
"Lampu hijau, tapi perintahkan mereka untuk berhati-hati dan pastikan tidak ada warga sipil yang terluka." Ujar Zahur sambil turun dari helikopter yang mereka tunggangi, Zahut lalu berbalik dan menurunkan Liselotte dan Marie dengan perlahan.
Mereka lalu berjalan sambil dikawal prajurit Erebea menuju pusat Komando di dalam benteng Liliane, di sana sudah ada banyak perwira tinggi Militer Erebea yang mencoba mengkoordinir prajurit dan aset Militer yang masih dapat dihubungi, salah satu Jenderal bintang Dua yang di sana adalah seekor Demi-Sapien Anjing bernama Beo Shepard.
"Jenderal Shepard, bagaimana kondisinya?" Tanya Zahur tanpa basa basi.
"Pak Presiden, situasi darurat, laporan dari berbagai divisi selalu mengejutkan kami, tapi hal yang paling mengejutkan datang dari Hauts-de-Erebea, dulu wilayah tersebut berbatasan langsung dengan salah satu koloni luar negeri Kekaisaran Anzeel, namun mereka secara mendadak menghilang." Ujar Mayjen Shepard.
"Coba ulangi dalam kata 'menghilang' ini." Ujar Zahur merengut..
"Mereka menghilang, pak, seperti... Tidak pernah eksis di sana, dan hanya ada hamparan laut menggantikan Teritori Anzeel tersebut, ada beberapa kapal dari Armada Kedelapan Kekaisaran Anzeel juga di sana seperti Kapal Induk super mereka dari kelas AzTechk yang selamat dari pengeboman Ameriggo Serikat saat perang tujuh tahun lalu. Kami sudah meminta orang-orang dari perusahaan perkapalan untuk menderek mereka ke pelabuhan Terdekat dan jika memungkinkan membawanya ke Pelabuhan Gregory." Ujar Mayjen Shepard.
"Kenapa tidak di bawa ke Emall saja? Lebih dekat dan tidak akan memakan biaya yang lebih banyak." Ucap Luther.
"Benar pak, tapi Pelabuhan Emall tidak memiliki fasilitas yang lengkap untuk melakukan perombakan dan juga mengintegrasi kapal tersebut dalam Angkatan Laut kita, Laksamana Madya Carcharodon sudah sangat bahagia saat mendengar berita ini makanya kami mencoba secepat mungkin memindahkan kapal-kapal tersebut." Ujar Mayjen Shepard.
"Dapat dimengerti, Angkatan Laut kita sedikit terabaikan mengingat kita ingin fokus dengan pertahanan darat, baiklah! Tapi untuk sekarang, tunda semua aktifitas yang berhubungan dengan maritim, Pak Luther tolong hubungi menteri lain untuk segera ke Benteng Liliane sekarang, ada rapat yang harus kita selesaikan." Ujar Zahur dengan sangat serius.
"Siap!"
Marie memperhatikan dari samping dengan tatapan kagum, dia selalu mengagumi kakeknya ini dan pekerjaannya yang tanggungjawab nya sangatlah besar, dia heran dan penasaran, apa yang membuat kakeknya ini terus melangkah maju.
Sekitar 30 menit kemudian, hampir semua Menteri di Republik Erebea dan juga Ketua DPR dari Republik Erebea akhirnya tiba di Benteng Liliane, mereka semua memiliki satu raut wajah, kebingungan dan ketakutan. Bingung karena apa yang terjadi dan takut akan sesuatu yang buruk terjadi, karena saat mereka berada di Benteng Liliane dulu, mereka harus menyaksikan dengan horor saat salah satu negara sekutu mereka, Kerajaan Faneheim, terlalap api Nuklir milik Kekaisaran Anzeel.
"Pak presiden, hampir semuanya sudah berkumpul, yang belum berkumpul saat ini belum bisa dihubungi, keberadaan terakhir mereka ada di Yuktobarium dan Darevatum, saat ini kita masih belum bisa menghubungi mereka, efek Dellinger yang terjadi masih menghambat jalur komunikasi, juga internet kita kembali down dan mengakibatkan kerugian yang sangat besar untuk Negara kita." Ujar Menteri Komunikasi dan Informatika.
"Begitu, bagimana komunikasi kita dengan Negara lain? Apakah ikut terputus juga?" Tanya Zahur.
Sang Menteri Kominfo menganggukkan kepalanya.
"Jadi kita secara resmi terputus dari dunia... Menakjubkan, apa ada berita lain yang dapat melebihi hal ini?" Tanya Zahur sarkastis.
Laksamana Argenta, seorang wanita Demi-Sapien Elang mengangkat tangan/sayapnya, dia adalah KASAA atau Kepala Staf Angkatan Angkasa Erebea.
"Laksamana Argenta, tolong beritahu kami." Ujar Zahur mewakili semua orang yang ada di rapat.
"Uhh kami baru saja berhasil menghubungi Stasiun Angkasa Khonsu dan mereka melaporkan semua aset Luar Angkasa dari HSST sampai Kapal Penjelajah Raksasa kita selamat dari... Apapun kilatan itu dan kini sedang terparkir di Dock stasiun Angkasa Khonsu, semua Satelit baik itu Cuaca, militer, sipil ataupun internet ada dan kembali aktif. Tapi mereka menemukan suatu penemuan yang cukup... Menggemparkan." Laksamana Argenta langsung menggunakan proyektor di ruang rapat dan memunculkan suatu Peta yang terlihat.... Sangat salah.
Wilayah negara mereka tidak lagi berbatasan dengan Kekaisaran Anzeel dan juga posisi negara mereka yang miring itu sangat lah sulit dicerna, semua orang di ruang rapat termasuk Zahur nampak terkejut dan tidak percaya.
"Ini pasti bohong kan?"
"Ini sih gak lucu bercandaan nya."
"Astaga, ini akan menyebabkan kepanikan massal jika sampai ke telinga publik."
Berbagai komen dilontarkan atas presentasi yang dilakukan Laksamana Argenta. Di sekitar mereka tidak ada sama sekali sekutu mereka di Aliansi Non-Blok, namun yang membuat mereka semua dapat menghela nafas dengan lega adalah saat melihat ternyata semua wilayah teritori Republik Erebea tetap ada bahkan pangkalan militer luar negeri mereka juga muncul di dekat Provinsi Militer Agrares yang membentuk suatu kepulauan baru.
"Sihir macam apa ini?" Gumam seorang Arch Mage yang menjadi Menteri Magis.
"Arch Mage, anda tidak tahu sihir apa ini?" Tanya Luther dengan khawatir.
"Saya tahu mengenai sihir hebat yang sudah lama hilang pada zaman dahulu, dikatakan ada suatu sihir yang sangat dahsyat yang dapat memindahkan suatu negara ke tempat atau dunia lain... Dan menurut deduksi saya, kita baru saja menjadi korban sihir tingkat Dewa itu." Ujar Menteri Magis.
"Itu... Apakah anda yakin pak?" Tanya ketua DPR.
"Tentu saja, tidak ada sihir teleportasi yang se-sakti ini, di manapun kita berada sekarang saat ini, saya tetap bisa merasakan Aether dan Leyline yang mengalir di dalam lempeng bumi, namun tidak sekuat di Tempat asal kita... Jadi benar, kita tidak berada di dunia lama kita, melainkan suatu dunia baru." Ucap sang Arch Mage.
Ungkapan tersebut langsung membuat orang ketar-ketir karena beliau ini adalah salah satu orang yang paling disegani di pemerintahan, Arch Mage selalu benar dalam deduksi nya jadi makanya orang-orang mulai mempercayai deduksi tentang mereka berada di dunia/planet lain.
Zahur menghela nafas dengan kasar, sedangkan Sekretaris nya yang baru datang, Irina Milaslov, langsung membisikkan sesuatu ke telinganya.
"Pak... Berita datang dari Agrares, mereka baru saja di serang oleh sekelompok kapal kayu dengan bendera hitam layaknya bajak laut, mereka berhasil menghalau serangan tersebut, mereka meminta saran lebih lanjut dari anda." Bisik Irina.
"Aku mengerti... Baiklah, saudara dan saudari sekalian.... Saat ini adalah situasi genting, aku akan mengaktifkan kembali Darurat militer, aku ingin semua skuadron kapal penghancur, penjelajah ringan serta armada frigat kita untuk menyusuri setiap pesisir teritori kita, aku tidak ingin kembali terjadi serangan seperti bajak laut lagi di salah satu wilayah kita, Pak Luther, apakah kita sudah terhubung dengan Benteng Phobos di Yuktobarium?" Tanya Zahur.
"Sudah pak, Laksamana Delphinus sudah memberikan laporan mengenai apa yang terjadi pada mereka, sama seperti kita pak. Hampir seluruh wilayah Yuktobarium sudah berhasil kita hubungi kembali, tinggal wilayah Darevatum saja yang belum bisa dihubungi." Balas Luther.
"Beri dia perintah yang aku berikan tadi, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, lebih baik menghindari daripada menyesal di kemudian hari, Laksamana Argenta, berapa banyak HSST yang dapat langsung terbang saat ini juga?" Tanya Zahur.
"Dari 80 unit HSST.... Hanya ada empat, Pak Presiden. RES Zamrud, RES Trilia, RES Bonaluria dan RES Arcaena siap untuk lepas landas saat ini juga, mengingat mereka saat ini ada di lapangan terbang Milnalone." Ujar Laksamana Argenta sambil melihat kearah ponselnya.
"Perintahkan mereka untuk lepas landas, aku ingin wilayah patroli mereka itu tidak jauh dari 300KM untuk sekarang." Ujar Zahur.
"Siap laksanakan, Pak Presiden!"
"Letjen Hines, karena Jenderal Pan saat ini sedang sibuk mengurus sesuatu di luar, anda sementara waktu yang memimpin disini bersama dengan Mayjen Shepard, Laksamana Argenta aku ingin anda sesegera mungkin mengkoordinir dan mengabsen seluruh personil Angkatan Angkasa, hal yang sama juga harus dilakukan oleh Angkatan lainnya." Ujar Zahur dengan tegas.
"Kami siap melakukannya, pak!" Seru Letjen Hines dan Mayjen Shepard.
"Saya mengerti, Pak Presiden. Permisi kalau begitu." Laksamana Argenta pun langsung pergi secepatnya.
Salah satu operator manusia pun memasuki ruang rapat dan melapor.
"Lapor, pak! KASAD Alex Lyon di Darevatum baru saja menghubungi kita begitu juga dengan Gubernur Cahya Purnomo. Dia saat ini akan sesegera mungkin terbang kemari dengan pesawat MC-130 Heracles." Lapor sang operator.
"Fantastis! Bagaimana dengan KASAL Cetacea? Apakah dia sudah bisa dihubungi?" Tanya Zahur.
"Ummm untuk saat ini belum bisa, tapi sinyal dari beliau masih berada di Pyatikh, kami akan berusaha semampu kami untuk menghubungi nya." Ujar sang operator.
"Bagus, lanjutkan kembali tugasmu." Perintah Zahur.
"Siap, laksanakan!" Operator tersebut langsung keluar ruangan dengan panik.
"Baiklah... Mari kita membahas tentang pakan dan persiapan kita... Dimulai dari...."
Rapat pun dilanjutkan, mereka mendapati diri mereka kekurangan pangan untuk mencukupi kebutuhan rakyat, kebutuhan elektronik juga nampaknya akan menjadi masalah yang besar untuk produksi kendaraan perang dan juga perangkat canggih milik Erebea, maka dari itu mereka menyepakati mengirim kapal untuk menginvestigasi kekayaan laut baru Erebea dengan dikawal satu skuadron kapal penghancur.
KASAU Delmuth, seorang Elf yang menjadi veteran perang Kemerdekaan Erebea sekitar 300 tahun yang lalu, akhirnya dapat kembali di hubungi, ternyata beliau saat ini berada di Agrares dan sedang mengkoordinir pasukan luar negeri Erebea yang di teleportasi kembali ke negara mereka bersama dengan peralatan serta markas mereka yang saat ini membentuk suatu pulau di dekat Provinsi Militer Agrares, untuk sekarang mereka memanggil pulau tersebut sebagai Pulau Vespucci, diambil dari nama kapal yang membawa penjelajah Kekaisaran Anzeel dan menemukan Benua kecil Erebea.
Pada tanggal 4 Greguary, setelah kondisi lumayan kondusif dan semua komunikasi dalam negeri kembali normal, Angkatan bersenjata Erebea memutuskan untuk mengirim Armada Ekspedisi untuk mengeksplorasi kepulauan di dekat mereka yang mirip Ying dan Yang, tindakan ini diizinkan Presiden Zahur karena, tidak ada yang tahu apa-apa mengenai dunia baru ini, jadi lebih baik bersiap daripada menyesal dikemudian hari.
Armada yang dikirim berasal dari Battlegroup Kraken dan Battlegroup Octopus yang berisi dua kapal Induk super kelas Chartelot, sepuluh kapal penghancur Kelas Demospongiae yang terinspirasi dari kelas Burke milik Ameriggo, delapan Kapal Penjelajah misil kelas Delphine, dua Kapal suplai, dua kapal Pendarat prajurit Kelas Halmahera, tiga kapal selam balistik bertenaga Magis kelas Nephropidae dan satu Kapal Tempur Super Misil kelas Dralkira yang baru aktif di akhir Perang Dralkira keempat.
Kapal tempur super kelas Dralkira ini adalah kapal Tempur yang dibangun setelah empat puluh tahun lebih, RES Dralkira adalah monster raksasa dengan panjang 490 meter, lebar 45 meter. Memiliki empat kubah meriam yang dipasangi meriam kaliber 510mm dengan konsep 3x3. Di kapal ini juga ada sekitar 90 sel VLS yang diisi misil anti kapal, misil standar dan juga Misil anti udara. Ada sekitar tujuh unit Phalanx CIWS varian magis yang dipasang di masing-masing sisi kapal dengan beberapa peluncur misil anti udara.
RES Dralkira adalah salah satu Kapal tempur yang masih mengabdi di Angkatan Laut Erebea, ada lima kapal tempur lainnya yang aktif di Angkatan Laut Erebea dengan sekitar sepuluh unit Kapal tempur berada di Armada Cadangan, dewan DPR dan Presiden nampaknya mulai berpikir untuk kembali mengaktifkan semua kapal perang yang ada di Armada cadangan untuk jaga-jaga.
RES Bonaluria yang kebetulan ada di daerah tempat Armada Ekspedisi, diberikan perintah oleh Laksamana Argenta untuk membantu Armada Ekspedisi dari Stratosfer. Armada Ekspedisi ini dipimpin Laksamana Madya Thames Selachimorpha dengan membawa Diplomat Republik Erebea, Putri Selina Lunaria Selachimorpha.
Kenapa putri kalian pikir? Dia adalah keturunan bangsawan Demi-Sapien yang membantu kemerdekaan Erebea ratusan tahun lalu dan mereka dapat hak otonomi di dekat wilayah Yuktobarium dan Putri Selina adalah diplomat yang sempurna untuk dunia baru ini. Cantik, lembut namun bisa keras dan tegas, piawai dan manipulatif.
Saat ini, Putri Selina nampak memakai setelan pakaian kantoran, dia tidak memakai rok melainkan celana karena menurut nya akan lebih mudah bergerak jika memakai celana, di samping nya adalah pengawal setianya, Hanson Carcharodon. Mereka sedang berada di dek kapal Induk, RES Gregory.
"Bagaimana menurut mu dengan misi ini, Hanson?" Tanya Putri Selina ke veteran perang Dralkira ketiga.
"Hmm... Ini tentu akan menjadi misi yang unik namun menantang, semua orang dari negeri kita akan melihat kita dalam misi diplomatik ini... Nama semua orang yang terlibat akan tertulis secara permanen di buku sejarah." Ujar Hanson sambil menghisap rokok khusus.
"Aku bingung, kau adalah seekor Carcharodon, bagaimana caranya kau merokok?" Tanya Putri Selina kebingungan.
"Sedikit yang kamu tahu, semakin baik." Ujar Hanson sambil menyeringai yang menunjukkan gigi nya yang tajam.
"Hmmphh, bagaimana istri dan anak mu, Hanson?" Tanya Selina lagi.
"Istriku baik-baik saja, cuman sedikit ketakutan akibat insiden pemindahan ini, sedangkan anak-anak ku bahagia karena bisa libur dari sekolah." Ucap Hanson yang membuat Selina tertawa kecil.
Mereka berdua lalu melihat dua unit F-35MC nampak sedang bersiap untuk lepas landas, dan dalam hitungan menit, dua pesawat generasi kelima siluman magis ini pun langsung lepas landas, tak berselang lama, dua unit F/AM-20 Thunderer, pesawat Generasi kelima pabrikan dalam negeri Erebea mendarat di dek kapal induk.
"Well, ini akan menjadi sangat menarik, aku harap tidak terjadi sesuatu yang buruk dalam misi ini." Gumam Selina memandang kearah para F-35MC terbang.
...
.....
Amanoki, Kerajaan Fenn.
5 Greguary, 1639.
1130.
Nampak kota Amanoki, ibukota Kerajaan Fenn beraktivitas seperti biasa, Orang-orang yang berinteraksi dengan satu sama lain dan pihak keamanan membawa pedang kemana-mana. Raja Shihan dari istana nya dengan santai minum teh ditemani anak buahnya, namun ketenangan tersebut harus hilang akibat mereka mendengar dentuman keras dari kejauhan.
"Apa itu tadi?" Tanya Raja Pedang Shihan kebingungan.
"Yang Mulia! Apakah mungkin Parpaldia menyerang?"
"Mungkin... Tapi kenapa sekarang?" Tanya Shihan heran.
Beberapa menit kemudian, dua F-35MC lewat di atas langit Amanoki dan pasukan pertahanan Amanoki tidak dapat melakukan apa-apa saat kedua pesawat tersebut berputar-putar di udara cukup lama, nampaknya sedang mengobservasi mereka. Namun akibat kedatangan dua... Mahluk misterius tersebut, penduduk Amanoki langsung panik dan mencoba mengevakuasi diri mereka ke kota lain yang terdekat, sedangkan Raja Shihan memandang kedua Wyvern baja tersebut dengan tatapan heran nan kagum.
"Apa sebenarnya itu?"
TBC.