"Carla sayang.....asal kamu tahu ya. Dirumah nenek ini hanya ada dua kamar (yang bersih) kalo kamu nyuruh aku tidur disofa? What do you think?" Sambil menunjuk single sofa yang nggak ada double - doublenya itu.
Carla mengerti ucapan Satria, dilihat dari manapun tubuh tinggi Satria tak akan muat bahkan jika ia meringkuk diatas sofa tersebut.
"Sudah mengerti sekarang?" Tanya Satria gemas.
"Lalu Mama Farikha dan nenek tidur dimana pak?" Masih penasaran dengan kedua orang tersebut. Karena mereka berdua ia sampai terseret hingga sejauh ini. Alih - alih terlepas dari Satria malah sebaliknya.
"Mama sama nenek juga berbagi tempat tidur dikamar nenek. Sudah sini cepat naik. Kamu nggak kedinginan?" Satria menatap penampilan Carla dari atas hingga bawah, bawah hingga naik keatas lagi.
Satria baru menyadari jika Carla tidak menggunakan bra. Serta pakaian tidurnya membuat gejolak nafsu Satria bangkit dari tidur.
Carla dengan tanpa dosa menurut saja saat Satria menyuruhnya segera naik keatas ranjang. Carla juga tidak berpikir bahwa penampilannya akan membuat joni Satria bangkit dari tidur.
Aroma wangi tubuh Carla langsung ditangkap oleh indera penciuman Satria saat Carla sudah tidur didekatnya. Sontak saja membuat joni Satria 'turn on', matanya pun tak luput dari kulit Carla yang terekspos karena menggunakan camisol tali spaghetti. Hingga membuat bahu serta leher Carla menjadi objek fantasi Satria. Emang dasar otak ganjil.
"Carla....." panggil Satria dengan suara sedikit berat dan serak. Carla yang setengah terpejam langsung menoleh kearah Satria.
"Ada apa lagi sih pak?" Rengeknya karena jujurly ia sudah ngantuk berat. Satria yang mendengar rengekan Carla, malah menambah kesan seksi dan imut secara bersamaan.
Hingga membuat joni semakin tegak, badan Satria sudah mulai memanas hingga wajahnya tampak memerah seperti kepiting rebus karena menahan hasrat.
"Carla.....tolong.....aah" ucap Satria disertai erangan yang terdengar aneh ditelinga Carla.
Sontak saja Carla bangun dari tidur dan segera melihat kondisi Satria. Benar saja, Carla langsung mendekati Satria dan menempelkan punggung tangan pada dahi Satria yang nampak memerah.
"Bapak ini kenapa? Kok tiba - tiba panas begini badannya?" Tangan Carla menangkup wajah Satria.
Tatapan mata Carla dan Satria saling beradu. Tanpa aba - aba Satria menarik tengkuk Carla dan melumat bibir seksi Carla yang lembut dan manis tersebut.
Carla megap - megap dibuatnya, ia sungguh sekok. Carla mendorong dada bidang berotot milik Satria yang kian lama kian menempel pada tubuhnya.
"Pak Satria.....aaah...stop pak. Bapak ini kenapa sih? Lagi s*nge ya pak? Lepasin ok? Saya nggak mau hamil duluan pak...pliiis" ucapnya tanpa jeda. Khawatir Satria khilaf.
Akhirnya Satria melepaskan ciuman tersebut dan langsung membawa tubuh Carla kedalam pangkuannya.
Posisi Carla berhadapan dengan Satria, dan ia berada dipangkuannya. Sungguh Carla malu dibuatnya. Akan tetapi gairah Satria membuat rasa malu tersebut hilang seketika.
"Pak! Plis jangan perkosa saya ok?" Negonya tanpa henti. Hatinya sudah was - was, karena mata Satria sudah tertutup kabut gairah.
"Sayaang...plis bantu aku ya...." bujuk Satria dengan muka sayu yang membuat level ketampanan dan kesang*annya naik hingga berkali - kali lipat .
"Iiiih....nggak....kita belum nikah pak. Aku nggak mau ya dibobol duluan!" Ketusnya, yang membuat Satria malah semakin menempel dan mencumbu area leher Carla serta sedikit meremas gundukan tanpa penghalang tersebut. Sontak saja Carla mendesah.
"Aaah.....pak!!!! Lepasin!!! Aah...." Satria tak ada ampun kali ini. Ia benar - benar gila dibuatnya.
"Carla, nikmati aku sepuasmu." Ucap Satria dengan raut muka sayu dan bergairah. Bener - bener nggak ada obeng si Satria ini.
"Haaah?! Apa pak?" Masih syok dengan ucapan yang dilontarkan Satria.
"Nikmati aku sepuasmu ....Carla sayang." Seringai nakal tercetak diwajah Satria.
"Ng...nggaa...nggak gini juga konsepnya pak." Jawab Carla setengah cemas, ia mendorong dada Satria agar menjauh dari tubuhnya.
Dekapan Satria serta cumbuan memabukkan yang ia lancarkan pada Carla, lambat laun membuatnya juga menginginkan Satria.
"Sayaaang...kamu tenang aja. Kita cuma petting ok. Unboxingnya dilanjut kalo sudah sah aja." Sembari terus melayangkan kecupan - kecupan nakal yang ia tujukan diarea tubuh Carla yang sensitif.
"Iiih....nggak mau! Lepasin nggak?!!! Aaah.....paaak!!!" Berontak Carla sekuat tenaga, yang dirasakan Satria hanya dorongan bocah kecil tanpa tenaga.
Kepalang tanggung, Satria merebahkan tubuh Carla diatas ranjang. Ia mengecup bibir Carla dengan lembut dan sedikit buas. Serta menandai leher Carla dengan banyak bekas hisapan cinta diselimuti gairah nafsu.
"Aaah....pak....aaah....Pak Sat! Pliiis....lepasin. Saya masih suci pak.....suci dari hadast besar maupun kecil..." Rengek Carla yang membuat Satria malah semakin membabi buta menyerang Carla.
"Sssst.....sayang rengekan kamu malah buat aku tambah turn on.....cuup...cuup...." sontak Carla terkenyut mendapati penjelasan Satria yang tidak biasa tersebut.
"P-ppak.....dosa ditanggung bapak ya. Ini aku sebenernya nggak mau loh...tapi karena bapak mmmak.....sssh...aaah" tak sempat Carla melanjutkan ucapannya. Bibirnya sudah dihujam dengan ciuman panas penuh gairah.
'Sial nih, ada ya makhluk Tuhan wujudnya orang kelakuan binatang? Harus panggil mama sama nenek nih...biar nyahok nih manusia setengah kadal.'
"Mmma.....maa..aaah! Nne..nnneek! Aaah....pppa...ak...ssst...top." Carla masih mencoba menjaga dirinya agar tetap waras meski lambat laun kabut gairah hampir memenuhi dirinya.
Satria dengan insting kehewanannya ia mulai mencumbu leher Carla serta membuat leher putih mulus tersebut berubah warna menjadi bintik merah kecil -kecil. Diperkirakan jumlahnya yang tak terhingga.
"Iissh...pak....jangan isep - isep leher, entar berubah jadi vampir. Bapak jadi binatang aja udah susah apalagi jadi vam.....aaaaaah!!!!!" Erangan Carla membuat Mama Farikha dan Nenek Farida terlonjak kaget. Kedua wanita tersebut langsung berlari kearah kamar Satria dan Carla.
"Sssst.....aaah...sayang pliiis aku suka kamu menjerit...semakin seksi." Ujarnya tanpa tahu malu. Emang dasar urat malu sudah putus. Kalo laki - laki sudah sang* insting binatang lebih dominan memang.
'Apa dikebiri aja nih orang? Biar nggak sembarangan kawin.' Sempat - sempatnya Carla berpikir yang tidak - tidak saat kondisinya tengah digagahi Satria.
Satria tak berhenti sampai disitu, ia melanjutkan aksinya dengan menyingkap camisol Carla. Hingga tampak menyembul gundukan indah tepat didepan mata. Tidak menyia - nyiakan waktu. Ia kulum gundukan Carla dengan sedikit memainkan lidah.
Tangan satunya tak tinggal diam, terus meremas lembut gundukan sebelahnya. Hingga membuat Carla sudah dipenuhi kabut gairah.
"Aaaah.....pp...paak....aaaahh!!!" Desahan Carla sungguh membuat Satria gila dan buta, celananya semakin sesak akibat joni semakin lama semakin berontak.
Tiba - tiba saat Satria dengan keputusan finalnya, ia melepas semua pakaian yang melekat ditubuhnya tanpa kecuali.