Saat Carla mulai melepas satu persatu kebaya yang dipakai, tanpa ia sadari terdapat dua pasang mata tengah mengamati kegiatannya.
Mulai dari ia membersihkan make up, melepas atribut yang ada dikepala sampai menanggalkan seluruh baju.
Karena Carla yakin Satria tidak akan terjaga, maka dengan kepercayaan diri yang tinggi ia tanpa rasa malu menanggalkan seluruh baju tanpa rasa khawatir.
'Tuh orang nggak bakal bangunkan? Lagian aku juga nggak berisik. Pasti si Bang Sat tipe- tipe cowok pelor.' dengan entengnya Carla bersenandung riang menuju kamar mandi tanpa sehelai benang pun. Benar - benar membuat adrenalin Satria terpancal.
'Sial!!!' umpat Satria yang sedari tadi mengamati pergerakan Carla tanpa dosa.
'Maksudnya apa coba dia naked gitu? Mau menggoda heeeh?' umpat Satria dalam hati.
Carla masih betah berlama - lama untuk berendam. Hampir satu jam ia berada dibathup dan masih belum ada tanda - tanda untuk segera menyudahi acara mandi kembangnya.
'Lama banget sih Carla?! Ngapain aja coba? Mandi apa diving? Hampir satu jam nggak kelar - kelar." gerutu Satria dalam hati sembari mondar - mandir layaknya setrika laundry.
CEKLEEK!! Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka dengan hati - hati. Satria dengan sedikit panik berlari keatas tempat tidur, ia melancarkan aksinya dengan berpura - pura tidur seperti sebelumnya.
Carla melihat suaminya yang tengah tertidur dengan wajah damai, sangat menarik perhatiannya. Wajah itu sangat tampan, benar - benar spek lambo.
Dirasa angin malam serasa menusuk kulit ia bergegas mengganti pakaian dengan baju tidur yang tersedia dikamar tersebut.
'Sial! Baju apaan nih? Tipis nerawang gini? Udah kayak saringan tahu aja. Lha sama aja ini kayak nggak pakek baju.' gumamnya sedikit kesal.
Segelah mengobrak - abrik isi lemari. Akhirnya ia menemukan satu lingerie yang menurutnya sudah paling sopan diantara yang lain. Lingerie mini dress berbahan kain satin dengan tali spaghetti.
Tak lupa ia duduk didepan meja rias, mengeringkan rambut yang basah dan memakai skincare serta mengoleskan handbody dan menyemprotkan sedikit parfum. Menambah kesan rileks sebelum tidur. Kegiatan tersebut tak luput dari pengawasan Satria yang tersenyum miring.
"Ok udah beres semua, sekarang waktunya tidur." Carla sudah memposisikan dirinya tidur disebelah Satria tanpa curiga sedikit pun.
Belum ada lima menit, Satria mendengar dengkuran halus Carla. Satria sampai herman dibuatnya. Bisa - bisanya Carla tidur sesantai itu, padahal disebelahnya ada pria tampan rupawan yang siap menerkam dirinya kapan saja.
Dengan hati - hati Satria mencoba melambaikan tangannya tepat didepan wajah Carla. Setelah dirasa kondisi aman terkendali karena tidak adanya pergerakan dari Carla, Satria mulai melancarkan aksinya.
Perlahan namun pasti Satria mulai melepas kaos slim fit, menampakkan tubuh yang hanya tersisa tulang dan kulit alias lunglit. Bercanda ding, merusak imajinasi aja. Ok lanjut.
Menampakkan otot - otot yang terbentuk pada tempatnya. Tak lupa roti sobek serta otot bisep menambah kesan sexy sensuwal, hot - hot pop serta beberapa nampak kilauan keringat yang jatuh melewati sobekan - sobekan roti tersebut. Elaaah belibet amat.
GILAA!! Ini kalo gue jadi Carla mubadzir nih barang bagus dianggurin begini. Sumpah demi lato - lato digempur seharian mah terima jadi gue.
Carla tak luput dari pandangan Satria yang kini ia sudah topless. Satria dengan hati - hati mengecup ringan bibir Carla. Tanpa ada reaksi hingga Satria melanjutkan kecupannya menjadi decapan, decapan menjadi lumatan, lumatan menjadi plintiran.
Lidahnya mencoba menerobos masuk dan mengoyak isi didalam mulut Carla. Ajaibnya Carla tetap istiqomah, diam tanpa kata dan tanpa membuka mata.
"Eenggh..." sesekali Carla melenguh tapi mata tetap tertutup. Membuat adrenalin Satria terpancal eh terpacu kamsudnya.
"Aaaah....sayaaang...."
"Ehmmm...aah...Carla..." desahan demi desahan Satria terlontar begitu saja. Sedangkan korban masih nampak terlelap.
Kini kepala Satria mengabsen setiap inci tubuh Carla mulai dari kepala, leher, dada, perut, dada, perut (theme song kepala pundak lutut kaki)
Saat Satria tengah konsentrasi mencecap serta menghisap ceruk leher Carla, si empunya membuka mata dengan perlahan. Sepelor - pelornya Carla jika diusik tanpa jeda pasti akan terbangun juga.
"Ehmmm apaan nih?" saat Carla menoleh, ia dikejutkan dengan posisi Satria yang berada diatas tubuhnya sedang mencecap manis ceruk leher Carla yang menjadi candu.
"Eeeh si Bang Sat...maksudnya bapak ngapain sih ini!!! Kalo ngajak war jangan main curang dong pak!" umpat Carla tidak terima, waktunya dia istirahat malah kecolongan digagahi.
Satria menghentikan aksinya, ia menatap tajam kearah Carla. Carla yang ditatap begitu langsung kicep.
"Kamu pilih, mau memuaskan aku apa aku puaskan? Hmmm?" tanya Satria dengan wajah datarnya.
"Bentar - bentar, kok kedengarannya aku rugi bandar ya?" protes Carla, karena pilihan Satria terasa janggal diterima indera pendengarnya.
Terserah mau pilih yang mana. Tapi keduanya sama - sama enak." lanjutnya dengan menyunggingkan smirk.
"Idiih sorry to say bumbu gule yah. Bapak nggak bisa nerapin S3 marketing bapak ke saya. Basi tau nggak." ejek Carla percaya diri.
"Terus kamu maunya apa? Ini joni udah terlanjur bangun sayang...mau ya?" rengek Satria be like anak kecil.
"Enak aja! Sekali nggak! Nggak yah! Oh saya punya solusinya. Tapi kira - kira bapak mau nggak ya?" tanya Carla bertele - tele membuat Satria sedikit jengah.
"Udah cepet kasih jatah suami. Lagian selain nikmat, kamu juga dapat pahala berlipat - lipat." ucapnya sedikit menyentil kewajiban Carla yang statusnya sebagai istri.
"Banyak jalan menuju pahala keles pak. Nggak melulu muasin suami diranjang aja." elaknya tak mau kalah.
"Yah emang sih, tapi ini lebih besar dibanding ibadah lainnya. Ibarat kata kamu kerja dapat gaji plus THR belum bonus dan door prize. Udah deh kelamaan....joni masih bangun ini.....sakit sayang." rengek Satria semakin menjadi - jadi.
"Oh shit! sorry ....sorry pak. Bentar saya ambil solusinya dulu." Satria yang masih belum paham mengerutkan kening. Tidak paham apa yang akan Carla lakukan kepadanya.
Tak butuh waktu lama, Carla nampak kembali ke kamar dengan membawa sebuah botol SEMPRITE ukuran mini, serta botol ACUA ukuran tanggung.
"Ini silahkan." sambil menyerahkan kedua botol tersebut kearah Satria.
"Haaah? Buat apa?" Satria nampak bingung dibuatnya.
"Ya ampun masih tanya lagi?! Ya buat nidurin joni bapaklah, apalagi?" timpal Carla sembari menyerahkan botol tersebut kepada Satria, akan tetapi si empunya tidak segera menerima botol tersebut.
"Iiihhh nggak mau! Jorok!" tolak Satria kesal dengan pola pikir absurd Carla. Bisa - bisanya memberi beban psikis bukannya solusi.