Chereads / Alphabet Spectrum / Chapter 36 - Chapter 036: Eksistensi lain~

Chapter 36 - Chapter 036: Eksistensi lain~

Keberadaan Naga Merah besar membuat Gideon dan Ignis tersenyum besar, Gideon yang ingin memeluk naga besar itu sedangkan Ignis ingin mengalahkannya, agar dendamnya saat itu selesai.

Batara Unggul, spesies naga api sekaligus spesies dari faksi jahat yang di sukai sang Raja Iblis.

Dia begitu mengutuk keberadaan Gideon yang merupakan entitas penghancur bagi makhluk-makhluk sepertinya.

Batara menambahkan bola-bola api pada serangannya, Bola api yang dia tembakan membuat Gideon terbang kesana kemari sembari mempertahankan sihir pertahanan untuk menjaga Vivi.

Ignis yang fokus kepada Batara membalas serangan tersebut dengan teknik pamungkasnya, Sihir Badai Api.

Sihir: Badai Api adalah turunan dari skill Sihir Ledakan, sihir ini menyerang musuh menggunakan topan yang terbentuk dari dasar elemental miliknya yaitu Api.

Bola api yang melintas sirna oleh keberadaan topan panas tersebut, Batara Unggul menjauhi badai tersebut dan terbang lebih tinggi dan mengaum.

"Yang bahaya di hutan ini adalah keberadaan spesiesnya, aku tidak bilang mereka sisa satu, kan?" seru kecil Lancelot yang membuat enam roh lainnya keluar dari tubuh Gideon dan menjadi sosok makhluk yang menggambarkan sosok mereka di dunia ini.

Tooru menggunakan Ikan Koi yang terbang, Fins dan Hikari sepasang merpati dengan warna hitam dan putih, Aqua menjadi sosok Ikan Buntal yang menciptakan aliran air setiap dia melangkah, Winnie yang menjadi Macan Angin dan Sirius yang mewakil menjadi Kucing Gendut dengan posisi dirinya menguap melihat situasi.

"Ignis, jaga Tuan kita!" ucap Tooru dan Ignis mengangguk. Kumpulan Naga Api Batara Unggul terbang setelah teriakan dari naga yang mereka lawan.

Naga Api mendatangi tempat itu dengan satu pemimpin yang dikenal oleh para Roh, Igniel, Api kesayangan Raja Arthur.

Dia meraung diantara para Naga, kisaran dua puluh naga menyerbu tempat tersebut dan melesat mengincar keberadaan para Roh.

Tooru yang menjadi pemimpin diantara mereka mendirikan tembok tinggi yang membuat beberapa naga menabraknya dan hancur, Gideon segera mencover keberadaan Naga yang datang diiringi oleh Winnie yang mencakar salah satu naga yang mendatanginya.

Para Roh mengambil lawan mereka masing-masing dan bertempur melawan Naga yang di pimpin langsung oleh Igniel.

Ignis membuat dorongan melihat Igniel yang menyeringai kepadanya, dia membawa Gideon melesat menuju Naga Api yang badannya lebih besar dibanding Naga lain, Naga yang menghalangi Ignis di hempaskan dengan Api yang begitu dashyat dan membuat gelombang panas kepadanya.

Igniel tersenyum melihat keberadaan manusia yang mengincarnya, dia dengan gagahnya menjentikan jari dan puluhan lingkaran sihir bermunculan lalu menembakan laser api yang mengincara tubuh manusia itu.

Ignis membua tubuh Gideon bermanauver dan mengambil sedikit api yang datang dan mulai berteriak.

"Magic Finale;" ucapnya dengan api ditangannya semakin memanjang dan membentuk sebuah pedang yang sedang berkobar.

"Enchant Sword d'Vesta!" teriak Ignis yang mengibaskan pedangnya dan membuat laser api yang berdatangan musnah seketika dan sekarang dia mengambil ancang-ancang untuk melakukan teknik tusukan kepada Igniel.

"Ternyata itu kau ya, Ignis!" ucap Igniel yang memblokir serangan Magic Finale milik Ignis, dirinya tertegun karena Naga itu bisa memblokir serangannya begitu mudah, tusukan milik Ignis yang begitu cepat membuat tubuh Gideon terpental setelah teknik pertahanan tingkat tinggi menghentikannya.

Ignis terlempar dari tubuh Gideon dan menjadi Kucing Api yang kehilangan keseimbangannya.

Gideon yang terhempas menyeimbangkan tubuhnya dan melihat sekitaran areanya, para Roh sejenak berhenti melihat pergerakan majikannya.

"Aku benci Naga Buntal itu!" teriak Gideon yang marah melihat tatapan tak mengenakan dari Igniel, sontak Igniel segera marah besar mendengar ucapan itu dan dalam satu gerakan membuat semua naga segera menyerang Gideon yang tak dilindungi oleh Roh apapun.

"Bodoh!" ucap Tooru yang berteriak kepada Naga-naga yang mengabaikan seluruh Roh yang ada dan mengikuti perintah dari Igniel untuk menyerang Gideon.

Vivi yang melihat itu segera meminta roh-roh yang berkumpul melindungi Gideon, namun semuanya tersenyum lebar dan tertawa besar karena pilihan yang dipilih oleh naga itu semua.

Bola-bola api yang di tembakan dan tubrukan-tubrukan naga yang melesat kepada Gideon satu persatu menemui titik akhirnya.

Igniel yang melihat apa yang terjadi menyuruh mengehentikan naga lain untuk menyerangnya.

"Kehancuran? itukah yang terjadi saat kami menentang dirimu?" tanya besar Igniel saat melihat 10 naga yang telah menyerang Gidoen sudah berakhir menjadi hal yang tak ingin dia bayangkan.

Igniel berteriak dan mengejar Gideon seorang diri, dengan cakarnya yang begitu tajam, dia mendahului Gideon untuk menyerang namun disisi lain, Pertahanan mutlak milik Gidoen lebih gila dibanding menembus baja yang sudah padat.

Gideon menggunakan pedang yang sama milik Ignis tadi, Magic Finale milik Ignis dia gunakan untuk membuat Igniel terdorong hingga dirinya jatuh dan tubuhnya menghantam pohon yang sangat besar.

"Roh mulia yang terhormat, tolong hentikan Gideon sekarang juga! Ini sangat darurat!" teriak Vivi yang melihat sesuatu dari matanya, mata yang meliha sekilas masa depan yang sudah datang berkali-kali sejak saat Kota Oseana hancur.

Tooru segera menerobos untuk masuk ke tubuh Gideon, namun sesuatu yang tak dimengerti oleh mereka sudah datang.

Dalam kesadaran Gideon, sosok hitam yang telah lama menanti seluruh roh keluar dari tubuh Gideon akhirnya muncul dan membuat Merlin dan Lancelot tak sadarkan diri olehnya.

Seluruh area kesadaran Gideon sedang diblokir dan kemarahan Gideon kini sedang menjadi-jadi karena dirinya.

Terang yang merasakan keberadaan sosoknya satu lagi berhenti dan menatap Arah timur tempat dia berdiri.

"Hitam, kau ada dalam tubuh anak itu?" ucap Putih yang segera bermanauver kearah tempat dia merasakan keberadaan si Terang Hitam.

Ignis segera menabrak Gideon yang sudah menggila, dia menatap keberadaan Tuannya yang sedang diakari kegelapan yang melebihi ekstrak jiwa milik Fins.

Igniel yang melihat lawannya sedang dalam kondisi down dan segera memerintahkan naga yang tersisa mundur agar tidak menghalangi laju dia menyemburkan bola itu.

Namun Gideon yang sudah marah besar melesat kearah Igniel dan menginjaknya sekuat tenaga.

Tubuh Igniel perlahan retak karena tendangan yang sangat dashyat dari Gideon. Sosok gelap itu membua Gideon bisa mengeluarkan Spirit Aura yang begitu dashyat, bahkan hal itu membuat para roh terbingung-bingung dan segera ingin menghentikan sosok tuannya yang mengamuk.

Terang Hitam yang mengendalikan amukan milik Gideon juga terpental di dalam sana, sesuatu yang tak dia mengerti membuat Merlin tertawa lebih kerasa saat sosok itu menahannya.

"Tak semudah itu bang, Gideon itu anomali dunia yang bahkan sulit di identifikasi apa yang salah dari dirinya," seru Merlin namun setelah kata itu dia di tendang oleh sosok kegalapan tersebut.

Gideon memang melepaskan emosinya, tapi satu kesalahan yang tak dimengerti oleh Terang Hitam, dia berpikir sudah bisa membuat Gideon dibawah kendalinya.

Padahal sejak awal, kendali mereka hanya di pegang oleh dirinya sendiri, dan itu semua dilakukan tanpa sadar.

Gideon, makhluk yang tak mengerti apa-apa menjadi pusat kekuatan disana, dia melepas kunci dalam dirinya dan membuat ruangan kesadaran sudah bisa di akses para Roh.

Semua Roh masuk kedalam tubuh Gideon dan semuanya dikunci oleh dirinya.

Igniel yang sudah bisa terbang segera menyerang Gidoen, dia melakukan hembusan api dan membakar sekitaran Gideon dengan Bola Api yang sangat besar, namun dalam satu tebasan bola itu hancur di tengah-tengah jarak antara mereka.

"Magic Finale;" teriak Gideon setelah memikirkan kemampuan siapa yang dia inginkan keluar.

"Quadra Fist!" ucap Gideon yang mengepalkan tangannya dan teknik yang dia pilih adalah teknik menyerang milik Tooru.

Gideon melesat dan menumbuk Igniel begitu keras, dalam tumbukannya, Igniel yang terpental jauh sudah di susul oleh Gidoen yang sudah di berkati sayap Cahaya dan Kegelapan milik Hikari dan Fins.

"Magic Finale;" ucap Gideon lagi dan kini Sirius tersenyum setelah tau siasat Tuannya saat membayangkan dirinya akan memukul Igniel menggunakan kapak petir miliknya.

"Tornado Hammer!" teriak Gideon dan kibasan kapak petir milik Sirius menghancurkan tubuh sekaligus harga diri Igniel sebagai Spesies kebanggaan Sang Raja.

Pertarungan sudah selesai dan Gideon dengan serangkaian gerakan fatalnya, dan serangan itu membuat Igniel tak sadarkan diri dengan luka di dadanya begitu parah.

Semua naga yang tersisa berkumpul mendekat dan menyerah kepada Gideon yang berdiri menginjak Naga yang merupakan pemimpin mereka.

Para Roh berkumpul di area Gideon berdiri dengan rasa amarah yang sudah mengebu-gebu.

Vivi masih dikunci di dalam pelindung milik Gideon, matanya menunjukan hal lain dan berteriak sekencang mungkin.

"Lari dari sana semuanya! Dia mengamuk!" teriak Vivi dan reaksi Tooru yang tau akan hal itu segera mengunci pergerakan Gideon dengan sihir Rantai miliknya.

Benda yang akan melilitnya meledak berkeping-keping dan mata Gideon menjadi hitam pekat.

Sosok gelap itu tertawa besar melihat ekspresi terkejut roh yang selalu menemani tuannya.

"Ayo kita mulaikan pembantaian ya Gide-" ucap Hitam namun Gideon menendang sosok gelap dari kesadarannya.

Akses para Roh sudah bisa masuk dan ketujuh elemental roh masuk dan melihat apa yang sedang terjadi.

"Sialan? Apa yang sebenernya dia miliki?" tanya Hitam yang membuat Ignis maju dan tertawa jahat di depannya.

"Sok ganas sekali kau bang, baru saja berada di tempat ini sejenak sudah membuatmu menjadi raja? Lucu sekali!" ucap Ignis sembari menendang Hitam dengan sekuat tenaganya.

Tooru mendekati sosok hitam tersebut dan melilitnya dengan rantai miliknya, lalu mulai berbicara kepadanya.

"Kalau kau pikir sosok anak ini begitu lemah, kau sudah membuat asumsi yang salah!" ucap Tooru yang membuat Hitam melihat kepatuhan tujuh Roh yang sebenarnya mustahil di dapat jika tuannya lemah.

"Gideon itu kuat!" seru Winnie dilanjut Sirius yang tertawa besar dan pemandangan disekitar Gideon sekarang terasa sesak karena api yang membakar pohon-pohon disana.

"Aqua!" ucap Gideon dan memangil Roh Air yang masuk ke separuh jiwanya.

"Betha, Tetha, Rhi, Sigma!" ucap Aqua dan dirinya mengeluarkan teknik pembawa hujan besar yang di lakukan Gideon saat menyelamatkan Vivi yang dieksekusi lalu.

Namun intensitasnya tidak separah dulu yang mengutamakan badai petir di sekitarnya, hujan perlahan-lahan turun dan mengguyur area hutan yang terbakar.

Tooru dipanggil oleh Gideon dan memulai perapalan untuk mengikat pohon-pohon yang telah mati agar bisa tumbuh kembali.

Pada dasarnya Tooru adalah Roh bumi yang mewakili zat padat yang ada, unsurnya mewakili banyak benda yang bisa dia buat dan tentu saja dia menjadi simbol kesuburan di dunia ini.

Terang yang melihat hujan yang cukup aneh dari kejauhan segera melesat ke tempat tersebut.

Keberadaan Hitam sudah tak terdeteksi namun dia yakin ada sesuatu yang mengantarkannya kepada anak dari gadis yang menolongnya puluhan tahun lalu.

Anak kecil yang mendengar dongeng yang dibacakan oleh gadis itu, tentang keberadaan variabel yang tak pernah di lirik oleh siapapun bahkan buku tulisan dari Roh Pencipta itu sendiri.

"Aku datang anak kecil, tunggu aku!"

Ledakan besar terjadi saat Terang melewati seorang pria yang memakai jubah coklat, dirinya tersenyum sembari menutup buku yang baru saja dia baca.

"No, no, no... Cerita mu belum dimulai, Slime bodoh!" ucap dirinya meremas Slime itu dengan bayang-bayang tangan yang begitu besar dan membuat Slime tersebut di lempar jauh dari tempat tersebut.

Terang terbang ke arah selatan, lemparan pria itu begitu kuat bahkan menerbangkan dirinya entah kemana.

Arah terbang Terang sampai ke tempat sang keserakahan berada.

Helios dalam kondisi tak mempunyai tenaga dengan bonyok di seluruh badannya sedang di interogasi oleh Eins, sedangkan Naganya dipatahkan sayapnya oleh Eins saat itu.

Terang yang mendarat disana menatap Eins yang sedang kalap oleh kekuatannya sendiri.

"To... Tolo-" Helios di rebut oleh Terang dari genggaman Eins, dia segera melempar Helios ke punggung Naga yang terbaring dan melapisi dirinya dengan beberapa bagian tubuh yang dia pecah untuk perlindungan.

"Ayo duel denganku, Greedy-kun!" seru Terang yang memulai serangannya.