Chereads / Alphabet Spectrum / Chapter 38 - Ch 038 : Sang Raja telah bangkit!

Chapter 38 - Ch 038 : Sang Raja telah bangkit!

Chelia dan Clarissa terengah-engah setelah menuju tempat yang di ucapkan oleh Peter beberapa saat lalu.

Gunung Hujan Albial Rusak, wilayah yang membagi berbagai tempat sakral di peta benua Luxia.

Luxia, Eldebandum, Oseana, dan Morgana. 4 benua yang membentang di dunia ini, dan Gunung Hujan Albial Rusak adalah ujung Benua Luxia yang membagi benua Luxia dan Gurun panjang yang merupakan area kosong dan tak berpenghuni, sekaligus salah satu tempat yang tidak bisa di miliki siapapun karena kemustahilan manusia untuk bisa tinggal ditempat itu.

Gurun Panjang dan Gunung Hujan adalah tempat tergila karena dua musim yang bersinggungan tak pernah berubah sama sekali.

Musim Kemarau Panjang dan Musim Hujan Panjang bertemu di satu titik dimana di pisah oleh Sungai Angkara yang menjadi titik nol kehidupan manusia disana.

Karena namanya Gunung Hujan, intensitas air yang besar membuat Luxia harus menjaga agar tidak terjadi kerusakan di Gunung tersebut.

Karena hal itu juga, Gunung itu menjadi area terlarang untuk di singgahi siapapun tanpa ijin Raja Luxia.

Chelia dan Clarissa memasuki gunung itu melalui akses udara dan mereka sedang menjelajahi gunung tersebut.

Kondisi tanpa matahari, gelap gulita dengan kondisi lembab, tunbuh-tumbuhan disekitar area ini benar-benar aneh, tak satupun dari mereka terlihat normal dan mungkin itulah mengapa Gunung Hujan ini dinamakan Gunung Hujan Alabial Rusak.

Alabial adalah nama kota terdekatnya, 30km dari gunung tersebut baru mulai ada pemukiman warga, dan 5km dari situ dimulailah wilayah Gunung ini.

Clarissa dan Chelia baru saja berada di depan Gerbang Kuil yang dikatakan oleh kakaknya Peter.

"Gunung Hujan Albial Rusak, pergilah kesana dan jemput Raja kita semua!" ucapnya dan memberi Peta yang sudah dia tandai sebagai pintu masuk kuil tersebut.

Chelia menatap Clarissa dan keduanya Ragu untuk membuka pintu yang begitu menyeramkan auranya.

"Hufffft, apakah ini langkah yang benar?" ucap Clarissa dan Chellia menggeleng, dan begitu takut untuk membukanya.

"Aku pun tidak tahu, Ris, aku memang ingin bertemu Raja kita tercinta, tapi aura ini terlalu gila untuk terekspos ke dunia."

Clarissa menyetujuinya dan keduanya berbalik dan menatap wilayah pemukiman warga dan juga Rintik Hujan yang mengguyur gunung ini.

"Ayo kita pulang aja, Ris." ucap Chellia namun langkahnya terhenti saat mendengar langkah kaki Clarissa yang berbalik membuka pintu.

"Clarissa!" seru Chellia yang melihat dirinya membuka pintu dan seseorang menusuk Clarissa dari pintu yang dia bukakan.

"Lama sekali jalang sialan!" ucap Pria yang keluar dari tempat tersebut dengan pedang yang membelah gadis yang membukakan pintu untuknya.

Jiwa Clarissa di serap oleh pedang yang dia genggam dan otoritas dosanya masuk ke tubuh pria dengan rambut emas dan mata merah, mata yang ingin menghancurkan segalanya.

Chellia yang melihatnya berteriak kencang dan otoritas amarahnya meledak dan membuat Pria itu kehilangan keseimbangannya dan menyeringai melihat Chellia yang marah.

"Gitu dong sayangku, ini baru Chellia yang aku kenal!" ucap dirinya yang berbisik kediri Chellia dan membuatnya pingsan seketika oleh satu pukulan tepat di leher belakangnya.

Jiwa yang begitu kotor dan rusak menyeringai diantara rintik hujan yang tidak bisa mengenai tubuhnya dan saat melangkah, Kuil tempatnya dikurung runtuh dan hujan yang selama ini turun untuk gunung ini berhenti dan purnama sempurna menyinari dirinya yang penuh dengan kejahatan.

"Hahahaha, Gila, putaran di dunia ini memang yang terbaik!!!" ucap Sang Pembaca yang melihat layar proyeksi kebangkitan pria yang disebut sebagai Raja Iblis terhebat dan terjahat di dunia ini.

Baru saja mengalami kebangkitan, kerusakan yang dia perbuat saat itu menghancurkan ekosistem sekitar sana dan setiap monster yang berada di Gunung Hujan memakan aura jahat miliknya dan bersatu menuju tempat terdekat dimana manusia sedang beristirahat di rumah mereka masing-masing.

Ditempat Eins dan Terang, pertarungan berlangsung intens dimana Terang dengan kekuatan besar Misell menyerang Eins dari dekat sembari menangkis tombak yang meledakan dirinya.

Tarian pedang Terang membuat Eins kewalahan untuk menghindarinya namun saat akan menebas Eins, Terang harus menangkis kembali Tombak sihir yang tak ada habisnya.

Terang dalam mode ini tidak bisa melahap apapun karena pada dasarnya tubuh ini tidak bisa bertambah volumenya.

Ledakan yang mengenai tubuhnya tidak menghancurkan tubuh Misell, namun tetap saja ledakan itu merepotkan dirinya karena dia harus merasakan sakit ledakan dan juga jika mengenainya, dia harus terpelanting cukup jauh.

Energi alam disana semakin di ambil paksa oleh Eins dan dengan otoritasnya yang serakah, dia terus memproduksi sihir berulang yang membuat tombak sihir itu begitu mengerikan.

Terang yang sudah benci terus terkena ledakan, akhirnya memusatkan segalanya dalam satu gerakan dan pedang yang dia genggam semakin bercahaya dan mana sihir berkumpul dalam satu bilah bercahaya emas tersebut.

Tombak sihir semakin menggila, Eins mengarahkan puluhan tombak sekaligus dan menembaki dirinya.

"Universe Sword!" ucap Terang yang menebaskan pedang bagaikan membelahb angin yang datang dengan sambutan cahaya yang menyabit dan mengarah kepada Eins.

Gerakan tersebut dia tebaskan berkali-kali, namun serangan gila itu di serap oleh Eins dan membuat Terang shock melihat hal tersebut.

Eins berhasil mengalahkan Terang dengan tombak miliknya dan juga karena shock berat karena serangan hebat milik Terang di serap dan itu dia lakukan terhadap semua serangan yang dia keluarkan secara beruntun.

Eins menatap Bulan yang sedang dimakan oleh Awan-awan hitam, dia merasakan sesuatu dan itu adalah perasaan dimana tuannya baru saja bebas dari dunia ini.

"Jangan ganggu perjalananku, ingat itu!" ucap Eins dan Dia meninggalkan orang-orang yang sudah kalah darinya dan dia bergerak menuju tempat sang Raja kembali. Jiwa yang terikat setia itu membuatnya bersemangat karena itulah tujuan Otoritas dilahirkan.

Peter tertawa besar merasakan kehadiran Tuannya. Rencana Gilanya memusnahkan manusia akhirnya akan terwujud. Peri yang bersama dirinya tertidur di sampingnya dan setiap dia membuka mata, perasaan kesal menghampiri peri tersebut.

Ganesha yang sudah memulai perintah penghancuran memulai memimpin pergerakan pasukan yang dia bentuk dan memulai invasi besar-besaran di setiap wilayah yang ada.

Kebangkitan Raja yang di ramalkan sudah terjadi begitu cepat, Buku itu berputar dengan sendirinya saat tak disentuh oleh orang lain.

"Bangkitlah Clarissa!"

Arthur menepuk jasad Clarissa yang dia bunuh dan asap kegelapan menelan seluruh tubuhnya dan mata Clarissa terbuka dan bangkit dari sana.

Arthur kini menatap Chellia yang dia bopong dan disampingnya Clarissa tanpa ekspresi menjadi asistennya.

"Kau masih berguna untuk rencanaku kedepannya, sayangku."

Pembantaian daerah Alabial dalam semalam terdengar diberbagai kota besar, setelah hancurnya sistem benua Eldebandum yang mencengangkan dunia, lalu hancurnya Ibukota negeri Oseana yang menjadi pusat petualang dunia berkibar, lalu hancurnya kota Alabial dalam semalam dengan pembantaian monster-monster yang mengamuk membuat rapat pemimpin dunia segera di adakan dan berbagai kalangan.

Party Kraft yang mendengar kabar tersebut berputar arah menuju pelaksanaan Rapat dunia di adakan, Raja Besar Luxia, Raja Besar Oseana dan Raja Besar Morgana mendatangi Ibu kota yang merupakan tempat ajaran suci mendirikan sentral mereka.

"Kota Suci - Graceland"

Raja Besar Luxia, King Augusta ke 7 menginjakan kakinya bersama pasukan elit yang dikenal sebagai Sacred Five yang merupakan 5 manusia terkuat yang dipilih oleh King Augusta langsung dan merupakan orang-orang yang menjadi 30% power kerajaan Luxia secara menyeluruh.

Raja Besar Oseana, King Juliant ke 11 yang dikawal langsung oleh Pengelana terhebat diatas Kraft dan lainnya, Bartholomeo Grace dan pasukan elit bernama Gray Forcenya yang sudah menyusup diseluruh penjuru kota

Lalu Raja Besar Morgana, King Junial ke 4 yang membawahi kota suci ini dengan ditemani oleh 3 saint yang di hormati di seluruh penjuru dunia yaitu Saint World yang bernama Amelada Vour Quincy, Saint Moon bernama Jack Balancian Augusta dan Saint Star bernama Rick Dalmantion Quincy.

Lalu beberapa party elit yang diundang langsung oleh mereka dan beberapa Clan ternama yang merupakan anggota dari "7 keluarga agung dunia" yang hanya tersisa 4 keluarga saja yang tersisa.

Kraft bersama Roberto melangkah ke area rapat besar yang sedang diadakan, dimana bahasan utamanya adalah "kemunculan Raja Iblis dan antisipasi perang dari ramalan nenek tua!"

Kehancuran benua Eldebandum, Kota para pengelana, Oseana City, dan direbutnya teritorial pegenungan hutan Alabial Rusak dan wilayahnya oleh monster-monster dalam semalam menjadi pertanda dari Ramalan nenek tua yang membuat Raja Luxia mengirimkan perintah dan permohonan untuk pertemuan ini diadakan.

Rapat besar itu akhirnya dimulai saat seluruh bagian yang di undang sudah duduk berhadapan satu sama lain.

****

Terang yang sudah terbangun menatap sekelilingnya dan area hutan yang sudah rata oleh pertarungan semalam menjadi saksi pertarungannya dengan Pendosa besar keserakahan.

"Apanya yang mewarisi kekuatan Raja Iblis, apakah aku sudah selemah itu?" ucapnya melihat tubuhnya benar-benar kecil karena itu adalah potongan terakhir tubuhnya.

Dia melihat kearah Naga dan pemuda yang dia pinjam tubuhnya tadi malam, dia ingat bahwa dia menempelkan cairan lendir miliknya ke tubuh anak itu untuk menutup lukanya, dia segera berjalan dan benar saja, cairan itu masih menempel pada tubuhnya.

Dia melahap lendir yang menempel pada anak itu dan tubuhnya membesar walaupun tidak terlalu besar.

Mereka berdua masih terlelap karena kondisi mana mereka yang sudah habis dan Terang memutuskan untuk menunggu mereka bangun setelah menyentuh mereka berdua, ingatan keduanya terhubung dengan sosok bocil gembul yang dititipkan oleh Misell padanya.

****

Naga Api Batara Unggul berbaris dibawah komando Gideon, bocah gembul itu meniru gaya berjalan Gilbert saat merapihkan Naga Bumi Barakuda menjadi barisannya, Vivi terlihat berada di pundak Igniel yang mengalami luka cukup dalam di tubuhnya.

Wilayah Naga Batara Unggul dikuasai oleh Gideon dan Vivi setelah mengalahkan Igniel, namun karena kesukaan Gideon dengan naga-naga tersebut, Gideon memutuskan menjadikan mereka semua pasukannya dibawah pimpinan Gideon langsung.

"Kalian semua ... ada dibawah perlindunganku!"

Ucapan Gideon saat itu membuat semua mata naga itu bersinar dan akhirnya mereka berhasil mendapatkan pemilik baru setelah lama ditinggal oleh Raja Iblis Arthur sekitar ribuan tahun lalu.

"Nee, Tuan Igniel. Aku ingin tau apakah kau bisa membantuku melakukan sesuatu?" ucap kecil Vivi yang memberikan skill heal pada Igniel dan Naga tersebut memperhatikan mata gadis itu.

"Tanyakan saja Nona manis, aku adalah bawahan kalian sekarang, tak perlu kaku seperti itu," jawab Igniel dan Vivi membisikan sesuatu padanya yang membuat Igniel kaget mendengarnya.

"Suttttt, kau bisa membantuku, kan?" ucap Vivi mengedipkan matanya dan Igniel tertawa besar melihat gadis yang ada di depan matanya.

Dalam pandangan Igniel, melihat Vivi seperti melihat gadis hebat yang selalu menganggu dirinya saat bertugas, umurnya yang sudah berabad-abad masih ingat dengan pesona gadis itu.

Bahkan saat Vivi tersenyum, Igniel melihatnya, tatapan hangat gadis itu dan Vivi begitu sama, perasaan rindu Igniel kepada gadis itu menciptakan kesenduan yang terisi dalam hatinya dan air matanya mengalir begitu saja dan senyuman Naga itu membuat Vivi terkejut melihatnya.

"Ayo kita kuasai Hutan ini! dibawah perlindunganku, kita rebut kuasa hutan ini!" teriak Gideon dan rauman naga-naga tersebut membuat getaran di setiap penjuru hutan.

Gideon yang bersenang-senang dengan para Naga membuat Vivi menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju Gideon.

"Raja kecil, sudah saatnya kita melihat area sekitar."

Vivi menggendong tubuh berat Gideon dan Igniel menghampiri keduanya dan sesuai permintaan Vivi, mereka terbang di udara melihat area sekitar sana.

"Igniel, ayo temui Raja Hutan yang kamu sebutkan tadi."

Igniel mengangguk dan bergerak ke dalam hutan dimana Sang Raja Hutan tinggal, Naga lainnya mengikuti Igniel dan tuannya bergerak.

Gideon tertawa melihat Naga-naga tersebut mengikutinya, dia melompat-lompat di atas tubuh Igniel dan karena hal tersebut Igniel tertawa melihat sosok tuannya diikuti naga lainnya.

Semua makhluk di Hutan Monster bergerak di daratan, sungai-sungai dan makhluk bersayap terbang rendah menuju Istana Raja Hutan yang memandang rendah keberadaan Naga-naga pembuat onar tersebut.

"Noel!" teriak Igniel berteriak kepada Singa besar yang dialiri elemental petir ditubuhnya dan mengaum seraya mengusir dirinya.

"Pergi kalian, Bodoh! Kita sudah membagi wilayah kekuasaan kita padamu, Igniel!" teriaknya dan Igniel yang mendengarnya cukup kesal lalu melesat lebih cepat dan turun menginjak wilayah kekuasaan Singa yang disebut sebagai Noel.

Noel menatap kesal Igniel yang datang menghampirinya namun sosok manusia yang turun dari punggungnya membuat dia menghentikan langkah semua pasukan yang bersiap menghentikan Naga tersebut.

Gideon melihat bulat Singa yang begitu keren di matanya, Surai coklat begitu lebat melingkar di wajahnya, petir yang menyambar-nyambar tubuhnya di netralkan oleh sentuhan Gideon yang memeluknya.

"Kucing besar!"

Gideon membuat semua monster mengaktifkan kekuatannya dan menunggu aba-aba dari Sang Raja.

"Lembut sekali!"

Reaksi pelukan yang cukup intens yang diberikan oleh Gideon membuat Singa itu menangis karena ingatan tentang anaknya yahg melalukan hal sama seperti yang dilakukan Gideon dan dia melihat sosok Gideon dengan kekurangan yang dimiliki anak kecil itu, Noel tak bisa merespon apa yang dilakukan oleh Gideon tapi mimik wajahnya membuat dunia tau kalau dia bahagia karena hal tersebut.

"Mulai sekarang, Kamu milik Gideon, kucing besar!"

Noel mengangguk dan menikmati pelukan yang diberikan Gideon, semua monster membatalkan kekuatannya melihat reaksi Singa yang sudah lama tak merasa bahagia semenjak anaknya pergi meninggalkannya.

• { Arc 2 - Finn } •

~ Arc 3 : Mereka yang ditakdirkan ~

Note:

Hallo, Pucukbeku disini....

Terima kasih sudah berada di titik ini, akhirnya arc 2 selesai dan arc berikutnya akan mulai fokus ke beberapa point penting yang belum terjawab di arc ini.

Mungkin cerita pucuk sedikit berantakan dan banyak kosa kata rancu, tapi mudah-mudahan kalian menyukainya dan Pucuk berharap kalian memberi interaksi kepada Pucuk agar pucuk tau kalian membaca cerita ini.

Terima kasih semuanya sekali lagi, salam dari Pucuk >••<