"Oii, dirimu! Alam semesta yang begitu indah, apakah sudah saatnya aku menonton pertunjukan dari buku ini?"
Orang yang membaca Buku Alphabet Spectrum melempar sobekan buku yang dia sudah dia cabik-cabik dengan tawa jahatnya mengikuti keinginannya.
"Sampaikan salam hangatku pada Arthur, aku ingin segera bertemu dengannya! aku sudah tidak sabar!" lanjutnya dan melontarkan ucapannya pada Ganesha, sang kesombongan.
"Tenangkan dirimu, Lord~" ucap Ganesha namun apa yang ia katakan membuatnya harus menerima tekanan intimidasi dari orang yang dia sebut Lord.
"Aku hanya ingin Arthur cepat kemari, jangan kau buat semuanya lama-lama, mengerti!"
Ganesha kembali ke kerajaan Eldetarium yang sedang dia genosida dan pria itu memasuki portal menuju ke sebuah hutan yang berada jauh dari tempatnya.
Saat pertama sampai, dia melihat variabel aneh masuk ke dalam cerita yang sedang ia nikmati, dan dalam satu ledakan dia menangkapnya dan melempar jauh Variebel tersebut.
"Yossh, keluarkan kejutan dan spoiler lebih jauh lagi, sayangku!"
Pria itu di telan kegelapan setelah melancarkan aksinya, mata emasnya tersenyum akan kepuasan apa yang di nikmati saat ini.
Di seluruh area yang menjadi titik pusat orang-orang yang terpilih, Buku Alphabet Spectrum sedang berada di penghujung prolog yang sedang ia baca.
"Akhirnya, bab 1 nya akan dimulai!"
****
Eins dan Terang beradu serangan mereka dalam tempo yang begitu cepat, keduanya bergerak kesana kemari dengan skill masing-masing yang mereka punya.
Satu pelahap dan satu keserakahan, Terang dan Eins berhadapan satu sama lain dengan saling melemahkan satu sama lain.
Dalam ingatan Misell, Eins adalah sosok yang menyelamatkan anaknya, dia beberapa kali bertemu dengan Misell yang sudah tak memiliki semangat juang segelah kehilangan jejak anaknya.
Terang melompat kesana kemari menghindari sihir sayatan milik Eins yang ingin membelah-belah badan Slime tersebut.
"Tak ada habisnya, aku harus mengorbankan Hutan ini!" ucap Terang dan memakan pohon-pohon yang dia sentuh dan badannya mulai membesar perlahan.
Karena kenaikan itu, dia melahap sihir yang datang kearahnya.
"Aku ingin kekuatan itu!" ucap pelan Eins yang berada di depan wajah Terang dan dengan kedua tangannya dia mendorong Terang dengan sihir angin miliknya.
"Magic Canon;' ucap Eins dan puluhan peluru mana menembaki Slime besar tersebut dan satu persatu pelurunya meledak di udara.
Terang kehilangan penglihatannya karena ledakan tersebut dan mulutnya di penuhi asap hitam karena ada beberapa peluru dia telan mentah-mentah untuk mengkonversinya.
"Magic Burst;" lanjut Eins dengan putaran tubuhnya di depan Terang yang sudah kesulitan bergerak, tiga lingkaran sihir mengikuti gerakan tangan Eins yang bersiap melepaskan pukulan tapak kearah tubuh Slime besar yang terlempar jauh setelah ucapan itu.
Angin mendorong kencang pukulan tubuh Terang yang bulat seperti bola yang menggelinding, karena hempasan itu juga area sekitar rusak, pohon-pohon ikut tercabut karena tenaga hempasan Eins yang begitu kuat.
Eins bergerak dengan terbang kearahnya, menatap Slime itu dengan mata yang kecewa dengan apa yang dia lihat.
Pertahanan milik Helios dan Naga kecil itu hancur setelah Terang yang sudah terdesak melepas segel sihirnya, dia keluar dari Slime besar yang sudah dia potong dari dan tubuhnya menyusut itu menatap Eins yang sedang berada di puncak kekuatannya.
"Otoritas yang ingin menguasai segalanya, sungguh menyebalkan melihat anak yang dibanggakan oleh Misell, tapi apa boleh buat, aku harus menyadarkan dirinya, kan?" ucap Terang berlari ke tubuh Helios yang sudah tak sadarkan diri.
Terang meminjam tubuh Helios dan mana yang ada ditubuh Helios membuat Terang shock dan dia berteriak sekencang mungkin.
Terang mengerti apa yang terjadi, Tubuh anak yang dia pinjam mempunyai penyimpanan mana yang masih begitu banyak, bahkan melimpah.
Gambaran yang bisa di jelaskan oleh Terang adalah, kapasitas mana anak ini seperti air terjun.
"Anak yang direncanakan oleh keluarga besarnya, tapi bakatnya jelek sekali."
Terang membongkar aliran mana miliknya dan membuka besar-besaran mana milik Helios secara paksa.
Eins menatap rendah Terang yang memakai tubuh Helios, lingkaran sihir tergambar satu persatu dan menembaki Helios dan juga Naga dibelakangnya.
Jentikan jari Helios membuar sihir pertahanan baru untuk melindungi naga tersebut, Terang memakai ingatan milik Misell dan mulai merapalkan sihirnya.
"Magic Magi-Star!" seru kecil Terang yang berlari mendekati Eins dengan menghindari arah tembakan sihir milik Eins.
"Blast Impact!" teriaknya melesatkan beberapa tembakan bintang dan meledakan peluru mana yang diarahkan padanya.
Eins melompat cukup jauh menghindari bintang-bintang yang mengincar dirinya, otoritas miliknya memakan sihir bintang tersebut dan Eins dengan senyumannya membalikan sihir tersebut tanpa jeda sedikitpun.
Eins dan Terang saling beradu sihir dalam jarak dekat, tembakan panah sihir milik Terang dan peluru sihir milik Eins saling menghancurkan satu sama lain, dengan tubuh Helios, Terang memulai pukulan yang diarahkan kepada Eins dan kini tiba saatnya pukulan dan tendangan keduanya beradu satu sama lain.
Eins menendangnya dengan sekuat tenaga, tendangannya dikembalikan oleh Terang dengan menepisnya, setelah itu Terang membalikan serangan dengan pukulan ke depan seraya tekanan pukulan tersebut membuat Eins termundur beberapa langkah dengan posisi kedua tangan yang menyilang setelah dia mengcover serangan tersebut.
Terang melepaskan beberapa tombak sihir yang sedari tadi dia rapalkan dan Eins memblok serangan tersebut dengan pertahanan sihir yang muncul di sekitar tubuhnya, dan di genggamannya mana yang telah terkumpul menjadi percikan yang berbinar-binar dan dia memulai serangan beruntun dengan beberapa pukulan yang membuat Terang harus mengelak berkali-kali dan menepis pukulan terakhir.
Ledakan besar terjadi saat tumbukan Eins di tahan, Terang terpental jauh dengan luka bakar di tubuh Helios yang luka yang mengalir.
"Waduh tubuh anak ini tidak kuat menahannya, ya?" ucap Terang yang mulai memegang dadanya dan cairan slime miliknya mulai mengcover luka tersebut dan cahaya hijau yang tercipta dari lendir tersebut memulai recovery hal tersebut.
Eins tidak tinggal diam, dia memulai rapalan tingkat tinggi dengan satu persatu lapisan lingkaran sihir terbang di udara melayang dan menyatu satu sama lain, lingkaran berbaris dan dari yang terkecil sampai terbesar semuanya memerah dan berputar satu persatu.
"Magic Finale;" Eins menghentikan rapalan miliknya dan mata keserakahannya mulai bekerja dan menggandakan magic circle miliknya dan bermunculan diberbagai tempat.
Terang sebagai monster yang dianggap setara jiwanya dengan Raja Iblis tertegun melihat sihir tersebut.
"Satu rapalan saja sudah merepotkanku saat itu!" lanjutnya dan seluruh partikel tubuhnya menyebar dan mulai bersatu meninggalkan tubuh Helios lalu sihir pertahanan menyelimuti Helios dan diperkuat dengan cairan lendir miliknya yang membungkus sihir tersebut.
Terang dengan wujud slime kecil miliknya menyebarkan benih dan semakin memperkecil tubuhnya sebelum serangan itu menembakinya.
"Holy Lance!" teriak Eins dan satu tembakan tombak cahaya melesat dan membuat partikel tubuh Terang meledak saat mengenainya dan lesatan lain menembaki dirinya terus menerus.
Terang terus menerus bertukar kepribadian dengan partikel kecilnya, setiap dia berpindah, ledakan pada partikelnya terjadi karena tembakan milik Eins.
Eins yang kehabisan Mana dan energi turun ke area yang dia babat habis, dari badannya keluar asap dan matanya yang hitam semua perlahan mulai memudar.
Tembakan lance miliknya masih menembaki Terang yang terus berpindah-pindah kesana kemari, dan setiap 3 tembakan di lesatkan, 1 lingkaran baru muncul yang membuat serangan tersebut harus lebih lama di hindari oleh Terang.
Terang tak sempat berpikir, sisa tubuhnya semakin mengecil karena terus dia bagi dan batasnya hanya beberapa pembagian lagi.
Jiwa-jiwa Misell merespon Terang dan sebuah ingatan tentang seseorang yang disebut The Golden Star Magi.
"Misell, aku pinjam ingatan itu!" ucapnya dan Jiwa Misell dan Terang bersinkronasi dan merapalkannya.
"Lentera malam dunia, cahaya yang disebut sebagai sang bintang~"
Syair itu dirapalkan oleh Terang dan dia segera berpindah tempat ke partikel selanjutnya dan membuat 3 tombak yang mengincarnya meledakan partikel yang menyuarakan hal tersebut.
"Gelap gulita malam yang menyeramkan itu," lanjutnya dan partikel itu meledak namun Terang dan meledalan 4 tombak yang mengincarnya.
"Hilangkan kegelapan tersebut dengan kedipan hangat milikmu~"
Tombak lain mengikuti arah geraknya dan meledak.
Tersisa beberapa tombak yang tersisa kurang dari 10, dan pada detik itu, bisa disimpulkan ada 13 lagi jika ditambah lingkaran baru yang akan tercipta.
Terang menguatkan dirinya dengan dibantu jiwa pemilik Star Eye yang menjadikan dirinya The Golden Star Magi, Misell bahagia saat lantunan sakral itu disebutkan, karena itu juga ingatan terakhir yang bisa diakses oleh Terang.
"Lentera malam dunia, sang bintang yang berpijar, limpahi berkah pada kegelapan satu ini!" lanjut Terang di dua tempat berturut-turut dan tersisa partikel akhir yang tak bisa dia bagi lagi dan mantra yang harus dirinya sebutkan, dan disaat itu dia harus menghadapi 3 lingkaran baru.
Eins tersenyum melihat batas lawannya dan matanya menebal sekali lagi dari pengaruh stress yang dibebani otoritas miliknya dan kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.
Jiwa yang bersedih karena Sang Guru sudah tak ada dan kedatangan saudaranya dan clue tidak jelas dari Buku yang menjadi petunjuk baginya.
Otoritas yang mentertawakan dirinya yang mengambil semua penderitaan, jiwa yang harusnya serekah dalam kejahatan dan kebahagiaan malah menjadi badut kehidupan.
"Greed Up!" teriak dirinya yang menyerap seluruh energi dari alam, tumbuhan yang tersisa layu dan pohon hanya tersisa ranting tanpa daun, dan daun yang berguguran menghitam tanpa sisa.
Mana dalam dirinya meledak-ledak dan tiga tombak sihir diatas memperbanyak dirinya dan mengelilingi partikel tersebut dan beberapa darinya mengarah ke Naga dan Helios yang masih belum sadarkan diri.
"Golden State Domination!" teriak Terang dan sihir yang dia rapalkan membuat tubuhnya meregenrasi begitu cepat dan bentuknya membentuk tubuh Misell dengan Mata Bintang Emas yang sangat ditakuti beberapa penyihir di masanya.
"Ini adalah Sihir Kuno yang aku curi dulu, gunakan sebaik mungkin Terang, dan aku titipkan anakmu padamu," ucap Misell yang memeluk wujudnya dan perlahan dirinya mengecup Terang kecil dan membisikan keinginan yang selalu dia utarakan.
"Selamat tinggal, Sahabatku yang baik hati!" ucapnya dan cahayanya terbang dan diserap oleh tubuh itu.
Terang dengan wujud milik Misellnya menatap Eins yang meledak-ledak emosinya, dan pertempuran besar antara keduanya akan mencapai akhirnya...
****
Gilbert terlihat sedang dilatih langsung oleh Roberto dengan pedang kayu yang menjadi pedang untuknya berlatih.
"Terlalu tergesa-gesa," ucap Roberto dan memukul kaki Gilbert dan membuatnya berlutut dihadapan Roberto.
Roberto segera membantu Gilbert dan duduk di depannya.
"Spirit Auramu cukup membaik, tapi kuda-kudamu masih jelek, ingatkan aturan pertama yang aku ajarkan?"
"Semuanya dimulai dengan kuda-kuda, posisi awal bisa menjadi sebuah langkah dan efektifitas serangan dan pertahanan yang akan dilakukan!" jawab Gil, Roberto tertawa melihat mata dan semangat Gil dalam kondisi membara.
"Ba-"
Tepukan kode membuat Roberto menghentikan matanya dan Kraft memberikan kode untuk semuanya berkumpul.
"Sudah saatnya kita bergerak!" ucap Kraft yang membuat semuanya bergerak menyiapkan diri untuk memulai pergerakan dari Party terkuat dari Negeri Oseana.
"Freedom Wing" Jiwa yang dilahirkan untuk terbang tinggi dan menjadi Pahlawan setiap orang, tugas utama bagi Party yang sudah bersumpah untuk mencegah kelahiran sang Raja.
"Kita akan mulai ke Wilayah Gunung Hujan Alabial Rusak, tempat ritual yang dilakukan oleh mereka yang sudah rusak!" lanjut Kraft dan party yang terdiri dari 6 orang itu mulai bergerak.
Gilbert yang menjadi anggota termuda bergumam dalam jiwanya, dan menatap wilayah yang bergerak kearah Timur Oseana.
"Semoga kalian menuju kearah ini, Vivi, Gideon!" gumannya dan mereka mulai bergerak di malam yang sedang banyak hal terjadi di dunia ini.