Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Salahkah Aku mencintaimu

🇮🇩Marsesha
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.1k
Views
Synopsis
Perkenalkan namaku Rasya, umurku 25 tahun. Perjalanan hidupku ternyata tak semulus bayanganku sewaktu masih kecil dulu. Ikuti perjalanan kisahku..
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 suami pelit

" Ras.. ", panggil Andin temanku kerja. Aku menoleh pada Andin.

" Tolong dong antar kopi ini ke tempat pak Bos ", kata Andin.

" Oke ", kataku sambil membawa nampan berisi cangkir kopi ke ruangan Julio.

Tok Tok Tok...

Aku mengetuk pintu ruangan Julio.

" Masuk ".

" Permisi pak mau nganter kopi ", kata ku sambil berjalan mendekati meja kerja Julio.

" Hemm" .

Aku meletakkan secangkir kopi di meja Julio sekilas ku lirik Julio. Aku kira bos di sini udah berumur 40 tahunan,ternyata masih muda sekitar umur 30 tahun. Karena selama aku bekerja selama 2 minggu di sini belum pernah ketemu sama Julio.

Setelah meletakkan cangkir kopi aku melangkah hendak keluar.

" Tunggu!! " kata Julio. Aku membalikkan badan.

" Ada apa pak? " tanyaku.

" Kamu cleaning service baru ya? " tanya Julio.

" Iya Pak, saya cleaning service baru di kantor ini. Baru 2 minggu kerja ", jawabku.

" Pantas saya gak pernah lihat kamu ", kata Julio.

" Siapa nama kamu? "

" Nama saya Rasya pak Rasya Aulia ", jawabku.

" Oh oke.. kamu boleh keluar ", kata Julio.

" Permisi pak ", kata ku lalu keluar dari ruangan Julio.

**********

Hujan turun dengan derasnya saat aku keluar dari kantor. Terlihat banyak karyawan kantor berteduh di depan kantor termasuk Andin.

" Belum di jemput Din? " tanyaku.

" Belum Ras, mungkin bapakku nunggu hujan agak reda dulu baru jemput aku ", kata Andin.

" Kamu pulang naik apa Ras? " tanya Andin.

" Nanti kalo masih ada angkot lewat ya naik angkot kalo gak ada ya jalan kaki ", jawabku.

" Jauh gak rumahmu? "

" Sekilo dari sini ".

" Kalo aku males suruh jalan kaki menempuh jarak sekilo ", kata Andin sambil tertawa.

" Namanya juga gak punya kendaraan sendiri Din ".

" Aku do'ain semoga kamu bisa beli motor Ras biar gak jalan kaki ", kata Andin.

" Amiin ", sahutku.

" Aku pulang dulu Ras, tuh udah di jemput bapakku ", kata Andin.

" Hati hati Din ", kataku.

Andin mengangguk lalu melambaikan tangan padaku.Aku membalas lambaian tangan Andin.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 petang berarti aku sudah 2 jam duduk di depan kantor menunggu hujan reda.

Saat aku akan melangkah sebuah mobil sedan berhenti di depanku. Kaca pintu mobil di buka terlihat Julio di dalam mobil.

" Belum pulang Ras? " tanya Julio.

" Baru mau pulang pak. Tadi nunggu hujan reda dulu ", jawabku.

"Rumah kamu di mana? " tanya Julio.

Aku menyebutkan sebuah nama jalan.

" Yuk masuk aku antar kamu pulang. Kebetulan aku lewat situ ", kata Julio.

Aku membuka pintu depan mobil lalu masuk. Setelah aku masuk Julio melajukan mobilnya.

**********

Mobil Julio berhenti tepat di depan rumah mertuaku.

" Pak Terima kasih ya sudah repot repot mengantarkan saya ", kata ku.

" Iya besok besok jangan lupa bawa payung ", kata Julio sambil tersenyum.

" Iya Pak ", kata ku lalu aku keluar dari mobil Julio.

Tiin tiin.. Julio membunyikan klakson mobilnya sebelum meninggalkan rumah mertuaku.

Aku masuk ke halaman rumah, terlihat Ibu mertua, adik ipar dan suamiku sedang duduk di teras.

" Di antar siapa kamu? " tanya Arman, suamiku.

" Di antar bosku mas ", jawabku.

" Jam segini kok baru pulang? " tanya Arman lagi.

" Aku nunggu hujan reda dulu mas".

" Nunggu hujan reda apa pergi sama yang punya mobil tadi? " cibir Bu Nur, mertua ku.

" nunggu hujan reda Bu. Permisi Aku mau masuk dulu ", kata ku lalu aku masuk ke dalam rumah.

Selesai mandi aku menuju dapur untuk masak.Ku ambil kangkung dan ikan dari kulkas. Rencana aku mau masak ikan bakar, tumis kangkung dan sambal terasi.

Ya beginilah nasibku hidup di rumah mertua. Bangun pagi pagi lanjut masak nasi dan sayur untuk sarapan dan makan siang ibu mertua dan adik ipar, selesai masak lanjut rebus air untuk bikin minum orang serumah. Pulang kerja masih lanjut masak untuk makan malam sambil nyapu seluruh rumah. Gak ada yang mau bantu aku di dapur.

Tumis kangkung, ikan bakar dan sambal terasi sudah siap di meja makan. Aku memanggil suami, ibu mertua dan adik iparku untuk makan malam.

" Mas Arman kasih duit dong buat beli kuota ", kata Sofia Adik iparku.

" Berapa? " tanya Arman.

" 100 ribu aja ", jawab Sofia.

Arman mengeluarkan dompet hitamnya lalu mengeluarkan uang 150 ribu dan di kasihkan Sofia.

" Makasih mas ", Kata Sofia girang menerima uang dari Arman.

" Iya sama sama ".

Aku mempercepat makan malamku karena kesal melihat Arman memberi uang Sofia. Bukan karena iri dengan adik iparku tapi karena Arman selalu royal dengan adik dan ibunya sedangkan dengan ku dia pelit banget.Bahkan selama 2 tahun aku jadi istrinya belum pernah Aku merasakan di kasih uang ratusan ribu suamiku. Aku hanya di kasih uang 20 ribu seminggu buat jatah pulsa ku,tiap aku minta lebih jawabnya selalu sama " Aku gak punya uang.Uang ku sudah aku kasih kan ke ibu.Kan kita makan di sini ibu yang belanja".

**********

Di kamar Aku tiduran di ranjang sambil memainkan ponsel. Tak lama Arman masuk ke kamar dan tiduran di sampingku.

" Mas aku boleh minta uang? " tanya ku.

" Buat apa kamu minta uang? " tanya Arman.

" Buat beli pulsa ", jawabku.

Arman bangun lalu membuka laci meja yang ada di samping ranjang.

" Nih ", kata Arman sambil memberi ku uang 15 ribu.

" Cuma 15 ribu mas? " tanyaku.

" Mau nya berapa? "

" Sofia minta langsung di kasih lebih giliran aku minta cuma di kasih segini ", protes ku.

" Sofia kan adikku Ras".

" Aku istrimu mas ".

" Tapi kan dia belum kerja sedangkan kamu udah kerja ", kata Arman.

" Tapi kan aku belum gajian mas baru 2 minggu kerja ".

" Sudahlah aku gak mau ribut. Kalo gak mau ya udah sini balikin ", kata Arman sambil mengambil lagi uang di tanganku.

" Ya udah lah aku gak akan minta uang lagi sama kamu ", kata ku kesal lalu menarik selimut untuk tidur.

" Bagus deh kalo kamu gak minta uang lagi sama aku ", kata Arman.

Dongkol sekali rasanya hatiku.

**********

Pagi ini aku sengaja bangun agak siang, setelah bangun tidur aku tak menyiapkan sarapan dan air seperti biasanya tapi tetap memilih tiduran di kamar.

" Ras.. Rasya.. ", panggil Bu Nur sambil menggedor gedor pintu kamar.

Dengan malas aku bangun dan beranjak membuka pintu.

" Ada apa Bu? " tanyaku.

" Kenapa kamu belum masak sama bikin minum? Tuh suami kamu udah nunggu di meja makan mau sarapan tapi belum ada apa apa", kata Bu Nur.

" Suruh Sofia aja yang masak buat mas Arman ",kata ku.

" Kok jadi aku sih kan biasanya kamu mbak. Yang istrinya mas Arman kan kamu bukan aku ", protes Sofia.

" Tapi kan yang selalu di kasih uang kamu sama ibu jadi kenapa gak kalian aja yang bikin sarapan sama minum buat mas Arman", kata ku.

" Baru aja 2 minggu kerja tapi udah berani kurang ajar ", kata Bu Nur.

" Baru jadi cleaning service aja udah belagu ", timpal Sofia.

Aku menatap Arman yang ada di meja makan dia bukannya membela istri tapi malah asik mainin ponselnya.

" Sana sekarang kamu masak! " suruh Bu Nur.

" Ogah ", kata ku lalu aku menutup lagi pintu kamar.

Aku tak memperdulikan Bu Nur yang marah marah sambil menendang pintu kamar.

Jam 7 pagi aku keluar dari kamar mau berangkat kerja. Saat melewati meja makan ku lirik Suami, ibu mertua dan Sofia makan nasi uduk yang di beli di depan gang. Aku melewati mereka begitu saja tanpa pamit.

" Mau berangkat kerja Ras? " tanya Arman.

Aku hanya diam saja.

**********