Chereads / Salahkah Aku mencintaimu / Chapter 4 - Bab 4 Jadi sekretaris Pribadi

Chapter 4 - Bab 4 Jadi sekretaris Pribadi

Pagi ini aku berangkat ke kantor seperti biasanya. Bedanya sekarang aku harus pesan ojek online saat akan berangkat atau pulang kantor. karena jarak kos ku ke kantor cukup jauh.

" Pagi Ras.. ", sapa Andin saat aku masuk ke ruangan khusus pegawai cleaning service.

" Pagi Din ", balasku.

" Kamu di suruh ke ruangan pak Julio Ras ", kata Andin.

" Aku di panggil pak Julio? " tanyaku.

Andin mengangguk. Aku meletakkan tas ke loker ku lalu berjalan keluar.

" Ras tunggu.. ", kata Andin.

Aku menoleh kepada Andin. Dia membawa nampan lalu di serahkan padaku.

" Nitip kopinya Pak Julio ", kata Andin sambil nyengir.

" Hemm kebiasaan ", kataku.

Aku berjalan menuju ruangan Julio sambil membawa nampan berisi secangkir kopi khusus untuk Julio.

Tok tok tok..

Aku mengetuk pintu.

" Masuk ", kata Julio.

" Permisi pak ", kataku sambil berjalan ke meja Julio.

Aku meletakkan cangkir kopi di depan Julio lalu duduk di hadapan bos muda itu.

" Bapak memanggil saya? " tanyaku.

" Ooh iya Ras. Aku tadi nitip pesan ke Andin kalo kamu datang suruh ke ruanganku ", kata Julio.

" Ada apa ya bapak memanggil saya? " tanyaku.

Julio menyerahkan 3 stel seragam kantor, tapi yang di serahkan padaku bukan seragam cleaning servis seperti yang ku pakai. Yang aku lihat di dalam plastik bening itu berisi blezer dan celana kulot panjang warna hitam.

" Ini seragam baru kamu ", kata Julio.

" Tapi pak.. ini bukan seragam cleaning servis seperti yang saya pakai ", kataku. Sengaja aku tak langsung mengambil seragam yang di letakkan Julio di atas meja kerjanya.

" Memang benar ini bukan seragam cleaning servis. Tapi ini seragam sekretaris pribadi saya ", kaya Julio.

" Maksud bapak? "

" Mulai besok kamu saya jadikan sekretaris pribadi saya ", kata Julio.

Aku menatap Julio tak percaya.

" Benarkah pak? " tanyaku.

" Iya ", kata Julio mantap.

" Tapi pak saya hanya lulusan SMP dan belum pernah menjadi sekretaris pribadi bos ", kataku.

" Kamu bisa latihan mulai besok saat terjun langsung", kata Julio. Tanganku gemetar saat mengambil seragam dari meja Julio.

" Tanganmu kenapa kok gemeteran gitu? " tanya Kevin.

" Tangan saya begini karena saya belum percaya pak kalo saya besok akan jadi sekretaris pribadi bapak ", jawabku polos.

Julio tertawa mendengar jawabanku.

" Bapak kenapa? " tanyaku heran.

" Gak papa ", jawab Julio masih dengan tertawa.

" Ya udah pak saya permisi dulu ", kata ku sambil mendekap 3 plastik berisi seragam yang di berikan Julio.

Julio mengangguk lalu aku pergi dari ruangannya.

**********

" Kamu kenapa lama banget tadi di ruangan pak Julio? " tanya Andin saat jam istirahat.

" Iya Din. Tadi aku di kasih seragam baru sama pak Julio ", jawabku.

" Di kasih seragam baru? " tanya Andin.

Aku mengangguk lalu aku membuka loker mengeluarkan plastik berisi seragam baruku.

" Loh kok isinya blezer sama celana kulot Ras? " tanya Andin saat membuka plastik.

" Iya Din. Mulai besok aku jadi sekretaris pribadi pak Julio ", kataku.

" Wah selamat ya ", kata Andin sambil memelukku.

" Makasih ya Din ".

" Ras kamu jangan lupain aku ya ", kata Andin sambil melepaskan pelukannya.

" Gak mungkinlah Din aku lupain kamu. Kamu kan teman terbaikku ", kata ku pada Andin.

" Makasih Ras ", kata Andin.

**********

Tak terasa sudah 2 bukan aku menjadi sekretaris pribadi Julio. Gaji ku pun sekarang mencapai 8 juta per bulan belum termasuk bonus yang di berikan Julio padaku.

" Ras hari ini ada jadwal meeting gak? " tanya Julio padaku.

" Hari ini gak ada pak. Kalo besok ada meeting di PT. Gemilang jaya ", kata ku.

" Ooh oke besok jam 10 kan? "

" Iya Pak ", Jawabku. Lalu aku menuju meja kerja ku yang ada di depan ruangan Julio.

' Gemilang Jaya sepertinya aku pernah mendengar itu ', kata ku dalam hati sambil mengingat ingat. Kemudian aku menepuk jidatku.

' Gemilang Jaya kan tempat kerja Arman. Berarti besok aku dan Julio ke tempat kerja Arman ',kata ku dalam hati.

" Lihat besok bagaimana reaksi Arman melihat ku datang ke kantor tempatnya bekerja ", desisku sambil tersenyum.

" Kamu ngapain senyum senyum sendiri? " Tanya Julio yang tiba tiba berdiri di sampingku.

" Eh eng enggak pak ", kataku.

" Lagi jatuh cinta ya? " tanya Julio.

" Enggak punya temen cowok aja gak punya gimana mau jatuh cinta ", kataku.

" Wah parah nih aku gak di anggap cowok ", kata Julio.

" Maaf Pak bukan gitu ", kata ku.

" Lalu.. "

" Lalu apa apa? " tanyaku bingung.

" Bukan gitu gimana maksud kamu tadi? "

" Maksudnya saya tak bermaksud tak menganggap bapak cowok. Tapi.. Ah sudahlah bingung mau jelasinnya ", kata ku.

Julio tertawa melihatku lalu berjalan meninggalkan meja kerjaku.

**********