Chereads / The Devil Tears : Lord of The Night / Chapter 7 - Arc 1 Chapter 7 : Sword & Magic

Chapter 7 - Arc 1 Chapter 7 : Sword & Magic

Sementara Liz dan Ludwig melakukan Sparring, Luciel berjalan disekitar rombongan pedagang mencoba menjual ramuan dan tanaman yang telah dibawanya dan mencoba membeli beberapa bahan ramuan yang dia perlukan untuk keadaan darurat.

"Hai anak muda, ada sesuatu yang kamu perlukan?" Seorang pria usia 20an menanyai Luciel.

"Aku mempunyai ramuan – ramuan obat dan tanaman yang ingin ku jual, apakah tuan sedang membutuhkannya?" Luciel membuka kantung bawaannya dan memperlihatkannya ke pedagang itu.

"Nah, aku bukan penjual obat – obatan coba kau tanyakan saja ke orang yang bernama Herman, dia orang berbadan besar di sana." Pedagang tersebut menunjukan Luciel ke seorang pria yang berbadan besar dan bisa lebih dikatakan seorang petarung daripada pedangan. Luciel pun menghampiri orang tersebut.

"Tuan, apakah tuan membutuhkan ramuan dan tanaman – tanaman obat? aku juga memiliki material – material yang berguna untuk eksperimen sihir," tawar Luciel.

"Apakah kamu memiliki daun basil dan tanduk rusa merah?" tanya pria tersebut.

"Ya aku memiliki 1 ons daun basil dan 4 buah tanduk rusa merah," jawab Luciel.

Daun basil memiliki zat penyembuh sedangkan tanduk rusa merah adalah salah satu bahan membuat pil penahan sakit.

Mengapa banyak manusia mengandalkan ramuan dan tidak menyewa pengguna sihir penyembuh dikarenakan penyihir penyembuh biaya sewa jasanya lebih mahal dan lebih mudah membawa ramuan dan obat- obatan yang efek nya tidak jauh sama.

"Oke, totalnya 2 keping ral dan 60 obor, ini hitunglah dulu jika kau bisa menghitung," Herman memberikan Luciel sekantung uang

"Tuan Herman, apakah tuan menjual gulungan sihir – sihir dasar?" Luciel melihat barang – barang yang dimiliki Herman.

"Ya. Selain menyuplai barang ke kuil Dewi Juliana, aku pun menyuplai gulungan – gulungan sihir yang dipakai menara sihir. Aku juga menjual beberapa gulungan sihir tingkat dasar dan Awal," jawab Herman.

"Bolehkah bayarannya menggunakan gulungan sihir, aku ingin membeli 2 gulungan sihir tingkat dasar," ucap Luciel.

"Baiklah tapi aku hanya punya gulungan sihir dasar transmutasi dan penguatan saja," jelas Hermann.

Tipe tipe sihir yang tersebar secara umum ada 4 yaitu : Penguatan, transmutasi, Mental, dan Pemanggil. Lebih dari itu hanya dapat dipelajari di tempat – tempat tertentu seperti menara sihir.

"Ini, tapi kau harus membayar 2 keping ral untuk setiap gulungannya, karena total harga kedua nya 4 keping ral dan 60 obor." Gulungan sihir dasar memiliki harga 3 keping ral jika membeli di took sihir, sedangkan tingkat awal bisa mencapai 20 keping ral.

"Baiklah, ini uangnya," Luciel memberikan 2 keping koin perak kepada Herman.

"Senang berbisnis dengan mu anak muda," ucap pria tersebut.

"Oh dan satu lagi apakah tuan memiliki beberapa material ini? " tanya Luciel.

Setelah Luciel selesai berbelanja dia pun kembali ke gerobak untuk meracik beberapa bahan – bahan yang telah dia beli.

**********

Liz Pov

Di sisi lain Liz dan Ludwig berdua tengah melakukan Sparring tidak jauh dari rombongan Caravan.

"Apakah benar Liz baru 2 hari memegang pedang? "Ludwig tidak percaya bahwa gadis yang baru – baru ini memegang pedang bisa memiliki keahlian memainkan pedang seperti ini.

"Ya, kurasa aku memang sangat cocok menggunakan pedang." Sebelum Sparring Liz mencoba beberapa jenis senjata yang diperlihatkan oleh Ludwig untuk mengetahui apakah Liz memang murni mempunyai Talenta di seni berpedang.

"Tapi kau tahu Liz, talenta itu bukan segalanya dalam dunia berpedang," ujar Ludwig sambil tersenyum percaya diri kepada Liz

"Apa maksudmu?" Liz kebingungan.

"majulah," tantang Ludwig.

Liz lalu berlari dan bersiap mengayunkan pedang kayu yang dia genggam dengan kedua tangan. Lalu tiba – tiba Ludwig muncul tepat dihadapan Liz membuatnya terkejut. Ludwig lalu menebaskan pedang kayunya ke Tangannya yang mengakibatkan pedang kayu Liz terpental jauh, Ludwig pun lalu mengarahkan pedang kayunya ke leher Liz.

"Tadi itu apa?" Liz menanyakan dengan takjub.

"Sudah kubilang kan talenta itu bukan segalanya " Ludwig tersenyum puas melihat Liz yang takjub melihat skillnya.

"Itu adalah salah satu teknik berpedang ksatria kerajaan, namanya adalah Quickstep," jelas Ludwig.

" Ludwig adalah seorang ksatria kerajaan? " tanya Liz.

"Belum, jika ingin menjadi ksatria kita harus menguasai seluruh teknik bertarung ksatria kerajaan dan saat ini aku hanya menguasai 2 dari 10 teknik tersebut." Ludwig lalu menatap Liz dan bertekad

"Namun suatu saat aku akan menjadi ksatria yang paling kuat dan berani di kerajaan, dan karena itu selama di pertempuran aku tidak akan pernah lari sebelum rekan – rekanku terhindar dari bahaya," jelasnya.

Liz tersentuh mendengar kata – kata Ludwig, karena dia mempunyai hal yang sama seperti yang dia impikan Liz dan dia berusaha keras untuk menggapai impiannya. Dan melihat teknik yang Ludwig perlihatkan tadi menjadi bukti bahwa usahanya tidak sia – sia.

"Hey lihatlah si pemula sedang pamer dihadapan gadis cantik," seorang pria mengatai Ludwig dari kejauhan.

"Bukannya kamu pernah menangis ketika kapten Roland memukulimu ketika latihan," ucap salah satu rekannya.

"Hey setidaknya aku tidak menyerah. Kau mengganggu Sparinggku saja, ku beri pelajaran kau yah... hey sini kau!" Ludwig berlari mengejar rekan yang mengatainya.

"Hahahaha" melihat suasana ini Liz dan Caravan Guard lainnya pun tertawa dan tersenyum menghilangkan suasana tegang setelah penyerbuan goblin tadi.

"Hey! ayo kita bergerak, Kapten sudah memerintahkan rombongan untuk melanjutkan perjalan," ujar Ernest.

Ernest Memerintahkan para Caravan Guard untuk bersiap kembali melanjutkan perjalanan

"Tuan, apakah aku boleh membantu kalian dalam pengawalan?" Liz bertanya kepada Ernest.

"Tidak nona kurasa ini telalu ber… "

"Wakil kapten, Liz mempunyai talenta bermain pedang dan juga sebelumnya dia berhasil membunuh beberapa goblin kurasa dia akan baik – baik saja dan aku akan melindunginya apapun yang terjadi," ucap Ludwig.

"Baiklah kalau begitu, Cepat bergerak Kapten ingin keluar dari hutan sebelum malam tiba. "

"Terima kasih wakil kapten " Liz berterima kasih sambil tersenyum, Melihat ini beberapa Caravan Guard seumuran Ludwig tersipu.

"Enaknya, si Ludwig bisa berlatih dengan gadis cantik," ujar salah satu rekan Ludwig.

"Tidak... tidak Liz, aku sungguh ingin membantu dan tidak memiliki maksud tertentu ketika berlatih denganmu, benar aku hanya ingin membalas karena kamu sudah menyelamatkanku tadi." Ludwig pun panik menjelaskannya kepada Liz

"Mendengarnya Liz pun hanya tersenyum."