Hujan deras mengguyur hutan yang rimbun dan gelap serta kilatan petir seolah berkecamuk menunjukan murkanya pada alam. Seorang pemuda bernama ALAN berumur sekitar 18 tahun, basah kuyup berjalan memikul beban berat dipundaknya, tak lama kemudian ia pun sampai di sebuah gubuk tua yang hampir tak layak untuk ditinggali oleh seorang manusia.
ALAN langsung meletakan kayu bakar yang dibawanya disimpan dalam perapian untuk merebus sebuah Pill untuk di jadikan obat, .."uhk uhk uhk,.." Terdengar suara batuk keras terkekeh-kekeh di dalam gubuk kecil tersebut berbaring seorang kakek berusia sekitar satu abad lebih yang hampir sekarat, ALAN pun lari menghampiri asal suara
ALAN :.."kakek bertahanlah, aku sedang merebus obat untukmu".. Sang kakek hanya melirik cucunya disamping yang menggenggam erat tangannya.
KAKEK .."nak.,uhk uhk uhk Kurasa waktuku takan lama lagi".. sambil terbata-bata, air mata pun mengalir deras diwajah ALAN terisak-isak
ALAN.."tidak kek, kamu harus bertahan Pill obatnya akan segera jadi untuk di minum"..
Kakek yang kurus kering hanya terdiam sambil merogoh dalam saku bajunya yang terdapat sebuah buku kecil lapuk termakan usia.
KAKEK :.."Alan cucuku jagalah dan pelari apa yang ada dalam kitab ini"..sambil menyerahkan, .."dan ambilah cincin yang ada di jariku ini"..
terlihat sekilas dalam cincin merah berkilau itu terdapat guratan hitam pekat tak berbentuk. ALAN hanya bisa menerimanya sambil menggigil kedinginan serta Isak tangis membasahi pipinya, tak lama kemudian tatapan pemuda itu kosong seolah tak percaya kakek yang ada di hadapannya itu sudah menghembuskan nafas terakhirnya,
ALAN..."kakeeek-kakeeek ahkkk"..., suara teriakan serta tangis Seolah teredam oleh hujan dan petir dalam hutan yang jauh dari penduduk desa.
Ke esokan harinya setelah menguburkan tubuh sang kakek, ALAN melihat-lihat serta mempelajari buku yang di berikan padanya itu, terdapat lukisan serta penjelasan mengenai jurus-jurus yang ada didalam kitab tersebut sambil bersila di atas sebuah batu besar di dalam hutan. siang-malam hujan maupun panas ALAN tetap bertekad mempelajari kitab peninggalan sang kakek.
Beberapa bulan kemudian setelah menguasai salah satu jurus dalam kitab, ALAN yang tinggal sendirian di pedalaman hutan merasa kesepian dan bertekad meninggalkan kediamannya tersebut menuju sebuah pedesaan yang ramai penduduk. Berbekal ilmu yang di pelajarinya dan tak lupa membawa beberapa baju lusuh serta bekal ubi-ubian yang di tanam bersama kakeknya dulu. Dibutuhkna beberapa hari untuk sampai di desa.
Dalam perjalan Alan bertemu lelaki yang sedang duduk di bawah pohon besar seolah sedang menunggu sesuatu, dia adalah seorang panglima perompak yang sedang menunggu anak buahnya menuju sebuah desa. Namun ALAN tak mengetahui hal tersebut.
PANGLIMA "Hei pemuda mau kemana?" Tanya panglima kekar membawa kapak,
ALAN :.."saya ingin menuju desa,apakah masih jauh?" ALAN balik bertanya sambil tersenyum,
PANGLIMA :.."hahahaha,.. pemuda sebaiknya kamu beristirahat lah dulu di sini desa masih jauh".. panglima perompak itu menunjukan senyum jahat serta mengusap-usap kapak yang di bawa nya itu.
Tak lama kemudian panglima itu merebut tas yang di bawa ALAN dan mengacak-acak isi yang ada di dalam nya,
PANGLIMA :.. "sampah!!!..apa ini, baju busuk".. sambil terus mencari sesuatu yang berharga,
PANGLIMA:.."hahahaha,.. cincin yang bagus" cincin tersebut menunjukan Kilauan merah yang indah, seketika panglima perompak itu mengambil dan hendak memakainya.
ALAN :..."Tidak!!! Jangan di ambil, itu peninggalan kakek ku".. srrrrrt.. ayunan kapak yang hampir menuju leher Alan terhenti di tengah-tengah, lelaki itu melotot keheranan tangannya yang kekar besar dihadang oleh Alan yang badan nya lebih kecil dari nya *badan Alan kecil namun sedikit kekar* .
ALAN yang sudah mempelajari ilmu tangan besi pun berfikir keheranan,
ALAN :.."apakah ini hasil dari latihan ku selama di hutan?.."(ujar Alan dalam hati),
PANGLIMA :.."bocah tengik".. panglima itu terus mengayunkan kapak nya sambil sesekali menendang ke arah ALAN, namun semuanya bisa di hindari dengan mudah oleh ALAN,
PANGLIMA :.."bocah tengik!!! Siapa kamu?".. lelaki itu marah, mengingat diri nya yang kuat dan angkuh di desa tidak ada satu pun penduduk yang berani melawan atau menghindari serangan nya sampai-sampai di juluki panglima perompak sekali ayunan kapak langsung mati, kini di hadapan bocah tengik jangankan mati menggores baju Alan pun sulit dilakukan.
Alan begitu lincah dan kuat, dia bertekad untuk merebut kembali cincin yang ada di genggaman perompak itu
ALAN :.."berikan cincin itu kembali"..,
PANGLIMA :.."hahaha... Bocah tengik, barang yang aku ambil tidak akan pernah kembali".. tak lama kemudian datang segerombolan orang sekitar 50 orang membawa kapak menghampiri mereka
BAWAHAN :.."panglima ada apa ini".. tanya salah satu gerombolan tersebut.
PANGLIMA :.."Sialan, kenapa lama sekali".. panglima itu marah sambil melotot kearah bawahannya,
BAWAHAN :.."maaf panglima, boss menghukum kami karena pendapatan yang tak sesui".. ucap para bawahan sambil menundukkan kepala mereka. PANGLIMA:.."ahkkk!! Sudahlah, aku punya barang bagus Boss pasti menyukainya".. sambil menunjukan cincin merah yang berkilau.
ALAN :.."tidak!! itu punya ku, kembalikan"..teriak Alan, serentak gerombolan itu melirik bocah yang ada di samping mereka .."hahahaha" tawa para perompak,
PANGLIMA:.."hei bocah apa kau tau siapa kami?".. panglima itu menunjukan rasa angkuh dari sebelumnya.
Alan pun sedikit kesal, mengingat itu adalah peninggalan dari sang kakek yang begitu berharga baginya.
ALAN :.."aku tidak tau siapa kalian, cepat kembalikan cincin itu".. para gerombolan itu pun kembali tertawa serta menunjukan masing-masing dari mereka membawa senjata tajam,
PANGLIMA :.." ku beritahu kamu, kami adalah perompak desa. Barang yang sudah kami ambil Takan pernah dikembalikan, dasar bocah tengik".. Alan pun mengepal kan tinjunya seolah amarah dalam hatinya membeludak.
Tak lama kemudian panglima itu menyuruh lima anak buahnya untuk manghajar ALAN, mengingat pertarungan sebelumnya ia tak bisa melukainya .."kalian berlima hajar dia sampai mampus".. sambil menunjuk bawahannya.
BAWAHAN :.."hehehehe panglima tak perlu 5 orang, cukup aku saja yang menghajarnya".. ucap salah satu bawahan nya yang kekar sambil berjalan ke arah ALAN, dia pun langsung mengayunkan kapak nya dengan begitu cepat ke bagian leher ALAN, namun lagi-lagi ALAN menepis tangan perompak dan langsung meninju perompak tersebut .."aaaakkkhhhh".. suara teriakan keras serta retakan tulang rusuk yang nyaring terdengar .."trakkkkkhhh".. perompak itu pun terpental jauh menghantam pohon sampai tak sadarkan diri.
Panglima perompak dan anak buahnya pun terpelongo melihat kejadian barusan, .."seeraaaaang".. teriak sang panglima, serentak para anak buahnya menyerbu ALAN. Ada sekitar puluhan orang yang langsung berlari ke arah Alan serta mengayunkan kapak mereka.
BAWAHAN :.." bocah tengik terima ini"..
ALAN pun berlari berlawanan melesat seperti tak ada beban di tubuhnya menghampiri para perompak yang langsung mengayunkan kapak mereka pada bocah bernama ALAN itu, .."traak".. suara retakan tulang pergelangan tangan silih bergantian di ikuti jatuhnya para perompak yang memegangi tangan satunya yang patah sambil berguling-guling.