"Hana, mana Fiona?" Tanya Loki. "Katamu dia akan bantu-bantu, tapi kenapa orangnya sudah hilang lagi?" Protesnya.
"Iya, Aku juga sedang mencarinya." Balas Hana. Tapi karena tidak mau diprotes begitu saja, Hana pun melanjutkan, "Tapi saat tadi dia di meja perbaikan juga tidak ada yang mau barangnya diperbaiki olehnya, jadi tentu saja dia tidak mau duduk di situ terus." Katanya.
"Yaa itu bukan urusanku untuk membujuknya—"
BOOMM! Boom! Tapi tiba-tiba saja malah ada suara ledakan yang terdengar dari arah asrama, yang kemudian diiringi oleh suara orang teriak juga. "Kyaaa!! Cepat tolong anak itu!"
Sehingga tanpa berdiskusi apapun lagi, Loki dan Hana langsung lari ke arah suara. Walaupun saat baru sampai pagar, dalangnya sudah langsung kelihatan--karena orangnya kelihatan sedang berdiri di atas balkon koridor di lantai 5.
"Ya ampun, apa temanmu itu tidak bisa sehari saja tidak bikin masalah?!" Protes Loki.
Walaupun sebenarnya Hana sudah tidak mendengarnya--karena otaknya langsung berhenti bekerja begitu melihat wajah si korban yang sedang tersuruk-suruk di tanah. "Alisa…? Alisa!!"
=========================================
"Alisa!!" Kaget melihat temannya dilempar keluar dari balkon begitu saja, Arin panik setengah mati saat dia buru-buru melihat ke bawah.
Tapi untungnya tepat sebelum Alisa terbentur ke tanah, kelihatannya dia sempat menggunakan sihir terbangnya. Meski itu juga agak terlambat sehingga dia jadi tersungkal-sungkal saat mendarat. "Kenapa kakak melemparnya—"
"Dan, tentu saja dia bisa terbang…" Celetuk Fiona yang justru malah mencibir Alisa dengan cemberut.
Arin tadinya sudah akan protes lagi. Tapi saat dia melihat Fiona malah memasang wajah kesal sambil menggigiti jarinya, dia pun memutuskan kalau dia tidak punya waktu untuk mengurusi orang gila ini dan langsung lari ke lift untuk turun.
Yang sayangnya justru jadi tidak sempat menghentikan Fiona, yang jelas akan melakukan sesuatu lagi saat orangnya terlihat memanjat ke atas pagar koridor.
"Kalau dia bisa sihir penyembuhan, jangan bilang…"
Fiona sudah ancang-ancang lagi untuk melemparkan sihirnya pada Alisa. Tapi ternyata tangannya berhenti sejenak. "Ah tapi rasanya Hana benar-benar akan marah padaku kalau begini..."
Tapi setelah terdiam sejenak, pada akhirnya dia hanya mengangkat bahunya. "Yah, yang nanti biar kuurus nanti."
Dan akhirnya dia pun melemparkan sebuah bola api besar ke bawah. Dan sesuai dugaannya, Alisa juga bisa membuat sihir pelindung untuk menghentikan tembakannya.
"Ha! Oke kalau begitu." Melihat itu, dalam seketika Fiona langsung menyeringai dan mulai lompat ke bawah sambil menembakkan bola-bola sihir yang lebih besar.
Tapi bukan cuma pelindung sihir milik Alisa, kali ini pelindung sihir lain juga mulai muncul. Fiona mengenali pelindung sihir yang warnanya hijau transparan itu. Itu milik Hana.
"Fiona! Hentikan! Apa yang kau lakukan?" Hana berusaha teriak, tapi Fiona sama sekali tidak menggubrisnya dan mulai menggunakan sulur-sulur bunga di halaman untuk menangkap dan mengikatnya di pagar.
"Fiona!!" Omelnya lagi, tapi Fiona malah cuma tersenyum dan meninggalkannya.
Di sisi lain, Alisa juga cuma bisa teriak-teriak sendiri saat Fiona juga mulai menggunakan sulur itu padanya. "Ya ampun, ya ampun, ya ampun!" Sejujurnya dia masih tidak percaya kalau Fiona sedang berusaha membunuhnya sekarang!
"Ka-Kak Fiona, Aku minta maaf! Jadi tolong hentikan—" Katanya putus asa, tapi kemudian tangan kirinya malah berhasil tertangkap sulur tadi.
"Berhenti minta maaf. Aku tidak suka mendengarnya." Potong Fiona, yang setelah itu langsung melemparkan sebongkah tanah besar lagi ke arahnya.
Tapi sebuah pelindung sihir menghalanginya lagi, meski itu bukan milik Alisa. Melainkan milik Arin yang akhirnya sudah sampai ke bawah.
"Lari!" Katanya pada Alisa, dan temannya pun langsung menurut dan memotong sulur tadi untuk buru-buru kabur lagi. Meski sayangnya setelah itu sulur Fiona juga mulai menyerang Arin dan mengikatnya sampai jadi guling.
"Diam di situ." Kata Fiona yang kemudian juga menaruh sebuah batu besar di atas tubuh Arin.
Dan begitu dia melihat kalau Alisa sudah akan lompat keluar pagar, dengan cepat Fiona kembali menggunakan sihirnya untuk mengubah pagar kayu yang pendek itu jadi raksasa. Dan dia juga tidak lupa untuk mematahkan penyangga di bawahnya supaya pagar itu roboh ke depan wajah Alisa.
"Kyak!!" Alisa sudah akan terpaksa berbalik lagi, tapi untungnya Loki juga mulai turun tangan.
Bukan cuma menahan pagar itu dengan sihirnya, dia juga berusaha untuk menenggelamkan salah satu kaki Fiona ke tanah. "Kalau kau melanjutkan ini, Osis yang lain tidak akan membiarkanmu lagi." Katanya.
"Seperti Aku peduli." Dengus Fiona yang langsung mengangkat kakinya dan justru menendang bongkahan-bongkahan tanah besar ke wajah Loki. Dia berhasil menghindarinya. Tapi karena konsentrasinya yang terbagi, pagar yang tadi dia tahan pun jadi mulai roboh lagi.
Alisa untungnya sudah lari ke sisi lain, tapi kali ini Fiona juga membuat lubang untuk mengubur kaki Alisa di tanah sampai ke dengkulnya. Dan seperti berniat untuk melancarkan serangan langsung, Fiona langsung melesat ke sana--
Tapi untungnya sebelum dia berhasil mendekat, kali ini sudah ada bongkahan es yang tiba-tiba menggunung di depannya. Rupanya Hana sudah berhasil melepaskan dirinya.
Dan karena dia tahu kalau Fiona akan menghancurkan itu dengan mudah, Hana sama sekali tidak memberinya kesempatan lagi dan langsung menggunakan sihir listriknya juga pada Fiona.
Dan sebenarnya itu kena. Tapi entah karena tidak mempan atau bagaimana, selain bajunya yang agak gosong di beberapa bagian, ternyata dia masih bisa membalas tersenyum saat menoleh. "Wah, yang itu sudah lama tidak kulihat."
Lalu dengan lempengan besi yang dia buat dari dasinya sendiri, Fiona langsung menancapkannya ke tanah yang ada di sekeliling Hana dan kembali memenjarakannya.
Dan tanpa mendengarkan omelan Hana sedikitpun, Fiona langsung kembali melesat ke tempat Alisa lagi--yang sebenarnya baru saja berhasil mengeluarkan kakinya dari tanah.
Tapi sebelum dia bisa lari, Fiona langsung mengarahkan pukulannya ke wajah Alisa.
Alisa spontan menggunakan sihir pelindungnya lagi, tapi mengejutkannya pelindung itu langsung hancur sehingga pukulan itu harus bertubrukan langsung dengan lengan Alisa dan mementalkannya ke luar pagar.
'Ta-Ta-Tanganku!!'
Sejujurnya Alisa merasa kalau tangannya langsung putus, tapi sepertinya cuma tulang-tulangnya saja yang hancur. Walaupun daripada itu, sebenarnya Alisa masih lebih terkejut kalau pelindungnya tadi hancur begitu saja oleh pukulan Fiona—Tidak, yang lebih mengejutkan sebenarnya ada banyak!
Bahkan sebenarnya Fiona juga sedang terkejut, karena pelindung sihir tadi terasa lebih keras dari yang dia pikirkan. Alisa yang masih bisa berusaha bangun setelah tangannya hancur juga agak tidak terduga.
Soalnya meski dia sudah menduga kalau Alisa kelihatannya punya ketahanan yang tinggi, anak sekecil itu normalnya tidak akan mau bangun lagi setelah kena serangannya langsung.
Jadi tentu saja Fiona jadi ingin memukulnya sekali lagi.
"Alisa!" Tapi ternyata Hana sudah berhasil membebaskan dirinya lagi dan sekarang langsung berusaha mendekat ke tempat Alisa masih terkulai kesakitan.
Melihat itu Fiona sudah akan menahannya lagi, tapi sekarang malah Loki yang menghalanginya dengan sebuah dinding batu besar--yang juga langsung berubah jadi kerikil-kerikil tajam. Dia bahkan tidak lupa untuk membakar batu-batu itu sebelum mengarahkannya ke wajah Fiona.
Itu tidak mempan banyak. Tapi selama beberapa detik yang berharga itu, akhirnya Hana berhasil menggapai tangan Alisa kali ini.
Dia bahkan tidak bisa menanyakan keadaannya karena sudah jelas Alisa sedang menahan rasa sakitnya sendiri. Jadi dia pun memutuskan untuk langsung merangkulnya, "Sebaiknya kita sembunyi dulu." Katanya sambil cepat-cepat membawa Alisa terbang menjauh.