Chereads / Reedup / Chapter 1 - Awal Penderitaan

Reedup

VrgiawanHasby
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Awal Penderitaan

Namaku Gendis, aku terlahir di sebuah desa terpencil yang berada di dekat kaki gunung yang sudah tidak aktif.

Aku memiliki 8 bersaudara 6 perempuan termasuk aku dan 2 sisa nya adalah lelaki.

Aku memiliki wajah yang lumayan bisa dibilang cantik serta tinggi seperti wanita pada umum nya, dan ini adalah kisah yang memilukan dalam hidup ku..

Dimana aku kehilangan segalanya, mulai dari pendidikan, pekerjaan, bahkan harga diri sebagai seorang wanita..

Singkat cerita aku yang dulu masih bersekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) dipaksa berhenti oleh orang tua ku karna tidak ada biaya untuk melanjutkan, dan demi mengalah pada adik ku yang lain.

Kemudian, aku di lempar oleh keluarga ku ke suatu pondok

Dimana aku benar-benar merasa seperti dibuang oleh kluarga ku sendiri, dan mulai saat itu aku benar-benar merasa sendiri dan terasingkan, ditambah lagi aku yang mengikuti program gratis selalu saja disepelekan orang orang lain atau bahkan mendapat kan prilaku bully dari yang lain.

Yah aku memang tidak pandai dalam belajar, tapi aku masih sanggup mengikuti pelajaran dari anak lain sehingga yang lain terus saja memperlakukan ku dengan hal senonoh.

Seperti menggunting rok ku, saat sedang tidur. Mengunci ku di saat sedang mandi pagi, menyembunyikan buku pelajaran ku yang seharus nya dikumpulkan dan lain sebagainya sehingga aku terus menerus mendapat hukuman karna kelalaian yang tidak disengaja itu ..

Hingga suatu waktu pada malam hari, aku hampir mendapatkan perlakuan tidak manusiawi saat sedang kembali dari kamar mandi oleh seorang lelaki yang dibilang senior di tempat itu..

Yaa aku dipaksa untuk menuruti nafsu bejad nya, terlebih lagi mereka ber 4 , dan aku pun tidak tinggal diam dan melawan mereka hingga aku bisa melarikan diri.. Dan sampai dikamar ku, akupun langsung sembunyi dibawah selimut sambil ketakutan hingga jantung ku tak bisa berhenti berdegup kencang, hingga pada akhirnya aku pun tertidur dengan prasaan takut ..

Dan ke esokan paginya aku tiba-tiba dipanggil ke ruang pengurus, akupun dengan sigap langsung menuju ruang pengurus. Tapi hal yang membuat ku curiga banyak sekali mata yang memandangi ku, mata yang memandang rendah diriku seperti sebuah kotoran hewan, atau bahkan lebih parah..

Sesampainya diruang pengurus aku pun disuruh duduk, dan kemudian dilontarkan pertanyaan yang membuat ku kaget.

" Gendis! Apa benar kamu semalam menggoda si Atur( yah sebut saja begitu) didekat kamar mandi perempuan saat ia sedang tugas malam? " Ucap pengurus dengan nada tegas.

Kemudian aku yang kaget dan bingung atas pertanyaan nya itu, dengan lemah menjawab

" Eh, tidak pak saya tidak menggoda siapapun. Saya hanya kekamar mandi untuk buang air kecil lalu kemudian hendak kembali. Aku memang bertemu dengannya dalam perjalanan kekamar, tapi aku tidak menggoda nya " Ucapku yang masih menyembunyikan kenyataan sebenarnya.

Kemudian dilanjut oleh pengurus dengan nada kesal

" Kamu tidak usah mengelak!! Karna ada beberapa saksi di tempat kejadian semalam!! " Ujarnya

Kemudian akupun tertunduk sambil berkata.

" Sumpah pak, saya tidak mungkin melakukan hal memalukan seperti ituu.. " Ucapku dengan penuh ketulusan dalam hati.

Akan tetapi pengurus ini tetap bersikeras untuk menghukum ku yang pada akhirnya hukuman untuk ku dijatuhkan.

Dan aku mendapatkan hukuman, digundulkannya mahkota dikepalaku yang tertutup hijab didepan seluruh santri wanita.

Katanya sebagai pelajaran untuk yang lain agar tidak melakukan hal menjijikan seperti aku, ucap salah satu pengurus wanita disana..

Aku yang hanya bisa diam tertunduk sambil menangis dan melihat helai demi helai rambutku jatuh pun tak kuat mendengar cemoohan demi cemoohan mereka yang tidak tau kenyataan yang sebenarnya.

Kemudian aku sedikit melirik ke jendela dan melihat bajingan yang membuat ku seperti ini.. Yaa mereka adalah ke 4 senior yang berjaga semalam.

Dengan wajah puas dan meledek dari kejauhan kendala itu sambil menatapku.

Kemudian setelah selesai dengan hukuman aku pun pergi ke kamar mandi, dan mandi dengan niat untuk menenangkan kan pikiran karna sebentar lagi ada jam pelajaran yang penting..

Tapi lagi-lagi aku terkena bully dengan dikuncinya kamar mandi dan baju serta handuk ku pun di sembunyikan yang mana aku tidak bisa kluar hingga menunggu orang membukanya..

Seakah ada pengurus yang membuka, dan aku malah kena marah lagi, hingga dibilang urat maluku sudah putus karna kekamar mandi tanpa sehelai pakaian dan handuk.

Aku yang sedih tertunduk dan menjawab dengan jujur

" Tidak bu, tadi saya bawa handuk dan pakaian ganti.. Tapi sepertinya ada yang menyembunyikan nya " Ucapku dengan wajah memelas

Tapi pengurus itu tidak mau tau alasanku dan dengan tegas menjawab

" Sudah tidak perlu alasan! Malam ini kamu tidak akan dapat jatah makan" Ucapnya

Kemudian aku yang mendengar hal tersebut hanya bisa menelan ludah dan bergumam dalam hati

"Glek.. Ya Allah knapa hari ini begitu berat, kenapa pula nasib ku selalu seperti ini" Ucapku dalam hati dengan menahan isak tangis di wajah ku yang sambil tertunduk..

Sampai lah pada malam hari di saat jam makan malam tiba sebelum tidur, aku dengan sedih hanya bisa diam diri dikamar melihat yang lain keluar kamar untuk makan malam.

Kemudian aku tak tinggal diam, aku memilih sholat lalu berdoa dan mengeluhkan segala nya kepada Sang Pencipta..

" Ya Allah kenapa nasib ku dari kecil selalu saja seperti ini, hamba sudah tidak tahan lagi dengan semuanya.. Sesekali hamba ingin merasakan bahgia walau hanya sesaat " Gumamku dalam hati.

Kemudian selesai sholat aku terus berpikir, untuk melarikan diri dari tempat ini. Karna aku sudah tidak tahan dan sudah tidak bisa mendapatkan perlakuan seperti ini lagi, kalau terus menerus disini aku hanya akan menyakiti mental ku lebih jauh lagi..

Kemudian aku dengan tekad yang kuat memutuskan untuk lari dari tempat itu..

Sambil menunggu waktu aku pura-pura tidur sesuai dengan jam tidur disini yaa jam 9 malam sudah diwajibkan untuk tidur.

Kemudian sampai lah dimana jam 12 malam, dan saat sedang bergegas kabur mulai turun rintik hujan yang semakin lama semakin deras.. Dan dari yang ku tau para penjaga yang piket tidak akan bisa keliling kalau hujan, dan pastinya kunci gerbang juga pasti ada di pos utama..

Kemudian aku berlari dengan tangis menuju pos utama untuk mendapat kan kunci untuk keluar dari tempat mengerikan yang berkedok agama itu.

Setelah beberapa menit berlari kesana kemari, akupun berhasil keluar dari tempat mengerikan ituu..

Tapi tak sampai di situ saja, aku tetap berlari sekencang mungkin sambil menggendong ranseku yang lumayan besar.. Yaa terus berlari sejauh mungkin, hingga saat benar-benar merasa jauh kemudian aku berhenti sejenak..

Lalu dengan perasaan lega dan mengambil nafas panjang sambil tersenyum kecil aku mengucapkan

" Akhirnya aku bebas " Ucapku.

Kemudian aku mencari penginapan terdekat, dan setelah sampai akupun bisa beristirahat dengan tenang disana dan tidur dengan terlelap.

Bersambung