Chereads / Reedup / Chapter 2 - Ketenangan Yang Singkat

Chapter 2 - Ketenangan Yang Singkat

Setelah beristirahat pada malam ituu aku terbangun di pagi hari, kemudian aku berpikir   ..

Apa yang akan aku lakukan untuk sekarang? bagaimana caraku untuk bertahan hidup mulai dari hari ini? Tidak mungkin jika aku kembali kerumah untuk sekarang.. Aku harus mencari pekerjaan demi bertahan hidup.. Tapi didaerah seperti ini pasti sulit untuk mencari pekerjaan dengan upah yang lumayan agar bisa ditabung..

Apa aku harus kekota? Tapi kota kan tempat nya banyak segala macam kejahatan, bagaimana jika aku malah bernasib buruk disana? Tapi sepertinya aku tak punya pilihan lain lagi..

Tiba-tiba suara ketukan terdengar dari pintu yang membuat ku sadar dari lamunan

" Tok-tok tok.. " Suara dari pintu.

Kemudian dengan sigap aku berjalan menuju pintu dan setelah ku buka.. Ternyata room service yang membawa kan makanan untuk sarapan ku..

Kemudian aku mengambil sarapan ku lalu kembali menutup pintu. Setelah kutaruh dimeja aku tidak langsung memakannya, aku mandi terlebih dahulu demi menjernihkan pikiran dan memenangkan hatiku yang baru saja lepas dari tindakan bully..

Kira-kira 30 menit sudah berlalu aku dikamar mandi, kemudian aku kluar dan berpakaian, lalu memakan sarapan ku sambil berpikir ingin pergi ke kota mana yang jauh dari sini..

Dan setelah sarapanku habis pun aku masih tidak tau harus pergi ke kota mana, kemudian aku keluar untuk menghirup udara serah didekat penginapan. Kemudian saat aku berjalan aku mendengar seseorang sedang bercakap-cakap, membicarakan tentang pekerjaan ART di kota yang kita sebut saja (Kl)

Kemudian aku dengan berani dan sedikit gugup bertanya kepada orang tersebut

" Permisi pak, apakah bapak sedang mencari seorang ART? Saya tidak sengaja mendengar nya dari percakapan bapak .. Bila berkenan boleh kah saya mencoba bekerja menjadi ART tersebut? " Ucapku.

Kemudian bapak itu kaget seketika , tapi langsung menjawab dengan nada yang meyakinkan.

" Apakah kamu serius ingin menjadi ART? Di usia semuda mu ini? Apa kah kau tidak keberatan untuk bekerja dibawah perintah dan tekanan jika mendapatkan bos yang bawel serta egois? " Tanyanya.

Kemudian aku langsung menjawab

" Iya Pak tidak apa-apa untuk sementara ini, karna saya bingung harus kemana. Dan saya tidak punya siapa-siapa di sini" Begitu ucapku.

Lalu bapak tersebut menyuruh ku siap-siap untuk diantar ke kota dimana tempat aku akan di pekerjakan itu. Lalu aku meminta waktu untuk berkemas barang ku terlebih daluhu dan kami berjanjian bertemu kembali dalam 15 menit di loby..

15 menit berlalu sudah, akupun sampai di loby. Begitu juga bapak itu. Lalu aku diajaknya ke mobil dan kemudian kita pergi dari penginapan itu menuju rumah tempat aku akan berkerja untuk pertama kalinya. .

Jalan demi jalan kita lewati, belokan demi belokan serta pemandangan yang belum sama sekali pernah ku lihat begitu membuat mata ku teroana dan takjub. Hingga lamunan ku di kagetkan oleh si bapak dengan pertanyaannya..

" Hei nak, aku mau kasih kamu masukan. Kalau bisa jangan terlalu lama bekerja menjadi ART, karna kamu masih muda. Jika ada waktu keluar untuk berbelanja carilah tempat bekerja yang lain.. Manfaat kan saja waktu kamu di luar berbelanja kebutuhan bulanan nanti nya " Ucapnya.

Kemudian dengan senyuman aku pun menjawab

" Baik Pak, terimakasih sebelumnya sudah mau membantu saya " Ucapku.

Setelah kurang lebih 3 jam kami berada dimobil sampai lah pada sebuah rumah gedong atau kita sebut saja besar, yaa.. Sangat besar untuk ukuran aku yang hanya tinggal di desa..

Kamudian kami pun masuk dengan dibukakannya pintu oleh penjaga keamanan rumah nya.

Lalu kami turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah mewah itu.. Sambil bingung mau bilang apa aku yang norak melihat lihat sekeliling sambil terheran-heran dan kagum..

Sampai lah kami diruang tamu dan bertemu tuan rumah tersebut, dan untung nya tuan rumah tersebut adalah seorang wanita separuh baya.. Yang bernama evi.. Ia memiliki 4 orang anak, 2 lelaki dan 2 perempuan. Suaminya telah meninggal sekitar 2 tahun lalu akibat dibunuh rival usahanya ..

Jadi yang meneruskan prusahaan nya itu anak pertama yang jadi pewarisnya.. Dan aku ada disini untuk membantu menjaga anak terakhir dari ke 4 bersaudara itu, bisa dibilang jadi babysitter karna yang aku rawat anak berumur 3 tahun anak itu bernama raisa.. Nama yang cantik bukan? Seperti namanya yang cantik anak ini juga akan menjadi bibit dan jika sudah besar pasti sangat cantik pikirku seketika..

Setelah perkenalan selesai aku langsung memindahkan barang ke kamar ku, lalu mulai bekerja dengan menemani raisa bermain di dalam kamar nya, dan untung nya aku selalu bisa untuk mengambil hati anak kecil jadi tidak terlalu sulit untuk pekerjaan dihari pertama ini..

Aku menemaninya bermain hingga tiba waktunya dia makan sore, aku mengajak nya makan di sebuah taman kluarga yang berada di belakang rumah sambil menjaga dia yang masih ingin bermain..

Kemudian setelah makan aku menemani nya mandi dan setelah selesai mandi aku disuruh untuk menemabu raisa dikamar sambil membacakan nya dongeng tidur untuknya.

Setelah aku selesai membacakan dongeng dan dia tertidur pulas barulah aku kembali kekamar ku, untuk beristirahat karna sudah lelah menjaga anak seumuran nya bermain seharian sambil mengajari hal-hal yang penting untuknya..  Sampai dikamar ku aku langsung ganti baju dan tertidur dengan penuh rasa senang dan bahagia..

Tak terasa sudah sebulan aku bekerja disini dan aku jadi semakin dengan dengan orang-orang dirumah ini. Baik security, tukang kebun, tukang cuci, bahkan tukang bersih-bersih nya. Sampai pada saat dimana ada sebuah tragedi yang membuat ku merasakan hal yg pernah ku rasakan lagi..

Tuan rumah ku kehilangan sebuah berlian, dan melakukan penggeledahan di tiap-tiap kamar para pekerja, aku yang baru saja bermain bersama raisa pun kembali ke dalam rumah karna dipanggil..

Semua kamar sudah di periksa dan tidak ditemukan kata tuan rumah ku, kemudian dia berbicara padaku

" Jangan-jangan kamu ya Gendis yang mengambil barang ibu!? " Dengan nada marah.

Akupun menjawab sambil menunduk

" Enggak bu saya dari tadi sama raisa ko gak kemana-mana " Jawabku dengan prasaan curiga sambil memperhatikan sekeliling ku.

Kemudian tuan rumah ku meminta kamar ku untuk di geledah, aku yang tidak tau apa-apa hanya bisa diam dan memperhatikan sekitar..

Dan yaa aku mencurigai seseorang yang memang seperti nya sengaja ingin menjebak ku agar di pecat.

Aku langsung angkat bicara saat melihat barang itu dikeluarkan dan ingin dimasukan ke tempat mukena ku.

" Hei, mba ko jahat sih sama aku. Aku ga pernah jahat loh sama kamu" Dengan nada kencang.

Kemudian semua orang terdiam dan melihat ke arah kami berdua lalu tuan rumah bertanya kepadaku

"Kamu itu kenapa? Takut ketauan" Tanyanya.

Akupun langsung menjawab dengan tegas

" Tidak, aku melihat dia mengeluarkan barang yang ibu cari dan ingin memasukannya ke dalam kantong mukena ku bu" Timpalku.

Lalu tuan rumah pun bertanya ke pada mba inem senior dirumah ini

" Inem, apa yang dikatakan Gendis itu benar? "

Inem yang sudah ketauan langsung menjawab dengan nadah marah sambil menuduh ku

" Enggak bu, ini loh saya nemuin ini di kantong mukena si Gendis, masa ibu gak percaya dengan saya yang sudah lama bekerja disini sama ibu? Apa ibu lebih mempercayai Gendis yang baru sebulan ketimbang aku" Ucap nya.

Kemudian tuan rumah ku langsung marah ke aku dan  malah aku yang di sangka berbohong.

Aku terdiam dan hanya bisa berguman dalam hati

" Padahal jelas sekali aku melihatnya menaruh itu di kantong ku, kenapa tidak ada yang mempercayai ku"

Kemudian akupun langsung dipecat dan diusir dari rumah mewah itu saat itu juga, dan saat tengah malam itu lagi.. Yaa sama seperti aku kabur dari tempat pembullyan yang berkedok agama ituu..

"Lagi-lagi aku merasakan hal yg tidak adil lagi" Ucapku dalam hati sambil membereskan baju-baju ku.

Kemudian dengan berat aku melangkah kan kaki keluar rumah perlahan-lahan dan pergi dari rumah ituu..

Setelah sampai diluar gerbang, aku menoleh sedikit ke belakang sambil berkata dalam hati..

" Sunggung kebahagiaan yang singkat dengan raisa, maaf yaa mba gendis gak pamitan sama raisa " Sambil sedikit sedih dan lanjut berjalan..

Bersambung