Chereads / Penguasa Mayat Hidup (Undead Monarch) / Chapter 3 - Bab 3 Pertemuan

Chapter 3 - Bab 3 Pertemuan

Bab 3 Pertemuan

Sebagai seorang otaku akut dia telah membaca banyak hal dan memikirkan banyak kemungkinan di kepalanya. Namun sebanyak apapun dia berpikir, Reza hanya dapat menyerah dan menerima kenyataan bahwa ia telah menjadi mayat hidup.

Reza hanya bisa mendesah dan menerima bahwa kenyataan dirinya menjadi mayat hidup di dunia yang aneh ini. Reza mulai berdiri dan berjalan.

Reza menyusuri hutan rimbun dan gelap dengan suasana yang mencekam. Awalnya dia takut berjalan dengan suasana ini, dan banyak hantu di film horor menyintas di pikirannya.

Namun setelah memikirkan keadaanya sendiri sebagai mayat berjalan dia berpikir "Sial! Apa yang kutakutkan! Aku sendiri adalah mayat hidup! Bisa dibilang hantu juga! Akan lucu jika hantu takut akan penampilan hantu lain" "Apakah jika bertemu dengan hantu aku bahkan mungkin menjadi temannya?"

Reza terus berjalan dan bergumam di dalam hatinya untuk menghilangkan ketakutan dan menerima kenyataan bahwa dia bukan lagi manusia. Dia melihat pohon dari beberapa meter hingga puluhan meter, semak, dan tanaman lainnya yang aneh dan suram.

Reza telah berjalan selama satu jam tanpa merasa lelah, dia berpikir mungkin memang tidak merasa kelelahan sebagai undead. Reza telah berjalan jauh namun belum bertemu satupun bentuk kehidupan lain selain tanaman, bahkan serangga yang seharusnya banyak di tempat seperti hutan tidak ada.

"Hutan macam apa ini, bahkan tidak ada mahluk hidup selain tanaman. Lagipula apakah mereka benar benar tanaman? Rasanya lebih nyaman berjalan di rumah hantu! Setidaknya ada hantu yang datang padaku walaupun aku takut!"

Reza terus berjalan sampai waktu yang tidak diketahui, dia berpikir akan gila jika terus seperti ini. Meskipun dia sekarang mayat hidup, tidak dapat dipungkiri bahwa Reza masih bermental manusia. Bahkan Reza tidak tahu berapa lama ia berjalan karena sepertinya tidak ada malam di dunia ini, segalanya konstan tanpa perubahan di langit. Ini seperti dia berjalan tanpa ujung di hutan tanpa batas.

Karena luas dan sunyinya hutan, Reza terus berjalan hanya untuk mencari hal lain, tanpa disadari ternyata Reza sampai di ujung tebing. Dari tepi tebing Reza menghela nafas dan melihat pemandangan di depannya.

Sejauh reza memandang dari atas tebing ia hanya melihat hutan tanpa akhir. "Sial, mengapa hanya ada hutan suram di depanku! Dunia macam apa ini!". Reza terus mengamati, namun di suatu titik jauh terdapat gunung berwarna aneh, setelah ia cermati di atas gung terdapat seseorang berdiri. "Jaraknya terlalu jauh, aku bahkan tidak tahu apakah itu manusia atau makhluk humanoid lain"

Reza terus mengamati agar dapat mengetahui makhluk apakah itu. Setelah berjam-jam mengamati makhluk itu tetap diam. "Apakah itu benar-benar makhluk hidup? Kenapa dia bisa berdiam diri begitu lama?"

"Apakah aku harus menghampirinya?"

"Bagaimana jika itu ternyata bermusuhan? Bagaimanapun aku di tempat dunia yang asing tanpa pengetahuan apapun tentang bahasa, kebiasaan, atau bahkan jenis makhluk di dunia ini"

Reza terus mengamati sambil bermain ranting dan batu yang di ambilnya di tanah. Namun setelah waktu yang tidak diketahui makhluk itu tetap diam. "Aku akan mendekatinya secara perlahan, bagaimanapun dia di atas bukit seharusnya aku dapat mengamati dari jarak agak jauh"

Reza turun akhirnya mencari jalan turun dari tebing, lalu perlahan mendekat mengikuti jalan arah yang dia ingat. Ketika Reza berjalan dia menemukan tulang yang kotor dan berdebu dan menghiraukannya, bagaimanapun ini merupakan dunia lain, dia hanya harus hati-hati. Namun semakin dekat dengan gunung semakin sering dia menemukan tulang, "Apakah ini bekas medang perang besar? Mengapa banyak sekali tulang di sepanjang jalan?"

Setelah berjalan beberapa jam Reza sampai di bawah gunung yang dia lihat tadi. Namun ketika sampai, Reza hanya menggigil di hatinya, itu bukan gunung yang Reza bayangkan namun tumpukan tulang yang menggunung. "Berapa banyak makhluk yang dikorbankan untuk membuat gunung tulang sebanyak ini"

Lalu dibalik pepohonan 300 meter jauhnya. Reza dengan hati-hati mencoba mengintip makhluk humanoid yang dia lihat sebelumnya. "Sialan! Pikiranku benar, ternyata itu mayat hidup sepertiku"