Chereads / Trasmigrasi Jamilah / Chapter 3 - Menjadi tokoh Antagonis.

Chapter 3 - Menjadi tokoh Antagonis.

" Masuklah".

Terlihat seorang wanita paruh baya masuk kamarnya dengan baki nampan makanan di tangannya. Dari pakaiannya saja, Jamilah dapat menebak bahwa orang di demannya adalah seorang pelayan. Namun, bukan itu tujuan awal Jamilah. Pertama dirinya harus mencari tahu tentang identitas pemilik tubuh yang ia tempati.

" Aku harus mengorek informasi tentang pemilik tubuh ini. Ya tuhan, semoga saja pemilik tubuh ini adalah wanita karier yang baik dan kaya raya. Uh... pasti akan sangat menyenangkan". batin Jamilah senang.

" Nyonya, ini sarapan Anda.". Pelayan itu menaruh sarapan di meja nakas.

" Kalau begitu, Saya permisi Nyonya".

" Tunggu bibi. Aku ingin bicara sebentar. Duduklah bersamaku".

" Heh..., Duduk sini di sampingku. Kenapa kamu duduk di lantai?". Teriak Jamilah, melihat pelayan yang duduk di lantai beralas permadani merah.

" Maaf Nyonya, Saya adalah pelayan. Tidak pantas duduk bersanding dengan Anda".

" Apa -apaan kamu. Cepat duduk di sampingku sekarang.

Ini perintah bibi!". Pelayan itu hanya bisa menurut tanpa bisa membantah majikannya.

" Em, baiklah. Aku mempunyai banyak sekali pertanyaan untukmu. Aku harap kamu menjawab dengan benar. Ingat!. Pertanyaan yang aku ajukan merupakan tes untuku. Aku ingin melihat pantas atau tidaknya dirimu bekerja di sini. Apa kamu mengerti bibi?".

" Baik Nyonya". sahut pelayan itu.

" Hi.. hi.. kerja bagus, Jamilah. Dengan tes bohongan ini, aku dapat mengetahui identitas yang sebenarnya tanpa pelayan ini curiga. Otak brilianku memang jenius. ha ha ha". batin Jamilah senang.

" Baiklah bibi pertanyaan pertama akan aku ajukan. Aku harap kamu menjawab dengan benar dan jujur karena ini tentang masa depan kariermu bekerja di sini. Apakah kamu siap?".

" Saya Siap Nyonya".

" Pertanyaan pertama, Siapa nama lengkapku?".

" Nama anda , Nyonya Auris Sanjaya".

Deg [ Jamilah terkejut!.]

" Auris Sanjaya?. bukan Auris di novel yang itukan?. Aku harus memastikannya. Siapa tahu Auris Sanjaya lainya. Enggak mungkin aja aku, masuk ke dalam novel itu. Huh.. amit-amit dah". batin Jamilah tetap optimis.

" Apa aku sudah menikah?. Kalau iya, siapa nama suamiku?".

" Anda telah menikah 4 yang lalu Nyonya. Suami andaTuan Daniel Abraham".

Deg

" Tidak, tidak mungkin. pasti ini mimpi. Ya , pasti ini mimpi". batin Jamilah tak terima.

plak.. plak... [ Jamilah terus menampar kedua pipinya, guna menyadarkan dari mimpi di tidurnya]

Pelayan paruh baya itu semakin takut melihat tingkah sang majikan, yang terlalu ekstrim.

" Nyonya, Sadarlah. kenapa Anda menyakiti diri sendiri. Hentikan nyonya, pipi Anda berubah menjadi merah". Pelayan tua itu mencoba menyadarkan Jamilah.

" Apa?. Ha, jadi ini bukan mimpi ya bibi?".

" Nyonya, apa maksud Anda?".

" Ah, tidak. Se.. Sekarang aku ingin sendiri. Kamu lolos tes, Dariku".

" Baik ,Nyonya".

Setelah kepergian pelayan itu, Jamilah buru- buru mengunci pintu kamarnya. Shock, tentu saja .

" Apa?. Aku masuk tokoh Antagonis wanita, Auris Sanjaya?. Tidak, ini tidak mungkin. Bagaimana aku bisa masuk tokoh jahat seperti Auris?".