Chereads / Trasmigrasi Jamilah / Chapter 6 - Depresi

Chapter 6 - Depresi

Duk... Duuk... Duk.... ( Suara musik disko bergema dengan keras).

" Hiks... Tidak... Aku... Tidak ingin.... Kamu pergi... Hiks.. hiks.". seorang pria dewasa tak berhenti minum.

" Sadarlah Bro... Kau sudah terlalu banyak minum".

" Apa... Ha ha ha... Aku tidak mabuk..., Aku tidak mabuk... beri aku mau minuman lagi... CEPAT.... Beri aku minum... Hiks... Hiks... Aku ingin minum...". Bartender itu kewalahan menghadapi tingkah laku pelanggan di depannya. Beberapa botol minuman beralkohol dengan harga yang fantastis habis di minum olehnya.

Untung saja dia mengambil tempat class VVIP Regular yang hanya di peruntukkan untuk tamu istimewa. Jika terjadi tidak sudah di pastikan para jalang akan mengerubungi dirinya.

Selain tampan pria di depannya adalah orang kaya.

Tak lama, ponsel pria itu berdering. Melihat kondisi pelanggan yang mabuk kepayang, bartender itu memutuskan mengangkat telponnya.

" Halo boss".

" Halo tuan, Boss anda berada di club' Mawar, lantai 15 di jalan xx . Tolong segera bawa pulang dia. Dia terlihat mabuk berat. Kondisinya sangat memprihatinkan".

" Baiklah, Tolong jaga dia. 10 menit aku akan sampai di sana".

Tak lama, pria yang di hubungi pun datang. Dengan tergesa-gesa dirinya berjalan menemui tuannya. " Apa yang terjadi dengannya?" Sahut pria yang baru datang pada bartender yang berjaga.

" Entahlah tuan, temanmu ini datang dari sore tadi. Dia terlihat sangat depresi. Sedari tadi dia selalu menyebut-nyebut kan nama seorang wanita. Kalau tidak salah namanya Auris?.... Ya Auris".

" Astaga tuan Daniel, Apa yang terjadi padamu?. Apa yang Nyonya perbuat sampai membu atmu seperti ini?." Sahut Tomi, seorang yang datang menjemput Daniel. Ya, Daniel datang ke club' untuk meluapkan emosi miliknya. Rasa amarah membludak di hatinya.

" TIDAK... KAMU, TAK BOLEH BERCERAI DENGANKU.... TIDAK... AKU TIDAK INGIN, HIKS... HIKS... Tomi... hiks , Auris tidak akan menceraikan aku kan?. Tomi... katakan hiks.... Ah... Auris, aku cinta kamu... hiks...". Daniel meraung-raung dengan tangisannya benar-benar sangat frustasi.

" Apa?. Nyonya Auris ingin bercerai?. Jadi ini yang membuatnya gila. Aku harap sifat asli tuan tidak kembali. Aku tak tak dapat membayangkannya nanti". Batin Tomi sendu. Tomi membawa Daniel pulang dengan bantuan Bartender.

" Terima kasih Bro, ini untukmu".

"What's up kawan, santai aja. Ngomong-ngomong terima kasih atas tipsnya ya". Say hello bartender pada Tomi.

Tomi membawa Daniel ke kamarnya di temani salah satu bodyguard rumah. " Ada apa dengan tuan Daniel, Tuan Tomi?". Bodyguard bertanya dengan penasaran. Tidak biasanya tuannya tampak sangat frustasi.

" Entahlah , saat aku tiba di bar tuan Daniel sudah mabuk berat".

Tok...

Tok..

Tok...

" Nyonya.."

Ceklek

" ya". Sahut Auris dari dalam. Auris keluar dengan balutan piyama dengan rambut di Cepol berantakan memperlihatkan leher putih jenjangnya. Tomi pun tanpa sadar ikut terpesona melihat tampilan Auris yang berbeda.

Terkesan lebih polos dan menantang. Namun dia sadar, dan menepis jauh- jauh pikiran buruknya. " Sadarlah Tomi, dia adalah Nyonyamu, istrinya tuan Daniel". Batin Tomi.

" Nyonya, Tuan Daniel mabuk berat". Auris memperhatikan kondisi Daniel yang em, terlalu berantakan. Bau alkohol menyeruak di mana-mana.

" Iya, Tolong baringkan di sini". Auris menunjuk kasur empuk miliknya.

Lagi-lagi senyuman Auris begitu menawan. " Kalau begitu terima kasih ya. Telah mengantarkan suami saya pulang dengan selamat".

" Sama-sama Nyonya". Ucap keduanya.

Auris membasuh tubuh kekar Daniel dengan handuk basah. Bau alkohol sangat menyengat membuat, Auris beberapa kali ingin muntah.

"Huk .. huwek... astaga bau alkoholnya sangat menyengat. Haruskah aku menganti pakaiannya juga?. Ah sudahlah, ganti aja. Toh diakan masih suami pemilik tubuh ini. Jadi ya gak ada masalah dong?".

Auris memutuskan melepas kaos hitam yang melekat di tubuh Daniel. " Berat sekali dia punya badan hah... Melelahkan". Ujar Auris setelah melepas baju Daniel.

Tiba-tiba, " Sayang..., Kamu ingin bermain?. Kenapa tidak membangunkan aku Hem...". Pikiran Auris mendadak ngeblang ( konsentrasi buyar atau ngelamun). Daniel terus membelai pipi mulus Auris dengan tatapan sayu. Sebagai seorang wanita, Auris dapat melihat kobaran gairah di kedua mata Daniel yang memandangnya.

Alarm bahaya milik Auris mulai terdeteksi. " Kamu sudah bangun?. Jangan salah sangka. Aku hanya ingin menganti kaosmu saja yang kotor".

" Benarkah?". Sahut Daniel. Dengan sebelah tangan menggenggamnya jari lentik Auris.

" Iya, untuk apa aku berbohong?". Celaka, Genggaman Daniel semakin erat.

" Daniel, tolong lepaskan genggamanmu. Kau menyakitiku". Ujar Auris. Harga diri seorang Daniel merasa terhina dengan penolakan Auris secara tidak langsung.

Bruk...

Auris jatuh ke pelukan Daniel.