Chapter 4
----------------
Dunia ku menjadi gelap, sekarang aku sudah tidak punya siapa siapa lagi, yang tersisa dariku hanya penyesalan Tanpa ujung.
Bahkan sampai akhir, aku tidak bisa memenuhi keinginan ibu ku, Sekarang apa gunanya aku tetap ada?, aku tidak punya apa apa lagi, kemana aku akan pergi?, apa yang harus ku lakukan selanjutnya?.
Air mataku mengalir dengan deras, aku tidak mampu bergerak, suara ku tidak mau keluar. " Ibuku...sudah tiada ".
Aku terus menerus memikirkan nya, tanpa henti, kalimat itu membekas dalam di kepalaku
" Ibuku...sudah tiada "
" Ibuku...sudah tiada "
" Ibuku...sudah tiada "
" Ibuku...sudah tiada "
" Ibuku...sudah tiada "
" Ibuku...sudah tiada "
" Ibuku...sudah tiada "
" Ibuku...sudah tiada "
" Sekarang aku sebatang kara?"
Bibi Segera menengok ke pintu, dan ada aku disana dengan tatapan kosong penuh air mata. bibi Segera berlari dan menutup mataku.
Raporku terjatuh. bibi Segera berusaha menenangkan ku. " Lily, tidak apa apa. ibumu sudah tidak sakit lagi, bibi akan mengurusmu!, jangan takut! kau tidak sendiri! "
Suaraku tidak mau keluar, pandangan ku kabur, hingga aku pingsan tidak berdaya.
Aku membuka mataku, dan mendapati diriku ada di tempat kosong dan hampa. ada ibu dan ayah didepan mataku.
aku memeluk mereka sekuat tenaga, mereka hanya tersenyum lembut, sambil memeluk erat diriku.
Aku tidak bisa bertahan sendiri hingga aku ingin ikut dengan mereka. " AYAH!, IBU!, IZINKAN AKU IKUT KALIAN SAJA!, LILY TIDAK MAU SENDIRI! "
Ayah menggelengkan kepalanya, ibu mengelus kepalaku dengan lembut.
" Jalanmu masih panjang "
Begitu lah aku tiba tiba terbangun, mendapati diriku di ranjang rumah sakit, dan Nox yang menangis tersedu-sedu, sambil memegang tangan ku.
Bibi terlihat sangat khawatir, melihat aku terbangun, dia segera memanggil dokter.
Nox yang melihat ku bangun, segera memelukku dengan sangat erat, seakan-akan tidak akan membiarkan aku lepas dari pandangan nya lagi.
" Tolong...jangan pergi!...aku tidak tau bagaimana harus hidup...jika kau pergi....! ". Kata Nox dengan tersedu sedu.
Suaranya berat dan penuh dengan keputusasaan, namun aku tidak Menyukainya.
Aku tau itu bukan salah Reynox yang dapat peringkat 1, karena pada dasarnya aku mendapatkan peringkat 4.
tapi...
Semua rasa benci dan penyesalan ku....
Aku menyalahkan segala nya Pada Reynox
Jika dia tidak ada, mungkin saja keluarga ku masih lengkap
jika dia tidak ada, mungkin saja ibu tidak akan menekankan aku untuk seperti dia!
jika bukan karena dia, aku mungkin akan berkembang dan tidak bergantung padanya!
Aku sangat membencimu, sangat sangat benci. menjauhlah dariku!
Aku sangat ingin memukul orang ini, Tapi aku masih tidak punya tenaga, aku juga tidak bisa mengeluarkan suara ku. aku terus mengutuk Nox dalam hati.
Dokter datang, dan membuat pemeriksaan ringan padaku, menurut dokter, aku terlalu syok, dan mengalami beberapa trauma. otakku tidak mampu merespon semua nya, makanya aku pingsan.
Namun dokter menemukan komplikasi, kesadaran ku ada, namun aku tidak bisa merespon apapun.
dokter menyarankan agar aku untuk tetap istirahat dirumah selama 3 bulan, jika tidak ada perkembangan lanjut. aku akan dirawat kembali di rumah sakit.
Nox terlihat sangat khawatir, dia beberapa kali berbicara panjang lebar dengan dokter, namun dokter hanya menggelengkan kepalanya.
" Tenang saja dek, dia akan baik baik saja ", ucap dokter menenangkan
Setelah itu, aku tinggal dirumah bibi, dan aku tidur dikamar bibi.
Sekarang bukan waktu yang bagus membuat ku untuk tinggal dirumah ku, takutnya itu akan memperburuk keadaan ku.
Hari hari terus berganti, Nox semakin sering mengunjungi aku. aku sangat ingin mengusir nya, namun aku tidak bisa bereaksi apa apa.
Nox menatapku, sambil duduk di samping tempat tidur.
" Lily, kita akan segera masuk ke SMP!, Aku sudah menyiapkan pendaftaran mu!, jadi cepatlah membaik! ", ucap Nox dengan sangat antusias.
aku membencinya yang terlihat pura pura khawatir, padahal di saat tersulit ku, kau sempat sempat nya ikut lomba dan berpergian!????
Aku tidak mau mendengarkan ocehannya dan lanjut tertidur.
Nox makin sedih dan mulai menangis, " Tolong...jangan seperti ini...Jika kau begini aku makin takut...jangan begini Lily.... "
Aku tidak beraksi apa apa, Nox segera berbalik pergi.
Aku senang dia pergi, jadi aku tidak perlu repot-repot mengutuk nya dalam hatiku.
Seminggu kemudian Nox tidak pernah datang, aku cukup senang. dia ternyata sadar juga aku tidak ingin bertemu dengan nya.
namun 2 hari kemudian, dia datang dengan sebuah piala besar, sambil lari tergesa-gesa masuk ke kamar.
Saat itu aku sedang duduk berjemur melihat keluar jendela.
" LILY! LIHATLAH INI!, AKU MENANG LOMBA MEMBUAT PANEL TENAGA SURYA!, AKU TIDAK MEWAKILI SEKOLAH LOH~, INI PIALA PRIBADI! "
Aku menjadi marah, darah ku mendidih. apa maksud makhluk ini?, apa dia sedang Merendahkan aku ?
Karena aku sakit dan tidak bisa apa apa?, sedangkan dia Tanpa sekolah, bisa mendapatkan juara secara pribadi?
Aku semakin membencinya, dia meletakkan piala itu tepat disamping ku.
Dan tambah marah lagi, saat dia berusaha menyentuh ku dengan tangan kotor nya itu.
Mungkin karena aku sangat marah saat itu, tubuhku sudah bisa merespon. dan aku segera menepis tangan nya.
dengan tatapan tajam memandang Nox, aku menepis tangan nya dengan kuat, sambil membanting piala yang dia tempatkan di samping ku.
Namun alih-alih marah, dia malah senang dan mengabarkan kepada bibi, kalau aku sudah bisa menggerakkan tubuhku. aku juga sudah bisa merespon.
bibi datang dengan sangat senang, senyuman terpancar indah di wajah nya. aku tidak tertarik dengan Nox dan hanya menatap bibi.
Setelah itu 1 bulan berlalu, aku sudah bisa jalan sendiri, dan bergerak dengan bebas.
Namun aku masih kesulitan berbicara, sekolah telah dimulai beberapa hari yang lalu. Nox mendaftar diri ke SMP elit yang terkenal, Nox juga mendaftar ku kesana, aku tidak tau cara apa yang dia gunakan, tapi aku lulus Tanpa tes disana.
Tapi aku tidak mau menerima kebaikan nya, entah kenapa aku tidak bisa menerimanya, jadi aku menulis di kertas, dan ku tunjukkan kepada bibi
" Bibi, aku ingin sekolah di tempat biasa saja "
bibi menatap ku. " Tapi kau sudah terdaftar di sekolah bagus"
Aku menggeleng kan kepala ku
" Aku tidak ingin disana"
Bibi tidak ingin mempersulit ku, dan mengiyakan permintaan ku, aku dipindahkan ke sekolah lain, tanpa sepengetahuan Nox ( atas permintaan ku ).
5 hari kemudian, aku mulai masuk sekolah, Nox sangat bersemangat untuk berangkat sekolah bersama Ku. dia menunggu ku didalam pintu rumah bibi dari jam 5 pagi.
Bibi membangunkan aku, namun aku tidak mau peduli dengan Nox, aku tetap tidur, dan bersiap normal, dan jam 6:00 aku keluar untuk berangkat sekolah.
aku sudah bisa berbicara, namun tidak begitu lancar dan terbata bata.
" Lily!, selamat pagi!, ayo kita berangkat! ". kata Nox bersemangat
Aku tidak mempedulikan sapaan Nox, dan lanjut berjalan pergi.
Nox terlihat kebingungan
" Lily...kemana kau pergi?, sekolah nya disebelah sini", ucap Nox lembut
Aku tidak peduli dan lanjut pergi begitu saja.
bibi Segera menjelaskan kepada Reynox
" Reynox, Lily sudah pindah ke sekolah dekat sini. dia sudah benar pergi kesana "
Nox tampak tidak terima
" Tunggu!, bukanya Lily satu sekolah dengan saya?? ". tanya Reynox
" benar, namun Lily sendiri yang minta agar pindah ke sekolah dekat sini ". jawab bibi
Reynox tertegun
" Tapi...kenapa saya tidak diberitahu? ". katanya sedih.
cara bicara seperti sangat putus asa, bibi hanya diam tidak menjawab.
sedangkan aku tetap lanjut berjalan pergi ke sekolah ku berada.
Aku berangkat ke sekolah seperti biasanya, dan mulai masuk ke ruangan kelas.
Mungkin karena di hari pertama aku tidak masuk kelas, aku menjadi tertinggal mendapatkan teman, jadi aku otomatis duduk di pojokan sendirian.
Aku juga tidak terlalu mempermasalahkan nya, lagi pula aku tidak begitu lancar dalam berkomunikasi, Aku duduk diam sambil membaca buku pelajaran saat dulu kelas 6.
Jaga jaga, jika ada pelajaran SD yang akan masuk, karena aku sudah melupakan beberapa materi pelajaran saat SD.
Tidak lama aku membaca buku, bel masuk berbunyi.
Aku menutup bukunya dan ku simpan di bawah laci meja ku, guru masuk dan para murid memberikan salam.
setelah memberikan salam, guru menatapku dan meminta ku untuk maju ke depan, Aku menanggapi nya dan pergi maju ke depan.
" Anak anak, perkenalkan ini teman baru kalian, karena beberapa alasan, dia terlambat masuk sekolah, dan kesulitan berkomunikasi, jadi mohon akrab lah dengan nya ", ucap guru sambil memegang pundak ku.
Aku menatap teman sekelas dengan canggung, dan ku perkenalkan diri ku, " Salam, aku Lily, Rumah ku dekat sini, salam kenal semuanya"
Ya... Aku terlalu banyak berharap, semua murid berdiam diri, tidak ada yang menjawab atau menunjukkan minat untuk berteman dengan ku.
Tapi aku tidak apa apa, karena... Ujung ujungnya aku tidak bisa memaksa mereka untuk menyukai Ku, jadi setelah memperkenalkan diri, aku segera duduk kembali ke meja ku.
Pelajaran dimulai dan aku tidak menyukai hari pertama aku bersekolah
Setelah istirahat, Aku langsung pergi keluar untuk melihat lingkungan sekolah, sambil mencari tempat yang bagus untuk menyendiri.
Namun ditengah jalan, aku malah berpapasan dengan anak baru yang ku temui saat SD.
Anak itu melihat ku, dengan kamera ponsel yang dalam posisi mati, sepertinya dia berminat untuk siaran langsung.
Anak itu tersenyum lebar, " Yo! Saudara dari si jenius, apa yang kau lakukan di sekolah biasa ini?, Kau tidak ikut kakak mu? "
Kemudian anak itu mendekati ku, " Ku dengar dia masuk ke sekolah elit, apa aku salah? ", Lanjutnya.
Aku tidak senang saat dia mengangkat topik tentang Nox, jadi aku hanya mengerutkan dahi ku sejenak dan langsung bergegas pergi meninggalkan nya.
Anak itu sangat tidak peka, dia malah terus mengikuti ku dibelakang, sambil menggosok kamera ponsel nya.
Aku terus berjalan kesana kemari, mungkin sudah 10 menit aku berjalan jalan, namun dia masih mengikuti ku!
Aku yang tidak tahan melihatnya segera menegur nya, " Kau punya masalah apa??, Berhentilah mengikuti ku "
Anak itu menunduk dan memberikan ponsel nya kepada ku
Aku tidak tau harus berekspresi seperti apa, jadi aku diam dan menatap ponselnya, " ...?"
" Se... sebenarnya, hari ini aku ada jadwal promosi produk, tapi ponsel ku rusak, bisa pinjam punyamu? ", Ucap nya malu malu
Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar, dia mengikuti ku selama 10 menit hanya untuk pinjam ponsel???
" Followers ku sedikit, tidak ada gunanya pakai ponsel ku, pakai punya yang lain saja ", ucap ku dingin.
Anak itu memalingkan wajahnya, " Aku tidak begitu berani meminjam punya orang lain, takutnya mereka akan berbuat aneh "
Aku sangat bingung dengan apa yang dia katakan, " Kita bahkan hanya bertemu sekali saat SD, aku juga termasuk orang asing "
Anak itu menggelengkan kepalanya, " Aku tau kau, Kau orang yang bisa dipercaya, buktinya Isea saja percaya padamu "
Aku makin tidak senang, anak ini sepertinya sangat ingin meminjam ponselku, karena tidak mau ambil pusing, kubiarkan dia memakai nya.
Ku berikan ponsel ku, dan dia segera mengambil nya dengan cepat.
Dia segera login akun nya ke semua sosial media yang ku punya.
" HOI!, KENAPA KAU MELETAKKAN AKUN MU SEMBARANGAN DI PONSEL ORANG!, ITU TINDAKAN BERBAHAYA!, GIMANA JIKA DISALAHKAN GUNAKAN!??? ", Ucap ku geram sambil memukul bahu anak itu
Anak itu tidak menatapku, dan tetap mengisi informasi akun nya di ponsel ku.
" makanya aku tidak mau sama ponsel sembarangan orang, karena aku harus meletakkan akun ku di ponselnya, tenang saja, setelah aku dapat uang dari sponsor, akan ku berikan kau beberapa ", ucap nya cuek
Setelah selesai login, anak itu segera berlari mengambil sejumlah produk dari tas nya, dan meminta ku untuk memegang ponsel ku.
" Tolong kau rekam, ini siaran langsung ", ucap nya sambil merapikan diri
Aku tidak habis pikir dengan apa yang kulakukan sekarang ini.
Bel sekolah sudah berbunyi, dan anak ini tidak membiarkan aku pergi sebelum siaran nya selesai.
Aku sempat kesal, namun mengingat gimana teman sekelas ku, aku jadi malas masuk kelas, mumpung ini hari pertama ku masuk sekolah, jadi aku pasrah dan tetap menemani anak ini untuk tetap siaran.
Anak ini sangat ahli dalam mengiklankan produk, saat ini dia sedang promosi produk perawatan untuk paparan matahari, dia mengiklankan nya dengan natural dan tidak norak, dia benar benar berbakat untuk itu.
Hampir 30 menit, aku menemani dia siaran langsung, rasanya panas dan pegal, tapi dia masih bersemangat dan proporsional dalam siaran nya.
Para penonton juga banyak, yang menonton, hingga akhirnya siaran anak ini selesai.
" SAMPAI JUMPA SEMUA NYA! TERIMAKASIH UNTUK HARI INI! " , ucap nya bersemangat.
Setelah aku mematikan kamera ponsel, anak itu segera mengambil ponsel ku, dan memeriksa setiap detail di video nya.
Aku menatapnya, " Tidak perlu terlalu serius, Kau melakukan nya dengan baik, lagi pula itu siaran langsung, tidak ada gunanya memeriksa lagi "
Anak itu menggelengkan kepalanya, sambil tetap tersenyum lembut menatap ponselnya, " Ini adalah penampilan ku di depan fans ku, aku harus terlihat baik, karena mereka adalah harta ku yang berharga"
Lily tidak habis pikir, orang didepan nya sangat menyanjung fans nya, dan menganggap mereka berharga, padahal dia bahkan tidak pernah bertemu dengan mereka.
" aku tidak mengerti dirimu ", ucap Lily sambil melihat ke sekeliling.
" Ya... setiap orang beda beda, bagi ku fans ku adalah segalanya, karena hanya mereka yang aku punya sekarang", ucap nya lembut sambil tersenyum menatap kamera.
Setelah mengecek video nya, anak itu baru melihat ku, sambil memberikan ponsel ku.
" Ini ponselmu, terimakasih banyak ", ucapnya sambil memberikan ponsel Lily
Lily mengambil ponselnya dan segera menyimpan nya kembali, " Ngomong ngomong, yang ku tau, kau dari keluarga yang lumayan kaya, kenapa kau sekolah disini? ", Tanya Lily penasaran.
" Tidak, aku sekolah di tempat Reynox, aku bohong saat bilang dengar kabar, karena aku sempat bertemu dia disekolah ku ", ucap nya dingin.
" Lalu apa yang kau lakukan disini!?", Tanya Lily penasaran.
" Mengurus kepindahan ku, aku sudah keluar dari sekolah itu ", jawabnya.
Kemudian dia menatapku, " kau sendiri...kenapa ada disini?, Kupikir kau akan satu sekolah dengan Reynox "
Aku memalingkan wajahku, " Ini pilihan ku "
Anak itu tidak bertanya lebih lanjut soal ini, dan menanyakan hal lain, " kau tidak masuk kelas? "
" Telat, kau menahan ku cukup lama disini, Aku akan masuk saat bel istirahat selanjutnya berbunyi ", ucap Lily marah.
Anak itu diam, dan tidak ingin menyangkal nya, Lily tidak ingin menambah perasaan canggung, jadi dia berinisiatif untuk bertanya.
" Kau berencana jadi idol? ", Tanya Lily
Anak itu segera bersemangat, mata nya berbinar binar
" KAU BENAR!, AKU JUGA BERENCANA IKUT AUDISI TIDAK LAMA LAGI!, AKU JUGA AKAN IKUT BEBERAPA PROGAM TV UNTUK ANAK ANAK! ", Ucap nya antusias.
Lily sedikit canggung dengan tingkah nya, jadi dia menjawab singkat, " Ah... begitu ya, selamat "
Anak itu mengangguk perlahan, dan mengeluarkan permen dari saku nya.
" Ini permen 🍬 untuk mu, semoga harimu menyenangkan", ucap nya sambil berlari mengendong tas nya.
LIly menatap dingin anak itu.
" Inikah yang disebut habis manis, sepah dibuang?"
_______________
Setelah itu, bel istirahat berbunyi, dan Lily segera masuk ke kelas.
Dia menerima beberapa Omelan dari gurunya saat bel masuk berbunyi, karena sudah berani bolos di hari pertama sekolah, namun itu berakhir dengan dia dihukum untuk membersihkan kelas saat jam pulang sekolah.
Setelah itu, pelajaran dimulai, dan Lily kembali mendapatkan kecaman, karena notif yang berbunyi secara brutal.
ITU ADALAH NOTIFIKASI DARI FANS ANAK ITU!, ANAK ITU LUPA UNTUK MEMATIKAN NOTIFIKASI NYA!
Notifikasi berbunyi berulang, membuat teman sekelas melihat kearah ku, aku berusaha mematikan nya, namun ponselku jadi macet karena notifikasi nya datang sangat banyak, dari like, komen, pesan fans, Gmail yang meminta untuk iklan, dan banyak notifikasi lain nya.
Ponsel ku panas, dan guru juga tidak sabaran melihat ku berusaha mematikan ponselnya, hingga akhirnya ponselku disita, dan aku mendapatkan cap anak brandal dikelas oleh guru.
Hari pertama sekolah ku buruk, dan kami pulang lama, rasanya nyawaku akan habis disini saja.
Sekolah Lily menerapkan sistem fullday, jadi mereka pulang di sore hari, setelah bel pulang berbunyi, Liliy segera sigap untuk membersihkan kelas seperti yang diperintahkan guru sebagai hukumannya.
Tidak lama setelah membersihkan kelas, Lily keluar dan di depan gerbang sekolah, Lily mendapati Nox sedang berdiri menunggu dia disana.
Setelah melihat kedatangan Lily, Reynox yang tadi berwajah musam, segera ceria melihat Lily, dia bahkan berlari dengan antusias untuk berjalan berdampingan dengan Lily.
" LILY! KENAPA KAU LAMA SEKALI~, KU PIKIR AKU AKAN MELELEH BERDIRI DISANA~ ", ucap Reynox dengan antusias.
Reynox berbicara dengan nada senang dan bersemangat, namun Lily yang membenci Reynox dan sudah kelelahan membersihkan kelas sendirian menjadi emosi begitu melihat Reynox.
" Apa yang kau lakukan disini?", Ucap Lily dingin
Reynox Segera paham melihat ekspresi Lily yang tidak baik, berati Liliy dalam suasana hati yang buruk.
" Kau tidak perlu terlalu serius, aku hanya bercanda, aku tidak lelah ", ucap Reynox sambil tersenyum lembut menatap Lily
Tapi itu bohong, jarak sekolah Lily dan Reynox sangat jauh, bahkan jika Reynox naik bus untuk pulang sekolah, dia masih harus berjalan kaki 20 menit untuk sampai ke sekolah Lily, belum lagi sekolah Reynox pulang jam 2 siang, dan sekolah Lily pulang jam 4, menghitung Lily selesai bersih bersih jam 5, Reynox sudah menunggu Lily selama 3 jam kurang lebih.
Note: Reynox pikir jam pulang sekolah Lily sama dengan sekolah nya, jadi Reynox terburu buru untuk pulang, agar bisa pulang bersamaan dengan Lily, tapi sayangnya sekolah Lily memiliki jam pulang lebih lama, dan membuat Reynox lama menunggu.
Lily memasang ekspresi cemberut, " bukan itu maksudku, aku tanya apa yang kau lakukan disini? "
" Ah... Kupikir ada baiknya kita pulang bersama, berhubung....
Nox segera menurunkan tas nya, dan meraba tas nya, dari sana dia mengeluarkan sebuah amplop.
Nox membuka amplop itu, dan ada uang cukup banyak disana.
" Berhubung aku mendapat uang setelah membantu anak orang kaya mengerjakan tugas sekolah nya ", ucap Nox sambil tersenyum konyol
Kemudian dia segera memberikan setengah uang itu ke tangan Lily.
" sekaligus kita makan di luar, untuk merayakan hari pertama kau sekolah ", ucap nya canggung.
Aku menatap nya sinis
Nox Segera memalingkan pandangannya, " baiklah... sebenarnya aku ingin pulang dan jalan jalan bersamamu, setelah... kepergian ayah dan ibu, kita... Kita tidak pernah lagi ..."
Nox mengatakan niat nya yang sebenarnya dengan kaku dan malu malu, aku juga tau dia berusaha memilih kata kata yang tepat agar aku tidak tersinggung, dan malah mengingat kepergian ayah dan ibu.
Bukanya aku tidak bersyukur dengan apa yang dilakukan Nox untuk ku, tapi jika dia seperti ini, aku makin merasakan bahwa aku ini hanya beban tidak berguna.
Dia adalah jenius yang menghasilkan uang di masa muda nya, memenangkan banyak lomba, dan memiliki kemampuan bela diri, dia sendiri seperti gambaran dari " Kesempurnaan" itu sendiri.
Dan itu membuat ku benci, kita besar ditempat yang sama, dan belajar ditempat yang sama, tapi kenapa hasil nya berbeda!??
Apakah ini yang dinamakan bakat dan kerja keras??
Mau segila apapun aku berusaha, aku tidak akan mencapai Level nya Nox, tidak peduli sekeras apapun aku berusaha.
Mengetahui ini membuat hatiku sesak, mengingat sampai akhir aku tidak dapat membuat ibuku melihat ku mendapatkan peringkat 2, dan malah mendapat peringkat 4.
Tapi Nox???, Dia bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan dengan mudah.
Lily segera menatap lurus ke Reynox, " Mulai sekarang jangan menunggu ku lagi, itu membuat ku tidak senang "
Reynox terlihat sedih, " tapi..."
Lily tidak peduli dan terus berjalan dengan cepat, Reynox juga berusaha menyamakan langkah nya dengan Lily.
Lily berhenti, dan Nox juga berhenti.
Lily memegang tangan nya Nox, dan nox terkejut dengan itu, namun Nox tetap senang dan menikmati nya.
Hingga Lily mengembalikan uang yang Nox berikan untuk Lily.
" Simpan itu untuk dirimu sendiri, aku tidak butuh", ucap Lily sambil memberikan uang nya kembali ke Reynox.
Setelah itu, Tanpa diberikan kesempatan untuk berbicara, Lily langsung berlari meninggalkan Reynox sendirian.
Reynox menyadari Lily butuh waktu sendiri, jadi dia membiarkan Lily berlari, sambil diam diam menjaga nya dibelakang tanpa sepengetahuan Lily.
Karena faktanya, tempat Lily sekolah, lumayan rawan kejahatan jika sudah hampir gelap.
Bersambung~
Terimakasih banyak atas dukungan nya dan terimakasih karena telah membaca