I'm Not Right For You
Chapter 6
Reynox tampak cuek dan tidak tertarik melihat ku, bahkan setelah dilihat lihat, dia ikut merokok bersama mereka!.
Ada banyak anak yang berpengaruh berkumpul disini, namun kebanyakan mereka adalah anak nakal dan berandal, Nox bersama mereka dan...
Gadis yang menjambak rambutku mendorong ku kearah Nox.
" Hei Reynox, wanita ini yang membully mu kan?, kita apa kan dia? ", ucap nya sambil menginjak rokoknya.
aku berada dalam dekapan Nox, aku takut dengan mereka, aku tau Nox bisa bela diri, melawan mereka adalah hal yang mudah, namun Nox tidak akan membela ku.
Nox tersenyum, dan mengalihkan pandangannya, " Hentikan Ela, tindakan mu kekanakan sekali, merudung di wilayah sendiri itu tidak etis", ucap Nox dingin.
Ela gemetaran, dan orang orang yang ada di tongkrongan itu juga menatap Ela dengan buruk, seakan-akan reaksi Nox adalah reaksi mereka juga.
Nox mendorong ku, " menjauhlah dari ku"
Aku terjatuh dan menatap Nox dengan kebingungan, " Dia bukan Nox yang aku kenal ", pikir ku
Setelah itu Nox mendekati Ela, dan Ela menjadi lega, dia pun mengajak mereka semua untuk pergi dari sana, " Ayo kita pergi, membosankan disini", ucap Nox tersenyum kepada mereka.
setelah itu, hari hari ku tidak berubah.
" astaga...bau apa ini?, kenapa busuk sekali!", ucap seorang anak
" Hahahaha, pantas saja busuk, ada tukang bully makanya busuk ", jawab anak lain nya
Satu kelas menertawakan Lily, setiap ada kesempatan, Lily mulai menjadi target di setiap kekerasan disekolah.
Dan guru??
Bukannya tidak tau, namun mereka membiarkan nya, karena rumor yang mengatakan Lily membully orang, apa lagi murid baik seperti Reynox, jadi guru berpikir memang Lily nya yang bermasalah, dan pantas diperlakukan seperti itu.
" Aku benci...aku benci mereka semua!", gumam Lily di meja kantin.
Tiba tiba Ela datang, dan menumpahkan susu ke kepalanya Lily.
" Ah...maaf, kupikir tempat sampah tadi", Katanya sambil tertawa bersama teman teman nya.
Setelah itu Reynox datang dan ikut tertawa melihat ku diperlakukan dengan buruk, " Astaga ~ jangan seperti itu Ela, kau membuat dia tau tempat nya", ucap nya
Air susu menetes ke rambutku, rambut yang telah dipotong pendek seperti rambut Nox, jaket yang mirip dengan Nox, yang ku beli dengan menabung susah payah, juga basah.
Lily yang masih marah namun tidak bisa berbuat apa apa, tiba tiba mendapati nasi yang bercampur kuah kari telah ditambahkan kepadanya.
" Astaga... maaf aku tidak sengaja", ucap pengikut Ela.
Badan ku kotor, semua anak hanya melihat ku saja, dan sisa nya tertawa lepas.
Tiba tiba aku teringat waktu SD, ketika aku sempat ribut dengan Nox.
Itu adalah pertengkaran yang dimulai dari kesalahanku, aku tidak sengaja membuat Nox tenggelam saat kami kelas 4 SD, Nox memang dikatakan sempurna, namun tidak ada yang namanya kesempurnaan didunia ini, dimana ada kelebihan disana ada kekurangan, faktanya Nox takut dengan air dalam jumlah besar, oleh karena itu dia tidak bisa berenang.
Saat itu aku tidak sengaja tergelincir di kolam renang, dan Nox yang ada di depanku terdorong, Disana Nox berteriak sejadi-jadinya, karena takut akan air, semua anak menertawakan nya, setelah keluar Nox menolak berbicara dengan ku.
Aku mengira Nox menaruh dendam kepada ku, jadi ku putuskan untuk menjauhinya, dengan begitu aku akan kembali mendekati nya setelah amarah nya meredam.
Singkat cerita itu hanya salah paham, Nox malu kepadaku karena harus memperlihatkan Kondisi nya yang sangat menyedihkan saat itu, karena dia ingin terlihat baik dihadapan ku, aku merasa lega. hingga aku berkata padanya.
" Hah... syukur lah, kupikir kau marah dan menaruh dendam kepada ku"
Nox Tersenyum dan menatap ku lurus, " Untuk menjauhi orang, itu belum ukuran dendam untuk ku, Jika aku sudah menaruh kebencian kepada seseorang, mungkin aku akan menghancurkan orang itu luar dan dalam, Kau hanya belum melihat bagaimana saat aku mendendam"
Mengingat kejadian itu, aku berpikir..." Apakah nox sudah menaruh dendam kepada ku, gara gara kejadian saat itu?".
Jika kupikir lagi, semua yang terjadi padaku sesuai dengan perkataan Nox dulu, dia akan menghancurkan orang itu luar dan dalam, sekarang aku sudah hancur, metal ku hancur, semua yang ku punya sudah direnggut.
Teman yang belum lama kudapatkan juga meninggalkan ku dengan cepat, dan bukanya bodoh, aku juga tau bibi berubah belum lama ini, sekarang aku sudah tidak punya apa apa lagi.
Aku menatap ke orang orang sekitar.
mereka menatap ku seolah-olah aku lantas mendapatkan nya, aku sangat malu, dan segera berlari ke toilet.
Saat Lily berlari ketoilet, semua siswa langsung menertawakan nya, " Hahahaha! lihat! lihat!, sampah itu pasti malu sekali"
" Astaga...dia tidak menangis saja sudah untung "
Hujatan datang Tanpa henti, ketika semua perhatian beralih ke Lily yang melarikan diri, Reynox memperhatikan ekspresi aslinya.
Dia tidak lagi tersenyum ramah, dan menatap semua orang dengan kosong, lalu dia melihat seorang wanita dan mulai tersenyum kembali.
" Maaf...bisa kau bantu aku?"
----------------
Lily terus berlari dengan kencang, perasaan marah, sedih, putus asa, semua nya bercampur aduk.
Dalam perjalanan pun, dia masih dikata Katai oleh murid-murid.
" ih...jangan dekat dekat, kamu bau!"
" hei hei! lihat tukang bully itu!"
" AHAHAHAH! siapa yang sudah membuat dia seperti itu!"
" Cepat foto foto!"
" ah...sial, dia keburu jauh, males ngejar aku "
" ya...ya, kita lanjut ke kantin saja"
" oke "
Lily tidak peduli dan terus berlari, hingga dia tiba di toilet, ada sejumlah murid perempuan yang sedang berias disana.
" Astaga!, kenapa tukang bully ini ada disini!"
" Pergi sana!, kau merusak pemandangan!"
" Hei!, kau jorok sekali, pergi sana! "
Lily menatap mereka dengan ekspresi marah dan menyeramkan, hingga mereka merinding dibuatnya.
" Haiz... meresahkan sekali, ayo guys kita pergi saja, malas satu ruangan sama dia!"
" ayo"
" Ayo"
Lily segera masuk dan melepaskan jaketnya.
" HANYA KARENA KEJADIAN ITU, KAU MEMBUAT HIDUP KU HANCUR!!!!!!!? ", Ucap ku marah
Aku memukul dinding dengan keras, hingga tangan ku memerah.
" KAU PIKIR KAU HEBAT!?, SIAPA YANG MENYELAMATKAN KAU DARI PARA PENCULIK ITU DULU!?"
Aku menghidupkan wastafel air, dan membiarkan nya mengalir.
sambil membersihkan jaket dan rambutku, dengan marah.
" PARA MURID ITU SAMA SAJA!, BAGAIMANA MEREKA PERCAYA DENGAN RUMOR TIDAK BERDASAR ITU!?, BAHKAN PARA GURU JUGA IKUTAN?"
" KALAU DIPIKIR-PIKIR MEMANG SEMUA INI PASTI ULAHNYA REYNOX!, SEMENJAK DIA DATANG KESINI, KEMALANGAN TERUS MENIMPAKU! "
" AH!!!! AKU TIDAK TAHAN LAGI, AKU BENCI DIA! AKU BENCI SEMUA ORANG! "
Aku menatap ke cermin, dan penampilan ku benar benar buruk sekali, dari awal penampilan ku seperti laki laki, dan sekarang sangat hancur.
Padahal dulu... aku punya rambut panjang yang indah, dan penampilan yang ceria, sekarang... penampilan lusuh dan pucat, aku bahkan tidak berani menatap diriku sendiri saat ini.
hingga...
Aku melihat kalung yang diberikan ibu untuk menahan hasrat dan kekuatan ku sebagai vampir, lewat cermin.
Aku memegang erat kalung itu
" apa ku bunuh saja mereka?", gumam ku
" Apa ku bunuh saja mereka dengan kekuatan ku? "
Aku mulai tersenyum, " ya...dengan kekuatan ini, bukan mustahil melakukan nya, aku pernah membunuh pria dewasa dengan senjata waktu kecil, anak SMP seperti mereka bukan masalah", gumam ku
Tiba tiba, ada yang masuk ke toilet.
Dia adalah wanita yang duduk didepan ku, dia adalah orang yang dulunya adalah temanku Nina, namun... pada akhirnya dia meninggalkan ku.
Dia berjalan mendekati ku, Dan memberikan ku shampoo dalam bungkus kecil.
" Ini, untuk membersihkan rambut mu", ucap nya sambil menyodorkan shampoo itu.
aku menatap nya dengan dingin, dan Segera mengambil nya, aku mencium aroma nya, dan itu shampoo sungguhan.
aku segera membuka nya dan keramas dengan itu.
" Terimakasih", ucap ku
" Sama sama ", jawab nya.
Aku terus membersihkan diriku, untung saja seragam ku tidak kena, karena aku pakai jaket, tapi jaket ku jadi kotor.
aku segera mengambil jaket itu, dan ku buang ke tempat sampah, aku kembali melihat Nina.
" Kau tidak pergi?", tanya ku dingin
dia sedang bersandar di pintu masuk, seolah-olah menjaga agar orang lain tidak masuk saat aku keramas, setelah mendengar pertanyaan ku, dia mendekati ku, dan membungkuk.
" Maaf karena telah menjauhi mu, itu semua karena Ela memaksa ku untuk melakukan nya "
Aku mengalihkan pandanganku, dan pergi meninggalkan nya.
Hari hari sekolah ku tidak berubah, pembullyan seperti biasanya, namun setelah kejadian di kantin, mereka tidak begitu agresif lagi dalam membully ku.
Aku memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar dengan giat, hingga pembagian rapor pada semester kedua.
" Selamat kepada Nox, kau jadi juara bertahan di kelas 8, semoga dikelas 9, kau bisa berkembang lebih baik ", ucap guru ramah.
Benar, aku tidak mendapat peringkat pertama, tapi aku berhasil mendapatkan peringkat ke 2 lagi.
Aku merasa marah dan dongkol dengan Nox, namun aku tidak berani lagi menentang nya terang terangan, karena takut membuat nya semakin dendam dengan ku, mungkin kejadian saat di kantin membuat dendamnya merendah, jadi pembullyan nya berkurang.
Aku takut, akan kehilangan moment kebebasan ini.
hingga temannya Nox membuat ku marah
" Hehehe... Hei Reynox!, kau mendapatkan tempat pertama lagi??"
" ini sudah seperti julukan mu atau semacamnya hahahaha"
Kemudian mereka melihat kearah ku.
" Berikanlah Pembully itu kesempatan ~"
" AHAHAHAH.... Dia selalu mendapatkan tempat kedua gara gara kau! "
kemudian mereka berbisik kepada Reynox, namun itu masih bisa ku dengar.
Seakan akan mereka sengaja melakukan nya agar, aku mendengar nya.
" Tidak kah kau kasihan padanya?, biarkan dia mendapatkan nya sekali saja~"
Setelah itu Nox tersenyum, " akan aku perhitungkan "
Aku memukul meja, perkataan mereka semua membuat ku marah, Hingga Nina berdiri.
" Bisakah kalian diam?, dia peringkat 2, jauh diatas kalian!, kalian itu lebih buruk!, lebih baik kalian berkaca sana! ", ucap Nina membela ku.
setelah itu, Nina menarik ku pergi.
" Jangan dengarkan mereka, mereka hanya iri padamu", ucap Nina menenangkan ku.
Tidak lama setelah itu, perlahan aku membuka hati pada Nina, Nina juga terang terangan bermain bersama ku, bahkan di hari libur dia sering datang kepada ku.
hidup ku mulai lebih baik, hingga aku mendapati Nina menyebarkan aib ku dan mengata-ngatai ku di grub chat kelas, yang hanya aku yang tidak ada disana.
Aku tidak sengaja membuka ponsel Nina saat kami makan bersama, Nina sedang pergi ke toilet lupa untuk membawa ponsel nya, aku mendengar banyak notifikasi, karena penasaran aku membuka nya, dan ternyata itu adalah grub yang menjelaskan betapa menjijikkan nya aku, betapa rakusnya aku, betapa hina nya, dan semua keburukan ku.
Padahal kupikir hidupku mulai membaik, hingga aku tidak tahan lagi ku hancurkan ponselnya, dan Aku Segera menyusul Nina ke toilet.
Ada beberapa orang disana, namun aku tidak peduli, kunci kamar mandi itu, dan tidak ada CCTV disana.
Aku mengeluarkan kekuatan ku, dan ku bunuh Nina dan orang orang yang berada disana, dengan mudah.
sebelum kematiannya, Nina memohon ampun atas hidup nya, aku tertawa keras, aku jadi penasaran bagaimana dengan ekspresi Reynox, Ela dan orang orang lain nya?
Memikirkan mereka akan memohon hidupnya kepadaku nanti... membuat ku puas!.
Aku terlalu puas dengan fantasi ku, hingga aku menatap diriku di cermin.
Baju ku berlumuran darah, wajah ku juga serupa, dan lagi, aku juga minum darah dalam jumlah banyak, siapa pun yang melihat tempat dan para korban, sudah pasti menyadari ini ulah vampir!.
Aku kebingungan dengan apa yang telah kulakukan, hingga seseorang masuk.
Aku berencana membunuh nya, namun dia adalah orang yang kukenal.
teman masa kecilku, Amon.
dia adalah vampir murni, berbeda dengan ku yang tidak jelas ras nya, dia menghancurkan segala kamera pengintai disekitar sini, jadi tidak ada jejak keberadaan ku.
" Amon!, kenapa kau ada di negara ini? ", tanya ku.
" aku harus memburu pemburu vampir disini, aku sudah lama disini, saat mengintai aku merasakan tekanan energi mu, ini bukan pertemuan yang bagus, tapi aku akan mengantarmu dengan cepat"
Amon bergerak sangat cepat, " Amon apa yang harus kulakukan? ", tanya ku ketakutan.
" Aku akan mengurus semuanya, Tapi kau ceroboh, jika aku tidak ada disini, kau sudah ditangkap dan dibunuh", jawabnya.
setelah jauh dari kawasan, amon Segera menurunkan ku, " Kau aman disini, maaf kita harus berpisah sekarang".
"Tunggu!.."
Amon segera pergi dengan sangat cepat, aku pun tidak tinggal diam, dan langsung bergegas membersihkan diri, begitu pulang, aku mendapati bibi telah mati bersimbah darah.