"Terlebih lagi, aku tidak bisa melarikan diri dari pekerjaan ini. Aku mungkin harus menjalani pekerjaan ini seumur hidupku," ucap Elsie dengan raut wajah yang terlihat kecewa.
Aku terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Elsie. Tidak lama kemudian, aku pun mulai berbicara kembali.
"Kenapa kamu bilang kalau kamu tidak bisa melarikan diri ? Apa kamu dipasang sebuah alat yang mirip dengan kalung para budak ? Aku pernah dengar kalau kalung yang dipakai oleh para budak dipasang sebuah pelacak, jadi jika ada budak yang melarikan diri, posisi mereka bisa langsung diketahui. Melepaskan kalung budak dengan sendiri pun cukup sulit karena kalung budak terbuat dari bahan yang keras sehingga tidak mudah untuk dirusak ataupun dihancurkan. Jadi cara melepas kalung budak yang mudah hanya dengan membukanya dengan sebuah kunci untuk membuka kalung tersebut,"
"Atau kamu dipasang sebuah sihir atau alat sihir yang mana sihir yang dipasang itu akan aktif apabila kamu melarikan diri dari gereja Sancta Lux ? Aku sering membaca buku-buku tentang sihir jadi aku tahu kalau ada sihir seperti itu," ucapku.
"Perkataanmu tepat, Rid Archie. Aku memang tidak dipasangi sebuah sihir atau alat sihir, tetapi aku dipasangi sebuah gelang seperti ini," ucap Elsie.
Setelah itu, Elsie kemudian menggulung lengan pakaiannya yang panjang. Elsie menggulung lengan kanannya terlebih dahulu. Elsie terus menggulung lengan pakaiannya hingga mencapai lengan atas. Setelah Elsie menggulung lengan pakaiannya hingga mencapai lengan atas, terlihat sebuah gelang yang melingkar di lengan kanan bagian atasnya. Ukuran diameter gelang itu sangat pas menyesuaikan ukuran lengan kanan Elsie. Selain itu, ukuran gelang itu juga cukup lebar, mungkin sekitar 5 sentimeter.
Setelah Elsie menggulung pakaian pada lengan kanannya dan memperlihatkan gelang yang melingkar di lengan kanannya, Elsie lalu menggulung pakaian pada lengan bagian kirinya hingga mencapai lengan atas. Ketika Elsie sudah menggulung pakaiannya hingga ke lengan kiri bagian atas, terlihat sebuah gelang yang sama dengan yang melingkar di lengan kanannya. Ukuran lengan itu pun juga sama, baik lebarnya maupun diameternya.
Setelah selesai menggulung pakaian pada kedua lengannya dan memperlihatkan dua buah gelang yang melingkari masing-masing lengan atasnya, Elsie lalu melihat dan memperhatikan gelang yang melingkari lengan kanannya sambil menyentuhnya.
"Gelang ini memiliki fungsi yang sama dengan kalung yang biasanya digunakan oleh para budak. Gelang ini dipasang kepadaku sebelum aku resmi menjadi seorang Priest. Tidak hanya aku saja yang dipasangi gelang ini, para Priest yang lain pun juga dipasangi gelang ini. Gelang ini akan memberitahu dimana lokasiku dan para Priest lainnya berada kepada pimpinanku yaitu tuan High Priest Julian yang merupakan High Priest gereja Sancta Lux di kota ini. Tidak hanya tuan High Priest Julian saja, tuan High Priest Theodor yang merupakan High Priest gereja Sancta Lux ibukota San Estella sekaligus pemimpin bagi para Priest gereja Sancta Lux yang bertugas di kerajaan ini juga akan tahu dimana lokasiku berada. Tuan High Priest Theodor sebagai pemimpin Priest di kerajaan ini mempunyai salah satu tugas yaitu memantau para Priest di kerajaan ini. Jadi beliau berhak tahu lokasi-lokasi para Priest berada karena ditakutkan akan ada Priest yang kabur dari tugasnya dan melarikan diri dari gereja Sancta Lux,"
"Jika aku melarikan diri dari gereja Sancta Lux, baik tuan High Priest Julian maupun tuan High Priest Theodor pasti akan langsung tahu dimana aku berada. Mereka berdua akan langsung memerintahkan para Priest yang lain atau orang-orang suruhan mereka untuk mengejarku. Tidak peduli aku melarikan diri kemana, selama lokasiku diketahui, mereka akan tetap mengejarku. Jika aku melarikan diri ke kerajaan lain yang juga terdapat gereja Sancta Lux di kerajaan itu, tuan High Priest Julian atau tuan High Priest Theodor akan berkoordinasi dengan High Priest yang ada di kerajaan tempat aku melarikan diri untuk menangkapku,"
"Intinya, tidak ada tempat untukku melarikan diri setelah aku mengenakan gelang ini. Mungkin ada satu tempat dimana aku bisa melarikan diri dari kejaran mereka, yaitu benua Selatan tempat para ras Iblis tinggal. Jika aku melarikan diri kesana, aku mungkin tidak akan dikejar oleh orang-orang gereja Sancta Lux," ucap Elsie sambil menyentuh gelang yang melingkar di lengan kanannya.
Aku pun terdiam setelah mendengar perkataan Elsie. Aku terdiam sambil melihat Elsie yang terus mengelus dan memperhatikan gelang yang melingkar di kedua lengannya. Setelah terdiam sejenak, aku lalu menanyakan sesuatu kepada Elsie.
"Apa kamu sudah mengkonfirmasinya kalau gelang itu memang dapat memberitahu lokasimu ? Atau itu hanyalah sebuah ancaman atau gertakan dari High Priest yang menjadi pemimpinmu saja ? Mungkin aslinya gelang itu tidak dapat melacak lokasimu," ucapku.
"Tidak, ini bukan sebuah gertakan. Dulu, sekitar 1 tahun yang lalu, di gereja Sancta Lux kota San Lucia tempatku bekerja sebagai Priest, datang seorang Priest baru. Priest itu sama sepertiku, dia juga merupakan orang yang dipaksa menjadi Priest oleh gereja Sancta Lux. Dia tidak berasal dari kerajaan ini, namun aku lupa dia berasal dari kerajaan mana. Belum ada satu minggu dia di gereja Sancta Lux kota San Lucia, dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Mengetahui kalau Priest yang baru datang itu telah menghilang, aku dan para Priest yang lain pun berusaha mencarinya di sekitar kota San Lucia. Tetapi baru sebentar kami mencarinya, tuan High Priest Julian tiba-tiba memanggil kami dengan menggunakan kristal Komunikasi. Beliau memanggil kami untuk segera berkumpul di gereja. Setelah panggilan itu, kami pun langsung bergegas menuju ke gereja,"
"Setelah kami sampai di gereja dan berkumpul dengan tuan High Priest Julian, tuan High Priest Julian tiba-tiba menyebutkan beberapa nama Priest yang ada di gereja tersebut. Beberapa nama Priest yang disebut oleh tuan High Priest Julian adalah nama-nama Priest yang memiliki sihir penyerangan, sihir pengejaran dan sihir pengintaian. Aku merupakan salah satu Priest yang namanya disebut oleh beliau. Setelah beliau selesai menyebutkan nama-nama Priest itu, beliau lalu memerintahkan Priest yang nama-namanya disebut itu untuk segera pergi ke perbatasan antara wilayah San Lucia dengan wilayah San Angela. Alasan beliau memerintahkan kami untuk pergi ke tempat itu adalah karena Priest yang baru datang itu sedang berada di tempat itu. Jadi kami diperintahkan untuk datang ke tempat itu dan menangkapnya,"
"Kemudian, kami yang nama-namanya disebut oleh tuan High Priest Julian pun langsung bergegas pergi ke tempat itu. Sekitar 1 jam kemudian, kami pun telah tiba di tempat yang ditunjuk oleh tuan High Priest Julian. Ketika kamu telah tiba di tempat itu, sesuai perkataan beliau, tidak jauh dari tempat itu terlihat Priest yang baru datang itu sedang berlari menuju ke arah wilayah San Angela. Kami yang melihat Priest itu sedang berlari pun langsung mengejarnya. Priest itu yang melihat kami sedang mengejarnya pun langsung panik dan mempercepat langkahnya. Namun karena beberapa dari kami yang diutus memiliki sihir pengejaran seperti sihir untuk mempercepat gerakan, kami pun dapat dengan mudah menangkapnya. Setelah kami berhasil menangkapnya, kami lalu membawa Priest itu kembali ke gereja untuk diserahkan ke tuan High Priest Julian,"
"Karena kejadian itu lah aku jadi tahu kalau gelang yang melingkar di kedua tanganku ini memang bisa melacak dan memberitahu lokasiku dan lokasi para Priest lainnya," ucap Elsie.
"Hmmm begitu ya. Jadi gelang itu memang bisa melacak dan memberitahu lokasimu, aku pikir itu hanya gertakan dari High Priest yang menjadi pemimpinmu agar kamu tidak melarikan diri,"
"Daripada itu, apa yang terjadi dengan Priest yang melarikan diri itu setelah kamu serahkan kepada High Priest ?," tanyaku.
"Setelah aku serahkan Priest itu kepada tuan High Priest Julian, tuan High Priest membawa Priest tersebut keluar bersama dengan beberapa Priest. Beberapa Priest yang ikut bersama dengan tuan High Priest Julian adalah para Priest yang biasanya bekerja di belakang layar. Aku sebelumnya sudah memberitahu saat kita berada di lorong yang terletak di samping gereja Sancta Lux kota San Lucia,"
"Saat itu kamu sedang bersama dengan putri Irene, nona Duchess dan 2 orang yang kamu sembuhkan di lorong itu. Di lorong itu, aku memberitahu kalau gereja Sancta Lux memiliki 2 sisi yang berbeda, yaitu sisi baik ketika berada di depan umum dan sisi buruk ketika berada di belakang layar. Di depan umum orang-orang dari gereja Sancta Lux akan berperilaku baik dan ramah, sementara di belakang layar, mereka bisa berbuat kriminal seperti mencuri, menculik ataupun membunuh seseorang. Beberapa Priest yang ikut bersama dengan tuan High Priest Julian yang sedang membawa Priest yang melarikan diri itu adalah para Priest yang biasanya bekerja di belakang layar," ucap Elsie.
"Aku mengingat soal itu. Kalau tidak salah, kamu pernah dituduh sebagai bagian dari orang-orang gereja Sancta Lux yang bekerja di belakang layar itu oleh nona Duchess," ucapku.
"Waktu itu aku sudah mengatakannya kepada kalian kalau aku bukan bagian dari orang-orang gereja Sancta Lux yang bekerja di belakang layar. Aku minta maaf karena aku sudah berbohong. Sebenarnya, aku juga merupakan bagian dari orang-orang itu karena aku bisa menggunakan ~Stealth Magic~,"
"Tetapi soal aku yang belum pernah membunuh orang lain, aku mengatakan hal itu dengan jujur. Meskipun aku bagian dari orang-orang itu, aku sama sekali belum pernah membunuh orang lain," ucap Elsie.
Elsie mengatakan hal itu dengan wajah serius. Dari wajahnya itu, aku bisa tahu kalau Elsie tidak berbohong bahkan tanpa harus membaca pikirannya.
"Aku percaya kalau kamu belum pernah membunuh orang lain," ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, wajah Elsie terlihat lega.
"Terima kasih, Rid Archie," ucap Elsie.
"Ngomong-ngomong, nona Priest-," ucapku.
Tetapi belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, Elsie langsung memotongnya.
"Tolong jangan panggil aku dengan sebutan itu. Panggil saja aku dengan namaku. Namaku adalah Elsie, Elsie Lupinus," ucap Elsie.
"Baiklah. Ngomong-ngomong, nona Elsie, jawabanmu tentang pertanyaanku yang menanyakan tentang apa yang terjadi pada Priest yang melarikan diri itu belum selesai," ucapku.
"Ah kamu benar juga, aku tadi malah menjelaskan tentang hal lain. Tentang apa yang terjadi kepada Priest itu, aku tidak mengetahuinya. Setelah tuan High Priest Julian membawa Priest itu pergi keluar bersama dengan beberapa Priest, para Priest yang masih berada di gereja Sancta Lux tetap bekerja seperti biasanya. Lalu sekitar 3-4 jam kemudian, tuan High Priest Julian kembali ke gereja bersama beberapa Priest yang ikut bersamanya. Tetapi Priest yang melarikan diri itu yang dibawa oleh tuan High Priest Julian sebelumnya tidak ikut kembali. Jadi aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Aku bersama dengan para Priest lainnya tidak berani menanyakan tentang Priest itu kepada tuan High Priest Julian. Apa yang terjadi dengan Priest itu sampai sekarang masih misteri," ucap Elsie.
"Hmm begitu ya," ucapku.
Kemudian aku pun terdiam sambil memikirkan sesuatu, sementara Elsie hanya diam saja melihatku yang sedang terdiam. Setelah beberapa saat terdiam, aku pun mulai berbicara kembali.
"Ada kemungkinan kalau Priest yang melarikan itu dihukum oleh High Priest itu. Priest itu mungkin dihukum dengan dibunuh oleh beberapa Priest yang kamu bilang kalau beberapa Priest itu adalah Priest yang biasanya bekerja di belakang layar. Jika tidak untuk dibunuh, untuk apa High Priest membawa beberapa Priest yang biasanya bekerja di belakang layar itu," ucapku.
"Aku juga berpikir seperti itu. Tetapi aku juga berpikir kalau Priest yang melarikan diri itu mungkin saja dipindahkan ke gereja Sancta Lux cabang lain. Intinya tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi dengan dia, aku hanya bisa menebak-nebak," ucap Elsie.
"Kita hanya bisa menebak-nebak nasib Priest itu ya," ucapku.
"Iya. Andai nasib Priest itu bisa diketahui, kalau misalkan dia dibunuh oleh para Priest yang bekerja di belakang layar itu karena telah berusaha melarikan diri dari gereja Sancta Lux, mungkin aku akan memilih untuk melarikan diri juga. Aku tidak peduli apabila aku tertangkap, yang terpenting aku sudah tahu kalau aku tertangkap, aku pasti akan mati. Dengan begitu aku tidak perlu lagi terpaksa menjalani pekerjaan ini,"
"Tetapi karena nasib Priest itu tidak diketahui, apabila aku melarikan diri dan tertangkap, ada kemungkinan kalau aku bukannya langsung dibunuh, melainkan dipindahkan ke gereja Sancta Lux cabang lain atau bahkan dijual sebagai budak. Jika begitu, itu hanya akan menambah penderitaanku. Maka dari itu aku memilih untuk tidak melarikan diri," ucap Elsie.
"Jadi kamu tidak masalah apabila kamu langsung dibunuh dan mati daripada terus menjadi seorang Priest ?," tanyaku.
"Iya, aku tidak masalah dengan itu. Aku tidak mau terus menjalani pekerjaan yang terpaksa ini. Saat ini aku memang belum pernah membunuh orang, tetapi suatu saat nanti jika aku tetap menjadi seorang Priest, pasti akan tiba saatnya bagiku untuk membunuh seseorang apabila diperintah oleh tuan High Priest," ucap Elsie.
"Apa kamu takut untuk membunuh seseorang ?," tanyaku.
"Ini bukan soal membunuh seseorang, Rid Archie, tetapi ini soal orang yang akan aku bunuh. Pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang gereja Sancta Lux yang bekerja di belakang layar biasanya mengincar orang-orang yang mengganggu bagi gereja Sancta Lux. Entah itu mengganggu dari tindakan, reputasi atau potensi orang itu ke depannya, orang-orang yang mengganggu itu pasti akan disingkirkan oleh gereja Sancta Lux. Untuk orang-orang yang mengganggu lewat tindakan, mereka mungkin adalah orang yang bersalah karena mengganggu gereja Sancta Lux secara langsung. Tetapi untuk orang yang mengganggu lewat reputasi atau potensi, mereka itu mengganggu secara tidak langsung, yang intinya mereka mungkin adalah orang-orang yang tidak bersalah. Membunuh orang-orang yang tidak bersalah bukanlah sesuatu yang benar, aku tidak mau melakukan hal itu," ucap Elsie.
"Begitu ya, kamu bukan takut untuk membunuh seseorang, melainkan kamu takut untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah," ucapku.
"Iya, maka dari itu aku lebih baik mati saja daripada harus terus terpaksa menjadi Priest. Aku mungkin akan menjadi Priest seumur hidupku. Tetapi meskipun aku ingin mati, aku tidak tahu harus bagaimana. Aku takut untuk membunuh diriku sendiri, tetapi aku tidak masalah apabila dibunuh orang lain" ucap Elsie.
"Jadi karena itu kamu tadi mengatakan kepadaku untuk langsung membunuhmu saja karena kamu bilang kamu tidak akan menjawab pertanyaanku. Yah pada akhirnya kamu tetap menjawab pertanyaan-pertanyaanku," ucapku.
"Iya, itu benar. Saat itu, aku berpikir kalau kamu bisa langsung membunuhku, kamu juga tidak kelihatan takut ketika berhadapan denganku meskipun kamu tahu kalau aku sebenarnya merupakan Priest gereja Sancta Lux," ucap Elsie.
"Untuk apa aku takut ? Saat ini, kita berada di tempat yang jauh dari kota San Lucia. Jadi di tempat ini tidak ada orang lain selain kita. Jika aku ingin menyerangmu dan membunuhmu, tidak akan ada orang yang tahu kalau aku pelakunya. Hal itu pun juga berlaku kepada orang-orang yang bersamamu sebelumnya, karena kita berada di tempat yang jauh dari orang-orang, aku jadi berani menyerang mereka," ucapku.
"Begitu ya, penjelasanmu masuk akal," ucap Elsie.
"Ngomong-ngomong, soal orang-orang yang bersamamu tadi untuk mengejarku, bagaimana kondisi mereka ? Sebelum datang kesini, kamu pastinya sudah melihat kondisi mereka yang diserang oleh 3 Naga es ciptaanku," ucapku.
"Soal orang-orang itu...beberapa dari mereka telah tewas akibat serangan naga es ciptaanku, sementara beberapa sisanya masih mencoba melawan Naga itu. Aku tidak melihat pertarungan mereka sampai akhir karena aku langsung bergegas pergi untuk mengejarmu," ucap Elsie
"Begitu ya, jadi beberapa dari mereka telah tewas. Yah memang aku sendiri yang memerintahkan 3 Naga es ciptaanku untuk menyerang mereka bahkan bila perlu sampai membunuh mereka. Soal orang-orang itu lagi, apakah mereka semua atau beberapa di antara mereka adalah Priest gereja Sancta Lux ?," tanyaku.
"Ada 3 orang di antara mereka yang merupakan Priest gereja Sancta Lux, sementara sisanya adalah orang-orang dari luar gereja yang dipanggil oleh tuan High Priest Julian. Bisa dibilang, mereka adalah orang-orang bayaran," ucap Elsie.
"Begitu ya, jadi 3 di antara mereka merupakan Priest gereja Sancta Lux. Jika ketiganya tewas akibat serangan Naga yang kubuat, itu berarti aku telah membunuh ketiga Priest itu. Jika hal ini sampai diketahui, pasti akan timbul masalah yang sangat merepotkan," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku pun terdiam. Aku terdiam sambil melihat ke arah Elsie. Elsie terlihat bingung ketika melihatku yang sedang terdiam sambil melihat ke arahnya. Tetapi tidak lama kemudian, Elsie sepertinya sadar kenapa aku melihat ke arahnya.
"Kamu tenang saja, Rid Archie. Aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapapun. Jika kamu tidak mempercayaiku, kamu bisa langsung membunuhku saat ini agar aku tidak bisa memberitahu siapapun," ucap Elsie.
Setelah mendengar perkataan Elsie, aku lalu menghembuskan nafasku secara perlahan. Setelah itu, aku mulai berbicara kembali.
"Apa kamu ingin sekali mati, nona Elsie ?," tanyaku.
Tanpa ragu-ragu, Elsie langsung menjawab pertanyaanku.
"Iya, aku lebih baik mati daripada terus terpaksa menjadi seorang Priest," ucap Elsie.
"Meskipun kamu terpaksa menjadi Priest, kamu tetap menjalankan tugasmu dengan baik, kan ? Kamu bahkan selalu menuruti perintah atasanmu yang merupakan High Priest,"
"Soal aku yang tinggal di kediaman tuan Duke Louis, kamu yang memberitahukan hal itu kepada High Priest itu kan ? Kamu sebelumnya melihat aku yang sedang bersama Irene dan nona Duchess Arlet. Kemudian, kamu berspekulasi kalau aku mungkin tinggal di kediaman tuan Duke Louis. Setelah itu, kamu memberitahukan spekulasimu itu kepada High Priest yang menjadi atasanmu. Karena itu, High Priest itu jadi tahu dimana aku tinggal sekarang dan dia pun sampai datang sendiri untuk memeriksanya meskipun dihalau oleh tuan Duke Louis dan nona Duchess Arlet," ucapku.
Elsie terdiam sejenak setelah mendengar perkataanku. Tidak lama kemudian, dia mulai berbicara kembali.
"Itu benar, Rid Archie. Aku sendiri yang memberitahukan tentang hal itu kepada tuan High Priest Julian," ucap Elsie.
"Lalu, kamu dan orang-orang yang bersamamu sebelumnya mengejarku untuk merekrutku itu karena diperintah oleh High Priest itu kan ?," tanyaku.
"Itu benar, Rid Archie," ucap Elsie.
"Itu membuktikan kalau meskipun kamu terpaksa dan tidak tulus menjadi seorang Priest, kamu tetap mengerjakan tugasmu dengan baik," ucapku.
"Aku melakukan itu untuk meningkatkan kinerjaku sebagai seorang Priest. Jika aku terus melakukan tugasku dengan baik, kinerjaku di mata tuan High Priest mungkin akan menjadi bagus. Jika kinerjaku bagus, mungkin aku bisa mendapatkan semacam hadiah atau reward seperti diperbolehkan untuk meninggalkan pekerjaan Priest tanpa hukuman atau diperbolehkan untuk mengunjungi orang tuaku yang sudah lama tidak aku kunjungi semenjak aku dipaksa menjadi seorang Priest. Saat pertama kali aku menjadi seorang Priest, aku mendengar tentang hadiah atau reward itu, maka dari itu aku terus melakukan tugasku dengan baik meskipun dengan terpaksa," ucap Elsie.
"Lalu setelah terus melakukan tugasmu dengan baik, apa kamu sudah mendapatkan hadiah atau reward itu ?," tanyaku.
"Tidak. Meski aku sudah melakukan banyak tugas dengan baik, aku belum mendapatkan hadiah atau reward satupun. Karena itu, jika ada kesempatan untuk mati, aku lebih baik mati daripada terus bekerja sebagai Priest dengan paksa. Apalagi ke depannya, aku mungkin akan mendapatkan tugas untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Sudah pasti aku tidak akan bisa mengerjakan tugas itu," ucap Elsie.
"Jadi kamu lebih memilih untuk mati ?," tanyaku.
"Iya," ucap Elsie tanpa ragu-ragu.
"Lalu bagaimana soal mengunjungi orang tuamu yang sudah lama tidak kamu kunjungi ? Bukankah kamu sangat ingin mengunjungi mereka ? Jika misalkan kamu mati sekarang, apa kamu tidak menyesal karena mati sebelum mengunjungi mereka ?," tanyaku.
Elsie pun terdiam setelah mendengar perkataanku. Ketika Elsie sedang terdiam, aku melihat air mata mulai mengalir keluar dari kedua matanya. Tak lama setelah air matanya mengalir keluar, Elsie pun mulai berbicara.
"Aku benar-benar bingung, aku tidak tahu apa yang aku inginkan. Di satu sisi aku ingin mati karena aku sudah tidak mau lagi bekerja sebagai Priest secara paksa, dan di sisi lainnya aku juga ingin mengunjungi orang tuaku. Aku sudah lama tidak mengunjungi mereka. Tetapi aku tidak mendapatkan izin untuk pergi menjenguk mereka. Aku bisa aja pergi mengunjungi mereka secara diam-diam, tetapi dengan adanya gelang yang melingkar di kedua lenganku, tuan High Priest pastinya akan tahu kalau aku pergi secara diam-diam. Pergi secara diam-diam tanpa izin dari beliau sama saja melarikan diri dari gereja Sancta Lux. Melarikan diri akan mendapatkan hukuman dari tuan High Priest. Tetapi aku tidak tahu hukuman apa yang akan aku terima apabila aku pergi secara diam-diam, maka dari itu aku tidak melakukannya,"
"Aku benar-benar bingung, Rid Archie!!," ucap Elsie dengan nada suara yang sedikit keras.
Aku terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Elsie. Tidak lama kemudian, aku mulai berbicara kembali.
"Jika kamu ingin mengunjungi orang tuamu, kamu tinggal pergi saja. Aku bisa membantumu agar kamu bisa mengunjungi orang tuamu. Selain itu, aku juga bisa membantumu agar kamu bisa keluar dan melarikan dari gereja Sancta Lux tanpa lokasimu diketahui," ucapku.
"Apa yang baru saja kamu katakan ? Kamu bisa membantuku agar aku keluar dan melarikan diri dari gereja Sancta Lux tanpa lokasiku diketahui ? Jika memang begitu, jangan bilang kalau kamu-," ucap Elsie.
Tetapi belum sempat Elsie menyelesaikan perkataannya, aku langsung memotong perkataannya itu.
"Itu benar, aku bisa membantu untuk melepaskan gelang yang melingkar di kedua lenganmu itu," ucapku.
-Bersambung