Darah pun mulai mengalir keluar dari luka tebasan yang ada pada tubuh Duke Remy mulai dari perut kiri bagian bawahnya hingga bahu kanannya. Duke Remy sangat terkejut begitu mengetahui kalau serangan itu berhasil mengenainya dengan telak dan membuatnya terluka cukup parah.
"A-apa-apaan ini ? Serangan itu berhasil melukaiku ?," pikir Duke Remy.
Sementara itu, aku yang sebelumnya baru saja menyerang Duke Remy, kali ini kembali menyerang Duke Remy. Aku berniat menyerang Duke Remy dengan ayunan pedang yang berkebalikan dengan yang sebelumnya. Jadi ayunan pedang ini apabila berhasil mengenai Duke Remy, maka Duke Remy akan terkena tebasan mulai dari perut kanan bagian bawahnya hingga bahu kirinya. Namun, ketika aku mau mengayunkan pedangku ini, Duke Remy dengan cepat langsung menghindar ke belakang. Meskipun beliau telah menghindar ke belakang, ayunan pedangku berhasil mengenai sedikit bagian perutnya dan membuat bagian perutnya itu terluka. Luka di bagian perutnya itu pun menyilang dengan luka tebasan yang beliau terima sebelumnya.
Setelah menghindari seranganku dengan bergerak ke belakang, Duke Remy pun langsung memegangi perutnya yang terluka. Setelah memegangi perutnya itu, terlihat ada banyak darah yang ada pada telapak tangannya yang baru saja digunakan untuk memegang perutnya yang terluka. Setelah itu, Duke Remy mulai melihat dan memperhatikan luka tebasan yang memanjang dari perut kiri bagian bawahnya sampai bahu kanannya yang sebelumnya diterimanya. Darah terlihat masih terus mengalir keluar dari luka tebasan itu. Setelah memperhatikan luka tebasan itu, Duke Remy lalu melihat kembali ke arahku. Tetapi dari pandangannya sepertinya dia tidak melihat tepat ke diriku, melainkan ke pedang berwarna putih dan bercahaya yang sedang aku pegang. Benar saja, tidak lama kemudian, Duke Remy mulai mengatakan sesuatu tentang pedang yang sedang aku pegang.
"Apa-apaan pedang berwarna putih yang mengeluarkan cahaya yang menyilaukan itu ?! Bagaimana bisa pedang itu melukaiku dengan mudah ?!," tanya Duke Remy.
"Anda sudah melihat kalau pedang ini mengeluarkan cahaya yang menyilaukan. Seharusnya anda tahu pedang apa ini karena cahaya yang dikeluarkan oleh pedang ini berkaitan dengan salah satu sihir yang ada di dunia ini," ucapku.
Duke Remy pun terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku.
"Jangan bercanda kamu, Rid Archie. Maksudmu pedang itu bisa bercahaya karena pedang itu dialiri oleh sihir cahaya ?," tanya Duke Remy.
"Iya, pedang ini memang dialiri oleh sihir cahaya, tapi sihir cahaya yang ada dari pedang ini bukan berasal dari milik saya karena pada awalnya pedang ini sudah dialiri oleh sihir cahaya. Anda tahu kan kalau ada beberapa senjata di dunia ini yang sudah dialiri oleh beberapa sihir elemen tanpa penggunanya harus mengalirkan sihir elemennya ke senjata itu," ucapku.
"Ya, aku tahu tentang itu. Senjata-senjata yang sudah dialiri oleh suatu sihir dengan sendirinya dikenal dengan senjata sihir. Senjata itu merupakan senjata yang langka karena pembuatan senjata itu sangat sulit. Bahkan ras Dwarf yang dikenal sebagai pencipta senjata terbaik, tidak semuanya bisa membuat senjata seperti itu,"
"Senjata-senjata yang sudah dialiri dengan sihir elemen dasar dengan sendirinya pun sangatlah langka, namun kamu bilang kalau pedang yang kamu pegang itu sudah dialiri oleh sihir cahaya dengan sendirinya ? Kamu jangan bercanda ! Sihir cahaya merupakan sihir yang hanya bisa digunakan oleh ras Malaikat dan orang-orang yang menerima ~Blessing~ saja, jadi kalau pun ada pedang yang sudah dialiri oleh sihir cahaya dengan sendirinya, maka mereka lah yang pastinya mempunyai pedang itu. Jadi, tidak mungkin kamu yang hanya merupakan seorang murid akademi mempunyai pedang seperti itu. Jangankan pedang seperti itu, pedang yang dialiri oleh sihir elemen dasar dengan sendirinya pun kamu tidak mungkin mempunyainya. Ini pasti hanyalah kebohongan yang kamu buat, Rid Archie. Cahaya yang ada pada pedang itu pasti hanyalah sebuah trik yang kamu buat untuk mengecohku. Aku tidak akan mempercayai perkataanmu itu," ucap Duke Remy yang tidak terima.
"Jika anda tidak percaya dengan perkataan saya, silahkan saja lagipula saja tidak begitu peduli. Saya hanya ingin mengalahkan dan membunuh anda," ucapku.
Setelah itu, aku langsung melesat ke arah Duke Remy dan langsung menebasnya secara vertikal dengan menggunakan pedangku. Tetapi Duke Remy dengan cepat langsung menghindari seranganku dengan melompat ke samping. Saat Duke Remy masih di udara karena baru saja melompat, Duke Remy langsung melancarkan serangan dengan pedang yang dipegangnya.
~Darkness Tree Slash~
Duke Remy pun mengayunkan pedangnya itu dan dari pedangnya itu muncul sebuah tebasan berwarna hitam yang melesat dengan cepat ke arahku. Tetapi, ketika tebasan itu hampir mengenaiku, aku dengan cepat langsung mengayunkan pedangku secara vertikal dan menebas tebasan itu. Tebasan itu pun berhasil aku potong tepat di bagian tengahnya secara vertikal. Tebasan itu pun gagal mengenaiku, tetapi bagian samping dari tebasan itu tetap melesat dan melewatiku hingga menghantam dan menghancurkan dinding yang berada di belakangku. Duke Remy pun terkejut saat melihat aku yang dapat memotong tebasan yang dilancarkannya dengan mudah.
"Bagaimana mungkin ?! Hanya dengan ayunan pedang yang terlihat biasa saja itu, dia mampu memotong tebasanku dengan mudah ?!," pikir Duke Remy.
Setelah memotong tebasan itu, aku pun langsung kembali melesat ke arah Duke Remy dan menyerangnya. Tetapi Duke Remy langsung menggunakan pedangnya itu untuk menahan serangan pedangku. Pedang kami pun saling beradu karena hal itu. Kami pun kemudian mulai saling menekan dan mendominasi dalam adu pedang ini. Tidak lama kemudian, Duke Remy mulai terdorong mundur dalam adu pedang ini karena aku lebih mendominasi dalam adu pedang ini.
"Bahkan aku kalah dalam adu pedang ini. Apa pedang itu lebih kuat daripada pedang milikku yang sudah dialiri oleh ~Dark Magic ?!," pikir Duke Remy.
Aku terus mendominasi dalam adu pedang itu dan membuat Duke Remy semakin terdorong ke belakang. Beberapa saat kemudian, aku pun berhasil memenangkan adu pedang itu dengan menghempaskan Duke Remy ke belakang hingga menghantam dinding yang ada di belakangnya.
*DUMMMM
Suara benturan pun terdengar keras akibat Duke Remy yang menghantam dinding itu. Debu asap pun langsung bermunculan di sekitar tempat Duke Remy menghantam dinding. Setelah itu, aku melihat dan memperhatikan pedang yang baru saja aku gunakan. Pedang berwarna putih ini masih mengeluarkan cahaya terang yang menyilaukan. Saat baru pertama kali memegang dan menarik pedang ini, aku tidak tahan dengan cahaya terang yang keluar dari pedang ini. Tetapi karena aku dulu sering berlatih dengan pedang ini, aku sudah terbiasa dengan cahaya terang yang keluar dari pedang ini.
"Seperti biasa, sihir cahaya yang ada pada pedang ini sangatlah kuat. Sepertinya aku tidak perlu meningkatkan kekuatan sihir cahaya pada pedang ini dengan menggunakan sihir cahaya milikku," pikirku.
Setelah aku melihat dan memperhatikan pedang yang aku pegang, aku lalu kembali melihat ke arah tempat Duke Remy menghantam dinding yang masih dipenuhi oleh debu asap. Aku terus melihat ke arah tempat itu cukup lama sampai asap yang memenuhi tempat itu secara perlahan mulai menghilang. Ketika asap di tempat itu mulai menghilang, aku melihat ada beberapa batang pohon berwarna hitam yang muncul dan sedang menyelimuti seseorang. Orang yang diselimuti oleh batang-batang pohon itu adalah Duke Remy.
"Batang-batang pohon kembali menyelimuti tubuhnya. Sepertinya beliau baru saja menyuntikkan atau meminum darah iblis yang beliau bawa untuk memulihkan tubuh beliau," pikirku.
Tidak lama kemudian, batang-batang pohon itu pun telah selesai menyelimuti tubuh Duke Remy. Batang-batang itu pun kemudian langsung menyusut kembali ke bawah lantai tempat mereka muncul. Sementara itu, Duke Remy yang baru saja diselimuti oleh batang-batang pohon itu terlihat sudah pulih dari luka yang sebelumnya diterimanya. Luka tebasan yang berasal dari seranganku terlihat sudah menghilang sepenuhnya. Armor yang dikenakannya pun juga sudah pulih kembali. Tidak ada kerusakan ataupun goresan lagi pada armor yang dikenakannya itu.
Lalu, setelah batang-batang pohon itu telah selesai menyelimuti tubuhnya, Duke Remy secara perlahan mulai berjalan mendekatiku. Duke Remy berjalan sambil mengatakan sesuatu kepadaku.
"Meskipun sebelumnya kamu berhasil melukaiku, tetapi aku masih bisa memulihkan tubuhku dengan menggunakan darah iblis yang masih aku miliki. Aku pun juga sudah semakin bertambah kuat daripada sebelumnya," ucap Duke Remy.
"Darah iblis yang anda miliki sepertinya sangat banyak ya, tuan Duke Remy. Sebenarnya berapa banyak darah iblis yang anda bawa dan siap anda gunakan ? Dan juga, berapa banyak darah iblis yang anda gunakan barusan ?," tanyaku.
"Aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu itu karena sebentar lagi kamu akan mati, Rid Archie," ucap Duke Remy.
Setelah itu, Duke Remy pun langsung melesat ke arahku.
"Aku yang sekarang lebih kuat daripada sebelumnya. Kamu tidak akan bisa melukaiku lagi dengan pedang anehmu itu. Itu pun kalau kamu memiliki kesempatan untuk melukaiku," ucap Duke Remy sambil melesat ke arahku.
Setelah itu, Duke Remy pun telah berada di hadapanku dan langsung mengayunkan pedangnya itu dengan cepat ke arahku. Tetapi, aku dengan cepat langsung menghindari ayunan pedang yang mengarah kepadaku itu. Setelah menghindari serangan itu, aku pun langsung bersiap untuk menyerang Duke Remy dengan pedangku. Aku kemudian mengayunkan pedangku dengan cepat ke arah Duke Remy, tepatnya ke bagian dadanya. Tetapi ketika pedangku hampir mengenai dada Duke Remy, Duke Remy dengan cepat langsung menghindari serangan pedangku itu. Tetapi Duke Remy tidak berhasil menghindari serangan pedangku itu dengan sempurna, karena serangan pedangku berhasil mengenai dada Duke Remy meskipun tidak telak seperti yang aku harapkan.
Setelah menghindari serangan pedangku, Duke Remy yang saat ini sedang berada dalam jarak yang cukup jauh dariku pun langsung melihat dan memperhatikan dadanya. Terlihat ada luka tebasan yang memanjang secara horizontal dari dada kiri sampai dada kanannya. Darah pun terlihat keluar dari luka tebasan itu meskipun tidak banyak karena luka tebasan itu tidak cukup dalam. Duke Remy pun terlihat terkejut setelah melihat dadanya yang terluka itu.
"Apa-apaan ini ? Padahal aku sudah menggunakan darah iblis lagi untuk memulihkan tubuhku sekaligus meningkatkan kekuatanku. Karena saat ini kekuatanku lebih kuat daripada sebelumnya, seharusnya armor yang aku kenakan juga lebih kuat dan lebih tebal daripada sebelumnya. Tetapi armor ini berhasil ditembus lagi oleh pedang itu sehingga membuatku terluka kembali ?! Sebenarnya pedang apa itu ?!," pikir Duke Remy.
Setelah itu, Duke Remy pun mulai melihat ke arahku setelah sebelumnya beliau melihat dan memperhatikan luka di dadanya itu. Melihat Duke Remy yang sedang melihat ke arahku, aku pun langsung mengatakan sesuatu kepadanya setelah melihat raut wajahnya yang terkejut itu.
"Sepertinya anda terkejut karena saya kembali berhasil melukai anda lagi dengan pedang ini meskipun anda telah memperkuat armor yang anda kenakan itu. Asal anda tahu saja, tidak peduli berapa kali anda menggunakan darah iblis yang anda bawa untuk meningkatkan kekuatan anda sekaligus memperkuat armor yang anda kenakan, pedang ini akan selalu dapat menembus armor anda dan melukai tubuh anda karena sihir cahaya yang ada pada pedang ini lebih kuat dari sihir kegelapan yang menyelimuti armor anda," ucapku.
Duke Remy kemudian langsung menanggapi perkataanku dengan nada suara yang cukup keras.
"Sihir cahaya, sihir cahaya, sihir cahaya terus yang kamu katakan sejak tadi!!. Apa menurutku aku akan percaya dengan kebohonganmu itu ?!?! Kamu itu hanyalah seorang murid akademi yang berasal dari desa kecil. Singkatnya kamu itu adalah seorang rakyat jelata. Tidak mungkin rakyat jelata sepertimu mempunyai pedang seperti itu. Kamu pasti memakai trik untuk membuat pedang itu mengeluarkan cahaya. Kamu pasti juga memakai trik yang membuatmu dapat melukaiku dengan mudah. Sepertinya trik yang kamu gunakan itu berkaitan dengan sihir yang berhubungan dengan halusinasi, jadi apa yang baru saja aku lihat saat ini hanyalah halusinasiku saja. Contohnya pedang bercahaya itu dan aku yang terluka karena seranganmu, semua itu hanyalah halusinasiku saja. Kamu tidak akan bisa membodohiku, Rid Archie!!," ucap Duke Remy.
"Sepertinya anda tetap tidak percaya dengan sihir cahaya yang ada pada pedang ini ya, tuan Duke Remy. Kalau begitu, bagaimana jika saya menunjukkan sihir cahaya yang asli kepada anda ? Sihir cahaya yang bukan berasal dari pedang ini," ucapku.
Setelah itu, aku mengarahkan tangan kiriku ke atas sementara tangan kananku masih memegang pedang milikku.
"Karena saat ini hanya ada kita berdua di tempat ini, tidak akan ada masalah apabila saya menggunakan sihir ini," ucapku.
~Light Magic : Light of Aurora~
-Bersambung