Chereads / Peace Hunter / Chapter 376 - Chapter 376 : Duchess Arnett dan Nona Violetta part 3

Chapter 376 - Chapter 376 : Duchess Arnett dan Nona Violetta part 3

"Ini adalah akhir untukmu," ucap Duchess Arnett dengan suara yang datar.

Nona Violetta yang saat ini sedang tertusuk oleh cambuk milik Duchess Arnett terlihat masih terus tersenyum seperti sebelumnya.

"Ini memang adalah akhir, tetapi bukan untukku, ibunda," ucap Nona Violetta.

Nona Violetta lalu memegang cambuk milik Duchess Arnett yang telah memanjang dan menusuk dadanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya masih memegang pedang miliknya. Cambuk milik Duchess Arnett yang memanjang itu mempunyai banyak duri tajam yang berukuran cukup besar. Sehingga ketika nona Violetta memegang cambuk milik Duchess Arnett dengan tangan kirinya, telapak tangan kiri nona Violetta langsung tertusuk oleh duri-duri pada cambuk itu. Duri-duri itu bahkan menusuk hingga menembus telapak tangan kirinya itu. Meski begitu, nona Violetta terlihat tidak merasa kesakitan sama sekali dan terus memegang cambuk itu dengan sangat erat.

"Padahal aku masih ingin terus bertarung denganmu, ibunda. Bertarung denganmu membuatku teringat dengan kenangan disaat kita berlatih tanding waktu dulu. Tetapi aku menyadari kalau aku harus segera menuntaskan tanggung jawabku. Aku harus segera menyelamatkan dan membebaskanmu, jadi ayo kita akhiri ini, ibunda," ucap nona Violetta.

Nona Violetta mengatakan itu sambil tersenyum ke Duchess Arnett. Terlihat darah masih menetes dari mulutnya itu meskipun tidaklah banyak. Setelah itu, nona Violetta mengalirkan Mana miliknya ke tangan kirinya dalam jumlah yang cukup banyak. Setelah tangan kirinya sudah dialiri oleh Mana dalam jumlah yang cukup banyak, nona Violetta tiba-tiba langsung menarik cambuk milik Duchess Arnett yang sedang digenggamnya. Nona Violetta menarik cambuk itu dengan sangat cepat dengan menggunakan kekuatannya. Duchess Arnett yang masih memegang cambuk miliknya pun langsung melesat ke arah nona Violetta akibat cambuknya yang telah ditarik oleh nona Violetta. Duchess Arnett pun melesat dengan sangat cepat ke arah nona Violetta.

Melihat Duchess Arnett yang sedang melesat ke arahnya, nona Violetta lalu bersiap untuk menyerang Duchess Arnett dengan menggunakan pedang miliknya. Disaat dia sedang bersiap untuk menyerang, nona Violetta tiba-tiba teringat lagi dengan suatu kenangan yang melibatkan dirinya dengan Duchess Arnett.

-

~Flashback nona Violetta~

5 tahun yang lalu, di kediaman Duke San Quentine.

Terlihat nona Violetta, Duchess Arnett dan Duke Remy sedang berbicara di suatu ruangan yang ada di kediaman itu.

"Sudah aku bilang kalau aku tidak mau dijodohkan, ayahanda," ucap nona Violetta.

"Tetapi tawaran perjodohan ini datang dari seorang kenalanku. Beliau ingin menjodohkanmu dengan salah satu putranya. Beliau itu sudah banyak membantuku, jadi tidak mungkin aku menolak tawaran beliau yang ingin menjodohkan putranya dengan kamu," ucap Duke Remy.

"Aku tidak peduli apakah orang yang menawarkan perjodohan itu adalah seorang kenalanmu atau tidak, aku tetap tidak mau dijodohkan karena aku tidak tertarik dengan pernikahan politik. Jika aku mau menikah, aku akan memilih pasanganku sendiri," ucap nona Violetta.

"Violetta, kamu ini adalah seorang bangsawan. Seorang bangsawan tidak jauh dari yang namanya pernikahan politik. Mereka tidak akan bisa memilih pasangan sendiri. Aku dan ibundamu saja bisa menikah juga karena pernikahan politik. Namun meski kami menikah karena pernikahan politik, kami bisa saling mencintai satu sama lain. Kamu tidak perlu khawatir akan pasanganmu yang mungkin tidak akan mencintaimu karena kalian menikah dengan pernikahan politik. Aku yakin pasanganmu akan mencintaimu,"

"Kalau kamu menerima tawaran ini, kehidupanmu ke depannya pasti akan makmur karena orang yang menjadi pasanganmu adalah seorang putra dari orang terpandang dan memiliki jabatan penting di kerajaan Ozgur, sebuah kerajaan kecil yang berada cukup jauh di utara pegunungan Orokho. Meskipun kerajaan itu adalah kerajaan kecil, kerajaan itu adalah kerajaan yang makmur. Jadi kamu harus menerima tawaran perjodohan ini, Violetta," ucap Duke Remy.

"Aku sudah bilang kalau aku tidak mau menerima tawaran perjodohan itu. Aku tidak peduli mau dia putra dari orang terpandang atau putra dari pemimpin negara atau kerajaan lain, aku tetap tidak mau menerima pernikahan politik. Jika ayahanda tetap memaksa untuk menjodohkanku, maka lebih baik aku pergi dari kediaman ini. Aku akan keluar dari keluarga San Quentine agar aku tidak akan pernah dipaksa untuk melakukan pernikahan politik lagi," ucap nona Violetta.

Duke Remy terlihat sangat terkejut setelah mendengar perkataan nona Violetta. Tidak hanya itu, Duke Remy juga terlihat marah.

"Apa maksudmu, Violetta ? Kamu ingin meninggalkan keluarga San Quentine ? Jangan bercanda!," ucap Duke Remy.

Nona Violetta tidak menanggapi perkataan Duke Remy dan memilih untuk langsung pergi dari ruangan itu.

"Tunggu, Violetta! Jelaskan padaku tentang apa yang kamu katakan barusan!," ucap Duke Remy dengan nada yang tinggi.

Tetapi nona Violetta tetap tidak menanggapi perkataan Duke Remy dan terus melangkah pergi keluar ruangan itu. Sementara itu, Duchess Arnett terlihat sedang melihat ke arah nona Violetta yang melangkah pergi.

"Violetta," ucap Duchess Arnett.

-

Beberapa menit kemudian, di sebuah ruangan yang terlihat seperti sebuah kamar pribadi.

Di kamar itu, nona Violetta sedang duduk di pinggir tempat tidur yang ada di kamar itu.

"Pernikahan politik....., benar-benar memuakkan," ucap nona Violetta.

Setelah itu, tiba-tiba terdengar suara dari depan pintu kamar itu.

*tok *tok *tok

Suara itu adalah suara ketukan pintu yang menandakan kalau ada orang yang akan berkunjung ke kamar itu.

"Siapa disana ?," tanya nona Violetta.

"V-violetta, ini aku," ucap Duchess Arnett.

"Ibunda ? Ada apa ibunda datang kemari ?," tanya nona Violetta.

"A-ada yang ingin aku bicarakan denganmu, A-apa aku boleh masuk ?," tanya Duchess Arnett.

Nona Violetta terdiam sejenak, lalu tidak lama kemudian dia mulai menanggapi perkataan Duchess Arnett.

"Masuk saja, ibunda. Pintunya tidak aku kunci," ucap nona Violetta.

Setelah itu, pintu kamar itu pun terbuka. Setelah pintu kamar itu terbuka, terlihat Duchess Arnett yang sedang membuka pintu itu. Duchess Arnett hanya datang sendiri, tidak ada orang lain yang sedang bersamanya. Setelah membuka pintu itu, Duchess Arnett lalu masuk ke kamar itu dan menutup pintu itu kembali. Kemudian, Duchess Arnett menghampiri nona Violetta.

"A-apa kamu benar-benar ingin meninggalkan keluarga ini, Violetta ?," tanya Duchess Arnett.

"Iya, karena aku sudah tidak tahan lagi, ibunda. Jika aku masih berada di keluarga ini, aku akan selalu dijodohkan dan dinikahkan dengan seseorang untuk kepentingan politik ayahanda. Jadi, lebih baik aku pergi dari keluarga ini dan tidak akan berhubungan dengan keluarga ini lagi," ucap nona Violetta.

Duchess Arnett terlihat sedih setelah mendengar perkataan nona Violetta.

"A-apa kamu yakin dengan keputusanmu itu ? Jika kamu pergi, Amelia mungkin akan sedih," ucap Duchess Arnett.

"Aku sudah yakin dengan keputusanku, ibunda. Tentang Amelia, aku akan berbicara dengannya terlebih dahulu sebelum aku meninggalkan keluarga ini," ucap nona Violetta.

"J-jika kamu pergi dari kediaman ini, kamu akan pergi kemana, Violetta ?," tanya Duchess Arnett.

"Entahlah, mungkin aku akan pergi ke kerajaan lain. Aku tidak akan menetap di kerajaan ini," ucap nona Violetta.

"B-begitu ya," ucap Duchess Arnett.

"Sejak tadi ibunda terlihat gugup saat berbicara denganku, apa mungkin ibunda berniat untuk melarangku untuk pergi meninggalkan keluarga ini ?," tanya nona Violetta.

"T-tidak, bukan begitu, a-aku tidak ada niat untuk melarangmu. A-aku merasa gugup karena saat ini sepertinya suasana hatimu sedang buruk setelah berbicara dengan ayahandamu, tadi. A-aku takut salah bicara makanya aku jadi gugup," ucap Duchess Arnett.

"Begitu ya, maafkan aku karena telah berburuk sangka kepadamu, ibunda,' ucap nona Violetta.

"Tidak apa-apa, Violetta. Kamu tidak perlu minta maaf," ucap Duchess Arnett.

Setelah itu, Duchess Arnett mengelus kepala nona Violetta.

"Aku tidak akan melarangmu apabila kamu ingin pergi meninggalkan kediaman ini. Kamu saat ini sudah dewasa, jadi seharusnya kamu bebas untuk menentukan pilihanmu sendiri. Terserah kamu jika kamu ingin menolak tawaran perjodohan itu. Terserah kamu juga apabila kamu ingin pergi meninggalkan kediaman ini. Tetapi, tolong jangan berpikiran untuk meninggalkan keluarga ini, Violetta. Meskipun kamu pergi meninggalkan kediaman ini, kamu tetaplah bagian dari keluarga San Quentine," ucap Duchess Arnett.

"Jika aku tidak meninggalkan keluarga ini, aku akan terus dijodohkan, ibunda. Satu-satunya cara adalah dengan meninggalkan keluarga ini. Jika aku bukan lagi bagian dari keluarga San Quentine, aku tidak akan dijodohkan lagi. Lagipula, ayahanda pastinya juga akan menendangku keluar dari keluarga ini setelah aku pergi dari kediaman ini,' ucap nona Violetta.

Duchess Arnett hanya diam saja setelah mendengar perkataan nona Violetta. Meskipun hanya diam, tangannya tetap mengelus kepala nona Violetta. Tidak lama kemudian, Duchess Arnett mulai berbicara kembali.

"Baiklah. Jika kamu benar-benar ingin meninggalkan keluarga ini, silahkan saja. Aku tidak akan melarangmu, Violetta," ucap Duchess Arnett.

"Apa kamu yakin, ibunda ?," tanya nona Violetta.

"Iya. Tetapi, setelah kamu meninggalkan kediaman dan keluarga ini, aku ingin kamu terus mengingat kalau kamu tetap merupakan putriku. Aku akan terus menganggapmu sebagai putriku meskipun kamu bukanlah bagian dari keluarga San Quentine lagi, Violetta," ucap Duchess Arnett sambil tersenyum.

-

2 tahun yang lalu, di kediaman Duke San Quentine.

Nona Violetta yang baru saja tiba dari Holy Kingdom Svetais, memutuskan untuk mampir ke kediaman Duke San Quentine sebelum menuju ke San Fulgen Akademiya, tempat dia bertugas selanjutnya.

Saat ini, nona Violetta sedang berada di ruang tamu di kediaman itu. Nona Violetta tidak sendiri karena ada Duke Remy yang sedang bersamanya di ruangan itu.

"Untuk apa orang yang sudah bukan menjadi bagian dari keluarga San Quentine menginjakkan kakinya lagi di kediaman ini ?," tanya Duke Remy.

"Aku kesini hanya mampir sebentar saja. Aku tidak akan berlama-lama disini jadi anda tidak perlu khawatir," ucap nona Violetta.

Duke Remy lalu terdiam sesaat. Tidak lama kemudian, Duke Remy mulai berbicara kembali.

"Pastikan kamu akan langsung pergi setelah urusanmu di kediaman ini selesai dan jangan pernah kembali lagi kesini. Aku tidak mau lagi berurusan dengan orang yang telah membuatku sangat kecewa," ucap Duke Remy.

"Tenang saja. Aku memang berniat untuk langsung pergi setelah urusanku selesai," ucap nona Violetta.

Setelah itu, Duke Remy pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Sekitar 2 menit setelah Duke Remy meninggalkan ruangan itu, Duchess Arnett pun datang ke ruangan itu.

"Violetta ?!," ucap Duchess Arnett yang terkejut saat melihat nona Violetta.

"Iya, ini aku, ibunda," ucap nona Violetta.

Setelah itu, Duchess Arnett tiba-tiba langsung memeluk nona Violetta. Nona Violetta pun menerima pelukan itu dan kemudian dia pun juga memeluk Duchess Arnett.

"Selamat datang kembali, putriku," ucap Duchess Arnett sambil meneteskan air mata.

"Aku pulang, ibunda," ucap nona Violetta.

~Flashback berakhir~

-

Kembali ke saat ini, di tempat nona Violetta berada.

Nona Violetta sedang bersiap untuk melancarkan serangan tusukan ke Duchess Arnett yang saat ini sedang melesat ke arahnya. Saking cepatnya Duchess Arnett melesat ke arah nona Violetta, Duchess Arnett sampai tidak bisa melakukan apa-apa. Dia bahkan terlihat tidak berusaha untuk menyerang nona Violetta sama sekali.

Memang Duchess Arnett saat ini tidak bisa menyerang dengan menggunakan cambuknya karena cambuknya saat ini sedang dipegang oleh nona Violetta. Cambuknya saat ini sedang ditarik oleh nona Violetta yang menyebabkan Duchess Arnett terbawa dan melesat ke arah nona Violetta. Meski begitu, seharusnya dia bisa menyerang nona Violetta selain dengan menggunakan cambuknya. Tetapi Duchess Arnett tidak melakukan itu. Dia hanya terdiam saja membiarkan tubuhnya terbawa dan melesat ke arah nona Violetta.

Lalu jarak antara Duchess Arnett dan nona Violetta pun kini sudah semakin dekat. Kemudian, nona Violetta pun langsung melancarkan serangan ke arah Duchess Arnett yang melesat ke arahnya. Terlihat air mata mulai mengalir keluar dari kedua mata nona Violetta saat nona Violetta melancarkan serangan itu.

~Flower Sword Art : Red Rose Thorn Thrust~

Nona Violetta melancarkan serangan tusukan itu dengan cepat ke arah dada kiri Duchess Arnett. Duchess Arnett tidak bereaksi apa-apa terhadap serangan itu dan membuat dirinya terkena serangan itu dengan telak. Serangan itu pun berhasil menusuk dada kirinya hingga menembus ke belakang. Duchess Arnett pun langsung memuntahkan banyak darah dari mulutnya setelah ditusuk oleh nona Violetta.

"Seharusnya ini sudah cukup kan ? Meskipun kamu sudah berubah menjadi iblis yang berada dalam kendali seseorang, kamu akan tetap mati apabila jantungmu telah ditusuk kan ?," tanya nona Violetta kepada Duchess Arnett.

Duchess Arnett tidak menanggapi perkataan nona Violetta dan hanya menatap nona Violetta dengan ekspresi yang datar meskipun jantungnya telah ditusuk. Sementara itu, nona Violetta terus menatap Duchess Arnett dengan air mata yang terus mengalir keluar dari kedua matanya.

Tidak lama kemudian, nona Violetta lalu mencabut pedangnya yang menusuk dada kiri Duchess Arnett. Setelah pedang itu dicabut, darah mengucur dengan sangat deras dari luka tusukan itu. Tidak hanya itu, darah pun juga masih mengalir keluar dari mulutnya itu. Kondisi tubuh Duchess Arnett pun terlihat sudah semakin melemah. Kedua matanya pun secara perlahan mulai terpejam. Nona Violetta yang melihat kondisi Duchess Arnett sudah mulai melemah lalu mengatakan sesuatu kepada Duchess Arnett.

"Ibunda, terima kasih karena selalu menyayangi dan mencintaiku. Terima kasih karena tetap menganggapku sebagai putrimu meskipun aku telah pergi meninggalkan keluarga kita. Terima kasih atas apa yang sudah kamu lakukan kepadaku selama ini," ucap nona Violetta.

Nona Violetta mengatakan itu dengan air mata yang masih mengalir keluar dari kedua matanya.

"Selamat tinggal, ibunda," lanjut Duchess Arnett.

Sementara itu, Duchess Arnett yang kondisi tubuhnya mulai melemah, tiba-tiba tersenyum setelah mendengar perkataan nona Violetta. Nona Violetta yang melihat Duchess Arnett tersenyum pun langsung terkejut.

"Selamat tinggal, Violetta. Terima kasih karena telah membebaskanku,"

"Sampai kapanpun, aku akan selalu menyayangimu, Violetta," ucap Duchess Arnett.

Duchess Arnett mengatakan itu dengan senyuman di wajahnya. Setelah mengatakan itu, Duchess Arnett pun langsung menjatuhkan tubuhnya ke permukaan tanah yang kini sudah dipenuhi oleh bunga-bunga Lily putih.

-Bersambung