Chereads / Peace Hunter / Chapter 326 - Chapter 326 : Hubungan Yang Serius

Chapter 326 - Chapter 326 : Hubungan Yang Serius

Kabar tentang terbangunnya Duchess Arlet dari tidur panjangnya pun mulai menyebar ke seluruh kediaman San Lucia. Para prajurit, para pelayan, para pekerja dan beberapa anggota keluarga San Lucia yang sedang berada di kediaman Duke San Lucia langsung terkejut setelah mengetahui tentang kabar itu. Mereka semua pun langsung bergegas pergi ke ruangan Duchess Arlet setelah mengetahui kabar itu. Ruangan Duchess Arlet secara perlahan mulai dipenuhi banyak orang yang ingin melihat langsung Duchess Arlet yang sudah terbangun.

Karena ruangan ini sudah dipenuhi oleh banyak orang, aku pun memutuskan untuk pergi keluar dari ruangan itu. Aku pergi meninggalkan Irene dan Duke Louis yang masih berada di ruangan itu. Setelah keluar dari ruangan itu, aku memutuskan untuk kembali ke ruang jamuan tempat para murid tahun keempat berada. Saat berjalan di lorong kediaman itu, aku melihat para pelayan, prajurit, pekerja dan anggota keluarga San Lucia yang berada di kediaman ini langsung berlari untuk menuju ruangan tempat Duchess Arlet berada. Alasan kenapa aku tahu kalau ada anggota keluarga San Lucia yang ikut berlari menuju ruangan tempat Duchess Arlet berada adalah karena penampilan mereka sangat mencolok dengan rambut berwarna putih seperti salju. Ketika melihat mereka berlari, aku pun menoleh ke belakang. Terlihat ruangan tempat Duchess Arlet berada sudah sangat penuh, mereka yang baru datang pun terpaksa menunggu di luar ruangan karena di dalam ruangan sudah sangat penuh. Setelah menoleh ke belakang untuk melihat keadaan ruangan Duchess Arlet, aku pun kembali menoleh ke depan dan melanjutkan langkahku untuk kembali ke ruang jamuan.

Namun baru beberapa langkah aku melanjutkan langkahku, aku melihat Leandra dan Lily serta dua orang Demi-Human dan dua orang Elf yang sedang berlari. Sepertinya mereka juga ingin pergi ke ruangan Duchess Arlet untuk melihat keadaan beliau yang baru saja terbangun.

"Rid!!," ucap Leandra yang sedang berlari.

Setelah itu, Leandra pun berhenti tepat di depanku. Lily, 2 orang Demi-Human dan 2 orang Elf yang bersama mereka pun juga ikut berhenti tepat di depanku. Melihat mereka berhenti, aku pun juga ikut berhenti dan tidak melanjutkan langkahku lagi untuk menuju ruang jamuan.

"Apa benar kalau nona Duchess telah bangun dari tidur panjangnya ?," tanya Leandra.

"Iya, tadi aku melihatnya sendiri. Beliau sudah bangun," ucapku.

"Syukurlah. Ini benar-benar kabar yang menggembirakan ya, ayah, ibu," ucap Leandra.

"Iya, kamu benar, Lea. Ini benar-benar kabar yang menggembirakan, nona Duchess akhirnya terbangun setelah mengalami tidur panjang," ucap seorang Elf pria yang merupakan ayah dari Leandra.

"Iya, ayo kita segera pergi untuk melihat beliau," ucap seorang Elf wanita yang merupakan ibu dari Leandra.

Sebelum mereka sempat melanjutkan langkah mereka untuk pergi ke ruangan Duchess Arlet, aku dengan cepat langsung berbicara dengan mereka.

"Apa kalian ingin melihat beliau sekarang ? Seperti yang kalian lihat, ruangan nona Duchess yang berada di belakang sana saat ini sudah dipenuhi oleh banyak orang. Kalian mungkin harus mengantri dalam waktu yang cukup lama hanya untuk melihat nona Duchess saat ini," ucapku.

"Memang ruangan nona Duchess saat ini sudah dipenuhi oleh banyak orang. Itu menandakan kalau nona Duchess sangat dicintai dan disayangi oleh banyak orang. Begitu orang-orang tahu kalau nona Duchess sudah terbangun dari tidur panjangnya, mereka semua langsung bergegas untuk pergi ke ruangan nona Duchess hanya untuk melihat keadaan beliau yang sudah terbangun, begitupun juga kami. Kami tidak mempermasalahkan apabila harus mengantri dalam waktu yang cukup lama, yang terpenting kami harus melihat keadaan nona Duchess yang sudah terbangun. Kami harus melihat keadaan nona Duchess dan berbicara sebentar dengan beliau karena nona Duchess adalah orang yang sangat penting bagi kami. Beliau adalah salah satu orang yang telah menolong dan menyelamatkan kami," ucap ayahnya Leandra.

Ibunya Leandra pun mengangguk setuju setelah mendengar perkataan ayahnya Leandra.

"Apa yang dikatakan ayahku itu benar, Rid. Kami harus melihat keadaan nona Duchess dan berbicara sebentar dengan beliau meskipun harus mengantri dalam waktu yang cukup lama. Ya sudah, karena kami sedang buru-buru, kalau begitu aku pergi dulu ya, Rid," ucap Leandra.

Leandra pun langsung bergegas menuju ruangan Duchess Arlet.

"Kami juga pergi dulu, tuan muda Rid," ucap ayah dan ibunya Leandra.

Mereka berdua pun juga langsung bergegas untuk menuju ke ruangan Duchess Arlet.

"Ya ampun mereka itu. Kita juga harus bergegas, ayah, ibu. Kita juga harus melihat keadaan nona Duchess. Sampai nanti, Rid," ucap Lily.

Lily pun juga langsung bergegas untuk menuju ruangan Duchess Arlet.

"Tunggu, Lily. Kita harus bergegas juga, sayang," ucap seorang Demi-Human pria yang merupakan ayah dari Lily.

"Iya, sayang," ucap seorang Demi-Human wanita yang merupakan ibu dari Lily.

"Sampai nanti, tuan muda Rid," ucap ayah dan ibunya Lily.

Mereka berdua pun juga langsung bergegas untuk menuju ke ruangan Duchess Arlet. Aku pun menoleh ke belakang untuk melihat mereka yang sedang bergegas menuju ke ruangan Duchess Arlet.

"Sepertinya kedua orang tua Lily dan Leandra sudah tahu siapa aku. Mereka bahkan memanggilku dengan sebutan 'tuan muda Rid'. Tetapi aku belum mengetahui nama mereka. Karena mereka sedang buru-buru untuk melihat keadaan nona Duchess, kita jadi tidak sempat berkenalan," ucapku.

Setelah menoleh ke belakang, aku pun menoleh kembali ke depan dan melanjutkan langkahku untuk kembali ke ruang jamuan.

-

Di ruang jamuan.

Terlihat di ruangan itu hanya ada para murid dan pengajar. Tidak terlihat ada prajurit ataupun pelayan yang berada di ruangan itu. Yah itu wajar saja, karena mereka semua langsung bergegas pergi ke ruangan Duchess Arlet setelah menerima kabar kalau Duchess Arlet sudah bangun dari tidur panjangnya. Beberapa murid yang ada di ruang jamuan itu terlihat ada yang masih sedang memakan makanan dan meminum minuman dari jamuan yang disediakan. Sisanya terlihat sedang mengobrol dengan murid lainnya.

Sementara itu, aku yang sudah berada di ruang jamuan ini sedang melihat-lihat ke sekeliling ruangan itu untuk mencari Charles dan yang lainnya. Lalu akhirnya aku pun menemukan mereka yang terlihat sedang mengobrol di sisi kanan ruang jamuan ini. Setelah menemukan mereka, aku pun langsung menghampiri mereka.

"Jadi kalian ada disini ya," ucapku sambil berjalan menghampiri mereka.

Mereka yang sedang mengobrol pun langsung menoleh ke arahku begitu mendengar suaraku.

"Rid, kamu darimana saja ? Ah ngomong-ngomong, apa kamu sudah mengetahui kabar kalau nona Duchess San Lucia yang merupakan ibundanya Irene baru saja terbangun dari tidur panjangnya ?," tanya Charles.

"Iya, aku sudah mengetahui itu. Sebelumnya aku dan Irene berada di ruangan nona Duchess dan melihat beliau yang baru terbangun," ucapku.

"Jadi begitu, kamu dan Irene tadi berada di ruangan nona Duchess, pantas saja aku tidak melihatmu dan Irene di ruangan ini. Tadi, tuan Duke San Lucia mencari-cari kalian di ruangan ini," ucap Charles.

"Aku sudah bertemu dengan tuan Duke karena tadi beliau juga datang ke ruangan nona Duchess. Saat ini, tuan Duke dan Irene masih berada di ruangan nona Duchess," ucapku.

"Begitu ya. Yah itu wajar saja, mereka berdua pasti masih ingin menemani nona Duchess karena nona Duchess baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Aku sebelumnya sudah mengetahui kalau nona Duchess sedang mengalami tidur panjang akibat menggunakan sebuah teknik terlarang yang dimiliki keluarga San Lucia. Syukurlah sekarang beliau sudah bangun dari tidur panjangnya," ucap Charles.

"Iya, aku juga bersyukur, kak. Ibunda pasti akan senang saat mendengar kabar ini karena ibunda dan nona Duchess San Lucia lumayan dekat," ucap Chloe.

"Iya. Mungkin Ibunda akan datang ke kediaman ini hari ini atau keesokan harinya untuk melihat kondisi nona Duchess," ucap Charles.

Charles dan Chloe terus berbicara mengenai ibunda mereka yang mungkin akan datang ke kediaman Duke San Lucia untuk melihat kondisi Duchess San Lucia yang baru saja terbangun. Sementara itu, disaat mereka masih berbicara, aku pun terdiam sampai memikirkan sesuatu.

"Sepertinya mereka semua belum tahu kalau akulah yang membangunkan nona Duchess dari tidur panjangnya. Ya sudahlah, lagipula aku tidak terlalu peduli tentang apakah mereka tahu kalau aku yang telah membangunkan nona Duchess atau tidak," pikirku.

-

20 menit kemudian.

Para murid yang sebelumnya masih memakan makanan dan meminum minuman dari jamuan yang tersedia pun telah selesai melakukan itu. Saat ini, para murid hanya mengobrol dengan murid lainnya saja di ruang jamuan itu. Aku penasaran sampai kapan kita harus berada di ruang jamuan ini. Karena itu, aku pun berjalan menghampiri tuan Alan yang berada di bagian tengah ruang jamuan ini lalu bertanya kepadanya.

"Tuan Alan, sampai kapan kita harus berada di ruang jamuan ini ? Untuk jadwal selanjutnya seharusnya kita berkeliling di kediaman ini kan ?," tanyaku.

"Iya, memang seharusnya kita pergi berkeliling di kediaman Duke San Lucia setelah acara jamuan ini. Namun tuan Duke sedang tidak berada disini, tuan Duke saat ini sedang berada di ruangan nona Duchess yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Kamu sendiri tahu tentang kabar itu kan ?," tanya tuan Alan.

"Iya, aku tahu tentang kabar terbangunnya nona Duchess, tuan," ucapku.

"Karena itu, selagi tuan Duke masih berada di ruangan nona Duchess, kita tidak bisa pergi berkeliling di kediaman beliau tanpa adanya beliau yang menemani kita. Apalagi, saat ini para pelayan dan para prajurit pun juga sedang tidak ada di ruangan ini, kita tidak bisa pergi meninggalkan ruangan ini seenaknya," ucap tuan Alan.

"Begitu ya, aku mengerti," ucapku.

Setelah aku mengatakan itu, tiba-tiba pintu ruang jamuan ini terbuka. Aku dan yang lainnya pun langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka itu. Dari arah pintu yang terbuka itu, aku melihat ada komandan Mina dan beberapa prajurit yang mulai berjalan masuk ke dalam ruang jamuan ini. Komandan Mina terus berjalan hingga ke bagian tengah ruangan ini sampai akhirnya dia berhenti tepat di depan tuan Alan.

"Tuan Alan, tuan Duke mengirimkan pesan kepada anda. Beliau ingin meminta maaf karena tidak bisa menemani anda dan para murid untuk mengelilingi kediaman beliau. Sebagai gantinya, aku ditunjuk oleh beliau untuk menggantikan beliau dalam menemani anda dan para murid untuk mengelilingi kediaman ini," ucap komandan Mina.

"Begitu ya, jadi tuan Duke tidak bisa menemani kami untuk mengelilingi kediaman ini. Tolong sampaikan kepada beliau untuk tidak perlu meminta maaf kepada kami. Kami mewajarkan apabila beliau tidak bisa menemani kami karena beliau saat ini sedang menemani istri beliau yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Jadi beliau tidak perlu minta maaf," ucap tuan Alan.

"Baik, pesan anda akan saya sampaikan nanti. Untuk sekarang, saya akan menemani anda dan para murid untuk mengelilingi kediaman ini," ucap komandan Mina.

"Baik, mohon bantuannya, komandan," ucap tuan Alan.

Setelah itu, kami semua pun pergi dari ruang jamuan itu untuk berkeliling ke seluruh tempat yang ada di kediaman Duke San Lucia dengan ditemani oleh komandan Mina dan beberapa prajurit.

-

Setelah mengelilingi kediaman Duke San Lucia, kami pun memutuskan untuk pergi ke penginapan tempat kami akan menginap di kota San Lucia setelah berpamitan dengan komandan Mina. Karena kami tidak bisa menemui Duke San Lucia yang masih menemani Duchess San Lucia, kami pun hanya berpamitan dengan komandan Mina dan beberapa prajurit yang menemani kami.

Setelah sampai di penginapan, kami semua pun langsung diberikan kunci kamar yang akan menjadi kamar tempat kami bermalam. Aku seperti biasa berada di kamar yang sama dengan Irene. Sejak tahun pertama hingga tahun keempat, aku selalu diberikan kamar yang sama dengan Irene ketika menginap untuk menjalani ujian keempat.

Setelah mendapatkan kunci kamar, aku pun langsung pergi ke kamar yang akan menjadi tempat aku dan Irene bermalam. Karena Irene saat ini masih berada di kediaman Duke San Lucia, aku pun pergi dan memeriksa kamar itu seorang diri. Setelah itu, aku pun berhasil menemukan kamar tempatku bermalam. Kemudian, aku masuk ke dalam kamar itu dan memeriksanya. Setelah diperiksa, aku langsung menaruh barang-barang yang aku bawa di kamar itu. Kemudian, aku pun pergi dari kamar itu untuk menemui Charles dan yang lainnya. Mereka semua berniat untuk pergi mengelilingi kota San Lucia setelah menaruh barang-barang mereka di kamar mereka masing-masing. Setelah menemui mereka, kami pun langsung pergi untuk mengelilingi kota San Lucia. Namun, sebelum pergi mengelilingi kota San Lucia, aku menitipkan kunci kamarku kepada penjaga penginapan itu dan memberikan pesan kepadanya untuk memberikan kunci itu kepada Irene apabila dia sudah datang ke penginapan itu. Karena Irene merupakan putri Duke San Lucia, pastinya penjaga penginapan itu tahu siapa itu Irene. Setelah menitipkan kunci itu, aku pun langsung pergi mengelilingi kota San Lucia bersama dengan yang lainnya.

-

Malam harinya, pukul 6.30 malam.

Setelah mengelilingi kota San Lucia, kami pun langsung kembali ke penginapan dan pergi ke kamar kami masing-masing. Aku langsung kembali ke kamarku tanpa mengambil kunci yang aku titipkan kepada penjaga penginapan. Karena sebelumnya aku sudah membuat duplikat dari kunci itu, jadi aku tidak perlu mengambil kunci itu lagi.

Kemudian, aku kembali ke kamarku dengan membawa banyak barang dari kota San Lucia. Barang-barang yang aku bawa itu merupakan barang-barang pemberian dari para pedagang di kota San Lucia. Seperti yang aku duga sebelumnya, karena aku saat ini merupakan pacar Irene meskipun hanya pura-pura, hal itu membuatku menjadi populer di kota San Lucia. Para pedagang pun langsung memberikanku barang-barang secara gratis begitu mereka melihatku yang sedang berkeliling di kota San Lucia.

Saat mengelilingi kota San Lucia, aku mendengar dari pembicaraan warga di kota itu kalau mereka sudah mengetahui tentang Duchess San Lucia yang sudah terbangun dari tidur panjangnya. Namun mereka belum mengetahui kalau akulah yang telah membangunkan Duchess San Lucia dari tidur panjangnya. Jika mereka mengetahui tentang itu, mungkin mereka akan memberikan lebih banyak barang daripada yang sekarang. Aku bersyukur karena mereka belum mengetahui tentang hal itu.

Setelah cukup lama berjalan sambil membawa banyak barang, aku akhirnya tiba di pintu kamarku. Aku merasakan ada seseorang yang sudah berada di kamarku, jadi aku langsung membuka pintu itu karena pintu itu sedang tidak terkunci. Setelah pintu itu terbuka, aku pun langsung masuk ke kamarku dan ternyata benar, sudah ada seseorang di kamarku dan itu adalah Irene.

"Jadi kamu sudah berada disini, Irene," ucapku.

Irene pun langsung menoleh ke arahku.

"Rid, kenapa kamu membawa banyak sekali barang ?," tanya Irene.

"Tadi saat aku berkeliling di kota San Lucia bersama Charles dan yang lainnya, para pedagang yang ada disana tiba-tiba memberikanku barang-barang ini secara gratis. Sepertinya alasan mereka memberikan ini secara gratis adalah karena aku saat ini merupakan pacarmu. Kamu sendiri juga sering diberikan barang-barang secara gratis kan, Irene ?," tanyaku.

"Iya. Setiap aku pergi ke kota San Lucia, aku selalu diberikan banyak barang secara gratis," ucap Irene.

"Karena hal itu, aku sebagai pacarmu saat ini juga diberikan banyak barang secara gratis. Sepertinya aku telah menjadi orang yang populer di kota San Lucia," ucapku.

"Kamu pasti akan menjadi lebih populer lagi di kota San Lucia apabila warga di kota itu mengetahui kalau kamulah yang telah membangunkan ibundaku dari tidur panjangnya," ucap Irene.

"Iya, aku juga sebelumnya memikirkan tentang hal itu. Sepertinya akan cukup merepotkan apabila mereka sudah mengetahui kalau akulah yang membangunkan ibundamu dari tidur panjangnya," ucapku.

"Berbicara tentang ibundaku yang sudah bangun dari tidur panjangnya, aku lupa kalau aku belum mengucapkan terima kasih kepadamu, Rid. Terima kasih karena telah membangunkan ibundaku dari tidur panjangnya, Rid," ucap Irene sambil membungkuk ke arahku.

"Iya, sama-sama, Irene," ucapku.

Kemudian Irene pun berhenti membungkuk dan kembali berdiri tegap seperti sebelumnya.

"Sebelumnya, aku bilang kalau aku akan melakukan apa saja apabila kamu berhasil membangunkan ibundaku dari tidur panjangnya. Karena kamu telah berhasil membangunkan ibundaku, apa ada sesuatu yang kamu ingin aku lakukan, Rid ? Aku akan melakukan apa saja karena aku telah berjanji," ucap Irene.

Irene terlihat serius saat mengatakan itu, sementara aku dengan cepat langsung menanggapinya.

"Tidak ada. Aku tidak menyembuhkan ibundamu hanya untuk agar kamu mau melakukan apa saja yang aku minta. Jadi kamu tidak perlu mengatakan hal seperti itu," ucapku.

"Sudah kuduga kalau kamu akan mengatakan hal seperti itu, Rid. Padahal aku sudah bilang kalau aku akan melakukan apa saja karena kamu telah membangunkan ibundaku dari tidur panjangnya, tetapi sepertinya kamu malah tidak tertarik. Kamu itu sangat baik ya, Rid. Kamu bahkan selalu menolongku selama ini meskipun mungkin apa yang kamu lakukan itu adalah bagian dari kerja sama di antara kita. Meski begitu, aku terkesan dengan kebaikanmu itu. Tidak hanya itu, kamu juga sangat kuat dan kamu itu juga sangat keren," ucap Irene.

Irene terlihat tersenyum tipis saat mengatakan itu. Aku sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Irene, karena baru kali ini Irene mengatakan banyak pujian kepadaku seperti itu.

Setelah mengatakan itu, Irene pun terdiam. Tidak lama kemudian, Irene mulai mengambil nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Kemudian, Irene pun mulai berbicara lagi.

"Hei Rid, bagaimana kalau hubungan pura-pura yang kita jalani selama ini kita ubah menjadi hubungan yang serius ?," tanya Irene.

"Hubungan yang serius ? Maksudmu....," ucapku.

Tetapi sebelum aku menyelesaikan perkataanku, Irene langsung memotong perkataanku.

"Iya. Kali ini aku ingin kita menjalin hubungan yang serius dan bukan sebuah hubungan pura-pura lagi. Aku menyukaimu, Rid. Aku ingin kamu menjadi pacarku. Tidak hanya pacarku saja, tetapi aku ingin kamu menjadi pasanganku untuk kedepannya," ucap Irene dengan ekspresi yang terlihat serius.

-

Keesokan harinya.

Diganta mulai menerbitkan surat kabar yang memuat tentang terbangunnya Duchess San Lucia dari tidur panjangnya. Surat kabar itu pun langsung beredar ke seluruh kerajaan San Fulgen. Tidak hanya itu saja, di surat kabar itu juga menyebutkan kalau orang yang telah membangunkan Duchess San Lucia dari tidur panjangnya adalah Rid Archie.

-

Sementara itu, di kediaman Duke San Quentine.

Terlihat Duke Remy sedang membaca surat kabar yang baru terbit hari ini di halaman kediamannya.

"Rid Archie, kali ini dia benar-benar melakukan hal yang merepotkan. Bagaimana bisa dia membangunkan nona Arlet dari tidur panjangnya yang merupakan efek dari penggunaan teknik terlarang yang dimiliki oleh keluarga San Lucia ? Hal ini sedikit mengganggu rencanaku. Aku tidak pernah terpikir kalau nona Arlet akan bangun disaat aku sedang bersiap untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia. Jika nona Arlet saat ini masih memiliki kekuatan yang sama dengan yang dimilikinya sebelum mengalami tidur panjang, maka dia bisa jadi lawan yang cukup merepotkan bagi para bidakku yang ingin membunuh seluruh keluarga San Lucia nanti. Itu karena nona Arlet merupakan Duchess terkuat di kerajaan ini," ucap Duke Remy dengan ekspresi yang serius.

-Bersambung