Duchess Arlet secara perlahan mulai membuka matanya. Setelah itu, dia pun mulai bangun dari tempat tidurnya secara perlahan.
"Dimana aku ?," ucap Duchess Arlet sambil melihat ke sekeliling ruangan.
Sementara itu, aku, Irene dan Duke Louis terkejut setelah mendengar suara wanita di ruangan tempat kami berada saat ini. Kami bertiga pun langsung menoleh ke arah tempat tidur yang merupakan tempat Duchess Arlet terbaring. Setelah kami menoleh ke arah tempat tidur itu, kami melihat Duchess Arlet sudah bangun dari tidurnya dan saat ini beliau sedang duduk di tempat tidurnya sambil melihat ke arah kami bertiga. Wajah Duchess Arlet ketika beliau membuka matanya benar-benar terlihat mirip dengan Irene.
Duke Louis dan Irene sangat terkejut setelah melihat Duchess Arlet sudah bangun dari tidurnya. Sementara itu, Duchess Arlet masih melihat ke arah kami dan memperhatikan wajah kami. Mulanya Duchess Arlet melihat ke arah Duke Louis yang sedang terkejut.
"Sayang...," ucap Duchess Arlet.
Setelah Duchess Arlet mengatakan itu, Duke Louis terlihat tidak bisa menahan air matanya. Duke Louis pun mulai menangis.
"Iya....sayang.....ini aku..," ucap Duke Louis dengan tersedu-sedu.
"Kenapa kamu menangis, sayang ?," tanya Duchess Arlet yang nampak bingung saat melihat Duke Louis yang menangis.
"Bukan...kenapa-kenapa.....sayang. Aku hanya....terharu bisa....melihatmu sudah.....sadar kembali," ucap Duke Louis.
"Sadar kembali ?," ucap Duchess Arlet.
Duchess Arlet nampak bingung dengan apa yang dikatakan oleh Duke Louis. Meski masih dalam kebingungan, Duchess Arlet yang sebelumnya melihat ke arah Duke Louis, kini menoleh ke arah Irene.
"Kamu.....," ucap Duchess Alret.
Duchess Arlet terlihat terkejut saat melihat ke arah Irene.
"....Apakah kamu adalah Irene ?," tanya Duchess Arlet.
Setelah Duchess Arlet menanyakan itu, Irene langsung bergegas menghampiri Duchess Arlet dan langsung memeluknya.
"Iya, ibunda. Ini aku, Irene," ucap Irene.
Aku saat ini tidak bisa melihat wajah Irene, tetapi aku mengetahui kalau Irene saat ini sedang menangis. Aku mengetahui itu dari suaranya yang nampak tersedu-sedu. Yah, itu wajar saja, mengingat ibundanya yang sebelumnya mengalami tidur panjang, sudah terbangun dari tidur panjangnya itu.
Sementara itu, Irene terus memeluk Duchess Arlet dengan erat. Duchess Arlet yang sebelumnya terkejut karena tiba-tiba dipeluk oleh Irene pun juga mulai memeluk tubuh Irene.
"Kamu sudah besar ya, Irene," ucap Duchess Arlet.
"Tentu saja, soalnya sudah 11 tahun sejak ibunda tertidur," ucap Irene yang masih memeluk Duchess Arlet.
"Aku tertidur selama 11 tahun ?," tanya Duchess Arlet yang nampak bingung.
"Iya, ibunda," ucap Irene.
Duchess Arlet pun terdiam. Dia seperti sedang berusaha untuk mengingat sesuatu.
"Ah, aku ingat. Aku sebelumnya menggunakan teknik terlarang keluarga San Lucia ketika melawan 'makhluk itu' di pegunungan Orokho. Setelah menggunakan teknik itu, aku tidak ingat apa-apa lagi dan tiba-tiba aku sudah berada disini. Jadi aku sudah tertidur selama 11 tahun karena menggunakan teknik itu ya," ucap Duchess Arlet.
"Iya, ibunda. Aku kangen sekali dengan ibunda," ucap Irene.
"Maaf ya karena telah membuatmu menungguku terbangun selama 11 tahun," ucap Duchess Arlet.
"Tidak apa-apa, ibunda. Ibunda tidak perlu meminta maaf," ucap Irene.
"Kamu sekarang sudah besar ya. Sudah 11 tahun ya, sayang sekali aku tidak bisa melihat pertumbuhanmu selama 11 tahun ini," ucap Duchess Arlet.
Irene dan Duchess Arlet masih terus berpelukan. Sementara itu, Duke Louis secara perlahan mulai berjalan mendekati Irene dan Duchess Arlet yang sedang berpelukan. Duchess Arlet menyadari kalau Duke Louis sedang berjalan mendekatinya, dia pun menoleh ke arah Duke Louis.
"Sayang.....kamu sudah bertambah tua ya," ucap Duchess Arlet sambil tersenyum.
Duke Louis yang awalnya berjalan perlahan, mulai berlari mendekati Duchess Arlet dan langsung memeluknya.
"Sayang!!!!! Akhirnya kamu bangun juga!!," ucap Duke Louis dengan suara yang sangat keras.
Duke Louis mengatakan itu sambil memeluk Duchess Arlet. Duchess Arlet pun menerima pelukan itu.
"Ya ampun, suaramu itu keras sekali. Kamu pasti sudah menahan diri selama ini. Aku minta maaf karena tidak bisa menemanimu selama 11 tahun ini," ucap Duchess Arlet.
"Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Duke Louis.
Suara Duke Louis ketika mengatakan itu terdengar seperti sedang menangis. Duke Louis pun terus memeluk Duchess Arlet. Irene pun juga terus memeluk Duchess Arlet. Mereka bertiga saat ini saling berpelukan. Aku pun tersenyum melihat ke arah mereka yang sedang berpelukan.
Setelah itu, tiba-tiba pintu ruangan tempat kami berada terbuka secara tiba-tiba. Aku pun langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka itu. Di pintu yang terbuka itu, aku melihat komandan Mina dan beberapa prajurit mulai masuk ke dalam ruangan ini.
"Saya minta maaf, tuan Duke. Kami memaksa masuk ke ruangan ini karena sebelumnya kami mendengar suara tuan Duke yang sangat keras," ucap komandan Mina.
Suara keras yang didengar oleh komandan Mina sepertinya adalah suara ketika Duke Louis memeluk Duchess Arlet. Setelah itu, komandan Mina dan beberapa prajurit yang masuk ke ruangan itu pun melihat ke arah tempat tidur. Mereka terkejut melihat Duchess Arlet yang sudah bangun dari tidur panjangnya.
"Nona Duchess.....anda telah bangun ?!?!," tanya komandan Mina yang terkejut.
Duchess Arlet pun menoleh ke arah komandan Mina yang bertanya kepadanya.
"Kamu....kamu itu Mina ya ? Kamu terlihat sangat berbeda sejak terakhir kali aku melihatmu. Yah itu wajar saja, karena terakhir kali aku melihatmu itu adalah 11 tahun yang lalu," ucap Duchess Arlet.
"Itu benar, nona Duchess. Saya tidak menyangka kalau anda bisa langsung mengenali saya,"
"Kalian semua, segera beritahu komandan Asier, tuan Irwin, Yang Mulia Ratu dan semua orang kalau nona Duchess telah terbangun dari tidur panjangnya," ucap komandan Mina kepada para prajuritnya.
"Baik, komandan," ucap para prajurit Duke San Lucia.
Para prajurit itu pun langsung bergegas pergi keluar dari ruangan itu untuk memberitahukan kabar itu.
"Mendengar para prajurit itu memanggilmu 'komandan', jadi kamu sudah menjadi komandan prajurit Duke San Lucia ya, Mina," ucap Duchess Arlet.
"Itu benar, nona Duchess," ucap komandan Mina.
"Aku juga mendengar kalau kamu memanggil Asier dengan sebutan 'komandan Asier'. Apakah dia juga sudah menjadi seorang komandan ?," tanya Duchess Arlet.
"Itu benar, nona Duchess. Komandan Asier saat ini adalah seorang komandan prajurit kerajaan San Fulgen. Dia adalah komandan prajurit pasukan 'Frost Wolf' yang bertugas untuk menjaga wilayah barat kerajaan San Fulgen yang meliputi wilayah San Angela," ucap komandan Mina.
"Begitu ya. Jadi Asier sudah menjadi seorang komandan ya. Karena tertidur selama 11 tahun, aku jadi tidak bisa melihat putraku ketika dia dilantik menjadi seorang komandan," ucap Duchess Arlet.
Wajah Duchess Arlet terlihat sedih ketika mengatakan itu.
"Nona Duchess.....," ucap komandan Mina.
Setelah itu, nona Duchess tiba-tiba menoleh ke arahku.
"Daripada itu, aku sejak tadi melihatmu sudah ada di ruangan ini bersama dengan suamiku dan juga Irene, tetapi aku belum berbicara sedikitpun denganmu. Pertama-tama, bisakah kamu memperkenalkan diriku kepadamu ?," tanya Duchess Arlet.
"Baik, nona Duchess. Perkenalkan, nama saya adalah Rid Archie, nona Duchess," ucapku sambil membungkuk untuk memberi hormat.
"Rid Archie ?," ucap Duchess Arlet.
"Iya, nona Duchess," ucapku.
Duchess Arlet terlihat terdiam selama beberapa saat setelah aku memberitahu namaku. Beliau terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Rid Archie, entah kenapa aku seperti pernah mendengar atau mengetahui tentang nama Archie pada namamu itu, tapi aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Yah lupakan itu terlebih dahulu, lalu apa kamu memiliki hubungan dengan Irene dan suamiku ? Karena melihatmu bisa ada disini, pastinya kamu memiliki hubungan dengan Irene dan suamiku yang membuatmu bisa masuk ke ruangan ini," ucap Duchess Arlet.
"Itu benar, nona Duchess. Saya memang memiliki hubungan dengan tuan Duke dan Irene. Itu karena saat ini saya merupakan pacar dari Irene," ucapku.
Duchess Arlet terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku.
"Pacar ?!?! Apa itu benar ?!," tanya Duchess Arlet.
"Itu benar, ibunda. Rid saat ini adalah pacarku," ucap Irene.
Irene secara perlahan mulai menyudahi untuk memeluk Duchess Arlet dan kembali duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur Duchess Arlet. Saat duduk di kursi itu, Irene terlihat sedang mengusap-ngusap matanya. Sementara itu, disaat Irene sudah selesai memeluk Duchess Arlet, Duke Louis masih terus memeluk Duchess Arlet.
"Jadi kamu benar-benar telah memiliki pacar, Irene ?," tanya Duchess Arlet kepada Irene.
"Iya, ibunda," ucap Irene.
"Meski begitu, aku masih tidak menyangka kalau putriku memiliki pacar," ucap Duchess Arlet yang masih terkejut.
"Apa maksudnya itu, ibunda ?," tanya Irene.
"Yah, mengingat sifatmu waktu dulu, aku merasa kalau kamu akan kesulitan untuk mendapatkan pacar atau pasangan, makanya aku tidak menyangka kalau sekarang kamu telah memiliki, pacar. Apa mungkin sifatmu yang sekarang sudah berbeda dengan yang dulu ?," tanya Duchess Arlet.
"Tidak, sifatku tidak berubah sama sekali, ibunda. Sudahlah ibunda, jangan membahas tentang ini lagi," ucap Irene.
"Baiklah, baiklah, Irene. Kalau begitu aku akan mengatakan hal lain kepada pacarmu itu. Rid Archie, aku berterima kasih kepadamu," ucap Duchess Arlet.
"Berterima kasih ? Kenapa anda tiba-tiba berterima kasih kepada saya, nona Duchess ?," tanyaku.
"Kamu yang telah membangunkanku dari tidur panjangku kan ? Maka dari itu aku berterima kasih kepadamu," ucap Duchess Arlet.
"Itu memang benar, nona Duchess. Tetapi bagaimana anda bisa tahu ? Bukankah Irene dan tuan Duke belum mengatakan kepada anda kalau saya lah yang membangunkan anda ?," tanyaku.
"Mereka berdua memang belum mengatakannya, tetapi aku tahu sendiri kalau kamu lah yang telah membangunkanmu. Ketika aku melihatmu, aku merasakan kekuatan sihir yang sama dengan sihir yang saat ini masih menyelimuti diriku. Karena itu aku tahu kamulah yang telah membangunkanku dengan kekuatan sihirmu itu," ucap Duchess Arlet.
"Jadi begitu cara anda bisa tahu kalau saya lah yang telah membangunkan anda," ucapku.
"Iya. Sekali lagi, aku mengucapkan terima kasih, Rid Archie," ucap Duchess Arlet.
"Iya, sama-sama, nona Duchess," ucapku.
-
Sementara itu, di sebuah bangunan yang terletak di wilayah San Angela.
Komandan Asier terlihat sedang berkomunikasi dengan seseorang melalui kristal komunikasi.
"Apa katamu ?!?! Ibunda telah terbangun dari tidur panjangnya ?! Kamu serius kan ?!,"
"Baiklah, aku akan segera pulang sekarang!," ucap komandan Asier.
-
Di istana kerajaan, White Palace.
Ratu Kayana terlihat juga sedang berkomunikasi dengan seseorang melalui kristal komunikasi yang dia punya.
"Apa ?!?! Nona Arlet telah terbangun dari tidur panjangnya ?!," ucap Ratu Kayana.
-
Kabar tentang terbangunnya Duchess Arlet dari tidur panjangnya mulai tersebar ke seluruh kota San Lucia. Kabar itu, nantinya akan tersebar ke seluruh kerajaan San Fulgen di keesokan harinya setelah Diganta menerbitkan surat kabar tentang terbangunnya Duchess Arlet dari tidur panjangnya.
-Bersambung