Para bangsawan pun langsung berdiri dan bertepuk tangan setelah mendengar perkataan Duke Remy. Mereka bertepuk tangan dengan sangat meriah.
"Rencana yang luar biasa, tuan Remy,"
"Anda benar-benar hebat,"
"Membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia tentu bukanlah hal yang mustahil setelah mendengar rencana anda,"
"Dengan rencana anda itu, sudah dapat dipastikan kalau anda dapat merebut kerajaan ini dengan mudah," ucap para bangsawan itu.
Para bangsawan itu terus memberikan kata-kata pujian kepada Duke Remy.
"Meski aku cukup yakin dengan kekuatan para bidakku dalam membuat kerusuhan di seluruh kerajaan ini, namun aku masih butuh bantuan kalian. Aku minta kalian untuk membantu dalam melakukan kerusuhan dan pemberontakan di kerajaan ini saat rencanaku mau dijalankan nanti," ucap Duke Remy.
"Tenang saja, tuan. Kami pastinya akan membantu anda,"
"Iya, tentu saja kami akan membantu anda,"
"Itu benar," ucap para bangsawan itu.
Para bangsawan itu menyetujui permintaan Duke Remy untuk membantu dalam melakukan kerusuhan dan pemberontakan di kerajaan nanti.
"Bagus, mari kita sama-sama berkerja sama untuk merebut kerajaan ini," ucap Duke Remy.
Para bangsawan itu pun terus bertepuk tangan dan semakin lama, tepuk tangan mereka semakin meriah. Beberapa menit kemudian, mereka secara perlahan mulai berhenti bertepuk tangan sampai akhirnya seluruh bangsawan itu pun tidak bertepuk tangan lagi.
Keadaan di tempat itu pun kembali menjadi sunyi. Saat keadaan sudah sunyi, tiba-tiba ada seorang bangsawan yang mengangkat tangan. Bangsawan itu adalah bangsawan yang sama dengan yang mengangkat tangan sebelumnya. Para bangsawan yang lain dan juga Duke Remy pun melihat ke arah bangsawan yang sedang mengangkat tangannya itu.
"Ada apa ? Kenapa kamu mengangkat tanganmu lagi ?," tanya Duke Remy.
"M-maaf kalau saya mengganggu, tuan. T-tetapi saya ingin menanyakan sesuatu," ucap bangsawan itu.
"Menanyakan apa ?," tanya Duke Remy.
"T-tuan sangat yakin kalau tuan dapat membunuh Yang Mulia Ratu dan juga seluruh keluarga San Lucia pada rencana kali ini. T-tetapi bagaimana dengan Rid Archie ? K-keberadaannya saat ini sangat mengancam karena sebelumnya dia telah mengagalkan rencana tuan. B-bukankah tuan harus melakukan sesuatu kepadanya terlebih dahulu karena mungkin dia juga dapat menggagalkan rencana tuan kali ini," ucap bangsawan itu.
Para bangsawan yang lain pun terdiam selama beberapa saat. Kemudian mereka saling berbisik dengan orang yang ada di samping mereka. Mereka berbisik tentang apa yang dikatakan oleh bangsawan itu adalah benar, Duke Remy harus melakukan sesuatu kepada Rid Archie terlebih dahulu karena dia merupakan ancaman yang mungkin juga dapat menggagalkan rencana kali ini.
Duke Remy pun terdiam setelah mendengar perkataan bangsawan itu. Namun beliau hanya terdiam selama beberapa saat, setelah itu beliau pun mulai berbicara.
"Kamu tidak perlu khawatir," ucap Duke Remy.
Para bangsawan yang masih sedang berbisik pun mulai diam dan melihat ke arah Duke Remy.
"Aku sangat paham tentang potensi ancaman Rid Archie. Perkataanmu itu benar, dia bisa saja menggagalkan rencanaku kali ini. Tetapi, aku memiliki alasan lain kenapa aku memerintahkan para budak terkuatku untuk menyerang akademi. Selain untuk membunuh Yang Mulia Ratu, tuan Louis dan kedua Duke yang baru nanti, aku juga akan memerintahkan para bidak terkuatku untuk membunuh Rid Archie. Aku ragu kalau dia bisa bertahan saat melawan para bidak terkuatku yang ingin membunuhnya. Namun, apabila dia bisa bertahan, maka...," ucap Duke Remy.
-
Sementara itu, beberapa saat sebelumnya di ruangan kepala akademi.
"Silahkan duduk, Rid," ucap Ratu Kayana.
Aku yang baru saja sampai di ruangan itu pun langsung dipersilahkan untuk duduk oleh Ratu Kayana. Aku pun langsung duduk di kursi yang berada di sebelah nona Karina. Di meja tempatku duduk saat ini, terdapat banyak makanan dan minuman yang disediakan. Dengan adanya makanan dan minuman itu, sepertinya Yang Mulia Ratu ingin melakukan pembicaraan santai denganku dan nona Karina.
"Ada perlu apa anda datang kemari, Yang Mulia Ratu ?," tanyaku.
"Sudah, tidak perlu buru-buru begitu. Aku tahu kamu penasaran tentang alasanku datang kemari, tetapi sebelum itu lebih baik kita makan terlebih dahulu," ucap Ratu Kayana.
"Baiklah, Yang Mulia Ratu," ucapku.
Lalu kami bertiga pun mulai memakan makanan yang tersedia di meja. Beberapa menit kemudian, kami pun telah selesai makan. Lalu Yang Mulia Ratu mulai berbicara setelah meminum minuman yang ada di meja.
"Pertama, alasan aku datang kemari karena aku ingin menyampaikan ungkapan duka cita kepadamu, Rid. Meski aku lah yang memberitahu Karina tentang penyerangan di desa Aston, tetapi aku belum menyampaikan ungkapan duka cita kepadamu. Aku berduka cita atas apa yang terjadi dengan desa Aston dan seluruh warganya," ucap Ratu Kayana.
"Iya, terima kasih, Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Aku tidak menyangka kalau desa Aston menjadi target serangan. Apalagi desa itu diserang disaat para prajurit yang aku utus sedang memberikan hadiah yang kamu minta untuk dibagikan ke warga desa Aston. Karena itu, para prajurit yang sedang memberikan hadiah itu pun juga diserang dan tewas," ucap Ratu Kayana.
"Apa Yang Mulia Ratu sudah tahu siapa yang melakukan penyerangan ke desa Aston ?," tanyaku.
"Belum, tetapi aku menduga kalau pelaku yang melakukan penyerangan ke desa Aston adalah pelaku yang sama dengan yang melakukan penyerangan ke penjara San Sabaneta. Pelaku tersebut juga adalah pelaku yang merencanakan pembunuhan terhadapku dan seluruh keluarga San Lucia. Karina sudah memberitahumu tentang dugaanku ini kan ?," tanya Ratu Kayana.
"Sudah, Yang Mulia Ratu. Menurut dugaan Yang Mulia Ratu, pelaku tersebut kemungkinan dendam kepadaku karena sebelumnya aku telah menguak dan menggagalkan rencananya. Pelaku tersebut lalu membalaskan dendamnya itu dengan menyerang desa Aston dan membunuh seluruh warga disana alih-alih menyerangku dan membunuhku," ucapku.
"Iya. Karena kamu saat ini sedang berada di akademi dimana akademi ini sangat dijaga ketat oleh para prajurit yang dikomandani oleh Violetta, pelaku tersebut sepertinya juga akan berpikir kembali untuk menyerang dan membunuhmu. Selain itu, pelaku tersebut pastinya mengakui kekuatanmu jadi dia tidak mau menyerang langsung dirimu. Maka dari itu pelaku tersebut memilih untuk membalas dendam dengan membunuh para warga desa Aston yang dekat denganmu. Pelaku tersebut mungkin berpikir kalau kamu mungkin akan terkena serangan mental dengan terbunuhnya para warga desa Aston yang dekat denganmu, tetapi melihatmu yang baik-baik saja saat ini, sepertinya apa yang pelaku itu lakukan tidak berhasil," ucap Ratu Kayana.
"Aku sebelumnya memang sedikit tidak fokus dan tidak tenang setelah mengetahui kalau desa Aston telah diserang dan para warganya telah tewas. Tetapi saat ini aku sudah kembali seperti biasanya, Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Itu bagus. Lalu soal pelaku penyerangan itu, aku memang menduga kalau pelaku itu adalah orang yang sama dengan yang merencanakan pembunuhan terhadapku dan seluruh keluarga San Lucia. Tetapi aku masih belum dapat mengetahui siapa identitas pelaku itu. Meskipun aku sudah memerintahkan para prajurit kerajaan untuk memeriksa tempat-tempat mencurigakan di kerajaan ini, aku masih belum dapat menemukan satupun bukti yang mengarah ke pelaku utama itu. Pelaku itu sepertinya adalah orang yang tahu tentang situasi di kerajaan ini. Dia tahu kapan akan bersembunyi dan kapan akan bergerak," ucap Ratu Kayana.
"Pelaku tersebut juga tahu tentang desa Aston yang merupakan kampung halamanku, Yang Mulia Ratu. Padahal hanya sedikit orang aja yang tahu tentang kampung halamanku," ucapku.
"Mungkin kamu pernah memberitahu Enzo dan Florian tentang kampung halamanmu, Rid. Lalu setelah itu, Enzo dan Florian langsung memberitahu ke tuan Darwin dan tuan James tentang kampung halamanmu. Tuan Darwin dan tuan James pun lalu memberitahukan kepada pelaku utama itu, makanya dia tahu tentang kampung halamanmu," ucap nona Karina.
"Tidak, aku tidak pernah memberitahukan tentang kampung halamanku kepada Enzo ataupun senior Florian, nona," ucapku.
"Hmmmm kalau memang begitu, ini benar-benar aneh. Darimana pelaku itu mengetahui tentang kampung halamanmu ?," tanya nona Karina sambil berpikir.
Aku dan nona Karina pun terdiam dan suasana di tempat itu pun menjadi sunyi. Ratu Kayana yang menyadari kalau suasana menjadi sunyi pun mulai berbicara.
"Sudah, sudah, kalian tidak perlu memikirkan tentang itu. Aku pastikan kalau aku akan menemukan pelaku itu, entah dalam waktu dekat atau waktu yang lama. Setelah berhasil menemukan pelaku itu, aku pastikan kalau aku akan membunuh pelaku itu dengan tanganku sendiri. Aku tidak akan memaafkan tentang apa yang sudah dia lakukan di kerajaan ini," ucap Ratu Kayana yang terlihat sedikit marah.
Nona Karina hanya terdiam melihat Ratu Kayana. Wajahnya terlihat sedikit was-was, sepertinya beliau takut kalau Ratu Kayana akan mengeluarkan tekanan aura karena saat ini Ratu Kayana terlihat sedikit marah.
Sementara itu, setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, aku pun mengangkat tanganku. Nona Karina dan Ratu Kayana pun langsung melihat ke arahku yang sedang mengangkat tangan.
"Ada apa, Rid ?," tanya Ratu Kayana.
"Aku ada permintaan, Yang Mulia Ratu. Permintaanku ini bisa dibilang cukup egois," ucapku.
"Permintaan apa itu ?," tanya Ratu Kayana.
"Jika memang pelaku yang merencanakan pembunuhan terhadap anda dan seluruh keluarga San Lucia adalah pelaku yang sama dengan yang melakukan penyerangan di desa Aston, maka aku tidak bisa hanya tinggal diam. Aku tidak bisa membiarkan anda untuk membunuh pelaku itu dengan tangan anda sendiri, Yang Mulia Ratu. Itu karena aku sudah membuat janji kepada para warga desa Aston yang telah tewas saat aku sedang berada di makam mereka," ucapku.
"Membuat janji ? Janji apa itu ?," tanya Ratu Kayana.
"Aku berjanji kepada mereka kalau akulah yang akan mengurus pelaku yang telah menyerang desa dan membunuh mereka. Oleh sebab itu, aku meminta kepada anda untuk tidak membunuh pelaku itu, Yang Mulia Ratu. Karena...," ucapku.
Sementara itu, Duke Remy yang berada di ruang bawah tanah kediamannya mulai melanjutkan perkataan yang diucapkannya sebelumnya. Di saat yang sama, Rid yang sedang berada di ruangan nona Karina juga melanjutkan perkataan yang diucapkannya itu.
"....aku sendiri yang akan membunuhnya!," ucap Rid dan Duke Remy secara bersamaan.
~Arc San Fulgen Akademiya pun mulai memasuki bagian akhir~
-Bersambung