"Saat ini, Yang Mulia Ratu sedang berada di ruanganku," ucap nona Karina.
Aku yang mendengar perkataan nona Karina pun sedikit terkejut.
"Yang Mulia Ratu ada di ruangan nona saat ini ? Kenapa beliau ada disana ?," tanyaku.
"Entahlah, beliau bilang kalau beliau ingin membicarakan sesuatu dengan kita berdua, makanya aku menghubungimu. Ngomong-ngomong, apa saat ini kamu sedang berada dekat dengan teman-temanmu ?," tanya nona Karina.
"Tidak, nona. Aku memutuskan untuk menjauh dari mereka untuk menjawab panggilan anda," ucapku.
"Baguslah kalau begitu. Jangan sampai teman-temanmu tahu kalau ada Yang Mulia Ratu di akademi ini. Terutama Charles dan Chloe, jangan sampai mereka berdua tahu," ucap nona Karina.
"Baik, nona," ucapku.
"Ya sudah, segera datang ke tempatku sekarang. Kamu tidak perlu khawatir meskipun aku memanggilmu saat jam istirahat makan siang. Aku sudah menyiapkan makanan di ruangan ini untuk kita makan bersama sambil berbicara dengan Yang Mulia Ratu. Lagipula Yang Mulia Ratu bilang kalau pembicaraan ini adalah pembicaraan santai, jadi bisa dilakukan sambil makan siang," ucap nona Karina.
"Baik, nona. Aku akan segera kesana," ucapku.
"Aku tunggu," ucap nona Karina.
Setelah itu, kristal komunikasi yang aku pegang pun berhenti bersinar yang berarti nona Karina sudah menghentikan panggilannya kepadaku. Setelah panggilan dari nona Karina berhenti, aku langsung memasukkan kristal komunikasi milikku dan pergi menghampiri teman-temanku.
"Kalian semua, aku minta maaf karena untuk hari ini aku tidak bisa makan siang dengan kalian. Aku harus pergi ke ruangan nona Karina. Beliau bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan," ucapku.
"Begitu ya. Sepertinya ketua Elevrad kita ini sedang sibuk," ucap Noa.
"Ya sudah, Rid. Kalau begitu kami pergi ke kantin dulu ya," ucap Charles.
"Iya. Sekali lagi aku minta maaf," ucapku.
"Tidak perlu minta maaf, Rid, santai saja. Ayo kalian, kita pergi ke kantin," ucap Charles.
"Iya," ucap Noa dan yang lainnya.
Charles, Noa dan yang lainnya pun pergi ke kantin untuk makan siang. Irene juga ikut pergi ke kantin, namun sebelum dia pergi ke kantin, dia nampak melihat ke arahku selama beberapa detik. Setelah itu, dia pun langsung pergi ke kantin bersama dengan Charles dan yang lainnya. Lalu, aku pun juga bersiap untuk pergi ke ruangan nona Karina.
-
Setelah sampai di depan pintu ruangan nona Karina, aku pun langsung mengetuk pintu tersebut.
*Tok *Tok *Tok
"Masuk," ucap nona Karina dari dalam ruangan tersebut.
Setelah nona Karina mengizinkan masuk, aku pun langsung masuk ke ruangan itu. Di ruangan itu, aku melihat nona Karina dan Ratu Kayana yang sedang duduk di kursi dan di hadapan mereka ada sebuah meja yang terdapat banyak makanan dan minuman di atasnya.
"Selamat siang, nona dan Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Selamat siang, Rid," ucap nona Karina.
"Selamat siang juga, Rid," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana terlihat mengenakan pakaian kasual, bukan kostum Ratu miliknya yang selalu beliau pakai ketika menghadiri acara-acara penting. Sepertinya pembicaraan ini memanglah pembicaraan santai seperti yang nona Karina katakan.
"Silahkan duduk, Rid," ucap nona Karina.
"Baik, nona," ucapku.
Aku lalu duduk di kursi yang sama dengan nona Karina, sementara Ratu Kayana duduk di kursi yang berada di seberang kami berdua.
"Silahkan makan dan minum apapun yang ada di meja ini, Rid. Lagipula kaka- maksudnya Yang Mulia Ratu sudah bilang kalau pembicaraan ini adalah pembicaraan santai yang bisa dilakukan sambil makan," ucap nona Karina.
Ratu Kayana nampak tersenyum setelah mendengar perkataan nona Karina.
"Jika kamu mau memanggilku 'kakak' silahkan saja, Karina. Kamu tidak perlu menggunakan panggilan formal seperti 'Yang Mulia Ratu' saat hanya ada kita bertiga disini. Lagipula Rid juga sudah tahu kalau kita berdua ini bersaudara," ucap Ratu Kayana.
"*Haaaaahhhh, ya sudah," ucap nona Karina sambil menghela napas.
Ratu Kayana pun tersenyum
"Ayo silahkan dimakan makanan yang ada, Rid," ucap Ratu Kayana.
"Baik, nona Karina, Yang Mulia Ratu," ucapku.
Aku lalu mulai memakan beberapa makanan yang ada di meja. Ratu Kayana dan nona Karina pun juga sama. Lalu beberapa saat kemudian, nona Karina pun berbicara dengan Ratu Kayana.
"Jadi apa hal yang ingin kamu bicarakan sampai membuat kamu sendiri datang kesini, kak ?," tanya nona Karina.
Ratu Kayana terlihat sedang mengunyah makanan yang dia makan disaat nona Karina sedang bertanya kepadanya. Lalu setelah selesai mengunyah dan menghabiskan makanan yang dia makan, Ratu Kayana pun mulai berbicara.
"Aku tadi pagi sudah memberikanmu kabar tentang insiden penyerangan di penjara San Sabaneta. Aku ingin membicarakan tentang hal itu," ucap Ratu Kayana.
"Hmm jadi kamu ingin membicarakan hal itu," ucap nona Karina.
"Iya. Ngomong-ngomong, Rid, apa kamu sudah tahu kabar tentang insiden penyerangan penjara San Sabaneta ?," tanya Ratu Kayana.
"Sudah, nona. Tetapi aku tidak tahu kabar itu secara rinci karena aku hanya mendengar dari percakapan para murid yang membicarakan tentang itu. Aku hanya mengetahui kalau penjara San Sabaneta telah diserang oleh beberapa orang yang belum diketahui identitasnya. Alasan orang-orang itu menyerang penjara San Sabaneta adalah untuk menculik senior Florian dan juga komandan Marshall," ucapku.
"Hmmm jadi kamu hanya mengetahui tentang itu saja ya. Sebenarnya, identitas dari orang-orang yang menyerang penjara San Sabaneta telah diketahui. Tetapi aku memberi perintah kepada orang-orang yang mengetahui identitas penyerang tersebut agar identitas penyerang tersebut tidak disebarkan. Identitas dari orang-orang yang menyerang penjara San Sabaneta adalah nona Claret yang merupakan Duchess San Angela, nona Harriet yang merupakan Duchess San Minerva dan suamiku, yaitu Raja Albert," ucap Ratu Kayana.
Aku pun sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Mereka bertiga bukannya orang-orang yang saat ini dicari oleh anda karena telah menghilang dari kediaman mereka secara tiba-tiba ? Apalagi mereka bertiga dikabarkan juga terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap anda dan seluruh keluarga San Lucia," tanyaku.
"Iya, itu benar. Aku juga tidak menyangka kalau mereka malah muncul di penjara San Sabaneta. Apalagi mereka muncul dalam wujud yang sudah berubah menjadi iblis, sama seperti para iblis yang menyerang gedung pengadilan," ucap Ratu Kayana dengan raut wajah yang terlihat marah.
"Apa ?!?!," ucapku yang terkejut.
"Tolong rahasiakan tentang ini kepada orang-orang yang kamu temui, Rid. Terutama kepada Charles dan Chloe. Aku tidak mau mereka mengetahui kalau ayah mereka sudah berubah menjadi iblis, apalagi mereka pasti masih kepikiran tentang ayah mereka yang merencanakan pembunuhan terhadapku dan seluruh keluarga San Lucia,"
"Albert memang adalah suamiku. Ketika aku mengetahui kalau dia terlibat dalam rencana pembunuhan terhadapku dan keluarga San Lucia, aku sangat kecewa dan marah terhadapnya. Bisa-bisanya dia mengkhianatiku seperti ini. Namun setelah mengetahui kalau dia telah berubah menjadi iblis, aku jadi kepikiran sesuatu. Bagaimana jika ternyata dia sebenarnya tidak terlibat dalam rencana itu, melainkan dijebak oleh dalang utama yang merencanakan pembunuhan itu ? Dia mungkin saja berubah menjadi iblis secara paksa, sama seperti yang di alami tuan James dan tuan Darwin di gedung pengadilan,"
"Saat memikirkan itu, hatiku jadi terasa kacau, pikiranku pun jadi tidak tenang. Aku membayangkan bagaimana jika putra-putriku juga mengalami hal yang sama denganku atau bahkan lebih parah. Maka dari itu, aku tidak mau mereka juga mengetahui tentang ayah mereka yang telah berubah menjadi iblis. Jika mereka juga mengetahui tentang ayah mereka yang sudah berubah menjadi iblis, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan mereka," ucap Ratu Kayana dengan raut wajah yang berubah menjadi sedih.
Setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, aku pun terdiam sambil memikirkan sesuatu.
"Apa yang dikatakan Yang Mulia Ratu itu benar. Jika Charles dan Chloe mengetahui kalau ayah mereka telah menjadi iblis, mungkin mereka akan sedih dan syok lagi. Padahal mereka sudah kembali normal seperti biasanya setelah mendengar kabar kalau ayah mereka merencanakan pembunuhan terhadap ibu mereka. Aku tidak bisa membiarkan mereka mengetahui tentang ayah mereka yang terlah menjadi iblis," pikirku.
"Baik, Yang Mulia Ratu. Aku tidak akan memberitahu kepada siapapun termasuk kepada Charles dan Chloe," ucapku.
"Terima kasih, Rid. Kamu juga, Karina, kamu tidak memberitahu siapapun tentang hal ini setelah aku memberitahumu tadi pagi, kan ?," tanya Ratu Kayana.
"Aku tidak memberitahu siapapun, kak," ucap nona Karina.
"Baguslah, kalau begitu," ucap Ratu Kayana.
Lalu kami bertiga pun mulai memakan makanan yang ada di meja lagi. Disaat kami sedang makan, aku memutuskan bertanya kepada Ratu Kayana tentang insiden penyerangan penjara San Sabaneta secara lengkap karena aku belum mengetahui kejadian lengkapnya. Ratu Kayana lalu memberitahukan tentang kejadian lengkap itu kepadaku.
"Jadi begitu, sebagian besar prajurit yang menjaga penjara San Sabaneta baik di luar gedung maupun di dalam gedung telah tewas oleh Raja Albert, Duchess Claret dan Duchess Harriet. Apa mereka bertiga menyerang penjara San Sabaneta tanpa menggunakan sihir, Yang Mulia Ratu ? Karena saat aku ditahan di penjara itu, aku tidak bisa menggunakan satu pun sihir yang berarti seharusnya sihir tidak bisa digunakan di penjara itu," ucapku.
"Sihir memang tidak bisa digunakan di lantai bawah yang merupakan lantai khusus penjara di gedung itu. Tetapi sihir masih bisa digunakan di lantai yang bukan lantai bawah gedung tersebut. Namun saat mengetahui kalau prajurit yang terluka dan tewas juga ditemukan di lantai khusus penjara di gedung itu, sepertinya mereka bertiga melukai dan membunuh mereka tanpa menggunakan sihir. Kelihatannya mereka bertiga lebih kuat dari orang-orang yang berubah menjadi iblis dan menyerang gedung pengadilan," ucap Ratu Kayana.
"Kelihatannya memang begitu, kak. Bahkan komandan Oliver dapat dilukai dengan telak oleh kakak Albert yang telah berubah menjadi iblis," ucap nona Karina.
"Tuan Oliver bilang kalau dia bisa dilukai dengan telak karena beliau sedang lengah. Beliau menganggap kalau beliau sudah mengalahkan Albert, makanya beliau jadi lengah dan malah terkena serangan dari Albert. Karena serangan yang dilancarkan Albert berasal dari ~Dark Magic~, beliau pun harus pergi ke gereja Sancta Lux untuk disembuhkan karena sihir penyembuhan biasa tidak bisa untuk menyembuhkan luka itu. Tetapi, mengetahui kalau Albert yang telah berubah menjadi iblis bisa mengimbangi tuan Oliver, itu membuktikan dia telah berubah menjadi iblis yang lebih kuat dari iblis yang menyerang gedung pengadilan," ucap Ratu Kayana.
"Sayang sekali tidak ada Rid disana, jika ada Rid mungkin tuan Oliver bisa langsung disembuhkan," ucap nona Karina.
Aku pun hanya terdiam setelah mendengar perkataan nona Karina.
"Memang sangat disayangkan karena tidak ada Rid di tempat itu, tetapi aku jadi bisa mengetahui pembicaraan yang menarik dari tuan Oliver ketika dia berada di gereja Sancta Lux yang berada di ibukota San Estella," ucap Ratu Kayana.
"Pembicaraan yang menarik ? Apa itu ?," tanya nona Karina.
"Tuan Oliver bilang kalau para Priest yang berada di gereja itu sangat khawatir dengan munculnya orang-orang yang telah diubah menjadi iblis di kerajaan ini. Sebelumnya orang-orang yang berubah menjadi iblis menyerang gedung pengadilan dan sekarang orang-orang itu menyerang penjara San Sabaneta. Meskipun identitas mereka yang menyerang penjara San Sabaneta telah disembunyikan, orang-orang di kerajaan ini sudah mengetahui kalau yang menyerang penjara San Sabaneta adalah orang-orang yang telah berubah menjadi iblis. Lalu para Priest berpikir kalau mungkin saja ada Iblis berdarah murni yang sedang bersembunyi di kerajaan ini yang membuat orang-orang itu bisa berubah menjadi iblis. Oleh karena ini, beberapa dari para Priest itu menyarankan untuk mengundang beberapa Holy Priests dari gereja pusat agama Sancta Lux yang berada di Holy Kingdom untuk membantu kerajaan ini apabila ada banyak orang yang terluka lagi karena serangan dari orang-orang yang telah berubah menjadi iblis,"
"Tidak hanya itu saja, beberapa dari para Priest itu juga menyarankan sebuah cara untuk membasmi orang-orang yang telah berubah menjadi iblis di kerajaan ini dan mencari iblis berdarah murni yang kemungkinan bersembunyi di kerajaan ini. Cara yang mereka usulkan itu adalah dengan mengundang beberapa Holy Knights untuk datang ke kerajaan ini," ucap Ratu Kayana.
-Bersambung