Chereads / Peace Hunter / Chapter 304 - Chapter 304 : Pesan Dari Duke Louis

Chapter 304 - Chapter 304 : Pesan Dari Duke Louis

Keesokan paginya, di tempat latihan tahun kedua.

Kami seperti biasanya melakukan latihan pagi di tempat itu. Kami semua kecuali Chloe dan Charles sudah datang dan melakukan latihan di tempat itu. Meski tidak ada Charles dan Chloe yang ikut latihan, mereka terlihat tetap fokus dalam melakukan latihan. Aku takjub melihat mereka yang tetap fokus dalam latihan meskipun aku tahu kalau sebenarnya mereka masih mengkhawatirkan Charles dan Chloe.

Saat yang lainnya sedang latihan, Irene pun menghampiriku.

"Apa semalam kamu berhasil menemui Chloe dan pangeran Charles, Rid ?," tanya Irene.

"Iya, aku berhasil menemui mereka dan berbincang langsung dengan mereka berdua. Aku juga memberikan mereka sebuah saran kata-kata penghibur meskipun sebelumnya aku belum pernah menghibur orang lain. Aku harap saran dan kata-kata yang aku ucapkan kepada mereka dapat membuat suasana hati mereka menjadi lebih tenang," ucapku.

"Aku yakin sebentar lagi suasana hati mereka akan tenang, meskipun untuk hari ini sepertinya belum karena mereka berdua masih tidak ikut latihan," ucap Irene.

"Tidak, aku yakin mereka akan datang untuk latihan hari ini. Mereka sepertinya terlambat karena mereka harus bersiap-siap terlebih dahulu," ucapku.

"Kenapa kamu yakin kalau mereka akan datang, Rid ? Apa semalam mereka bilang kepadamu kalau mereka akan datang untuk latihan ?," tanya Irene.

"Tidak, hanya intuisiku saja," ucapku.

Irene nampak bingung dengan apa yang aku katakan. Setelah itu, kami berdua pun kembali latihan. Beberapa menit kemudian, disaat kami masih sedang latihan, tiba-tiba terdengar suara pria dari arah lorong masuk menuju tempat latihan.

"Kelihatannya kalian sedang asik latihan, apa boleh kami berdua ikut bergabung dengan kalian ?," tanya pria tersebut.

Kami semua yang mendengar hal itu pun langsung menoleh ke arah lorong masuk. Di lorong masuk, terlihat Charles dan Chloe yang sedang berdiri sambil memegang senjata milik mereka masing-masing. Noa dan yang lainnya pun terkejut setelah melihat Charles dan Chloe.

"Charles!, Chloe!," ucap Noa dan yang lainnya.

Mereka pun langsung bergegas menghampiri Charles dan Chloe. Sementara aku dan Irene hanya berjalan santai untuk menghampiri mereka.

"Aku pikir tadi itu suara siapa, ternyata itu adalah kamu, Charles. Pantas saja suaranya terdengar familiar," ucap Noa.

"Apa kalian berdua sudah tidak apa-apa ?," tanya Julie.

"Iya, kami berdua sudah tidak apa-apa. Maaf telah membuat kalian semua khawatir," ucap Chloe.

"Baguslah kalau kalian berdua sudah tidak apa-apa," ucap Lillian.

"Karena kamu sudah kembali latihan lagi, ayo kita latih tanding, Charles," ucap Noa.

"Baiklah, ayo kita latih tanding, Noa," ucap Charles.

Sementara itu, Irene terlihat menghampiri Chloe.

"Kamu sudah tidak apa-apa, Chloe ?," tanya Irene.

"Iya, aku sudah tidak apa-apa. Maaf karena sudah membuatmu khawatir ?," tanya Chloe.

"Tidak perlu minta maaf," ucap Irene.

"Baiklah. Daripada itu, Aku kemarin tidak datang untuk latihan, mungkin saat ini aku sudah mengalami penurunan. Oleh karena itu, maukah kamu berlatih denganku, Irene ?," ucap Chloe.

"Baiklah," ucap Irene.

Disaat Charles dan Chloe sedang mengobrol dengan Noa dan Irene, aku pun melihat ke arah mereka. Aku lalu teringat dengan pembicaraan antara aku dan mereka berdua di danau akademi.

-

~Flashback~

"Bagaimana dengan alasan yang aku berikan ? Apakah alasan itu sudah cukup kuat untuk menguatkan pikiran kalian agar kalian tidak mempercayai kalau ayah kalian mungkin tidak terlibat dalam rencana pembunuhan itu ?," tanyaku.

"Aku tidak menyangka kalau kamu bisa kepikiran alasan seperti itu, bahkan aku saja tidak terpikirkan sama sekali," ucap Charles.

"Iya, aku juga tidak terpikirkan tentang itu," ucap Chloe.

"Jadi bagaimana tentang alasan yang aku berikan ?," tanyaku.

"Alasan ini sepertinya cukup kuat, tidak, bahkan sangat kuat agar bisa menguatkan pikiran kami berdua," ucap Charles.

"Iya, aku juga berpikir kalau alasan ini bisa dipakai untuk menguatkan pikiran kami. Terima kasih atas alasan yang kamu berikan, Rid," ucap Chloe.

"Sama-sama, Chloe," ucapku.

"Jika pikiran kami sudah menjadi lebih tenang, mungkin kami besok sudah bisa untuk berkumpul lagi dengan kalian. Mungkin juga kami sudah bisa mengikuti latihan pagi kembali," ucap Charles.

"Tidak perlu dipaksakan untuk ikut latihan pagi besok apabila pikiran kalian belum tenang. Jika kalian masih ingin menenangkan pikiran lagi, lakukan saja. Namun jangan terlalu lama untuk menenangkan pikiran kalian, teman-teman yang lainnya nanti akan sangat khawatir dengan kalian," ucapku.

"Baiklah, Rid," ucap Charles.

"Lalu, jika pikiran kalian sudah tenang dan kalian sudah bisa berkumpul lagi dengan yang lainnya, jangan beritahu kepada mereka bahwa aku lah yang membantu kalian berdua untuk menenangkan pikiran. Bilang saja kepada mereka kalau kalian menenangkan pikiran kalian dengan cara kalian sendiri," ucapku.

"Baiklah, Rid. Tapi kenapa kamu tidak ingin kami memberitahu mereka, Rid ? Apa alasannya ?," tanya Charles.

"Tidak ada alasan khusus. Aku hanya tidak ingin mereka mengetahuinya saja," ucapku.

"Baiklah, Rid. Ngomong-ngomong, aku lupa untuk mengucapkan selamat kepadamu, Rid. Selamat karena telah menjadi ketua Elevrad yang baru, Rid," ucap Charles.

"Selamat, Rid," ucap Chloe.

"Jadi kalian sudah mengetahuinya ya ?," tanyaku.

"Meskipun sepanjang hari ini kami tidak berbincang dan berkumpul dengan kalian, kami mengetahuinya dari mendengar obrolan pada murid di kelas. Saat jam pelajaran siang di kelas tadi, murid-murid yang lain sangat heboh membahas kalau kamu telah menjadi ketua Elevrad yang baru. Maka dari itu kami berdua bisa tahu tentang itu," ucap Charles.

"Masuk akal jika kalian bisa mengetahuinya karena hal itu. Terima kasih atas ucapan selamatnya," ucapku.

"Iya. Jadi untuk ke depannya, mohon bantuannya ya, ketua," ucap Charles.

"Jangan memanggilku ketua saat kita sedang tidak menjalankan tugas Elevrad," ucapku.

~Flashback berakhir~

-

Charles dan Noa pun mulai berjalan menuju area tengah tempat latihan untuk berlatih tanding, Chloe dan Irene pun juga sama. Saat Charles sedang berjalan menuju area tengah, Charles pun melewatiku. Ketika melewatiku, Charles pun berbicara dengan suara yang pelan.

"Terima kasih atas bantuan sebelumnya, ketua," ucap Charles.

"Sudah aku bilang jangan memanggilku ketua saat kita sedang tidak menjalankan tugas Elevrad," ucapku.

-

Pukul 7.30 pagi.

Charles dan Chloe pun tiba di kelas bersama dengan yang lainnya. Sama seperti saat di tempat latihan, Charles dan Chloe sudah mulai kembali seperti biasanya.

-

Pukul 12 siang.

Saat aku dan yang lainnya hendak pergi menuju kantin untuk makan siang, aku melihat nona Karina di pintu masuk menuju gedung tengah. Nona Karina terlihat seperti sedang menunggu seseorang di pintu masuk itu. Nona Karina sepertinya menyadari keberadaanku yang sudah berada dekat dengannya, nona Karina pun lalu menoleh ke arahku. Ketika aku mau melewati nona Karina yang berada di pintu masuk gedung tengah, aku pun memutuskan untuk menyapa nona Karina terlebih dahulu.

"Selamat siang, nona. Kelihatannya nona sedang menunggu seseorang, siapa orang yang sedang nona tunggu ?," tanyaku.

"Kamu," ucap nona Karina.

"Aku ?," tanyaku yang sedikit terkejut.

"Iya," ucap nona Karina.

"Memang benar nona Karina sedang menunggu seseorang tetapi aku tidak menyangka kalau orang yang ditunggu nona Karina adalah aku," pikirku.

"Memangnya ada apa, nona ? Apa nona ada perlu denganku ?," tanyaku.

"Iya. Tetapi tenang saja, aku tidak akan lama karena kamu dan teman-temanmu sepertinya ingin segera makan siang,"

"Aku menunggumu karena aku hanya ingin memberikanmu ini," ucap nona Karina sambil memberikan sebuah benda kepadaku.

Aku lalu melihat benda yang diberikan oleh nona Karina, ternyata benda itu adalah sebuah kristal komunikasi.

"Kristal komunikasi ?," tanyaku.

"Iya, kristal komunikasi itu aku berikan kepadamu agar aku dapat menghubungimu dengan mudah. Lagipula sekarang kamu sudah menjadi ketua Elevrad yang baru. Pastinya nanti aku akan selalu ada perlu denganmu," ucap nona Karina.

"Nona Karina benar juga. Kalau begitu terima kasih karena telah memberikan kristal komunikasi ini, nona," ucapku.

"Iya, sama-sama, Rid. Kalau begitu aku pergi dulu, aku juga ingin istirahat," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucapku.

Nona Karina lalu pergi meninggalkan pintu masuk gedung tengah, sementara kami memasuki pintu masuk gedung tengah untuk menuju kantin.

-

Malam harinya, pukul 7 malam.

Setelah aku dan Irene baru saja selesai makan malam di asramaku, terdengar suara ketukan dari depan pintu asramaku.

"Sepertinya kamu kedatangan tamu, Rid," ucap Irene.

"Sepertinya begitu. Biar aku saja yang mengecek tamu tersebut, kamu tetap disini saja, Irene," ucapku.

"Baiklah," ucap Irene.

Aku lalu melihat ke arah pintu itu untuk merasakan aura orang yang mengetuk pintu itu. Aura dari orang yang mengetuk pintu asramaku merupakan aura dari orang yang aku kenal. Karena orang itu adalah orang yang aku kenal dan bukanlah orang yang mencurigakan, aku pun langsung menuju pintu asramaku lalu membukanya. Setelah aku membuka pintu asramaku, aku melihat senior Nadine yang sedang berdiri di depan pintu asramaku.

"Selamat malam, Rid," ucap senior Nadine.

"Selamat malam, senior Nadine. Ada perlu apa datang ke asramaku ?," tanyaku.

"Aku hanya ingin menyampaikan pesan dari tuan Duke kalau beliau sudah mengirimkan hadiah berupa barang kebutuhan pokok ke desa Aston, desa tempatmu berasal," ucap senior Nadine.

"Barang-barangnya sudah dikirim ? Padahal beliau bilang kalau pengiriman paling lambatnya itu seminggu, namun dalam 2 hari sejak beliau bilang ingin mengirimkan barang itu, beliau langsung mengirimkannya," ucapku.

"Beliau bilang kalau beliau tidak ingin lama-lama dalam mengirimkan barang itu. Apalagi barang itu merupakan hadiah yang kamu minta saat beliau menawarkan hadiah karena telah menyelamatkan keluarga San Lucia. Maka dari itu beliau dengan cepat langsung mengirimkan barang-barang itu begitu barang-barang itu sudah tersedia," ucap senior Nadine.

"Begitu ya. Tolong sampaikan terima kasihku kepada paman Louis, senior Nadine. Sampaikan kepada beliau kalau aku berterima kasih karena beliau telah mengirimkan barang-barang kebutuhan pokok ke desa tempatku berasal," ucapku.

"Baiklah, aku akan sampaikan ke beliau. Kalau begitu aku pergi dulu, Rid, karena hanya itu saja yang ingin aku sampaikan. Selamat malam, Rid," ucap senior Nadine.

"Iya, selamat malam juga, senior Nadine," ucapku.

Senior Nadine lalu pergi berjalan meninggalkan asramaku dan menuju tangga untuk turun ke bawah.

-

Seminggu kemudian.

Menjelang pergantian tahun, suasana dan situasi di akademi masih tetap damai seperti biasanya. Tidak ada penyerangan ataupun sesuatu yang mencurigakan yang terjadi. Itu semua berkat nona Violetta dan para prajuritnya yang menjaga akademi. Sejak adanya nona Violetta dan tambahan prajurit yang menjaga akademi, tidak ada penyerangan ataupun sesuatu mencurigakan yang terjadi di akademi. Para murid pun bisa terus fokus untuk belajar dan berlatih di akademi.

-

Sementara itu, pada malam hari di gedung penjara San Sabaneta.

Di depan gedung penjara San Sabaneta, terlihat ada 3 orang yang sedang berjalan perlahan mendekati gedung penjara San Sabaneta. Ketiga orang itu merupakan orang-orang yang familiar, karena ketiga orang itu adalah Raja Albert, Duchess Claret dan juga Duchess Harriet. Mereka bertiga terlihat mengenakan kacamata di mata mereka, serta mereka juga membawa senjata milik mereka masing-masing. Dilihat dari situasinya, sepertinya mereka berniat untuk menyerang penjara San Sabaneta.

-Bersambung

Related Books

Popular novel hashtag