Chereads / Peace Hunter / Chapter 303 - Chapter 303 : Si Bodoh dan Kerajaan Framtida

Chapter 303 - Chapter 303 : Si Bodoh dan Kerajaan Framtida

"Kabar tentang hancurnya kerajaan Framtida sudah tersebar ke seluruh benua Utara ini. Saya pun juga tahu kalau alasan hancurnya kerajaan Framtida karena ada seorang komandan pasukan iblis yang mengacau di kerajaan itu, lalu ras Malaikat turun untuk menghabisinya dan malah berakhir dengan hancurnya seluruh kerajaan itu. 'Si Bodoh' yang nona maksud tadi apakah itu merupakan komandan pasukan iblis yang mengacau di kerajaan Framtida ?," tanya Duke Remy.

"Iya, komandan pasukan iblis yang mengacau di kerajaan itu adalah 'Si Bodoh' itu. Apa kamu tahu tentang kerajaan Framtida, Remy ?," tanya nona Leirion.

"Saya tidak pernah mengunjungi kerajaan itu karena hancurnya kerajaan itu sudah sekitar 51 tahun yang lalu dimana saat itu saya belum lahir, namun saya sedikit mengetahui tentang kerajaan itu, nona. Kerajaan Framtida adalah kerajaan yang paling maju dan modern di benua Utara saat itu," ucap Duke Remy.

"Ya, kamu benar. Saat kerajaan Framtida masih ada, kerajaan Framtida adalah kerajaan yang paling maju di benua Utara, baik itu dari teknologi, bangunan, persenjataan, transportasi dan lainnya. Karena hal itu, Yang Mulia Raja Iblis ingin merebut kerajaan itu dan membuat kerajaan itu menjadi wilayahnya, tentu saja secara sembunyi-sembunyi. Kemudian, Yang Mulia Raja Iblis pun memerintahkan 'Si Bodoh' itu untuk merebut kerajaan Framtida secara sembunyi-sembunyi. Tetapi entah apa alasannya, 'Si Bodoh' itu malah mengacau di kerajaan Framtida. Dia mengacau dengan menggunakan kekuatannya yang besar di kerajaan itu. Karena hal itu, para Malaikat yang menyadari dan merasakan kekuatan besarnya itu langsung pergi ke kerajaan Framtida untuk menghabisinya. Bahkan 'Sang Malaikat Agung' juga ikut pergi ke kerajaan Framtida untuk menghabisinya. Karena ulah 'Si Bodoh' itu, para Malaikat dan 'Sang Malaikat Agung' sampai harus menghancurkan seluruh kerajaan Framtida hanya untuk menghabisinya. Jika saja dia tidak mengacau dan mengeluarkan kekuatannya yang besar itu, para Malaikat mungkin tidak akan tahu tentang keberadaannya. Karena hal itulah, dia disebut sebagai 'Si Bodoh'," ucap nona Leirion.

"Jadi begitu kejadian yang sebenarnya. Pada awalnya ras iblis berniat untuk merebut kerajaan Framtida namun rencana mereka gagal karena ulah komandan pasukan iblis yang diperintah untuk merebut kerajaan itu dan membuat kerajaan itu hancur oleh para Malaikat. Lalu bagaimana dengan komandan pasukan iblis itu, nona ? Saya mendapatkan informasi kalau komandan pasukan iblis yang mengacau di kerajaan Framtida telah tewas karena ikut terkena serangan yang dilancarkan 'Sang Malaikat Agung' ke kerajaan Framtida. Serangan itu langsung membuat kerajaan Framtida hancur dan para penduduknya pun langsung tewas tak bersisa," ucap Duke Remy.

"Tidak, 'Si Bodoh' itu belum tewas," ucap nona Leirion.

Duke Remy yang mendengar itu pun terkejut.

"Meski dikepung dan diserang oleh para Malaikat dan juga 'Sang Malaikat Agung', komandan pasukan iblis itu berhasil selamat ?," tanya Duke Remy yang terkejut.

"Meskipun tindakannya itu bodoh karena telah mengacau di kerajaan Framtida, tetapi di antara kami yang merupakan komandan pasukan iblis, dia merupakan komandan pasukan iblis terkuat. Para Malaikat tentu tahu tentang dia, makanya 'Sang Malaikat Agung' pun langsung turun tangan untuk menghabisinya karena jika mereka berhasil menghabisi komandan pasukan iblis terkuat, itu akan membuat ras Iblis kehilangan kekuatan tempur yang cukup besar,"

"Memang saat ini dunia terlihat damai, baik ras Iblis ataupun ras Malaikat tidak menyerang satu sama lain ke wilayah masing-masing. Namun aku yakin ras Malaikat juga merencanakan untuk menyerang ras Iblis ke depannya, sama seperti ras Iblis yang merencanakan untuk menyerang ras Malaikat. Meski aku tidak tahu mereka sedang merencanakan apa karena tidak ada pergerakan sama sekali dari mereka. Mereka hanya diam saja di atas sana seperti seorang pemalas. Tapi setidaknya ada bukti kuat kalau mereka juga merencanakan sesuatu dengan mengetahui kalau mereka ingin sekali menghabisi 'Si Bodoh' itu sampai 'Sang Malaikat Agung' ikut turun tangan,"

"Namun pada akhirnya mereka tidak mampu membunuh 'Si Bodoh' itu karena dia berhasil selamat dari kerajaan Framtida dan kembali ke kerajaan Iblis di benua Selatan. Namun meskipun tidak mampu membunuh 'Si Bodoh' itu, setidaknya mereka memberikan luka yang cukup parah kepada 'Si Bodoh' itu," ucap nona Leirion.

"Lalu bagaimana dengan keadaan komandan itu sekarang, nona ? Apakah komandan itu juga sama seperti nona yang diperintah untuk merebut suatu kerajaan atau negara di benua Utara ini ?," tanya Duke Remy.

"Karena kegagalannya dalam merebut kerajaan Framtida, 'Si Bodoh' itu pun ditahan di penjara terbesar dan terketat yang berada di kerajaan Iblis. Dia masih ditahan sampai saat ini. Meskipun dia sudah bebas pun aku tidak yakin kalau dia akan diperintah kembali untuk merebut suatu kerajaan atau negara di benua Utara ini. Mengingat kegagalannya dalam merebut kerajaan Framtida, dia bisa saja mengalami kegagalan lagi," ucap nona Leirion.

"Hmm begitu ya, terima kasih karena telah menjawab pertanyaan saya dan memberikan saya informasi, nona. Lalu saya ingin meminta maaf sekali lagi karena menyarankan untuk bekerja sama dengan Engill Forstorelse," ucap Duke Remy.

"Sudahlah, lupakan saja itu," ucap nona Leirion.

"Baik, nona. Ngomong-ngomong, saya takjub dengan nona. Nona memiliki banyak informasi tentang benua Utara ini, padahal nona tidak berasal dari benua Utara. Bahkan nona mengetahui organisasi yang bernama Engill Forstorelse, padahal saya sendiri tidak tahu tentang organisasi itu meskipun saya adalah orang yang berasal dari benua Utara ini," ucap Duke Remy.

"Untuk Engill Forstorelse, itu wajar apabila kamu tidak mengetahuinya. Itu karena Engill Forstorelse merupakan organisasi rahasia, tidak banyak orang yang tahu tentang organisasi itu. Alasan kenapa aku mengetahui tentang benua Utara ini ataupun tentang Engill Forstorelse, itu karena sejak dulu ras Iblis memiliki banyak mata-mata di benua Utara ini. Mata-mata itulah yang ditugaskan untuk mencari informasi tentang benua Utara ini. Kami yang merupakan para komandan pasukan iblis pun terkadang diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat di benua Utara ini untuk mendapatkan informasi. Kami ini selalu melakukan pergerakan baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi. Kami bukanlah ras pemalas, tidak seperti mereka yang ada di atas sana," ucap nona Leirion.

Nona Leirion mengatakan itu sambil menoleh ke belakang lalu melihat ke arah bulan yang ada di atas. Setelah melihat bulan selama beberapa saat, nona Leirion pun kembali menoleh ke arah Duke Remy.

"Bahkan kami, para komandan pasukan Iblis juga ditugaskan untuk menjadi pemimpin kerajaan atau negara yang berada di benua Selatan. Aku yakin kamu sudah tahu tentang benua Selatan dimana seluruh kerajaan dan negara di benua itu berada di bawah kendali langsung Yang Mulia Raja Iblis. Entah kerajaan atau negara itu adalah kerajaan khusus manusia, Elf, Demi-Human atau ras lainnya, pemimpin yang memimpin kerajaan dan negara itu harus merupakan seorang iblis tingkat tinggi yang ditunjuk langsung oleh Yang Mulia Raja Iblis. Hukum yang diberlakukan di setiap kerajaan dan negara di benua Selatan pun harus mengikuti hukum yang diberlakukan Yang Mulia Raja Iblis,"

"Dengan setiap kerajaan dan negara di benua selatan dipimpin langsung oleh seorang iblis, jika ada sesuatu yang terjadi di kerajaan atau negara itu, Yang Mulia Raja Iblis akan langsung mengetahuinya. Jika ada suatu pemberontakan untuk melengserkan pemimpin suatu kerajaan atau negara di benua Selatan, Yang Mulia Raja Iblis akan langsung menghukum para pemberontak itu karena mereka berani melengserkan pemimpin kerajaan atau negara mereka yang ditunjuk langsung oleh Yang Mulia Raja Iblis sendiri,"

"Karena itu, di setiap kerajaan dan negara di benua Selatan tidak pernah terdengar adanya kekacauan ataupun keributan. Karena jika mereka melakukan itu, Yang Mulia Raja Iblis akan langsung menghukum mereka. Meski begitu, bukan berarti kehidupan di benua Selatan itu sudah damai. Karena masih ada diskriminasi dan perbudakan antar ras yang terjadi di benua Selatan. Yah aku sendiri tidak peduli dengan hal seperti itu, aku tidak peduli mau ada diskrimasi dan perbudakan atau tidak," ucap nona Leirion.

"Ya, saya sudah mengetahui kalau negara dan kerajaan yang ada di benua Selatan itu dipimpin langsung oleh para Iblis yang menjadi bawahan Yang Mulia Raja Iblis. Kalau begitu, anda sendiri juga merupakan seorang pemimpin kerajaan atau negara, nona ?," tanya Duke Remy.

"Iya, aku merupakan seorang Ratu dari sebuah kerajaan multi-ras yang berada di benua Selatan. Kerajaan itu adalah kerajaan besar yang dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan kecil yang berada di sekitar kerajaan itu. Aku hanya menjadi Ratu untuk kerajaan itu saja, sedangkan kerajaan-kerajaan kecil yang berada di sekitar kerajaan itu dipimpin oleh para anak buahku. Meski hanya menjadi pemimpin untuk 1 kerajaan, tetapi tugas pemimpin kerajaan itu sangat berat dan melelahkan. Maka dari itu aku tidak mau lagi memimpin kerajaan atau negara lain. Jadi jika kamu sudah berhasil merebut kerajaan ini, kamu lah yang akan menjadi pemimpin kerajaan ini, Remy. Tapi kamu tetap berada di bawah kendaliku dan Yang Mulia Raja Iblis," ucap nona Leirion.

"Baik, nona," ucap Duke Remy sambil berlutut dan menundukkan kepalanya ke bawah.

"Baiklah kalau kamu mengerti. Kalau begitu aku mau pergi dulu. Aku harus kembali ke kerajaan yang aku pimpin di benua Selatan. Sepertinya para anak buahku sudah khawatir karena aku telah meninggalkan benua Selatan cukup lama. Yah meskipun belum ada seminggu sejak aku meninggalkan benua Selatan,"

"Sebelum aku pergi, aku akan mengembalikan para iblis yang telah aku kalahkan terlebih dahulu," ucap nona Leirion.

Nona Leirion lalu menatap ke arah komandan Dayne dan senior Vyn yang sedang terlilit oleh tangkai bunga berwarna hitam dengan kondisi tubuh yang telah mengering seperti mumi. Saat menatap ke arah komandan Dayne dan senior Vyn, pupil mata nona Leirion yang berwarna merah terlihat bersinar lebih terang dari sebelumnya. Sementara itu, bunga-bunga Lily berwarna merah yang tumbuh di tangkai yang melilit komandan Dayne dan senior Vyn secara perlahan mulai layu. Di saat yang sama, tubuh komandan Dayne dan senior Vyn mulai kembali normal seperti semula. Ketika seluruh bunga yang ada di tangkai itu sudah layu, tubuh komandan Dayne dan senior Vyn pun telah kembali seperti semula. Duke Remy yang melihat hal itu pun terkejut.

Lalu nona Leirion pun melakukan hal yang sama kepada para prajurit lainnya yang telah berubah menjadi iblis.

Beberapa saat kemudian, seluruh iblis di ruangan ini yang telah dikalahkan oleh nona Leirion pun telah kembali seperti semula. Mereka semua pun telah hidup kembali.

"Saya tidak menyangka kalau nona bisa menghidupkan mereka kembali," ucap Duke Remy.

"Kurang tepat apabila menyebutku bisa menghidupkan mereka kembali. Aku hanya mengembalikan darah dan nutrisi milik mereka yang aku serap sebelumnya," ucap nona Leirion.

"Hmmm begitu ya," ucap Duke Remy.

Setelah itu, Duke Remy memerintahkan para iblis di ruangan itu termasuk senior Vyn dan komandan Dayne untuk meninggalkan ruangan itu. Para Iblis itu pun mengikuti perintah Duke Remy dan langsung meninggalkan ruangan itu.

"Mungkin saya telat untuk menanyakan ini tetapi apakah nona menyerang mereka karena merekalah yang menyerang nona duluan ?," tanya Duke Remy.

"Ya, itu benar," ucap nona Leirion.

"Jika mereka menyerang nona, seharusnya nona bisa langsung memerintahkan mereka untuk berhenti. Karena darah iblis yang ada di tubuh mereka berasal dari darah nona, nona juga bisa mengendalikan mereka. Nona tidak perlu membuang tenaga untuk menyerang mereka," ucap Duke Remy.

"Aku sama sekali tidak membuang tenaga ketika menyerang mereka. Mereka semua berhasil aku kalahkan dengan hanya satu serangan saja. Memang seharusnya aku bisa memerintahkan mereka untuk berhenti, tetapi aku mempunyai alasan tersendiri kenapa harus menyerang mereka. Alasanku menyerang mereka adalah untuk melihat kemampuan iblis yang kamu buat. Namun ternyata iblis yang kamu buat sangatlah lemah," ucap nona Leirion.

"Maafkan saya tentang itu, nona," ucap Duke Remy.

"Sudahlah, lagipula alasan kamu tidak bisa membuat iblis yang kuat karena terbatasnya darah milikku yang kamu punya. Tetapi karena kamu sudah diberikan darah tambahan, kamu seharusnya sudah bisa untuk membuat pasukan iblis yang kuat," ucap nona Leirion.

"Iya, nona. Saya berjanji kalau saya akan membuat pasukan iblis yang kuat untuk merebut kerajaan ini," ucap Duke Remy.

"Aku pegang janjimu itu. Baiklah, kalau begitu aku pergi du-," ucap nona Leirion.

Namun sebelum nona Leirion menyelesaikan perkataannya, pandangannya mengarah ke meja lain yang berada di pojok ruangan dekat pintu masuk ruangan tempat mereka berada. Di atas meja itu, terdapat sebuah surat kabar yang terbit hari ini. Nona Leirion yang melihat surat kabar itu pun langsung berjalan ke arah meja tersebut dan mengambil surat kabar tersebut untuk dibaca. Nona Leirion membaca surat kabar itu tepat di halaman dimana terdapat banyak berita yang memuat tentang Rid. Di halaman tersebut juga terdapat banyak foto Rid. Nona Leirion terus memperhatikan foto Rid yang berada di surat kabar itu.

"Rid Archie.....," ucap nona Leirion.

Matanya tidak berhenti untuk melihat foto Rid yang ada di surat kabar itu.

"Remy, apakah kamu kenal dengan anak bernama Rid Archie ini ?," tanya nona Leirion.

"Saya mengenalnya, nona. Dia adalah seorang murid di San Fulgen Akademiya. Namanya mulai terkenal ketika dia berkontribusi dalam melawan kelompok penyerang yang kemungkinan merupakan anggota Engill Forstorelse ketika kelompok itu menyerang akademi. Lalu popuralitasnya mulai naik lagi ketika dia terlibat dalam insiden pembunuhan di hutan Hevea dan insiden munculnya Iblis di gedung pengadilan yang ada di ibukota kerajaan,"

"Meskipun dia terkenal, saya sangat membencinya. Karena dia lah yang membuat rencana yang saya buat sebelumnya mengalami kegagalan," ucap Duke Remy.

"Jadi dia yang membuat rencanamu mengalami kegagalan," ucap nona Leirion sambil terus membaca surat kabar di tangannya.

"Iya, nona. Karena hal itu, saya berniat untuk membalas perbuatannya karena telah menggagalkan rencana saya," ucap Duke Remy.

Setelah Duke Remy berkata seperti itu, nona Leirion nampak tersenyum setelah sebelumnya dia belum pernah senyum sama sekali. Namun tidak diketahui alasan nona Leirion tersenyum, apakah karena mendengar perkataan Duke Remy atau karena melihat foto Rid yang ada di surat kabar itu. Meski nona Leirion tersenyum, Duke Remy tidak bisa melihatnya karena nona Leirion saat ini sedang membelakangi Duke Remy.

Setelah beberapa saat melihat dan membaca surat kabar itu, nona Leirion lalu menaruh surat kabar itu kembali ke atas meja.

"Terserah saja apabila kamu mau membalas perbuatan anak itu atau tidak, yang terpenting kamu jangan lupakan tujuan utamamu, Remy," ucap nona Leirion.

"Tentu saja, nona, saya tidak akan lupakan tujuan utama saya," ucap Duke Remy.

"Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu, Remy. Sampai jumpa lain waktu," ucap nona Leirion.

"Iya, sampai jumpa, nona. Dan juga hati-hati dalam perjalanan anda," ucap Duke Remy.

Setelah nona Leirion mengatakan itu, tiba-tiba tubuh nona Leirion berubah menjadi kelopak-kelopak bunga berwarna hitam. Kelopak-kelopak bunga berwarna hitam itu lalu mulai terpisah dan menyebar ke seluruh ruangan itu. Kemudian, kelopak-kelopak bunga itu pun beterbangan meninggalkan ruangan itu.

Sementara itu, Duke Remy terus melihat ke arah kelopak bunga yang beterbangan itu. Setelah itu, Duke Remy mendekat ke arah meja dimana di atas meja itu terdapat 5 buah wadah yang berisi darah nona Leirion. Duke Remy lalu mengambil dan memegang satu buah wadah itu.

"Rid Archie, tidak hanya menggagalkan rencanaku saja, tetapi kamu juga membuatku kehilangan banyak 'subjek' dan bidak. Kamu harus membayar semua perbuatanmu itu. Mungkin aku tidak bisa menyentuhmu secara langsung karena saat ini kamu sedang berada di akademi, apalagi saat ini ada Violetta yang menjaga akademi. Tetapi aku masih bisa menyentuh orang-orang yang memiliki hubungan denganmu. Aku akan membunuh orang-orang yang memiliki hubungan denganmu," ucap Duke Remy dengan raut wajah yang terlihat marah.

-Bersambung