Keesokan harinya, pukul 4 pagi.
Aku keluar dari asramaku untuk menuju taman akademi, tempat nona Violetta biasa berlatih tanding. Ketika aku sudah berada dekat dengan taman akademi, aku melihat nona Violetta yang sedang berlatih dengan mengayunkan pedangnya. Aku pun langsung menghampirinya, namun ketika aku hendak menghampirinya, tiba-tiba nona Violetta dengan cepat langsung berbalik arah dan langsung melancarkan sebuah tebasan jarak jauh ke arahku. Aku pun dengan cepat langsung memegang pedangku dan menahan tebasan jarak jauh itu dengan pedangku. Tebasan jarak jauh itu pun berhasil kutahan dengan sempurna. Melihat aku yang berhasil menahan serangannya, nona Violetta pun tersenyum.
"Apa begini cara nona menyambut orang yang baru saja kembali dari penjara ? Jika itu orang lain, sepertinya orang itu akan terluka jika disambut oleh nona," ucapku.
"Aku tidak akan melakukannya jika itu adalah orang lain, aku melakukannya hanya ke kamu saja. Sepertinya kemampuanmu tidak menurun meskipun kamu baru saja di penjara, Rid. Kalau begitu, bagaimana jika kita latihan tanding seperti biasanya ?," ucap nona Violetta.
"Aku datang kesini memang untuk itu, nona," ucapku.
Lalu aku dan nona Violetta pun melakukan latih tanding di taman itu.
-
20 menit kemudian, latih tanding pun telah usai.
Setelah latihan tanding, aku pun mengobrol dengan nona Violetta.
"Aku dengar dari nona Karina kalau nona Violetta lah yang menangkap senior Florian dan juga dia sempat melakukan perlawanan. Bagaimana dengan perlawanan senior Florian kepada anda, nona ? Apakah menyulitkan untuk melawannya ?," tanyaku.
"Tidak sama sekali. Melawannya sama sekali tidak menyulitkan, malah bisa dibilang lebih menyulitkan melawanmu daripada melawannya," ucap nona Violetta.
"Bukannya serangan senior Florian sangat berbahaya dan menimbulkan kerusakan yang besar karena dia adalah 'subjek' tapi nona bilang kalau tidak menyulitkan dalam melawannya ?," tanyaku.
"Iya, serangannya memang berbahaya dan menimbulkan kerusakan yang besar, tetapi itu tidak berarti jika serangan itu tidak dapat mengenaiku. Aku bisa dengan mudah menahan dan menghindari serangan yang dia lancarkan kepadaku. Yah meski begitu, serangannya itu berhasil menghancurkan beberapa tempat di akademi ini tapi untungnya tempat-tempat yang rusak itu sudah diperbaiki," ucap nona Violetta.
"Begitu ya. Yah lagipula nona merupakan salah satu komandan di kerajaan ini, jadi wajar jika nona bisa menghadapi senior Florian dengan mudah meskipun dia adalah 'subjek'," ucapku.
"Kamu sendiri juga bisa menghadapi para 'subjek' itu dengan mudah, Rid. Saat di hutan Hevea, ada banyak 'subjek' yang menyerangmu kan ? Kamu bahkan juga menghadapi banyak prajurit Duke San Angela namun kamu dapat dengan mudah membunuh mereka semua. Itu menandakan kalau kamu sangat kuat sampai bisa membunuh mereka semua," ucap nona Violetta.
"Jika dibandingkan dengan nona, aku masih kalah kuat. Aku hanya beruntung bisa mengatasi mereka semua," ucapku.
"Kamu sangat merendah sekali. Daripada itu, bagaimana rasanya dipenjara, Rid ? Aku penasaran dengan itu makanya aku menanyaimu sebagai orang yang pernah dipenjara meskipun hanya beberapa hari," ucapku.
"Perlakuan para prajurit yang menjaga penjara tidak mengenakkan, makanan untuk para tahanan pun juga tidak enak, aku harap aku tidak kembali ke penjara itu lagi," ucapku.
"Yah apalagi kamu dipenjara di penjara San Sabaneta, penjara terketat di kerajaan ini. Sudah pasti pelayanannya sangat buruk," ucap nona Violetta.
"Iya, nona," ucapku.
"Karena sekarang sudah waktunya bagimu untuk latihan bersama teman-temanmu, lebih baik sekarang kamu pergi saja untuk menghampiri teman-temanmu. Lagipula aku sudah tidak memiliki pertanyaan untuk ditanyakan kepadamu. Mau menanyakan tentang apa yang terjadi di gedung pengadilan pun percuma karena nona Karina sudah memberitahunya kemarin," ucap nona Violetta.
"Baiklah, nona, kalau begitu aku pergi dulu," ucapku.
"Iya, ah satu hal lagi, Rid. Duke San Minerva dan Duke San Angela yang ingin membunuhmu mungkin sudah tewas, tetapi dalang utama dalam rencana pembunuhan Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia masih belum terungkap, jadi lebih baik kamu tetap waspada dan hati-hati untuk ke depannya karena ada kemungkinan kamu akan tetap menjadi incaran dalang utama ini," ucap nona Violetta.
"Baik, nona, aku akan tetap hati-hati," ucapku.
"Kamu juga harus berhati-hati dengan ancaman lainnya, Rid," ucap nona Violetta.
"Ancaman apa itu, nona ?," tanyaku.
"Putri Irene yang menjadi pacarmu saat ini sebelumnya adalah peserta ~Matchmaking Battle~. ~Matchmaking Battle~ adalah acara yang dibuat oleh Raja Albert untuk menemukan pasangan untuk pangeran Charles. Acara ini juga bertujuan untuk mengakrabkan hubungan para Duke yang sebelumnya merenggang, karena sebelumnya Duke San Lucia dituduh sebagai pelaku pembunuhan para Elf yang mayatnya ditemukan di wilayah San Lucia sampai apa yang sebenarnya terjadi pada para Elf itu akhirnya terungkap. Acara ~Matchmaking Battle~ pada awalnya digunakan sebagai tempat eksekusi untuk Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia sampai akhirnya rencana pembunuhan itu pun terungkap dan acara itu pun akan dibatalkan,"
"Sebelum putri Irene ditunjuk sebagai salah satu peserta ~Matchmaking Battle~, tahukah kamu kalau dia itu diincar oleh banyak orang dari kalangan bangsawan ataupun orang-orang terpandang ? Mereka ingin mendapatkan putri Irene sebagai pasangan mereka sendiri ataupun sebagai pasangan putra mereka. Jika mereka berhasil mendapatkan putri Irene, itu sama halnya mereka juga menjadi bagian dari keluarga San Lucia. Bergabung dengan keluarga San Lucia yang merupakan keluarga salah satu Duke akan membuat mereka mendapatkan banyak keuntungan. Itulah alasan kenapa mereka ingin mendapatkan putri Irene. Namun, begitu mereka mendengar kalau putri Irene ditunjuk sebagai salah satu peserta ~Matchmaking Battle~, mereka tidak lagi ingin mendapatkan putri Irene karena jika mereka melakukan itu, mereka sama saja mengganggu acara yang dibuat oleh Raja Albert. Mereka tidak mau mendapatkan hukuman yang berat karena mengganggu acara itu,"
"Tetapi saat ini, ~Matchmaking Battle~ akan dibatalkan, kamu tahu kan apa yang akan terjadi selanjutnya ?," tanya nona Violetta.
"Orang-orang yang sebelumnya ingin mendapatkan Irene, akan berusaha mendapatkan Irene lagi begitu ~Matchmaking Battle~ dibatalkan. Itu berarti orang-orang itu akan datang mengincarku karena aku saat ini adalah pacar dari Irene. Jika mereka ingin mendapatkan Irene, maka mereka harus melenyapkanku yang merupakan pacarnya," ucapku.
"Penjelasanmu tepat sekali, orang-orang itu akan datang untuk mengincarmu. Kelihatannya kamu sudah tahu tentang ini, wajahmu terlihat biasa saja," ucap nona Violetta.
"Iya, karena aku sudah diberitahu oleh senior Nadine yang merupakan sepupu Irene tentang orang-orang yang berniat untuk mendapatkan Irene. Begitu ~Matchmaking Battle~ dibatalkan, aku juga sudah menebak kalau mereka mungkin akan datang mengincarku," ucapku.
"Baguslah kalau kamu memang sudah tahu, Rid. Pokoknya kamu harus hati-hati akan orang-orang yang akan datang mengincarmu. Kamu mungkin akan aman selama masih berada di dalam wilayah akademi ini karena mereka juga tidak mungkin ceroboh dengan menyerang akademi ini hanya untuk mengincarmu, namun kamu harus hati-hati saat pergi ke luar akademi. Karena kamu adalah anggota Elevrad, kamu pastinya akan sering pergi ke luar akademi dan mereka pasti akan datang mengincarmu di kesempatan itu," ucap nona Violetta.
"Baik, nona, aku akan terus berhati-hati. Ngomong-ngomong, kenapa nona tahu dengan rinci tentang ~Matchmaking Battle~, padahal nona Karina saja tadi tidak menjelaskan dengan rinci tentang acara itu kepada semua orang. Sebelumnya, aku diberitahu oleh Irene kalau yang mengetahui tentang acara ini hanyalah para bangsawan saja karena memang acara ini belum diumumkan ke publik. Jika nona tahu tentang acara ini secara rinci, apakah nona berasal dari keluarga bangsawan ?," tanyaku.
Nona Violetta terdiam sebentar, setelah itu dia pun mulai menjawab pertanyaanku.
"Iya, itu benar, aku memang berasal dari keluarga bangsawan. Namun aku tidak bisa memberitahukan kepadamu secara rinci tentang keluargaku, lagipula aku juga sudah tidak berhubungan dengan keluargaku lagi. Sebelumnya aku sudah memberitahukan padamu soal ini kan ? Tentang namaku yang hanya Violetta tanpa ada nama keluarganya," ucap nona Violetta.
"Iya, nona, anda dulu pernah memberitahu soal itu. Tidak apa-apa jika anda tidak mau memberitahukannya, nona," ucapku.
"Terima kasih karena telah mengerti, Rid," ucap nona Violetta.
"Tidak perlu berterima kasih, nona. Apa ada yang mau nona bicarakan lagi denganku ?," tanyaku.
"Tidak ada, Rid. Oh iya, kamu mau pergi latihan dengan teman-temanmu ya, maaf karena telah menahanmu," ucap nona Violetta.
"Tidak apa-apa, nona. Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu untuk latihan dengan teman-temanku ya, nona. Sampai jumpa," ucapku.
"Iya, sampai jumpa juga, Rid," ucap nona Violetta.
Lalu aku pun pergi meninggalkan taman akademi untuk menuju tempat latihan tahun kedua.
-
Di tempat latihan tahun kedua.
Ketika aku sampai di tempat latihan itu, terlihat belum ada orang yang berada di tempat latihan itu. Namun tidak lama kemudian, Irene, Leandra dan Lily pun datang ke tempat latihan itu.
"Seperti biasa kamu selalu datang lebih dulu ya, Rid," ucap Leandra.
"Aku bisa datang lebih dulu karena aku bangun lebih cepat dari jadwal. Aku bingung mau melakukan apa setelah bangun lebih cepat jadi aku langsung datang ke tempat latihan ini," ucapku.
Lalu beberapa saat kemudian, Noa, Kotaro dan Julie pun juga datang. Namun tidak terlihat Charles dan Chloe di antara mereka.
"Kalian tidak bareng Charles dan Chloe ?," tanyaku.
"Aku pikir Charles dan Chloe sudah pergi duluan. Kalau begitu biar aku panggil mereka berdua," ucap Noa.
"Tidak perlu, Noa. Biarkan saja mereka datang sendiri jika mereka memang ingin latihan. Jika mereka tidak datang latihan pun juga biarkan saja, mungkin mereka masih ingin menenangkan diri setelah mendengar rencana pembunuhan ibunda mereka," ucapku.
"Baiklah, Rid," ucap Noa.
"Nah sekarang, lebih baik kita mulai saja latihan pagi ini," ucapku.
Setelah itu, kami semua pun melakukan latihan pagi di tempat latihan itu. Sampai kami selesai latihan pagi pun Charles dan Chloe masih tetap tidak datang ke tempat latihan.
-
Pukul 7 pagi.
Aku keluar dari asramaku untuk bersiap pergi belajar ke akademi. Saat aku berjalan melewati asrama Charles, aku menoleh ke asrama itu. Aku merasakan kalau Charles dan Chloe masih berada di dalam asrama Charles. Saat aku sedang melihat ke asrama Charles, tiba-tiba pintu asrama Irene yang berada di samping asrama Charles pun terbuka. Aku pun melihat ke arah pintu itu dan Irene pun keluar dari pintu yang terbuka itu. Irene lalu melihat ke arahku yang juga melihat ke arahnya.
"Kenapa kamu berhenti di depan asrama pangeran Charles, Rid ?," tanya Irene.
"Aku hanya sedang merasakan apakah Charles ada di dalam asramanya dan ternyata Charles memang berada di asramanya. Chloe pun juga masih berada di asrama Charles," ucapku.
"Begitu ya. Apa kamu berniat untuk memanggil mereka, Rid ?," tanya Irene.
"Tidak. Aku hanya ingin memeriksanya saja, aku tidak berniat untuk memanggil mereka karena takutnya aku malah mengganggu mereka. Nanti mereka juga pasti datang sendiri ke kelas," ucapku.
"Begitu ya," ucap Irene.
"Kamu mau ke kelas sekarang, Irene ?," tanyaku.
"Iya," ucap Irene.
"Kalau begitu, ayo bareng," ucapku.
"Kebetulan sekali, aku pada awalnya memang berniat untuk mengajakmu pergi bareng, Rid. Kalau begitu, ayo pergi ke kelas," ucap Irene.
Lalu aku dan Irene pun berjalan meninggalkan asrama untuk pergi ke kelas.
-
Di depan gedung lobi akademi.
Terlihat ada beberapa murid, prajurit dan pengajar yang sedang berkumpul di depan gedung lobi akademi. Mereka terlihat sedang membaca sebuah surat kabar di tangan mereka.
"Surat kabar ? Ah benar juga, kemarin nona Karina bilang kalau khusus hari ini beliau memperbolehkan beredarnya surat kabar di kalangan para murid akademi ini," pikirku.
Saat aku dan Irene sedang berjalan menuju pintu masuk gedung lobi akademi, para murid, prajurit dan pengajar yang sedang membaca surat kabar di sekitarku pun langsung melihat ke arahku. Sepertinya ada sesuatu tentangku yang dimuat di surat kabar itu yang membuat mereka langsung melihat ke arahku begitu aku sampai di depan gedung lobi akademi.
Lalu saat aku dan Irene sedang menaiki tangga untuk masuk ke gedung lobi akademi, terlihat ada beberapa prajurit yang sedang membawa banyak surat kabar. Surat kabar itu langsung dibagikan kepada orang-orang yang hendak masuk ke gedung lobi akademi. Lalu seorang prajurit yang melihatku hendak masuk ke gedung lobi akademi pun menghentikanku.
"Tunggu, Rid Archie," ucap prajurit itu.
Lalu dia memegang sebuah surat kabar dan memberikannya kepadaku.
"Ini untukmu. Nona Karina menyuruh kami untuk memberikan surat kabar ke setiap orang yang berada di akademi ini, jadi tolong terimalah," ucap prajurit itu.
"Baiklah, terima kasih, tuan prajurit," ucapku.
"Sama-sama. Lalu ini untukmu, putri Irene," ucap prajurit itu sambil memberikan sebuah surat kabar ke Irene.
"Aku tidak usah, aku akan membaca surat kabar milik Rid saja," ucap Irene.
"Baiklah kalau begitu, putri Irene," ucap prajurit itu.
Lalu prajurit itu pun pergi meninggalkan kami untuk menuju orang lain yang belum mendapatkan surat kabar itu. Setelah mendapat surat kabar itu, aku dan Irene pun berpindah tempat untuk membacanya karena sebelumnya kami berdua tepat berada di depan pintu gedung lobi akademi. Jika kami berhenti dan membaca surat kabar itu disana, ditakutkan akan mengganggu orang-orang yang ingin masuk. Aku dan Irene pun berpindah ke samping kiri bagian depan gedung lobi akademi. Kami berdua saat ini sedang berdiri bersandar di dinding. Lalu aku mulai memegang surat kabar itu di tanganku dan mulai membacanya, sementara Irene yang berada di sampingku juga ikut membaca surat kabar itu.
"'Insiden Penyerangan Iblis Di Gedung Pengadilan', 'Terkuaknya Rencana Pembunuhan Yang Mulia Ratu Dan Seluruh Keluarga San Lucia', 'Tewasnya Duke San Minerva Dan Duke San Angela', 'Kebenaran Di Balik Insiden Yang Terjadi Di Hutan Hevea', 'Kebenaran Di Balik Insiden Tewasnya Para Elf Di Wilayah San Lucia', 'Dibatalkannya Acara ~Matchmaking Battle~'. Semua berita yang dimuat di halaman pertama surat kabar ini persis seperti apa yang terjadi di gedung pengadilan," ucapku.
Sementara Irene hanya terdiam sambil terus membaca surat kabar itu.
Aku terus membaca berita dari surat kabar itu. Isi berita itu sama persis dengan kejadian yang sebenarnya. Di berita itu juga dimuat beberapa foto yang diambil di gedung pengadilan seperti foto mayat para iblis, foto orang-orang yang berada di gedung pengadilan, foto beberapa tempat yang rusak karena serangan iblis itu dan lainnya. Bahkan ada fotoku yang sedang bertarung dengan para iblis bersama komandan Asier dan komandan Oliver di depan gedung pengadilan. Foto saat aku sedang melemparkan tombak listrik ke arah Duke James yang sudah berubah menjadi iblis pun juga ada. Adanya foto-fotoku di surat kabar itu membuatku bingung.
"Kenapa bisa ada foto-fotoku yang sedang bertarung dengan para iblis itu ? Seingatku tidak ada orang lain yang berada di sekitar bagian depan gedung pengadilan. Hmmm tapi, jika dilihat dari foto ini, seperti foto ini diambil dari luar gerbang gedung pengadilan. Mungkin saat itu aku, kakak Asier dan komandan Oliver sedang fokus untuk melawan para iblis yang berada di depan gedung pengadilan sampai tidak menyadari kalau ada orang di luar gerbang pengadilan yang sedang mengambil foto," pikirku.
Lalu aku terus membaca berita-berita itu. Terlihat fotoku cukup banyak dimuat dalam berita itu.
"Pantas saja mereka semua melihat ke arahku saat sedang membaca surat kabar itu," pikirku.
Selain fotoku, foto Ratu Kayana juga cukup banyak dimuat dalam berita itu. Lalu aku pun telah selesai membaca semua berita yang ada di halaman pertama.
"Kamu sudah selesai membaca halaman pertamanya, Irene ?," tanyaku.
"Sudah, Rid," ucap Irene.
"Kalau begitu aku balik ke halaman dua ya," ucapku.
"Iya," ucap Irene.
Lalu aku pun membuka halaman dua pada surat kabar itu dan mulai membacanya. Terlihat ada beberapa berita baru yang belum aku ketahui di halaman dua surat kabar itu.
"'Pertarungan Antara Komandan Pasukan Silver Peacock Melawan Komandan Prajurit Duke San Minerva, Sebagian Besar Kediaman Duke San Minerva Telah Hancur'. Pertarungan itu terjadi karena komandan Marshall selaku komandan prajurit Duke San Minerva terus melarang komandan Keira selaku komandan pasukan 'Silver Peacock' dan pasukannya untuk memeriksa kediaman Duke San Minerva. Awal mula terjadi pertarungan itu karena komandan Marshall yang terus melarang pasukan 'Silver Peacock' untuk memeriksa kediaman Duke San Minerva mulai menyerang beberapa anggota pasukan 'Silver Peacock'. Komandan Keira tidak tinggal diam melihat prajuritnya diserang dan mulai menyerang komandan Marshall, lalu pertarungan di antara mereka pun terjadi. Pertarungan mereka membuat sebagian besar kediaman Duke San Minerva hancur lebur. Komandan Marshall mengalami luka parah akibat pertarungan itu sementara komandan Keira hanya mengalami beberapa luka ringan," ucapku sambil membaca berita itu.
Setelah itu, aku pun mulai membaca berita yang lain. Saat membaca berita yang lain itu, aku pun terkejut.
"Sepertinya Charles dan Chloe sudah tahu tentang berita ini, makanya sejak semalam mereka berdua masih berada di asrama Charles dan tidak keluar dari asrama itu sama sekali. Sepertinya mereka sedang menenangkan diri karena hal ini," ucapku.
Lalu aku pun mulai membaca berita itu.
"'Raja Albert, Suami Dari Yang Mulia Ratu Kayana, Terlibat Dalam Rencana Pembunuhan Yang Mulia Ratu Dan Seluruh Keluarga San Lucia'," ucapku.
Lalu ada berita lainnya yang membuat aku juga sedikit terkejut.
"'Setelah Terkuaknya Rencana Pembunuhan Itu, Raja Albert Dikabarkan Melarikan Diri Dan Saat Ini Keberadaannya Tidak Diketahui. Raja Albert Dinyatakan Telah Menghilang, Bersamaan Dengan Duchess San Minerva, Duchess Harriet dan Duchess San Angela, Duchess Claret, Yang Juga Telah Dinyatakan Menghilang Dari Kediaman Mereka Masing-Masing," ucapku sambil membaca berita itu.
-Bersambung