"Ternyata yang menggunakan sihir tanaman itu adalah anda ya, tuan Duke Remy," ucap nona Karina.
Duke Remy terus berjalan menghampiri nona Karina sambil melihat Marquess Marcelo yang sedang berontak agar bisa lepas dari lilitan sihir tanaman milik Duke Remy.
"Anda juga bisa menggunakan sihir tanaman kan, kepala akademi ? Kalau begitu sepertinya kita akan cocok," ucap Duke Remy.
"Apa saat ini anda sedang menggoda saya, tuan Remy ? Jika nona Arnett mendengar hal ini, saya yakin beliau akan sedih," ucap nona Karina.
"Aku hanya bercanda. Mana mungkin aku membuat Arnett bersedih," ucap Duke Remy.
"Saya terkesan melihat anda masih bisa bercanda dalam keadaan seperti ini," ucap nona Karina.
"Sebagian besar orang sudah panik karena adanya kejadian ini. Tentu saja mereka panik karena beberapa orang yang berada di ruang pengadilan ini tiba-tiba berubah menjadi iblis. Tapi kita tidak boleh ikut panik seperti mereka, kepala akademi. Setidaknya orang seperti kita harus menenangkan situasi yang sedang terjadi saat ini," ucap Duke Remy.
"Anda ada benarnya," ucap nona Karina.
"Aku masih tidak menyangka kalau tuan James dan tuan Darwin merencanakan sesuatu yang jahat dengan berniat untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia. Kenapa bisa mereka merencanakan hal seperti itu ?," tanya Duke Remy.
"Entahlah, saya juga tidak tahu. Karena sebelumnya sidang masih belum selesai, saya yakin Yang Mulia berniat untuk menanyakan tentang motif mereka dalam merencanakan itu tetapi seperti yang anda lihat, tuan James dan tuan Darwin tiba-tiba berubah menjadi iblis dan membuat sidang ini terpaksa dihentikan. Bukan hanya mereka berdua saja yang menjadi iblis, beberapa orang yang berada di ruangan ini pun juga ikut menjadi iblis salah satunya adalah Marquess Marcelo yang juga merupakan salah satu orang yang merencanakan untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia," ucap nona Karina.
"Iya, aku juga tidak menyangka kalau mereka tiba-tiba berubah menjadi iblis. Saat melihat tuan James dan tuan Darwin berubah menjadi iblis, aku jadi membayangkan bagaimana jadinya jika nona Harriet dan nona Claret melihat itu. Mereka pasti akan sangat terkejut," ucap Duke Remy.
"Iya, saya jadi kasihan dengan nona Claret dan nona Harriet," ucap nona Karina.
"Ngomong-ngomong, aku pernah mendengar kalau ras lain selain ras iblis bisa berubah menjadi iblis apabila meminum darah dari 'iblis berdarah murni'. Jika mereka bisa berubah menjadi iblis, apa itu berarti mereka telah meminum darah dari 'iblis berdarah murni' ? Kalau memang begitu, apa itu berarti ada 'iblis berdarah murni' yang sedang bersembunyi di kerajaan ini ?," tanya Duke Remy.
"Sepertinya ini bukan saatnya bagi kita untuk menebak-nebak seperti itu, tuan Remy. Saya, tuan Louis dan Yang Mulia Roswald tadi juga sempat menebak-nebak tentang mereka yang tiba-tiba berubah menjadi iblis, tetapi Yang Mulia Ratu langsung menegur kami dan berkata kalau lebih baik saat ini kita segera menghabisi para iblis itu. Meskipun Yang Mulia Ratu belum tahu tingkatan para iblis ini, Yang Mulia Ratu tidak mau kalau kerajaan ini didatangi oleh para Malaikat karena adanya iblis-iblis ini. Jika kerajaan ini didatangi oleh para Malaikat, kerajaan ini bisa bernasib sama dengan kerajaan Framtida," ucap nona Karina.
"Anda ada benarnya, kepala akademi. Ngomong-ngomong, tadi aku melihat Yang Mulia Ratu melesat ke luar gedung pengadilan ini. Apa yang sedang beliau lakukan ?," tanya Duke Remy.
"Beliau pergi ke luar gedung pengadilan untuk mengejar tuan Darwin yang sebelumnya beliau hempaskan ke luar gedung pengadilan. Beliau ingin membunuh tuan Darwin di luar gedung pengadilan. Alasannya karena jika beliau membunuh Duke Darwin di dalam gedung ini, beliau takut kalau gedung ini akan hancur karena beliau berniat untuk menggunakan sihir yang kuat untuk membunuh tuan Darwin," ucap nona Karina.
"Begitu ya, Yang Mulia Ratu saat ini sedang berusaha untuk membunuh tuan Darwin. Kalau begitu, kita juga lebih baik segera membunuh Marquess Marcelo yang sudah berubah menjadi iblis," ucap Duke Remy.
"Iya," ucap nona Karina.
Duke Remy dan nona Karina mulai berjalan menuju Marquess Marcelo yang sedang terlilit oleh sihir tanaman milik Duke Remy. Marquess Marcelo terus berontak dan berusaha membebaskan diri dari lilitan tanaman itu. Melihat Marquess Marcelo yang berusaha membebaskan diri, Duke Remy menguatkan lilitan pada sihir tanamannya. Tidak hanya itu, Duke Remy juga menambahkan beberapa tanaman baru untuk melilit tubuh Marquess Marcelo. Marquess Marcelo terus memberontak dan berusaha membebaskan diri. Sementara itu, nona Karina terus berjalan mendekati Marquess Marcelo sambil memegang pedangnya. Nona Karina terlihat sudah bersiap untuk menebas tubuh Marquess Marcelo.
"Aku pernah mendengar kalau kulit bagian dalam pada ras iblis itu sangat kuat. Kalau begitu, aku akan menggunakan banyak Mana pada pedangku untuk bisa memotong tubuh dari ras Iblis," pikir nona Karina.
Nona Karina lalu menyalurkan banyak Mana pada pedangnya. Kemudian, setelah Mana yang mengalir di pedangnya sudah tercukupi, nona Karina pun bersiap untuk menebas leher dari Marquess Marcelo yang sedang terlilit. Namun, ketika nona Karina sedang bersiap untuk memotong leher dari Marquess Marcelo, tiba-tiba Marquess Marcelo mengeluarkan ~Dark Magic~ dari mulutnya. ~Dark Magic~ dari mulutnya itu diarahkan tepat ke lantai yang berada di bawahnya. ~Dark Magic~ yang diarahkan ke lantai itu pun menimbulkan ledakan yang cukup besar.
"Apa ?!?!," ucap nona Karina yang terkejut.
Namun nona Karina dengan cepat langsung mundur ke belakang untuk menghindari ledakan itu. Nona Karina mundur ke belakang ke tempat Duke Remy berada.
"Anda tidak apa-apa, kepala akademi ?," tanya Duke Remy.
"Iya, untungnya saya sempat untuk menghindar," ucap nona Karina.
Setelah mereka mengobrol seperti itu, tiba-tiba Marquess Marcelo keluar dari ledakan itu dan melesat dengan cepat ke arah mereka bedua. Kemudian, Marquess Marcelo langsung menyerang Duke Remy dengan cakarnya yang tajam dan diselimuti oleh ~Dark Magic~ itu. Duke Remy pun terkena serangan itu dengan telak tepat di perutnya. Nona Karina pun terkejut melihat Duke Remy yang tiba-tiba terkena serangan Marquess Marcelo. Duke Remy lalu terhempas menghantam beberapa dinding yang berada di belakangnya hingga hancur. Duke Remy terhempas hingga ke ruangan lain yang berada di gedung ini.
"Tuan Remy!!," teriak nona Karina.
Setelah nona Karina berteriak seperti itu, tiba-tiba Marquess Marcelo langsung menyerang nona Karina dengan serangan yang sama dengan yang digunakan kepada Duke Remy. Nona Karina menyadari tentang serangan itu dan langsung menghindari serangan itu. Tapi serangan itu sangatlah cepat sehingga membuat nona Karina tidak bisa menghindari serangan itu dengan sepenuhnya. Serangan itu berhasil menggores pinggang nona Karina. Nona Karina pun terkejut setelah mengetahui kalau serangan itu masih bisa menggoresnya.
"Serangannya cepat sekali, bahkan lebih cepat dari serangan yang dilancarkan tuan Darwin kepada kakak Kayana sebelumnya. Tidak mengherankan kalau aku tidak bisa bereaksi ketika dia menyerang tuan Remy dan juga tidak bisa menghindari serangannya barusan," pikir nona Karina.
Kemudian, Marquess Marcelo kembali berusaha menyerang nona Karina dengan cepat. Namun saat serangan yang dilancarkan Marquess Marcelo hampir mengenai nona Karina, nona Karina dengan cepat menghentakkan kakinya ke lantai yang ada di bawahnya.
~Plant Magic : Dance of Growing Tree~
Setelah itu, tiba-tiba muncul sebuah batang pohon di lantai yang berada di bawah Marquess Marcelo. Batang pohon itu berusaha untuk menusuk Marquess Marcelo tetapi Marquess Marcelo dengan cepat langsung menghindari batang pohon itu. Marquess Marcelo pun gagal menyerang nona Karina. Tetapi meskipun Marquess Marcelo sudah menghindari batang pohon itu, batang-batang pohon yang lain terus bermunculan setiap Marquess Marcelo berpindah ke tempat lain. Batang-batang pohon yang berusaha untuk menusuk Marquess Marcelo tidak hanya berasal dari batang pohon yang baru muncul di bawah lantai tempat dia berpijak, tetapi batang pohon lain yang sudah muncul sebelumnya juga ikut untuk menusuk Marquess Marcelo. Batang pohon lain yang sudah muncul bergerak meliuk-liuk mengejar Marquess Marcelo kemanapun dia pergi.
Marquess Marcelo tahu kalau sepertinya akan sia-sia saja untuk terus menghindari batang pohon itu karena barang pohon itu akan terus bermunculan dan bertambah banyak. Marquess Marcelo pun langsung menyerang batang-batang pohon itu menggunakan ~Dark Magic~ untuk setidaknya mengurangi batang-batang pohon yang mau menyerangnya. Namun meskipun dia sudah menyerang dan menghancurkan batang-batang pohon itu dengan ~Dark Magic~, batang-batang pohon yang mau menyerangnya itu masihlah banyak. Marquess Marcelo pun terlihat kesulitan untuk mengatasi batang-batang pohon yang terus muncul dan berusaha menyerangnya. Disaat Marquess Marcelo sedang fokus untuk menyerang batang-batang pohon yang ingin menyerangnya, tiba-tiba nona Karina melesat dengan cepat ke sisi belakang Marquess Marcelo dan bersiap menyerangnya menggunakan pedangnya.
"Meskipun kamu mempunyai gerakan yang cepat dan reflek yang cepat dalam menghindari serangan. Reflek itu hanya berlaku kepada serangan yang berada dalam jangkauan matamu saja. Jika serangan yang dilayangkan kepadamu berada di titik buta dari jangkauan matamu, maka kamu tidak akan sempat untuk menghindarinya. Kali ini, berakhirlah sudah," ucap nona Karina.
~Plant Sword Art : Loranthus Slash~
Nona Karina menebas Marquess Marcelo tepat di lehernya. Tebasan dari pedang itu berhasil menembus kulit luar dari leher Marquess Marcelo dan bersiap untuk memotong kulit dalam dari leher Marquess Marcelo dan keseluruhan lehernya. Namun ketika pedang itu sedang berusaha untuk memotong kulit dalam dari leher Marquess Marcelo, tiba-tiba pedang itu terhenti dan membuat nona Karina gagal dalam memotong keseluruhan leher Marquess Marcelo.
"Meski aku sudah menggunakan cukup banyak Mana pada pedangku saat menebasnya, tapi kulit bagian dalamnya masih sangatlah kuat. Apa mungkin kulit bagian dalam tiap iblis itu memiliki ketebalan yang berbeda-beda untuk bisa menembusnya ?," pikir nona Karina.
Ketika pedang yang dipegang oleh nona Karina masih menancap di leher Marquess Marcelo, Marquess Marcelo langsung bersiap menyerang nona Karina menggunakan ~Dark Magic~ dari mulutnya. Nona Karina yang melihat hal itu dengan cepat langsung menyentuh dada dari Marquess Marcelo dengan tangan kanannya. Setelah itu, tiba-tiba sebuah batang pohon muncul dari telapak tangan kanan nona Karina. Batang pohon itu langsung menusuk dada Marquess Marcelo dan membuatnya terpental menghantam dinding yang berada di belakangnya.
Tak lama kemudian, Marquess Marcelo pun langsung bangkit kembali setelah terpental menghantam dinding. Lalu nona Karina memperhatikan tubuh dari Marquess Marcelo. Di dada Marquess Marcelo terdapat lubang yang muncul akibat serangan batang pohon yang baru saja dilancarkan oleh nona Karina. Namun lubang pada dada Marquess Marcelo tidak menembus hingga ke belakang tubuhnya karena serangan batang pohon barusan tidak berhasil menembus kulit bagian dalam dari dada Marquess Marcelo dan hanya menembus kulit bagian luar.
Lalu nona Karina memperhatikan leher dari Marquess Marcelo. Terdapat luka tebasan yang cukup besar di lehernya itu akibat tebasan yang dilancarkan oleh nona Karina. Dan di luka tebasan di lehernya itu, terdapat beberapa tumbuhan kecil yang mulai tumbuh.
"Tumbuhan yang muncul di tubuhnya itu akan terus menghisap Mananya sampai habis dan setelah itu dia akan mati. Tapi entah butuh berapa lama bagi tumbuhan itu untuk bisa menghisap Mananya sampai habis. Aku tidak boleh berlama-lama dalam melawannya. Sepertinya aku harus menggunakan teknik itu," pikir nona Karina.
Nona Karina bersiap untuk menyerang Marquess Marcelo kembali dengan pedangnya. Saat nona Karina sedang memegang pedangnya, tiba-tiba muncul sebuah cairan yang melumuri pedangnya itu. Lalu nona Karina menghentakkan kakinya kembali dan membuat batang-batang pohon muncul kembali di lantai dan kembali menyerang Marquess Marcelo. Marquess Marcelo pun kembali berusaha menghindari dan menyerang batang-batang pohon itu. Saat Marquess Marcelo terus menghindari dan menyerang batang-batang pohon yang muncul itu, tiba-tiba nona Karina melesat dengan cepat ke sisi samping dari Marquess Marcelo dan langsung menyerang Marquess Marcelo menggunakan pedangnya.
~Plant Sword Art Secret Technique : Manchineel Death Slash~
Nona Karina menebas tubuh Marquess Marcelo dengan telak. Meskipun tidak bisa memotong tubuh dari Marquess Marcelo hingga menjadi 2, tapi tebasan yang dilakukan oleh nona Karina berhasil membuat tubuh Marquess Marcelo mengalami luka tebasan yang sangat besar. Luka tebasan itu memanjang dari perut hingga dadanya dan darah pun mengucur deras dari luka tebasan itu. Tidak hanya itu, bagian tubuh yang terkena tebasan itu pun secara perlahan mulai meleleh dan bagian tubuh yang meleleh itu mulai menyebar ke bagian tubuh yang lainnya. Marquess Marcelo pun langsung jatuh terbaring di lantai setelah terkena serangan itu.
Sementara itu, nona Karina yang melihat Marquess Marcelo sudah terbaring di lantai dan tidak bergerak lagi pun menaruh kembali pedangnya di pinggangnya. Batang-batang pohon yang sebelumnya telah muncul di lantai untuk menyerang Marquess Marcelo pun sudah menghilang kembali dan hanya menyisakan lubang-lubang di lantai tempat munculnya batang-batang pohon itu.
"Aku terpaksa menggunakan teknik ini untuk segera menghabisi iblis itu. Karena jika aku tidak menggunakan teknik ini, aku takut tidak bisa menahan diri dan membuat gedung ini ditumbuhi banyak pohon. Jika seperti itu, aku bisa dimarahi oleh kakak Kayana," ucap nona Karina.
-Bersambung