Pertempuran pun berlangsung di hutan Hevea.
Orang-orang yang bersama dengan Enzo terus menyerangku tanpa henti. Beruntung aku sudah menggunakan teknik keluarga San Fulgen dan teknik keluarga San Lucia yang membuatku bisa menahan mereka semua dengan pedang-pedang air dan es yang mengelilingi.
"Matilah kau, bocah," ucap seseorang yang berpakaian seperti bandit.
Orang itu berusaha menyerangku menggunakan sebuah tombak. Tapi aku langsung memegang gagang tombaknya tersebut dan menghantam perut orang itu dengan ujung gagang tombaknya yang tumpul. Orang itu pun terpental cukup jauh ke belakang. Orang itu pun bangkit kembali tetapi aku dengan cepat langsung melemparkan tombak miliknya ke arahnya.
~Wind Ballista~
Tombak itu aku aliri dengan sihir angin yang cukup pekat sebelum aku melemparkan tombak itu. Tombak itu pun mengarah tepat ke dadanya dan langsung menembus dadanya itu. Orang itu pun langsung tumbang dengan dada berlubang.
Sementara itu, Javier dan Enzo terlihat sedang mengamati pertempuran yang dilakukan Rid dengan orang-orang suruhan para Duke.
"Rid bisa membunuh orang dengan begitu mudahnya. Sepertinya memang Rid lah yang membunuh para prajurit kerajaan San Minerva saat para prajurit itu berusaha membunuhnya," pikir Enzo.
"Rakyat jelata itu, bagaimana bisa dia mengaliri sihirnya sendiri ke tombak milik prajurit itu," ucap Javier.
"Senjata yang digunakan para prajurit itu merupakan senjata produksi massal. Jadi tidak ada kontrak kepemilikan senjata pada senjata itu. Wajar bagi Rid untuk bisa mengaliri senjata itu. Tetapi senjata yang akan kita gunakan ini berbeda karena senjata ini dibuat khusus untuk kita. Jadi meskipun dia bisa merebut senjata ini, dia tidak akan bisa menggunakan sihir pada senjata ini," ucap Enzo sambil memegang sebuah pedang berwarna putih dengan gagang pedang berwarna biru.
Pedang itu terlihat seperti pedang asli, berbeda dengan pedang akademi yang biasanya dibawa oleh Enzo. Sementara Javier juga membawa pedang asli dengan gagang pedang berwarna merah di pinggangnya.
"Begitu ya. Ngomong-ngomong, tuan muda Enzo, bolehkah aku bergabung dengan pertempuran mereka ? Aku bosan cuma melihat saja. Lagipula, aku ingin membunuh Rid Archie dengan tanganku sendiri," ucap Javier.
"Silahkan saja. Aku tidak keberatan kalau kamu mau bergabung dengan pertempuran itu. Aku akan tetap mengamati pertempuran itu dan akan bergabung nanti jika memang sudah dibutuhkan," ucap Enzo.
"Baiklah," ucap Javier.
Javier langsung pergi menuju ke arah Rid yang sedang bertarung dengan orang-orang itu.
Sementara itu, aku saat ini sedang melawan pria dan gadis muda yang sebelumnya aku lawan. Pria itu berusaha menyerangku dengan sebuah pukulan dan tendangan. Tetapi pukulan dan tendangan yang dia lakukan bukanlah pukulan biasa karena setiap pukulan dan tendangan itu mengenai objek seperti pohon atau tanah, objek itu akan langsung hancur. Aku menduga kalau pria itu mengaliri Mana yang cukup banyak pada setiap pukulan dan tendangan yang dia lakukan.
Pria itu berniat memukulku tepat di kepalaku tetapi aku langsung membelokkan pukulannya itu dengan memukul lengannya menggunakan telapak tanganku. Pukulan itu pun berbelok dan hanya melewati bagian samping kepalaku. Melihat adanya celah di pertahanannya setelah dia gagal memukulku, aku pun bersiap untuk menyerang balik.
"Aku masih penasaran dengan tubuh anehnya itu. Jika pukulan Mana biasa tidak mempan, sepertinya aku harus mencoba pukulan Mana yang digunakan Demi-Human kucing yang aku lawan beberapa waktu yang lalu," pikirku.
Aku bersiap untuk memukulnya dengan serangan telapak tangan.
~Palm Shockwave Punch~
Aku memukul pria itu tepat di tengah dadanya. Pria itu langsung mengeluarkan banyak darah dari mulutnya dan dia pun langsung terpental sangat jauh ke belakang. Dia terpental hingga mengenai sangkar listrik buatan Enzo. Dia pun tersetrum sangkar listrik itu sampai tubuhnya hangus terbakar. Setelah itu, pria itu pun langsung tumbang.
Setelah aku menumbangkan pria itu, kali ini giliran gadis yang sebelumnya aku lawan yang kembali menyerangku. Dia tidak memakai senjata dan hanya memakai tangan kosong untuk menyerangku. Tetapi gerakan tangannya itu ketika menyerangku seperti gerakan memotong. Semua objek seperti tanah, batu dan pohon yang ada di hutan ini yang diserang oleh tangannya itu akan langsung terpotong. Saat dia menyerangku, aku memperhatikan kedua tangannya itu lebih teliti. Terdapat aliran Mana yang cukup kuat yang menyelimuti kedua tangannya itu. Aliran Mana itu menyelimuti tangan itu hingga membentuk seperti sebuah pedang.
"Teknik Manipulasi Mana ya. Pantas saja jika dia bisa memotong apapun hanya dengan tangan kosong. Bagi orang yang tidak bisa melihat aliran Mana, gadis itu pasti akan diremehkan karena dia terlihat bertarung hanya dengan tangan kosong. Tetapi bagi yang bisa melihat, aliran Mana yang menyelimuti kedua tangan gadis itu cukup berbahaya karena bisa membentuk seperti objek. Sebenarnya siapa orang-orang ini ?,' pikirku.
Dia berusaha memotongku dengan serangan jarak dekat menggunakan kedua tangannya. Tetapi aku menahan kedua tangannya itu dengan menebasnya menggunakan pedangku. Setiap aku menebas tangannya menggunakan pedangku, aku berhasil melukai tangan gadis itu, tetapi yang anehnya aku tidak bisa memotong tangan gadis itu meskipun pedangku ini sudah dipertajam. Setelah menahan serangannya itu, aku langsung menendang gadis itu agar menjauh. Gadis itu pun terpental setelah terkena tendanganku, tetapi dia langsung bangkit dan menyerangku kembali menggunakan tebasan angin dari jarak yang cukup jauh. Aku dengan mudah memotong tebasan angin itu menggunakan pedangku. Setelah itu, aku langsung melesat dengan cepat ke arah gadis itu dan melancarkan sebuah serangan.
~Flame Sword Art : Great Flame Slash~
Aku melancarkan sebuah tebasan api yang sangat besar. Gadis itu pun terkena tebasan api itu dengan telak dan membuatnya terhempas cukup jauh ke belakang. Tebasan api itu juga membuat pohon-pohon dan rerumputan yang dilalui tebasan api itu langsung terbakar. Setelah menghempaskan gadis itu, tiba-tiba datang 3 orang yang berpakaian bandit dan ketiga orang itu langsung menyerangku. Tetapi aku dapat menahan semua serangan yang mereka lancarkan kepadaku.
"Melihat mereka ada disini, sepertinya mereka berhasil mengatasi pedang es dan pedang air yang aku ciptakan," pikirku.
Alasanku menciptakan pedang air dan pedang es dari teknik keluarga San Fulgen dan San Lucia adalah untuk menghambat pergerakan mereka semua yang hendak menyerangku. Jika aku tidak menggunakan teknik itu, saat ini aku sudah dikeroyok oleh mereka semua. Mungkin aku bisa mengatasi mereka semua secara langsung meskipun sulit, tetapi aku tidak mau ceroboh akan hal itu.
Setelah serangan mereka berhasil aku tahan, mereka pun berusaha menyerangku lagi. Namun, tiba-tiba muncul Javier dari arah yang berbeda dengan 3 orang itu. Jarak Javier denganku masih cukup jauh tetapi Javier langsung berusaha menyerangku dengan sebuah tebasan jarak jauh.
"Matilah kau, Rid!!!!," ucap Javier.
~Flame Magic : Great Burning Slash~
Javier melancarkan sebuah tebasan api yang sangat besar ke arahku. Aku pun bersiap untuk menahan serangan itu.
~Secret Sword Art : Elemental Flow~
~Deflection~
Aku membelokkan tebasan api itu ke arah 3 orang yang berpakaian bandit yang berusaha menyerangku lagi. Tebasan api itu pun langsung mengenai 3 orang itu dengan telak. Ketiga orang itu pun langsung terbakar hingga hangus dan tewas seketika. Setelah membelokkan tebasan Javier, aku pun bersiap untuk menyerang balik Javier.
~Advanced Glacier Thrust~
Aku melancarkan sebuah serangan tusukan jarak jauh dari pedangku yang sudah dilapisi sihir es. Tetapi sesaat sebelum serangan itu mengenai Javier, seseorang yang mengenakan jubah tiba-tiba muncul di depannya dan langsung menggantikan Javier untuk menerima serangan itu. Orang itu pun terhempas setelah terkena serangan itu bersama dengan Javier yang ada di belakangnya. Mereka berdua terhempas cukup jauh ke belakang.
"Orang-orang yang mengenakan jubah itu, kenapa sejak tadi mereka selalu melindungi Javier dari setiap serangan yang ku arahkan kepadanya ? Apa mereka itu semacam alat atau boneka suatu percobaan yang bertugas untuk melindungi tuan mereka ? Sepertinya masuk akal jika berpikir seperti itu karena pria dan gadis muda yang aku lawan tadi terlihat berekspresi datar. Bahkan mereka terlihat tidak menunjukan ekspresi apapun ketika sedang menyerangku atau diserang olehku. Mereka seperti suatu korban percobaan yang telah kehilangan ekspresi mereka. Tetapi jika tugas mereka adalah untuk melindungi tuan mereka, seharusnya mereka memilih untuk melindungi Enzo daripada Javier karena kedudukan Enzo lebih tinggi dari Javier," pikirku.
Saat aku sedang memikirkan itu, tiba-tiba muncul tebasan angin bertubi-tubi yang diarahkan kepadaku. Aku pun dengan cepat langsung memotong semua tebasan angin yang diarahkan kepadaku. Tebasan-tebasan angin yang terpotong itu pun hanya melewatiku tetapi mereka tetap melaju dan memotong pohon-pohon yang berada di belakangku.
"Tebasan angin ini, jangan-jangan dia masih hidup ?," pikirku.
Aku pun melihat ke arah tebasan angin ini berasal. Ternyata benar kalau tebasan ini berasal dari gadis muda yang aku hempaskan tadi dengan tebasan apiku. Terlihat ada luka bakar yang cukup serius pada tubuh gadis itu. Meski begitu, gadis itu terus mengayunkan kedua tangannya itu untuk menciptakan tebasan dari sihir angin untuk menyerangku tanpa memperdulikan luka bakar yang dia alami. Selain itu, pakaian yang dikenakan gadis itu pun juga sudah rusak parah akibat terbakar. Hal itu membuat aku bisa melihat keseluruhan tubuhnya yang sebelumnya tertutup oleh pakaian itu. Aku memperhatikan tubuhnya itu secara teliti sambil terus memotong tebasan angin yang diarahkan kepadaku. Aku memperhatikan ada corak berwarna hitam pekat yang berada di badan gadis itu. Corak itu sebelumnya tidak terlihat saat badan gadis itu masih tertutup pakaian, tetapi karena pakaian gadis itu saat ini sudah rusak parah, corak pada badan gadis itu pun bisa terlihat jelas.
"Corak berwarna hitam pekat, jangan-jangan.... ?," pikirku.
Aku sedikit terkejut saat memikirkan itu tetapi tiba-tiba 2 orang yang berpakaian bandit muncul dari sampingku dan berusaha menyerangku disaat aku sedang fokus memotong tebasan-tebasan angin yang mengarah kepadaku. Melihat itu, aku pun berniat membelokkan 2 buah tebasan angin yang diarahkan kepadaku ke arah 2 orang itu.
~Secret Sword Art : Elemental Flow~
~Deflection~
Saat 2 buah tebasan angin datang ke arahku, aku langsung membelokkan tebasan angin itu ke arah 2 orang itu. 2 orang itu pun terkena 2 buah tebasan angin yang aku belokkan. Tebasan angin itu tepat mengenai leher mereka berdua dan memotong leher mereka berdua hingga kepala mereka terpisah dari badan mereka. Setelah itu tidak ada yang datang untuk menggangguku lagi dan aku bisa fokus untuk terus menahan tebasan angin itu.
"Corak hitam pekat di beberapa bagian tubuh, bukankah itu ciri-ciri dari ras Iblis ? Kalau aku ingat dan perhatikan lagi, gadis itu dan pria muda yang aku kalahkan sebelumnya juga memiliki bola mata berwarna hitam pekat. Itu persis seperti ciri-ciri ras Iblis yang diberitahukan oleh tuan Alan sebelumnya. Tetapi bentuk pupil mereka tampak sama seperti manusia pada umumnya. Tuan Alan bilang kalau ras Iblis memiliki bentuk pupil yang berbeda-beda sama seperti ras Malaikat. Apa itu artinya mereka bukanlah ras Iblis sungguhan, melainkan hanyalah sebuah subjek ujicoba yang berkaitan dengan mayat atau organ Iblis sama sepertinya subjek yang berkaitan dengan jantung ras Elf yang pernah diceritakan oleh nona Karina ? Jika benar, darimana mereka mendapatkan mayat Iblis untuk bisa di ujicoba ? Jarak San Fulgen dengan wilayah perbatasan antara benua Utara dan benua Selatan itu sangat jauh, jadi tidak mungkin bisa mendapatkan mayat Iblis semudah ini. Untuk sekarang, lebih baik aku tidak memikirkan tentang itu dan fokus untuk melawannya terlebih dahulu,"
"Jika benar kalau mereka adalah subjek yang berkaitan dengan Iblis, ini masuk akal kenapa mereka tidak terluka parah setelah terkena seranganku. Tubuh mereka sudah seperti layaknya ras Iblis yang sangat kuat. Jika aku ingin mengalahkan mereka, sepertinya aku harus menghancurkan seluruh tubuh mereka sama seperti saat pria itu terkena kurungan listrik milik Enzo yang membuatnya langsung hangus terbakar dan hancur sehingga dia tidak bisa bangkit kembali atau aku harus memotong kepalanya itu. Tidak peduli makhluk atau ras apapun itu, memotong atau menghancurkan kepalanya akan membuat mereka langsung mati. Tetapi memotong tangan mereka saja aku tidak bisa meskipun pedangku sudah dipertajam, apalagi harus memotong tangan mereka. Dan aku juga tidak memiliki teknik untuk membunuh Iblis saat ini," pikirku.
Aku pun terus memikirkan solusi sambil terus memotong tebasan angin yang gadis itu lancarkan kepadaku tanpa henti. Gadis itu juga tidak nampak kelelahan meskipun terus menyerangku tanpa henti. Beberapa saat kemudian, aku pun akhirnya menemukan solusi untuk melawannya.
"Sepertinya aku harus mencoba menggunakan teknik itu untuk melawannya," pikirku.
Setelah mendapatkan solusi itu, aku pun berhenti untuk terus memotong tebasan angin itu dan langsung berlari ke samping untuk mendekati gadis itu. Gadis itu pun mengubah arah serangannya dan terus menyerangku menggunakan tebasan anginnya itu. Aku terus berlari sambil menghindari tebasan angin itu sambil bersiap memegang pedangku untuk menyerangnya. Ketika jarak di antara kami berdua sudah cukup dekat, aku langsung melesat dengan cepat ke arah gadis itu. Aku langsung menyerang gadis itu dengan pedangku yang sudah dialiri Mana yang cukup banyak.
~Secret Sword Art : Dragon Slayer Technique : Dragon Neck Slasher~
Aku menyerang gadis itu tepat di lehernya. Dalam sekejap, kepala gadis itu pun telah terpisah dari badannya. Gadis itu pun langsung tumbang setelah kepalanya terpisah dari badannya.
"Tubuh ras Iblis memanglah kuat, tetapi tubuh mereka tidak sekeras yang dimiliki ras Naga. Jadi dengan ~Dragon Slayer Technique~ sudah cukup untuk memotong tubuh mereka. Tetapi sepertinya teknik ini hanya berlaku untuk melawan Iblis tingkat rendah. Aku ragu teknik ini akan berguna untuk melawan iblis tingkat atas meskipun aku tidak tahu apakah ketahanan tubuh mereka akan sama atau tidak," pikirku.
Setelah aku berhasil menumbangkan gadis itu, tiba-tiba datang sebuah serangan dari sihir listrik yang sangat besar ke arahku. Aku pun langsung bersiap untuk mengatasi serangan itu.
~Secret Sword Art : Electric Slayer Slash~
Aku langsung menebas serangan itu yang membuat serangan itu kehilangan kekuatannya dan langsung jatuh ke tanah. Setelah itu, aku langsung melihat ke arah datangnya serangan itu.
"Sepertinya sekarang kamu sudah mau turun tangan langsung ya, Enzo," ucapku.
Terlihat dari tempat datangnya serangan listrik tadi, Enzo sedang berjalan ke arahku. Saat ini tubuhnya sedang diselimuti sihir listrik yang sangat pekat yang membuat tubuh aslinya tidak terlihat, bahkan wajahnya pun tidak terlihat. Dia seperti sedang mengenakan armor yang terbuat dari sihir listrik untuk melindungi seluruh tubuhnya. Selain itu, Enzo juga sedang memegang pedang yang juga dialiri oleh sihir listrik yang cukup kuat. Pedang itu berukuran cukup panjang daripada pedang pada umunya.
Selain Enzo, orang-orang yang sebelumnya mengepungku pun sudah kembali mendekatiku. Javier pun juga kembali mendekatiku dengan sudah memakai armor api yang terbuat dari sihirnya, sama seperti Enzo.
"Keparat, kau sudah menghempaskanku sebanyak 2 kali hari ini. Aku tidak akan mengampunimu," ucap Javier.
Tidak hanya Javier dan Enzo, beberapa orang yang mengenakan tudung kepala pun saat ini juga memakai armor yang berasal dari sihir elemen. Karena aku sudah mengurus beberapa dari mereka sebelumnya, saat ini hanya tersisa 15 orang yang berpakaian seperti bandit, 3 orang yang mengenakan tudung kepala dengan memakai armor dari sihir elemen, 3 orang yang mengenakan tudung kepala tanpa memakai armor sihir elemen serta Javier dan juga Enzo.
"Tersisa 23 orang ya," pikirku.
Sementara itu, Enzo yang sedang berjalan ke arahku terlihat sedang mengangkat pedangnya. Kelihatannya dia sedang bersiap untuk menyerangku kembali.
"Aku tahu kalau kamu itu kuat, Rid. Tetapi aku tidak menduga kalau kamu sekuat ini. Aku awalnya berpikir kalau kamu dapat dengan mudah diatasi oleh orang-orang ini sementara aku hanya melihat saja, tetapi ternyata aku salah. Beberapa dari orang-orang ini berhasil kamu bunuh dengan mudah, termasuk 2 'subjek'. Sepertinya memang harus aku sendiri yang turun tangan untuk membunuhmu," ucap Enzo.
-Bersambung