Chereads / Peace Hunter / Chapter 241 - Chapter 241 : Pasangan Monster

Chapter 241 - Chapter 241 : Pasangan Monster

"Ini tidak mungkin kan ?!,"

"Apa yang kita takutkan malah menjadi kenyataan,"

"Sudah dapat dipastikan kalau Rid dan putri es akan mendapatkan poin sempurna di ujian ini,"

"Aku berharap aku tidak melawan mereka berdua di ujian kedua ini," ucap murid-murid itu.

Setelah menunjukan nomorku ke tuan Alan dan murid-murid itu, aku pun menoleh ke arah Irene dan kebetulan Irene juga menoleh ke arahku.

"Kelihatannya kita akan berpasangan di ujian kali ini, Irene. Kalau begitu, mohon bantuannya," ucapku.

"Aku juga mohon bantuannya, Rid," ucap Irene.

Beberapa menit kemudian, semua murid di kelas ini pun telah mendapatkan pasangannya masing-masing untuk ujian ini. Charles berpasangan dengan Leandra, Chloe berpasangan dengan Noa, Kotaro berpasangan dengan Julie dan Lily berpasangan dengan Glenn Klark. Lily dan Leandra sempat bertarung dengan Glenn dan yang lainnya saat ujian keempat yang berlangsung di alam liar yang berada di belakang kediaman Duke San Minerva. Berpasangan dengan Glenn membuat Lily merasa tidak senang.

"Sial, kenapa aku harus berpasangan dengannya ?," ucap Lily yang kesal.

Sementara itu, Enzo berpasangan dengan Lotta yang merupakan pasangan Charles di ujian kedua tahun lalu.

-

Sore harinya, di ruangan Elevrad.

Saat ini aku dan Elaina sedang berada di salah satu ruangan di lantai 7 untuk mengurus beberapa dokumen. Sementara Irene baru saja pergi meninggalkan ruangan itu untuk mengantar beberapa dokumen ke ruang utama Elevrad.

"1 minggu lagi ujian kedua akan berlangsung ya," ucap Elaina.

"Iya. Tidak terasa sudah mau berlangsung ujian kedua saja, padahal kelihatannya belum lama sejak ujian pertama selesai dilaksanakan," ucapku.

"Ujian kedua adalah ujian berpasangan ya. Tadi wali kelasku saat pelajaran terakhir melakukan undian untuk menentukan murid yang akan pasangan di kelasku. Apa tahun kedua juga melakukan ujian berpasangan seperti tahun pertama ?," tanya Elaina.

"Kamu bertanya seperti itu karena kamu mau mendapatkan informasi tentang ujian kedua tahun kedua ya ?," tanyaku.

"Tidak, senior. Aku murni hanya penasaran saja. Jika memang senior tidak bisa memberitahu karena aturan akademi juga tidak apa-apa," ucap Elaina.

"Sebenarnya tidak masalah untuk memberitahukan konten ujian kepada junior tapi memberitahunya tidak boleh secara detail dan rinci. Memberitahukan lewat petunjuk-petunjuk juga boleh. Karena itu, aku akan memberitahumu, untuk ujian kedua murid tahun kedua juga melakukan ujian berpasangan. Itu saja yang bisa aku beritahu, aku tidak bisa memberitahukan secara rinci. Lagipula penjelasan rinci tentang ujiannya juga belum diberitahukan oleh wali kelasku," ucapku.

"Begitu ya. Jadi tahun kedua juga melakukan ujian berpasangan. Ngomong-ngomong, dengan siapa senior berpasangan ?," tanya Elaina.

"Aku berpasangan dengan Irene," ucapku.

"Dengan senior Irene ? Dengan pacar senior sendiri ? Kebetulan yang sangat menarik," ucap Elaina.

"Entah ini bisa dibilang sebagai kebetulan atau tidak," ucapku.

-

Keesokan paginya, di tempat latihan tahun kedua.

Seperti biasa, setiap pagi kami selalu latihan di tempat latihan itu.

"Aku masih merasa jengkel. Kenapa aku harus berpasangan dengan dia di ujian kedua ini," ucap Lily yang nampak kesal.

"Sudahlah, Lily. Sebanyak apapun kamu berkeluh kesah, kamu akan tetap berpasangan dengan dia. Jadi percuma saja," ucap Leandra.

"Tetap saja aku merasa jengkel. Dari banyaknya murid laki-laki lain di kelas ini, kenapa aku harus berpasangan dengan dia. Apalagi aku masih merasa marah atas apa yang dia lakukan kepada kita berdua di ujian keempat sebelumnya. Sepertinya di ujian kedua kali ini, aku harus bertarung sendiri. Aku tidak sudi bekerja sama dengannya," ucap Lily.

"Yah terserah kamu saja," ucap Leandra.

"Kalaupun kamu memutuskan untuk bekerja sama dengannya, aku ragu kalau dia mau bekerja sama denganmu, Lily. Sama seperti kasus Leandra dan Ray tahun lalu. Memang lebih baik kamu bertarung sendiri saja di ujian kedua ini. Kamu yang sekarang pasti bisa melakukan itu. Lagipula kamu sudah bertambah kuat dibandingkan dengan tahun lalu," ucapku.

"Ya, itu benar. Semua ini berkat master Rid yang melatihku," ucap Lily.

"Tolong berhenti memanggilku seperti itu," ucapku.

Sementara itu, di sisi lain tempat latihan. Terlihat Chloe dan Noa sedang berlatih kombinasi serangan mereka.

"Kombinasi ini kelihatannya masih kurang, Chloe. Kita harus melatihnya lagi. Kita harus membuat serangan kombinasi yang kuat untuk melawan murid-murid yang menjadi lawan kita nanti," ucap Noa.

"Ya, kamu benar, Noa. Ayo kita berlatih lagi," ucap Chloe.

-

Hari pun terus berlalu dan tibalah hari dimana ujian kedua dimulai.

Kami saat ini sedang berada di tempat latihan kelas A tahun kedua, tempat yang akan digunakan sebagai tempat ujian kedua bagi kelas kami.

"Aku akan menjelaskan apa yang akan kalian lakukan di ujian kedua kali ini. Sebelumnya aku sudah bilang kalau ujian kedua untuk murid tahun kedua itu sama seperti murid tahun pertama yaitu ujian berpasangan, tetapi pertandingan yang akan kalian hadapi nanti berbeda dengan murid tahun pertama. Jika di ujian kedua tahun pertama kalian akan melakukan pertandingan 2 vs 2 dengan pasangan kalian, maka di ujian kedua tahun kedua ini kalian harus melakukan ujian 2 vs 2 vs 2 vs 2 dalam 1 pertandingan. Anggaplah kalian dan pasangan kalian itu merupakan 1 tim, jadi dalam 1 pertandingan akan ada 4 tim yang akan saling bertanding untuk menentukan pemenangnya," ucap tuan Alan.

"4 tim akan bertarung sekaligus ?,"

"Berarti akan ada total 8 orang dalam 1 pertandingan,"

"Sepertinya ini cukup sulit," ucap murid-murid setelah mendengar penjelasan tuan Alan.

"Total poin yang bisa di dapatkan di ujian ini adalah 3000 poin yang terbagi dalam 4 hari ujian,"

"Setiap tim bertanding sebanyak satu kali sehari dan kalian harus saling mengalahkan dengan 3 tim lainnya untuk mendapatkan posisi pertama. Untuk poin yang akan kalian peroleh setiap pertandingan, untuk posisi pertama kalian akan mendapatkan 750 poin, posisi kedua 500 poin, posisi ketiga 250 poin dan posisi keempat 100 poin. Jika kalian selalu mendapatkan posisi pertama dalam ujian pertandingan yang akan berlangsung selama 4 hari, maka kalian akan mendapatkan total 3000 poin di ujian ini,"

"Untuk penilaian tim yang kalah adalah tim yang kedua muridnya telah tumbang. Jadi misalkan kamu dan pasanganmu telah tumbang lebih dulu dibanding dengan 3 tim lainnya, maka timmu dinyatakan sebagai posisi keempat di pertandingan itu. Namun jika misalnya hanya pasangan kamu saja yang tumbang sedangkan kamu belum, terus kamu berhasil bertahan sampai akhir dengan menumbangkan 3 tim lainnya, maka timmu berhak mendapatkan posisi pertama di pertandingan itu," ucap tuan Alan.

"Begitu ya, aku paham,"

"Jadi misalnya kita atau pasangan kita sudah tumbang lebih dulu, asalkan kita bertahan sampai akhir, kita bisa mendapatkan posisi pertama,"

"Untuk mendapatkan posisi pertama, kita juga bisa menyerang suatu tim yang sedang fokus bertarung dengan tim lain. Ketika mereka fokus bertarung, mereka pasti lengah akan keberadaan tim yang lainnya," ucap para murid itu.

"Kelihatannya kalian sudah mengerti dengan penjelasanku barusan. Ah satu hal lagi, tidak ada pengurangan poin yang terjadi di ujian kedua ini. Jadi meskipun kalian terluka, kelelahan atau pasangan kalian tumbang, kalian akan tetap mendapatkan poin sesuai dengan posisi yang tim kalian dapatkan. Itu saja penjelasan dariku, apa ada pertanyaan dari kalian ?," tanya tuan Alan.

Semua murid pun terdiam yang menandakan tidak ada dari mereka yang ingin bertanya.

"Jika tidak ada yang mau bertanya, maka mari kita langsung mulai ujian kedua. Nah sekarang, waktunya mengundi tim-tim mana yang akan saling bertarung," ucap tuan Alan.

Tuan Alan pun menyiapkan wadah yang berisi kertas.

"Pengundiannya sama seperti biasa. Di kertas yang ada di dalam wadah ini, ada 4 nomor yang sama mulai dari nomor 1 sampai 5. Keempat tim yang mendapatkan nomor yang sama akan bertanding di ujian ini dan nomor yang kalian dapatkan menunjukan di pertandingan berapa kalian akan bertanding. Jika kalian mendapatkan nomor 1, maka kalian akan bertanding di pertandingan pertama,"

"Nah sekarang kita mulai pengundiannya. Perwakilan tim silahkan maju," ucap tuan Alan.

Beberapa orang pun mulai maju untuk mengambil kertas yang ada di wadah itu.

"Kamu saja yang maju untuk mengambil kertas itu, Irene," ucapku.

"Baiklah," ucap Irene.

Irene pun maju untuk mengambil kertas itu. Lalu semua perwakilan tim pun sudah maju untuk mengambil kertas itu. Setelah itu, mereka pun menunjukan nomor yang terdapat di kertas itu. Irene mendapatkan nomor 1, sedangkan teman-temanku yang lain mendapatkan nomor yang berbeda dengan Irene.

"Sepertinya aku tidak akan berhadapan dengan mereka di hari pertama ini ya," pikirku.

-

Setelah selesai melakukan pengundian, aku dan Irene pun langsung menuju ke arena tempat latihan. Karena kami mendapatkan nomor 1, maka kami akan bertanding lebih dulu. Saat kami berdua sudah berada di arena dan bersiap-siap, aku melihat ketiga tim yang akan kami lawan sedang fokus menatap kami. Aku tahu apa yang akan mereka rencanakan, dan sepertinya Irene juga tahu apa yang mereka rencanakan.

"Apakah kalian semua sudah siap ?," tanya tuan Alan.

"Siap," ucap kami semua.

"Kalau begitu, pertandingan pertama di ujian kedua ini, dimulai!," ucap tuan Alan.

Setelah tuan Alan memulai pertandingan, ketiga tim itu langsung bergerak ke arahku dan Irene dan bersiap menyerang kami berdua. Aku sudah menduga kalau mereka akan bekerja sama untuk menyerang dan menumbangkan tim yang menurut mereka kuat terlebih dahulu.

"Ayo kita mulai, Irene," ucapku.

"Iya," ucap Irene.

Aku dan Irene pun melapisi senjata kami dengan sihir es lalu langsung menyerang mereka sebelum mereka menyerang kami berdua.

~Ice Sword Art : Great Ice Slash~

Kami berdua menyerang mereka berenam dengan tebasan es yang sangat besar. Tebasan itu mengenai mereka dengan telak dan langsung membuat mereka berenam terhempas dan langsung tumbang.

"Apa-apaan itu ?!?!,"

"Hanya dengan 1 serangan dari mereka berdua sudah cukup untuk menumbangkan tiga tim yang lainnya ?,"

"Kekuatan mereka berdua benar-benar luar biasa,"

"Jadi begini kekuatan Rid dan putri es apabila mereka bekerja sama ?,"

"Mengalahkan salah satu dari mereka saja sudah sangat sulit, apalagi mengalahkan mereka berdua. Mereka berdua pasti akan selalu menempati posisi pertama setiap bertanding,"

"Dengan ini sudah dapat dipastikan kalau mereka merupakan pasangan terkuat di ujian kali ini. Tidak, mungkin akan lebih tepat jika memanggil mereka sebagai 'pasangan monster' di ujian kali ini," ucap murid-murid itu yang terkejut setelah melihat aku dan Irene berhasil menumbangkan ketiga tim yang kami lawan dengan cepat.

Dengan tumbangnya mereka, itu berarti aku dan Irene berhasil menumbangkan 3 tim yang membuat tim kami meraih posisi pertama di pertandingan ini.

"Tunggu sebentar. Jika ketiga tim itu tumbang secara bersamaan, lalu bagaimana caraku untuk menentukan tim mana yang akan menempati posisi kedua, ketiga dan keempat di pertandingan ini ?," tanya tuan Alan.

Lalu sekitar 1 jam kemudian, ujian kedua untuk hari pertama pun telah usai.

-

Sore harinya, di hutan akademi. Terlihat senior Florian dan Enzo sedang berbicara di hutan itu. Hutan itu nampak sepi dan tidak banyak orang yang datang ke hutan itu. Sepertinya karena saat ini sedang berlangsung ujian kedua, maka para murid itu tidak datang ke hutan itu untuk berjalan-jalan dan lebih memiliki untuk berlatih atau beristirahat.

"Bagaimana dengan ujian kedua hari ini, Enzo ? Apa kamu dapat menyelesaikannya dengan mudah ?," tanya senior Florian.

"Yah lumayan. Daripada itu, aku yakin kamu memanggilku kesini bukan untuk membicarakan soal ujian kedua, senior," ucap Enzo.

"Ya, kamu benar. Aku memanggilmu kesini bukan untuk membicarakan itu," ucap senior Florian.

"Jadi apa yang sebenarnya ingin kamu bicarakan denganku ?," tanya Enzo.

"Tentang rencana ketiga Duke. Enzo, kamu terpilih sebagai eksekutor dalam rencana ini," ucap senior Florian.

-Bersambung