Chereads / Peace Hunter / Chapter 239 - Chapter 239 : Sesuatu Yang Mencurigakan

Chapter 239 - Chapter 239 : Sesuatu Yang Mencurigakan

1 minggu sebelum ujian pertama akademi yang akan dilaksanakan di akhir bulan September.

Pada pagi harinya, di tempat latihan tahun kedua.

"Kira-kira apa yang akan kita lakukan di ujian pertama di tahun kedua ini ? Apa kita akan melawan boneka kayu lagi seperti di tahun pertama ?," tanya Noa.

"Saat senior Gretta masih menjadi murid akademi ini, aku diberitahu kalau ujian pertama untuk tahun selanjutnya itu sama seperti tahun pertama, yaitu melawan sekumpulan boneka yang diciptakan oleh tuan Alan dan staf yang lainnya. Tetapi boneka untuk tahun selanjutnya itu terbuat dari bahan yang lebih kuat dari boneka yang diciptakan untuk ujian murid tahun pertama. Yah coba saja kamu tebak bahan apa yang lebih kuat dari kayu untuk dijadikan boneka yang akan dilawan murid tahun kedua," ucapku.

"Bahan yang lebih kuat dari kayu ya, mungkin batu atau bahkan besi," ucap Noa.

"Yah itu memang bahan yang lebih kuat dari kayu. Tetapi jika kita yang saat ini baru menjadi murid tahun kedua, apabila di ujian pertama ini kita harus melawan boneka petarung yang terbuat dari besi, lalu boneka petarung apa yang akan kita lawan di tahun ketiga dan keempat nanti saat ujian pertama ?," tanyaku.

"Tentu saja melawan boneka petarung yang terbuat dari bahan yang lebih kuat dari besi. Mungkin kita akan melawan boneka petarung yang terbuat dari berlian," ucap Noa.

"Aku yakin tidak ada yang bisa menyelesaikan ujian itu bahkan di hari pertama jika harus melawan boneka petarung yang terbuat dari itu," ucapku.

-

Sore harinya, di ruangan Elevrad.

Saat ini seluruh anggota Elevrad sedang berkumpul untuk mengerjakan beberapa dokumen yang diperlukan untuk persiapan turnamen dan festival akademi yang akan digelar tahun depan. Memang turnamen dan festival itu masih lama diselenggarakan, tapi perencanaannya harus dimulai dari jauh-jauh hari agar persiapannya bisa lebih maksimal.

Semua anggota Elevrad saat ini sedang mengerjakan dokumen-dokumen itu di beberapa ruangan-ruangan lain yang ada di lantai 7 gedung tengah. Memang selain ruang utama Elevrad, di lantai itu ada beberapa ruangan yang bisa digunakan oleh anggota Elevrad lainnya. Mereka memutuskan menggunakan ruangan-ruangan itu agar bisa fokus mengerjakan dokumen itu. Sepertinya mereka tidak fokus jika mengerjakan dokumen itu di ruang utama Elevrad dengan banyaknya anggota Elevrad yang berkumpul di ruang utama, makanya mereka memutuskan berpencar ke ruangan-ruangan yang lain. Begitupun juga denganku yang ikut menggunakan salah satu dari ruangan itu, tetapi aku tidak sendiri di ruangan itu karena ada Irene dan juga Elaina yang ikut membantu mengerjakan dokumen di ruangan itu.

"Aku masih tidak menyangka kalau senior Rid merupakan wakil ketua Elevrad, padahal senior Rid masih tahun kedua. Secara logika, jika senior Florian yang merupakan ketua Elevrad merupakan murid tahun keempat, bukankah wakil ketuanya juga harus dari tahun keempat atau 1 tingkat di bawahnya yaitu tahun ketiga ?," tanya Elaina.

"Aku sendiri pun juga tidak menyangka kalau aku akan dipilih menjadi wakil ketua. Bahkan anggota Elevrad yang lain juga tidak keberatan denganku yang menjadi wakil ketua," ucapku.

"Tapi, jika dilihat dari prestasi, popuralitas dan kekuatan senior Rid, menurutku pantas bagi senior Rid untuk menjadi wakil ketua. Bahkan menurutku akan lebih pantas lagi bagi senior Rid untuk menjadi ketua Elevrad saat ini," ucap Elaina.

"Menjadi ketua Elevrad saat ini ? Aku saja masih belum terbiasa dengan tugas sebagai wakil ketua Elevrad. Lagipula aku masih seorang murid tahun kedua, menjadi wakil ketua Elevrad saat menjadi murid tahun kedua saja sudah merupakan pencapaian yang luar biasa, tidak mungkin aku menjadi ketua Elevrad saat masih menjadi murid tahun kedua," ucapku.

"Yah itu hanya menurutku saja," ucap Elaina.

-

Sekitar 1 jam kemudian.

"Akhirnya selesai juga. Aku tidak menyangka kalau dokumen yang harus aku kerjakan sebagai wakil ketua Elevrad sebanyak ini. Aku tidak bisa membayangkan sebanyak apa dokumen yang harus dikerjakan jika aku menjadi ketua Elevrad," ucapku.

"Kamu harus membiasakannya, Rid. Lagipula tahun depan kamu pasti akan menjadi ketua Elevrad menggantikan senior Florian," ucap Irene.

"Benar juga. Sepertinya tahun depan akan sangat sibuk," ucapku.

"Ini, aku sudah selesai dengan dokumenku," ucap Irene.

"Terima kasih, Irene," ucapku.

"Aku juga sudah selesai dengan dokumenku," ucap Elaina.

"Terima kasih, Elaina. Dengan ini kita sudah menyelesaikan semua dokumen yang merupakan bagian kita. Aku harus memberikan dokumen ini kepada senior Florian. Kalau begitu, aku pergi dulu," ucapku.

Aku pun pergi meninggalkan ruangan itu dan menuju ruangan utama Elevrad untuk memberikan dokumen itu kepada senior Florian.

"Karena semua dokumen sudah selesai dikerjakan, aku izin untuk pulang lebih dulu, senior Irene. Aku harus berlatih karena seminggu lagi ujian pertama untukku dan murid tahun pertama yang lainnya akan dimulai," ucap Elaina.

"Silahkan saja jika kamu mau pulang lebih dulu untuk berlatih. Aku akan pulang nanti setelah Rid selesai dengan urusannya," ucap Irene.

"Baiklah. Ngomong-ngomong, kamu kelihatannya tidak gelisah sama sekali dengan ujiannya ya, senior ? Seperti yang diharapkan dari orang sekuat dirimu, kamu sama sekali tidak takut dengan ujian mendatang. Kalau aku agak sedikit gelisah karena aku juga tidak tahu ujian apa yang akan aku hadapi," ucap Elaina.

"Bahkan seorang putri pedang juga bisa gelisah ya. Yah itu wajar karena kamu belum pernah mengikuti ujian ini sebelumnya jadi kamu tidak tahu apa yang akan kamu hadapi di ujian ini. Sayangnya, aku tidak bisa memberi tahumu secara rinci tentang ujian apa yang akan dihadapi olehmu nanti karena akan diberi hukuman oleh akademi apabila seorang senior memberitahukan konten ujian kepada juniornya. Tapi kamu tidak perlu gelisah seperti itu, menurutku dengan kemampuanmu saat ini, kamu bisa dengan mudah menyelesaikan ujian pertama itu dengan sempurna," ucap Irene.

-

Di ruang utama Elevrad.

"Terima kasih karena telah mengerjakan dokumen-dokumen ini, Rid, ah maksudku wakil ketua," ucap senior Florian.

"Sepertinya kamu sedang berusaha meniru senior Vyn saat dia masih menjadi ketua Elevrad ya, senior ?," tanyaku.

"Ahahah, tidak kok. Ngomong-ngomong, apa setelah ini kamu mau pulang ?," tanya senior Florian.

"Iya," ucapku.

"Aku minta tolong untuk mengantarkan dokumen ini ke nona Karina untuk ditandatangani oleh beliau, karena kebetulan kamu juga ingin pulang ke asrama," ucap senior Florian.

"Baiklah, senior," ucapku.

"Maaf ya karena masih merepotkanmu padahal kamu sudah ingin pulang," ucap senior Florian.

"Tidak apa-apa, senior. Kalau begitu aku pamit untuk pulang dan mengantarkan dokumen ini dulu," ucapku.

"Iya, silahkan, wakil ketua," ucap senior Florian.

Aku pun pergi menuju pintu untuk keluar dari ruangan utama Elevrad. Saat aku hendak mau membuka pintu, tiba-tiba pintu tersebut dibuka oleh seseorang.

"Rid ? Kamu belum pulang ?," tanya Enzo.

Ternyata yang membuka pintu itu adalah Enzo. Enzo tidak sendiri, ada putri Amelia juga dibelakangnya.

"Ini aku mau pulang, tapi aku mau mengantarkan dokumen ini ke nona Karina terlebih dahulu sebelum pulang," ucapku.

"Begitu ya," ucap Enzo.

"Kamu sendiri belum pulang, Enzo ?," tanyaku.

"Belum. Aku masih ada perlu dengan senior Florian," ucap Enzo.

"Begitu ya. Kalau begitu aku pamit untuk pulang dulu ya. Sampai nanti, Enzo, putri Amelia," ucapku.

"Iya sampai nanti, Rid," ucap Enzo.

"Sampai nanti," ucap putri Amelia.

Lalu aku pun pergi meninggalkan mereka dan pergi ke ruangan yang sebelumnya aku pakai untuk mengerjakan dokumen karena aku mau mengajak Irene untuk pulang juga. Setelah itu, aku dan Irene pun pergi menuruni tangga untuk pergi keluar dari gedung tengah akademi. Sementara itu, Enzo dan putri Amelia pun masuk ke dalam ruangan utama Elevrad untuk mendiskusikan sesuatu dengan senior Florian.

-

Di ruangan kepala akademi.

Aku saat ini sedang berbicara dengan nona Karina di ruangan itu, sementara Irene sedang menungguku di luar gedung staf dan pengajar akademi.

"Ada perlu apa kamu kemari, wakil ketua ?," tanya nona Karina.

"Tolong panggi aku dengan nama saja seperti biasa, nona. Panggilan 'wakil ketua' itu membuatku tidak nyaman," ucapku.

"Fufufu, baiklah. Jadi ada perlu apa kamu kesini ?," tanya nona Karina lagi.

"Aku kesini untuk mengantarkan dokumen ini. Tolong nanti dibaca dan ditandatangani, nona," ucapku.

"Baiklah. Sudah lama ya kita tidak bertemu dan berbicara berdua seperti ini," ucap nona Karina.

"Yah itu karena aku selama ini tidak ada keperluan dengan nona. Jadi kesempatan kita untuk bertemu itu jarang," ucapku.

"Yah kamu benar. Ngomong-ngomong, kelihatannya kamu cukup akrab dengan komandan prajurit yang menjaga akademi ini," ucap nona Karina.

"Akrab apanya, nona ? Aku kan tidak pernah mengobrol dengan dia," ucapku.

"Kamu tidak perlu berbohong. Aku tau kalau kamu dan dia selama ini selalu berlatih tanding di taman akademi saat jam 4 pagi," ucap nona Karina.

Mendengar perkataan nona Karina, aku sedikit terkejut.

"Ketahuan ya, maafkan aku, nona, karena telah berbohong. Dan maafkan aku juga karena telah menggunakan taman akademi sebagai tempat berlatih tanding," ucapku.

"Tidak apa-apa, santai saja. Lagipula taman akademi juga tidak mengalami kerusakan saat kalian berlatih tanding. Jadi, apa tujuanmu berlatih tanding dengan Violetta ?," tanya nona Karina.

"Tidak ada tujuan apa-apa, nona. Aku berlatih tanding dengan nona Violetta murni karena aku ingin bertambah kuat," ucapku.

"Begitu ya, aku kira kamu berlatih tanding dengannya untuk mengukur kekuatan seorang komandan," ucap nona Karina.

"Mengukur kekuatan seorang komandan ? Untuk apa aku melakukan itu ?," tanyaku.

"Kamu tahu kan kalau ada 2 cara bagi murid tahun keempat untuk bisa lulus dari akademi ini. Pertama adalah dengan mengumpulkan 150.000 poin hingga akhir tahun ajaran atau mengalahkan Komandan Prajurit Kerajaan San Fulgen. Jika berhasil mengalahkan komandan prajurit, meski di awal tahun ajaran, kamu akan langsung lulus dari akademi ini. Jadi aku kira, kamu sedang mengukur kekuatan seorang komandan karena kamu ingin mencoba melawan mereka saat tahun keempat nanti," ucap nona Karina.

"Tidak, nona. Aku tidak berpikiran seperti itu. Aku murni hanya ingin berlatih agar bisa menjadi kuat. Lagipula, apa nona Violetta termasuk Komandan Prajurit juga ? Dia kan hanya menjaga akademi ini saja, berbeda dengan komandan prajurit lain yang mempunyai wilayah yang mereka jaga," ucapku.

"Memang Violetta hanya menjadi Komandan Prajurit yang menjaga akademi ini saja. Tetapi dia sudah termasuk ke dalam salah satu Komandan Prajurit di kerajaan San Fulgen. Dan lagi, kekuatan dia juga setara dengan para komandan lainnya," ucap nona Karina.

"Begitu ya," ucapku.

"Yah aku tidak akan mempermasalahkan apapun alasanmu melakukan latih tanding dengan Violetta. Daripada itu, bagaimana keadaan Elevrad saat ini ? Apa ada sesuatu yang menurutmu mencurigakan ?," tanya nona Violetta.

"Sesuatu yang mencurigakan ya, mungkin ada. Sebelum aku datang ke ruangan nona Karina, aku bertemu dengan senior Florian terlebih dahulu di ruangan utama Elevrad. Lalu aku pun pergi dari ruangan itu dan aku berpapasan dengan Enzo dan putri Amelia saat keluar dari ruangan itu. Enzo bilang kalau dia ada perlu dengan senior Florian dan sepertinya putri Amelia juga. Lalu Enzo dan putri Amelia pun masuk ke ruangan itu. Melihat mereka bertiga yang merupakan anak dari ketiga Duke berada di ruangan itu, aku merasa kalau mereka sedang merencanakan sesuatu yang mencurigakan," ucapku.

-

1 Minggu kemudian.

Ujian Pertama akademi pun telah dimulai dan kami pun berhasil menyelesaikan ujian pertama itu dengan sempurna

-Bersambung